bab ii kajian pustaka

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran yang dituntut dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013, lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada
tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya (Mulyasa, 2013:6).
Kurikulum 2013 ini, membangun jiwa seseorang sehingga memiliki sikap yang baik
dibalik pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Suatu karakter yang dapat
membekali siswa dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi.
Dalam kurikulum 2013 pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru, tetapi
terfokus pada peserta didik. Peserta didik dituntut aktif dalam proses pelaksanaan
pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Menurut
Mulyasa (2013:6), dalam iklim pendidikan yang demikian diharapkan mampu
melahirkan calon-calon penerus pembangun masa depan yang sabar, kompeten,
mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi berbagai macam
tantangan, dengan tetap bertawakal kepada sang pencipta.
2.2 LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)
Bagi para guru dan siswa istilah LKS atau sekarang yang lebih dikenal dengan
LKPD adalah salah satu perangkat belajar siswa berupa ringkasan materi pelajaran
yang dapat menuntun kegiatan belajar siswa. Suyanto, dkk (2011:1) menjelaskan
bahwa LKS merupakan bagian dari enam perangkat pembelajaran. Para guru di
negara maju, seperti Amerika Serikat mengembangkan enam perangkat pembelajaran
untuk setiap topik, di mana untuk IPA disebut science pack. Keenam perangkat
8
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
9
pembelajaran tersebut adalah (1) Syllabi (silabi), (2) Lesson plan (RPP), (3) Hand out
(bahan ajar), (4) Student worksheet atau Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) Media
(minimal powerpoint), dan (6) Evaluation sheet (lembar penilaian).
Pendapat pakar pendidikan yang menjelaskan tentang pengertian LKS, seperti
menurut Rustaman dalam Majid (2013:374), “LKS merupakan salah satu alat bantu
pengajaran berupa lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
LKS berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, baik
tugas teori maupun tugas praktikum”.
Sebuah LKPD tentunya memiliki beberapa ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dengan perangkat pembelajaran lainnya. Rustaman (dalam Majid,
2013:374) menyebutkan, adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah LKS adalah
sebagai berikut:
a.
b.
Memuat semua petunjuk yang diperlukan siswa;
Petunjuk ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat singkat dan kosakata
c.
d.
e.
f.
yang sesuai dengan umur dan kemampuan pengguna;
Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh siswa;
Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan siswa;
Memberikan catatan yang jelas bagi siswa atas apa yang telah mereka lakukan;
Memuat gambar yang sederhana dan jelas.
Selain ciri-ciri tertentu, LKPD juga terdiri atas beberapa jenis, menurut
Ibrahim (2008) dalam Trianto (2010:212), LKS dapat dibagi dalam 2 macam, yaitu:
(1) Lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan
dan mengembangkan serta menemukan konsep dalam suatu tema (lembar
kegiatan siswa tak berstruktur)
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
10
(2) Lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu
proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru (lembar kegiatan
siswa berstruktur).
Menurut Prastowo (2012:209), terdapat 5 macam LKS yang umumnya
digunakan oleh peserta didik, yaitu :
(1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
(2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegritas berbagai
konsep yang telah ditemukan
(3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar
(4) LKS yang berfungsi sebagai penguat
(5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum
Berdasarkan pendekatan yang digunakan, Jonhstone dan Shavaili (2005)
dalam Majid (2013:374), membagi LKS menjadi 4 bentuk, yaitu:
(1) Bentuk LKS ekspositori yang hasil pengamatannya sudah diterapkan sebelumnya
dan prosedurnya telah dirancang oleh guru, siswa hanya tinggal mengikuti
prosedur tersebut
(2) Bentuk LKS inkuiri, dimana hasil pengamatan belum ditetapkan sebelumnya
sehingga hasil pengamatan oleh siswa dapat beragam dan prosedur dalam LKPD
dapat dirancang oleh siswa
(3) Bentuk LKS penemuan, yaitu hasil yang didapatkan sudah ditetapkan sebelumnya
dan prosedur telah dirancang oleh guru
(4) LKS pemecahan masalah, yaitu hasil dari LKS tersebut ditetapkan sebelumnya
dan prosedur dirancang oleh siswa.
