Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN Latifah Kurnia, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin [email protected] Abstrak: Bahan ajar yang digunakan di sekolah selama ini belum mampu melatihkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan bahan ajar menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang memiliki tujuan khusus untuk mendeskripsikan: (1) validitas bahan ajar, (2) kepraktisan bahan ajar ditinjau dari keterlaksanaan RPP, (3) efektivitas bahan ajar ditinjau dari hasil belajar, dan (4) pencapaian kemampuan berpikir kreatif ditinjau dari tes hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model pengembangan ADDIE. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP, LKS, THB dan Materi ajar. Teknik analisis data berupa validasi bahan ajar, pengamatan keterlaksanaan RPP dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan: (1) bahan ajar dinyatakan valid dengan kategori sangat baik (2) kepraktisan bahan ajar terlaksana sangat baik, (3) efektivitas bahan ajar termasuk pada kategori efektif/sedang, dan (4) pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa termasuk dalam kategori kreatif. Diperoleh simpulan bahwa bahan ajar berorientasi kemampuan berpikir kreatif menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran. Kata kunci: Bahan ajar, kemampuan berpikir kreatif, model inkuiri terbimbing dan PENDAHULUAN Pendidikan adalah rencana untuk bertanggung lingkungan mewujudkan suasana belajar dan proses sosial jawab terhadap dan alam (Kemendikbud, 2014). pembelajaran agar peserta didik secara Pendidikan IPA diarahkan untuk aktif mengembangkan potensi dirinya inkuiri untuk memiliki kekuatan keagamaan, membantu pengendalian memperoleh pemahaman yang lebih kecerdasan, diri, akhlak kepribadian, mulia, serta dan berbuat sehingga dapat peserta didik untuk mendalam tentang alam sekitar. Oleh keterampilan yang diperlukan dirinya, karena masyarakat, bangsa dan Negara. IPA SMP/MTs menekankan pada pemberian sebagai berorientasi pengalaman belajar secara langsung aplikatif, pengembangan kemampuan melalui penggunaan dan pengembangan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin keterampilan proses dan sikap ilmiah. pendidikan tahu, dan pengembangan sikap peduli 201 itu pembelajaran IPA di Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 Kemampuan berpikir kreatif adalah RPP sesuai Kurikulum 2013 yang di salah satu kemampuan berpikir yang terapkan oleh sekolah, sehingga saat bisa dikembangkan dalam pembelajaran proses IPA. Berpikir kreatif diperlukan siswa menggunakan agar bisa menghadapi kehidupannya di tanya jawab dengan alasan keterbatasan masa yang akan datang. Filsaime (2008) waktu. Guru masih jarang menggunakan berpikir kreatif adalah suatu proses yang model pembelajaran yang membantu digunakan individu siswa melatihkan keterampilan ilmiah mendatangkan atau memunculkan suatu dengan menekankan pada pemberian gagasan baru pengalaman belajar secara langsung dimunculkan sebagai hasil dari proses seperti melakukan kegiatan praktikum. berpikir. Selain itu masalah tidak tersedianya ketika baru. Gagasan Faktanya, dari analisis hasil TIMSS pembelajaran metode guru masih ceramah dan LKS yang dapat melatih siswa untuk dibidang IPA pada tahun 2007 dan 2011 menerapkan menunjukkan dipelajari, yang Indonesia hanya mampu mencapai level mendukung pembelajaran menengah. siswa 2013 hanya buku paket yang terdiri dari Indonesia memiliki kemampuan yang satu buku siswa dan satu buku guru. cukup rendah dalam (1) memahami Kondisi-kondisi tersebut menjadi salah informasi yang kompleks, (2) menalar satu penyebab yang menjadikan hasil teori, analisis dan memecahkan masalah, belajar fisika tergolong rendah. Hal (3) memakai alat, dan prosedural, serta tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan (4) melakukan investigasi. Sebagian harian IPA siswa kelas VII tahun ajaran besar siswa hanya mampu mengerjakan 