TEORI DAN RISET PENGAJARAN Hansiswany Kamarga PENDIDIKAN ILMU Mempelajari apa yang terjadi dalam upaya manusia melakukan pendidikan UPAYA Tujuan : Menemukan kebenaran, dirumuskan dalam bentuk prinsip, generalisasi, teori, hukum Usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk peran di masa depan Usaha sadar Tujuan jelas, Terencana, Tuntutan masyarakat Pengertian dan Ruang Lingkup Pengajaran/Pembelajaran Aplikasi di lapangan Fenomena Pendidikan Dikembangkan berdasarkan kebutuhan lapangan Pengajaran Menemukan prinsip Area of Study Ideal berdasarkan teori Pengertian Pengajaran/Pembelajaran definition of learning is a process that brings together cognitive, emotional, and environmental influences and experiences for acquiring, enhancing, or making changes in one's knowledge, skills, values, and world views (Illeris,2000;Ormorod, 1995). Learning as a process focuses in what happens when the learning takes place. Explanations of what happens are called learning theories. A learning theory is an attempt to describe how people and animals learn, thereby helping us understand the inherently complex process of learning. Learning theories have two chief values according to Hill(2002). One is in providing us with vocabulary and a conceptual framework for interpreting the examples of learning that we observe. The other is in suggesting where to look for solutions to practical problems. The theories do not give us solutions, but they do direct our attention to those variables that are crucial in finding solutions. Pengertian Pengajaran/Pembelajaran There are three main categories or philosophical frameworks under which learning theories fall: behaviorism, cognitivism, and constructivism Behaviorism focuses only on the objectively observable aspects of learning. Cognitive theories look beyond behavior to explain brain-based learning. Constructivism views learning as a process in which the learner actively constructs or builds new ideas or concepts. Landasan Pengajaran/Pembelajaran Salah satu dari tujuan pendidikan adalah mempersiapkan siswa dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan agar kelak dapat berfungsi sebagai orang dewasa. Dengan perubahan yang cepat terjadi di dunia ini, maka perlu dilakukan penilaian kembali tentang apa yang diharapkan dipelajari oleh siswa di sekolah. Dikemukakan oleh Gage (1998) bahwa pengajaran adalah aktivitas seseorang (guru) yang bertujuan untuk membantu proses belajar orang lain (siswa). Pembelajaran mengacu kepada keputusan guru yang berkaitan dengan kurikulum dan tujuannya adalah menambah kesempatan belajar siswa. Pengajaran dilandasi atas 4 (empat) kriteria yakni Pembelajaran yang efektif; Pengajaran merupakan keseimbangan antara seni dan pengetahuan; Guru sebagai pengambil keputusan, dan Siswa sebagai pembelajar yang otonom. Pembelajaran sebagai Area of Study PERSPEKTIF PENELITIAN Positif / Dasar Hukum / Interpretasi / Deskriptif / Eklektik GURU Pikiran/Perasaan/ Pemahaman CONTENT / CURRICULUM Topik / Subjek ; Struktur ; Episode Transaksi Sosial SISWA GURU PROSES KELAS Kapasitas Perilaku Kapasitas Perilaku Transaksi Akademik KONTEKS & JUMLAH Individual / Kelompok / Kelas / Sekolah / Budaya SISWA Pikiran/Perasaan/ Pemahaman AGENDA Pembelajaran akademis / sosialisasi Diadaptasi dari Shulman, 1986 Dimensi-dimensi Belajar Kebiasaan menggunakan pikiran Penggunaan pengetahuan secara bermakna Perluasan dan pendalaman pengetahuan Perolehan dan Pengintegrasian pengetahuan Sikap dan persepsi Dimensi-dimensi Belajar Sikap positif dan persepsi tentang belajar Sikap dan persepsi mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Jika siswa memiliki pandangan yang kurang menyenangkan terhadap kelasnya, maka mereka tidak akan dapat belajar banyak; demikian pula jika siswa memiliki sikap negatif terhadap tugas-tugasnya di kelas maka perolehan belajarnya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Elemen kunci untuk pembelajaran yang efektif adalah membantu siswa untuk mengembangkan sikap dan persepsi positif tentang belajar dan kelasnya. Dimensi-dimensi Belajar Perolehan dan pengintegrasian pengetahuan Membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru, mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki, dan menyimpannya di dalam memori merupakan aspek penting lain dalam belajar. Ketika siswa belajar tentang informasi baru, mereka harus dituntun dalam menghubungkan pengetahuan baru tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui, mengorganisasikan informasi tersebut, kemudian menjadikannya sebagai bagian pengetahuannya di Long-term Memory (LTM) yang dikatakan sebagai proses internalisasi. Dimensi-dimensi Belajar Perluasan dan pendalaman pengetahuan Belajar tidak berhenti sampai memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan. Siswa diharapkan mengembangkan pengetahuannya secara lebih mendalam melalui proses perluasan dan pendalaman pengetahuan dengan cara menganalisis apa yang telah dipelajari. Proses analisis dapat dilakukan melalui kajian perbandingan, klasifikasi, abstraksi, induktif/deduktif, mengkonstruksi, analisis kesalahan, analisis perspektif. Guru diharapkan mempertimbangkan dua pertanyaan penting berkenaan dengan perencanaannya terhadap dimensi ketiga ini : Informasi apa yang penting bagi siswa agar mereka dapat memperluas dan memperdalam pengetahuannya ? Strategi dan aktivitas apa yang akan digunakan untuk membantu siswa memperluas dan memperdalam informasi tersebut ? Dimensi-dimensi Belajar Penggunaan pengetahuan secara bermakna Belajar yang dianggap paling efektif adalah ketika pengetahuan digunakan untuk menunjukkan tugastugas yang bermakna. Pastikan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan pengetahuannya menjadi bermakna. Melalui proses pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir seperti membuat keputusan, memecahkan masalah, penemuan, penyelidikan, eksperimen, dan analisis sistem, maka siswa akan menggunakan pengetahuannya tersebut secara bermakna. Dimensi-dimensi Belajar Kebiasaan berpikir yang produktif Aspek terakhir dalam dimensi belajar berkenaan dengan kebiasaan berpikir yang produktif, yakni kebiasaan berpikir kritis dan kreatif. Meskipun penguasaan konten itu perlu, tetapi hal ini bukanlah tujuan utama pendidikan. Pengembangan mental pembiasaan di mana siswa belajar menurut apa yang diinginkan atau dibutuhkan dalam kehidupannya merupakan tujuan terpenting dalam pendidikan. Beberapa kebiasaan berpikir di antaranya : Memahami dan mencoba untuk memahami dengan jernih Berpikir secara terbuka (open mided) Berupaya untuk menahan dorongan emosi Menyadari akan konsekuensi terhadap pemikirannya sendiri Melakukan evaluasi terhadap efektivitas perilaku Mendorong diri sendiri untuk berkembang berdasarkan kesadaran akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan Konsisten terlibat dalam tugas-tugas meskipun jawaban atau solusi terhadap masalah belum diperoleh.