Lembar kerja siswa dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa, membantu siswa
menemukan dan mengembangkan konsep, melatih siswa menemukan konsep,
menjadi alternative cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
siswa, serta dapat memotivasi siswa (Trianto, 2010:212).
11
Mengingat
pentingnya
LKS dalam kegiatan pembelajaran, Prastowo (2012:205) menjabarkan fungsi LKS
sebagai bahan ajar yaitu:
a.
b.
c.
d.
Meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan peserta didik.
Mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan.
Ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
Berdasarkan fungsi LKS diatas, Prastowo (2012:206) menyebutkan tujuan
penyusunan LKS sebagai berikut:
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan.
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap
materi yang diberikan.
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Menurut Ibrahim (2008) dalam Trianto (2010:213), “Sebagai bahan
pertimbangan penulisan lembar kegiatan siswa, setiap lembar kerja siswa yang
disediakan memenuhi kriteria penulisan sebagai berikut: (1) mengacu pada
kurikulum; (2) mendorong siswa untuk belajar dan bekerja; (3) bahasa yang
digunakan mudah dipahami; (4) tidak dikembangkan untuk menguji konsep-konsep
yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.”
LKPD untuk setiap tingkat sekolah baik itu SD, SMP, dan SMA atau bahkan
perguruan tinggi tentunya juga memiliki perbedaan. LKPD untuk SD biasanya
sederhana dan bergambar. Hal itu disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental
siswa yang masih bersifat operasional konkrit. Untuk siswa sekolah menengah,
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
12
LKPD lebih abstrak sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa yang menurut
Piaget (1970) sudah mampu berfikir formal (Suyanto, dkk, 2011:3).
2.3 Pembelajaran Berbasis Inquiry
2.3.1 Pengertian Inquiry
Banyak pakar-pakar pendidikan yang menjelaskan tentang istilah Inquiry.
Seperti Schmidt (Rusman, 2012:40), inkuiri berasal dari bahasa inggris yang dapat
diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan
ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan
pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri
adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan mengunakan kemampuan
berfikir kritis dan logis.
Depdikbud (1997) dan NRC (2000) dalam Rusman (2012:40), menjelaskan
bahwa secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatankegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku
dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau
investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan mengunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan
menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Menurut Ngalimun (2014:33), “Pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi
yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara
memecahkan masalah dalam suatu penelitian ilmiah.” Pendapat lain yang
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
13
menjelaskan maksud dari inkuiri adalah Majid (2013:223) yang menyatakan bahwa,
“Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena
dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran”.
Majid (2013:222) juga menjelaskan bahwa strategi pembelajaran inkuiri
menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Fredericks (1991) dalam
Ngalimun (2014:33), ‘pendekatan inkuiri didasarkan atas tiga pengertian, yaitu siswa
terlibat dengan kesempatan belajar dengn derajat “Self-direction” yang tinggi; siswa
dapat mengembangkan sikap yang baik terhadap belajar, juga siswa dapat menjaga
dan menggunakan informasi untuk waktu yang lama.’
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran
inkuiri yaitu pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa dalam mencari dan
menemukan suatu materi pelajaran. Ngalimun (2014:35) menegaskan bahwa tujuan
umum pendekatan inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan
keterampilan intelektual untuk memunculkan masalah dan kemudian dapat mencari
jawabannya sendiri sehingga mereka dapat menjadi pemecah masalah mandiri.
Menurut Zuriyani (2012:11), ada beberapa jenis pembelajaran inkuiri yaitu
sebagai berikut :
1. Inkuiri Terbimbing
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
14
Dimana proses pembelajarannya menuntut siswa untuk menemukan konsep
berdasarkan petunjuk dari guru, yaitu dapat berupa pertanyaan, penjelasan seperlunya
pada saat melakukan percobaan, dan sebagainya. Metode inkuiri terbimbing ini,
biasanya digunakan bagi siswa yang baru permulaan mengenal metode inkuiri
sehingga membutuhkan lebih banyak bimbingan kemudian baru dikurangi sedikit
demi sedikit.