2015/2016 hanya 38% siswa yang soal sampai pada level menengah saja. mencapai Pada level rendah seperti mengingat, minimum (KKM) yang ditetapkan yaitu kemampuan siswa cukup baik, namun 75. bahwa Secara pada tingkat menalar peserta umum didik permasalahan konsep nilai yang tersedia kriteria telah untuk kurikulum ketuntasan Masalah mengenai buku pegangan baru siswa mengalami kesulitan. yang kurang atau tak ada buku Berdasarkan hasil wawancara pada penunjang lain selain buku pegangan guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri yang diberikan dapat diatasi dengan 13 Banjarmasin Hj. Mariani, S.Pd pada pembuatan tanggal 21 Januari 2016 bahwa guru mengutamakan masih belum menguasai cara membuat sehingga siswa lebih tertarik dalam 202 bahan ajar dengan kebutuhan siswa Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 membaca dan mampu belajar secara mandiri. (2013) Rohman mengemukakan bahwa bahan Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan ajar bahan penelitian ajar pengembangan menggunakan model merupakan medium untuk mencapai pembelajaran inkuiri terbimbing yang tujuan pembelajaran yang berupa materi memiliki yang tersusun secara sistematis sesuai mendeskripsikan: (1) validitas bahan dengan arah tujuan dan perkembangan ajar, (2) kepraktisan bahan ajar ditinjau kemajuan (2014), dari keterlaksanaan RPP, (3) efektivitas menyimpulkan bahwa mengembangkan bahan ajar ditinjau dari hasil belajar, dan bahan ajar dapat meningkatkan hasil (4) pencapaian kemampuan berpikir pembelajaran dan menumbuhkan minat kreatif ditinjau dari tes hasil belajar. ilmu. Wulandari tujuan khusus untuk siswa dalam belajar serta memberikan respon siswa dalam kategori baik. KAJIAN PUSTAKA Selain itu salah satu upaya yang Pengembangan Bahan Ajar dilakukan adalah dengan menerapkan Bahan ajar adalah segala bentuk model pembelajaran inkuiri terbimbing. bahan yang digunakan untuk membantu Zanzibar (2015), model pembelajaran guru/instruktor inkuiri terbimbing menekankan kepada kegiatan belajar mengajar di kelas. aktivitas menemukan Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan tertulis maupun bahan tidak tertulis. sehingga Rohman siswa dapat untuk mengembangkan dalam dan melaksanakan Amri kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu mengemukakan kemampuan untuk menghasilkan ide merupakan medium untuk mencapai baru menggabungkan, tujuan pembelajaran yang berupa materi mengubah atau mengembangkan dari yang tersusun secara sistematis dan ide yang sudah ada. Model pembelajaran dinamis sesuai dengan arah tujuan dan inkuiri terbimbing terdiri dari 5 fase perkembangan kemajuan ilmu. dengan yaitu, 1) mengorientasi pada masalah, 2) Prinsip- bahwa (2013) prinsip bahan ajar pengembangan menyiapkan penyelidikan, 3) mem- bahan ajar (materi pembelajaran) dan bimbing siswa melakukan penyelidikan, langkah-langkah pengembangan materi 4) pembelajaran yaitu: membimbing prediksi/abstraksi, siswa 5) melakukan membimbing a) Prinsip siswa melakukan refleksi. relevansi artinya keterkaitan, adanya kaitan materi pelajaran 203 dengan pencapaian Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 standar kompetensi, kompetensi Ciri-ciri keterampilan kelancaran: dasar dan standar isi. b) Prinsip konsistensi kompetensi dasar a) Mencetuskan artinya jika yang banyak gagasan dalam pemecahan masalah harus b) Memberikan dikuasai satu macam, maka materi banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan pembelajaran yang harus diajarkan c) Memberikan banyak cara atau saran juga harus meliputi satu macam. untuk melakukan berbagai hal. c) Prinsip kecukupan artinya materi d) Bekerja lebih cepat dan melakukan yang diajarkan hendaknya cukup lebih banyak daripada anak-anak memadai dalam membantu siswa lain. menguasai kompetensi dasar yang Ciri-ciri keterampilan berpikir luwes diajarkan. (fleksibel): a) Menghasilkan Berpikir Kreatif Munandar (2009: 25) menyatakan penyelesaian masalah