2. Inkuiri Bebas
Pembelajaran dengan metode ini diperuntukkan bagi siswa yang telah
berpengalaman dengan pendekatan inkuiri. Pada pembelajaran ini siswa bertindak
seakan menjadi seorang ilmuan yang memiliki kebebasan untuk menyelidiki,
menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau
langkah-langkah yang diperlukan.
3. Inkuiri Bebas Modifikasi
Motode yang digunakan yaitu kolaborasi atau modifikasi antara inkuiri
terbimbing dan inkuiri bebas. Pembelajaran dengan metode ini tetap berdasarkan
kurikulum yaang telah ada, bukan dari siswa sendiri. Gurulah yang menetapkan
masalah dan siswa menyelesaikan masalah, tetap dengan bimbingan dari guru tetapi
lebih sedikit dari inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, Hendi (2010:31) juga menjelaskan
tentang inkuiri terbimbing dalam tesisnya, yang mengutip kalimat Suparno (2007:68)
bahwa inkuiri yang terarah atau inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang banyak
dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
15
lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses
inkuiri.
Menurut Hendi (2010:31) “Dalam bentuk inkuiri ini, guru sudah memiliki
jawaban sebelumnya. Sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan
dan idenya. Masalah yang diberikan oleh guru dan siswa memecahkannya sesuai
dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru.”
Dalam penerapan pembelajaran inquiry terbimbing sebagaimana yang
dijelaskan diatas, menggambarkan bahwa guru hanya bertindak sebagai pengarah,
yang memberi petunjuk kepada siswa baik berupa langkah-langkah ataupun
pertanyaan-pertanyaan. Sedangkan siswa lebih ditekankan untuk berfikir kritis,
kreatif, dan jujur. Dimana siswa harus kritis terhadap masalah yang diberikan oleh
guru, kreatif dalam pemecahan masalahnya, dan jujur dalam bertindak dan
mengemukakan hasil yang didapatnya.
2.3.2
Langkah- Langkah Pembelajaran Berbasis Inquiry
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tahapan-tahapan pembelajaran
Inquiry, diantaranya Trianto (2009:114) menyebutkan bahwa ada lima siklus inkuiri,
terdiri dari:
a)
b)
c)
d)
e)
Observasi (Observation).
Bertanya (Questioning).
Mengajukan dugaan (Hyphotesis).
Pengumpulan data (Data gathering).
Penyimpulan (Conclussion).
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
16
Gulo (2002) dalam Trianto (2009:168) menyatakan, bahwa kemampuan yang
diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a)Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan.
Dimana pertanyaannya dapat dituliskan di papan tulis, agar lebih jelas. Selanjutnya
siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
b)Merumuskan Hipotesis
Dalam kegiatan selanjutnya, guru meminta gagasan untuk kemungkinan
hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi
permasalahan yang dapat diuji dengan data. Dari semua gagasan yang ada, dipilih
salah satu solusi yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
c)Mengumpulkan Data
Dari hipotesis yang telah dirumuskan, selanjutnya digunakan sebagai
penuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik,
atau grafik.
d)Analisis Data
Analisis data berfungsi untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan oleh
siswa. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’.
Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis
yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat
menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.
e)Membuat Kesimpulan
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
17
Langkah terakhir dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan
sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Begitu juga Ngalimun (2014:36) yang membagi tahapan pendekatan inkuiri
menjadi 5 tahap, yaitu:
1. Penerimaan dan pendefinisian masalah
2. Pengembangan hipotesis
3. Pengumpulan data
4. Pengujian hipotesis
5. Penarikan kesimpulan.
Dari tahapan inquiry di atas, terlihat bahwa metode tersebut menggunakan
prinsip metode ilmiah atau saintifik, dimana siswa berusah dalam menemukan suatu
prinsip atau teori.
2.3.3
Penerapan Langkah Inquiry di dalam LKPD
Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dikembangkan dalam penelitian
ini mengikuti prosedur LKPD yang telah ditetapkan oleh DEPDIKNAS tahun 2008,
dimana strukturnya adalah sebagai berikut :
a) Judul.
b) Petunjuk belajar.
c) Kompetensi yang akan dicapai.
d) Informasi pendukung.
e) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja.
f) Penilaian.
Tetapi pada latihan dan langkah-langkah kerja dalam LKPD eksperimen ini
akan dimodifikasi disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran inkuiri
terbimbing. Hal ini bertujuan agar proses proses pembelajaran lebih menarik, dimana
siswa aktif dalam proses mencari dan menemukan, dan guru hanya bertindak sebagai
fasilitator.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
18
2.4 Pembelajaran Eksperimen
Pembelajaran eksperimen merupakan pembelajaran yang merujuk pada
kegiatan langsung yang dilakukan siswa, menyangkut materi pelajaran khususnya
materi IPA. Pada pembelajaran eksperimen ini, siswa langsung ke lapangan untuk
mengamati atupun mencoba sesuatu hal secara nyata. Pembelajaran secara langsung
ini, dapat menghilangkan keraguan siswa tentang suatu pelajaran terutama yang
jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Majid (2013:72), pembelajaran
langsung pada umumnya dirancang secara khusus untuk mengembangkan aktifitas
belajar siswa yang berkaitan dengan aspek pengetahuan prosedural (pengetahuan
tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) dan pengetahuan deklaratif (pengetahuan
tentang sesuatu yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi) yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pendapat lainnya yang menejaskan tentang pembelajaran langsung atau lebih
dikenal pembelajaran eksperimen (percobaan) yaitu Djamarah (2000) dalam Trianto
(2010:136) yang menjelaskan bahwa, “Metode percobaan adalah metode pemberian
kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan
suatu proses atau percobaan.” Menurut Roestiyah (2001) dalam Trianto (2010:136),
Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi
oleh guru.
Trianto (2010:137) menjelaskan bahwa teknik ini mempunyai tujuan agar
siswa mampu menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
19
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat terlatih dalam
cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa dapat menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Dalam melakukan eksperimen tentunya, ada bebarapa prosedur yang harus
dipahami, yaitu Roestiyah (2001) dalam Trianto (2010:137):
a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b) Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat,
urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
2.5 Tinjauan Materi tentang Sistem Organisasi Kehidupan
2.5.1 Konsep Sistem Organisasi Kehidupan
Sistem organisasi kehidupan, dimulai dari tingkatan paling rendah misalnya
sel hingga membentuk tingkatan yang lebih tinggi (biosfer). Lebih rinci urutannya
yaitu molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme (individu), populasi,
komunitas, ekosistem, biosfer. Krohne (2001:1) menjelaskan bahwa tingkatan atau
hirarki organisasi kehidupan dapaat digambarkan sebagai berikut:
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
20
Subatomic Particle
Tissues
Atoms
Organs
Populations
Ecosphere
Galaxies
Molecules
Cells
Organ Systems
Communities
Earth
Organisms
Ecosystems
Planets
Solar System
Universe
Dari penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa satu tingkatan berasal dari
kumpulan tingkatan sebelumnya, hingga mencapai pada kompleksitas.
2.5.2
Sel Sebagai Unit Struktural dan Fungsional Kehidupan
Sel merupakan suatu unit struktural, fungsional, sebagai punyusun terkecil
suatu makhluk hidup. Sel makhluk hidup terdiri atas 2 jenis yaitu sel prokariotik dan
sel eukariotik. Menurut Campbell dkk., (2002:116), sel prokariotik hanya dimiliki
oleh bakteri dan arkea sedangkan sel eukariotik dimiliki oleh protista, tumbuhan,
jamur, dan hewan.
Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani pro, yang artinya
“sebelum”, dan karyon, yang artinya “kernel”, yang disebut nukleus. Sel prokariotik
tidak memiliki nukleus (Gambar 2.1). Materi genetik (DNA) terkhususkan pada suatu
daerah yang dikenal sebagai nukleoid, yang tidak memiliki membran inti. Sebaliknya
sel eukariotik juga berasal dari bahasa Yunani, eu yang artinya “sebenarnya” dan
karyon. Jadi, kta eukariotik merupakan sel yang memiliki nukleus yang sebenarnya
dan dibungkus oleh selubung (membran) nukleus (Campbell, 2002:116)
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
21
Kapsul
Gambar 2.1 Struktur sel prokariotik (a) Bakteri berbentuk batang (b) Bakteri Bacillus
coagulan dilihat dengan menggunakan mikroskop elektro
(Campbell,2002:116)
Sel eukariotik yang umumnya banyak terdapat pada makhluk hidup memiliki
struktur yang lebih lengkap dibandingkan sel prokariotik. Pada sel eukariotik hewan
dan sel eukariotik tumbuhan pada umumnya memiliki organel-organel yang sama,
tetapi ada beberapa organel yang ada pada sel hewan tetapi tidak terdapat pada sel
tumbuhan, begitu juga sebaliknya. Fahn (1995:19) menjelaskan bahwa komponen
utama sel tumbuhan yaitu dinding sel, sitoplasma dan nukleus. Dalam sitoplasma
terdapat beberapa organel yaitu retikulum endoplasma, aparatus golgi, plastid,
mikrobadan, ribosom, sferosrom, mikrotubula, vakuola, dan zat-zat ergastik.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
a.
22
b.
Gambar 2.2. Sel Eukariotik (a) Sel Hewan (b) Sel Tumbuhan (Campbell, 2002:118)
Berdasarkan Anonim (2013:105), ada beberapa ahli yang mengemukakan
pendapatnya tentang sel tersebut diantaranya:
a) Robert Hooke (1635-1703)
Yang melihat struktur sel dari sayatan gabus yaitu terlihat seperti ronggarongga dibatasi dinding tebal seperti sarang lebah menggunakan mikroskop.
Rongga-rongga tersebut dinamakannyaa sebagai sel.
b) Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Schleiden menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan dan tubuh
tumbuhan adalah sel. Begitu pula T. Schwann yang mengamati hewan
menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua
penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil
penyusun makhluk hidup.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
c)
23
Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman
anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian
diberi nama inti sel (nukleus). Berdasarkan analisisnya diketahui bahwa inti sel
selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu
untuk mengatur segala proses yang terjadi didalam sel.
d) Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan
e)
dalam sel (protoplasma).
Max Schultze (1825-1874)
Mex Schulze menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik
kehidupan yang merupakan tempat terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa
teori sel antara lain:
a. Sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. Sel merupakan unit fungsional mkhluk hidup;
c. Sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. Sel merupakan unit hereditas.
2.5.3 Jaringan
Menurut Campbell, dkk (2004:5), Jaringan merupakan kumpulan dari
beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang
berbeda memiliki struktur yang berbeda disesuaikan dengan fungsinya. Jaringan yang
terdiri atas sel-sel disatukan oleh matriks ekstraseluler lengket yang melapisi atau
menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat.
1. Jaringan sel hewan
Jaringan sel hewan dapat digolongkan dalam 4 kategori utama: jaringan
epitelium, jaringan ikat, jaringan saraf dan jaringan otot (Campbell, 2004:5).
2. Jaringan sel tumbuhan
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
24
Jaringan sel tumbuhan terdiri atas:
a. Jaringan meristem
Berdasarkan sifat-sifat dasar selnya, jaringan meristem dibagi menjadi
meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer dapat dibedakan menjadi
daerah-daerah dengan tingkat perkembangan sel yang berbeda yaitu promeristem (sel
initial apikal) yang terdiri dari sekelompok sel yang berdiferensiasi sampai tingkat
tertentu dan sekolompok sel yang berdiferensiasi sebagian yang terdiri atas
protoderm, prokambium dan meristem dasar (Gambar 2.3).
Gambar 2.3. Meristem primer dengan bagian-bagiannya (Soerodikoesoemo,
1993:53)
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
25
b. Jaringan permanen
Jaringan permanen meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan
penyokong (kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (xylem dan floem), serta
jaringan gabus.
Jaringan permanen terdiri atas 2 bagian yaitu:
a)
Jaringan pelindung yaitu Jaringan Epidermis.
Fahn (1995:254) mendefinisikan istilah epidermis yang merupakan lapisan sel
terluar dari daun, bagian bungan, buah dan biji, serta dari batang dan akar
sebelum menjalani penebalan sekunder.
(a)
(b)
Gambar 2.4. Jaringan pelindung, (a) Epidermis Tunggal, (b) Epidermis Ganda
(Soerodikoesoemo, 1993:77)
b) Jaringan Stereon/Penguat
Jaringan penguat terdiri atas sklerenkim, kolenkim, parenkim, jaringan
penggangkut (xilem dan floem), dan jaringan gabus/periderm. Menurut Fahn
(1995:135) yang menjelaskan tentang bagian yang terdapat dalam jaringan
penguat, yaitu: (1) Sklerenkim yang fungsi utamanya menopang, kadangkadang juga sebagai pelindung; (2) Kolenkim yang berfungsi sebagai jaringan
penunjang dalam organ yang mulai tumbuh, pada tumbuhan herba bahkan pada
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
26
orang dewasa ; (3) Parenkim berperan dalam penyembuhan luka dan
regenerasi; (4) Xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas
beberapa tipe sel. Sel-sel terpenting adalah unsur trakea yang merupakan selsel mati. Sel-sel tersebut terutama berperan dalam pengangkutan air dan juga
sebagai penunjang; (5) Floem merupakan jaringan majemuk dengan sel tapis
yang menjadi sel terpenting penyusun floem, sel ini berfungsi menyalurkan
hasil fotosintesis (Gambar 2.5).
(a)
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
27
1. Sel tanin
2. Kolenkim
3. Epidermis
4. Korteks
5. Daerah interfasikuler
6. Berkas pengangkut
7. Sarung amilum
8. Sarung amilum
9. Floem
10. Xilem
11. Protoxilem
(b)
Gambar
2.5.4
2.5.
Penampang melintang tumbuhan Dicotyledoneae, (a) Lotus
corniculatus,
irisan lengkap, (b) Tifolium hybridum, irisan
sebagian dengan dua
berkas pengangkut (Soerodikoesoemo,
1993:126)
Organ
Organ merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang memiliki fungsi
tertentu. Organ hewan dan tumbuhan sangat berbeda nyata baik bentuk maupun
fungsinya. Tapi keduanya tetap tersusun teratur dan komplek sesuai kebutuhan suatu
makhluk hidup.
2.5.5
Sistem Organ, Organisme
Sistem organ merupakan kumpulan dari beberapa organ yang saling berkaitan
dalam menjalankan fungsi yang sama. Beberapa contoh organ yang saling berkaitan
membentuk suatu sistem yaitu sebagai berikut (Anonim, 2013:119):
1. Sistem Pencernan
: Mulut (lidah,gigi), faring, esofagus, lambung, usus
halus, usus besar, hati, rektum, pankreas, dan anus.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493dbe
2. Sistem pernapasan
28
: Hidung, faring, epiglotis, laring, trakea, bronkus,
paru-paru, diafragma.
3. Sistem gerak (rangka): Tulang
4. Otot
: Otot
5. Sistem Transportasi/ sirkulasi/ peredaran darah : Jantung, pembuluh darah
(arteri, vena, kapiler).
6. Sistem Ekskresi
: Paru-paru, ginjal, kulit, dan hati
7. Sistem Reprosuksi
: Testis, Ovarium.
Download