atau jawaban bahwa “kreativitas sebagai kemampuan suatu pertanyaan bervariasi. umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan b) Dapat melihat suatu msalah dari untuk sudut pandang yang berbeda-beda. memberikan gagasan baru yang dapat c) Menyajikan suatu konsep dengan diterapkan dalam pemecahan masalah, cara yang berbeda-beda. atau sebagai kemampuan untuk melihat Ciri-ciri hubungan-hubungan baru antara unsur- (keaslian): unsur gagasan keterampilan orisinal sebelumnya”. a) Memberikan gagasan yang baru Kreativitas adalah proses merasakan dan dalam menyelesaikan masalah atau mengamati adanya masalah, membuat jawaban lain dari yang sudah biasa dugaan tentang kekurangan masalah, dalam menjawab suatu pertanyaan yang menilai hipotesis, dan sudah ada menguji kemudian dugaan atau mengubah dan b) Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian mengujinya. atau unsur-unsur. Munandar (La Moma, 2012), ciri- Ciri-ciri keterampilan Memperinci ciri kemampuan yang berpikir kreatif (elaborasi): dapat dilihat dari kemampuan berpikir a) Mengembangkan atau memperkaya lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir gagasan orang lain. orisinal, b) Menambahkan keterampilan elaborasi. suatu 204 atau gagasan memperici sehingga Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 meningkatkan kualitas gagasan Zainuddin dari Arend (2008) yang tersebut. Model terdiri dari 5 fase. Langkah-langkah Pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing Inkuiri dapat dilihat pada Tabel 1. Terbimbing Inkuiri terbimbing sebagai model pembelajaran, dikembangkan oleh Tabel 1 Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing Fase Kegiatan Mengorientasi pada masalah Menyiapkan penyelidikan Membimbing siswa melakukan penyelidikan Membimbing siswa melakukan prediksi/abstraksi Membimbing siswa melakukan refleksi Fase ini dilakukan untuk menggali konsepsi awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Didasarkan pada demonstrasi yang dilakukan guru. Kemudian guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai Pada fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan LKS serta alat dan bahan percobaan, kemudian menjelaskan secara singkat cara mengisi LKS Pada fase ini guru membimbing siswa sesuai dengan keperluan dalam hal merumuskan masalah dan hipotesis, identifikasi variabel, mengumpulkan data (penyelidikan), analisis dan menyimpulkan Pada fase ini guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan prediksi/abstraksi sesuai dengan keperluan Pada fase ini guru mendorong dan meminta setiap kelompok untuk menyanggah atau memberi masukan terhadap hasil penyelidikan kelompok yang presentasi dan memdorong siswa membandingkan hasil diskusi setiap kelompok (Zainuddin, 2013) Filsaime (2008), proses pemecahan METODE PENELITIAN kreatif menurut Torrance melibatkan Penelitian ini berupa penelitian proses merasakan masalah-masalah dan pengembangan, yang bertujuan untuk mengumpulkan menghasilkan bahan ajar berorientasi definisikan informasi, dan men- mengidentifikasi kemampuan kesulitan, mencari dan menduga solusi, menggunakan menguji model kreatif pembelajaran solusi, menyem- inkuiri terbimbing di SMP Negeri 15 dan meng- Banjarmasin. Prosedur yang digunakan komunikasikan hasil. Hal ini sesuai adalah model ADDIE, yaitu Analisys, dengan Design, purnakan kembali berpikir solusi fase-fase pada model pembelajaran inkuiri terbimbing. Evaluate. 205 Develop, Implement, and Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 Subjek uji coba yang digunakan ajar melalui keterlaksanaan RPP, dan dalam penelitian ini adalah siswa kelas efektivitas pembelajaran melalui tes VII-F SMPN 13 Banjarmasin tahun hasil belajar kognitif siswa. pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian Validitas Bahan Ajar adalah bahan kemampuan ajar validasi RPP yang dikembangkan ini ajar meliputi format RPP, bahasa, dan isi berorientasi kemampuan berpikir kreatif RPP. Hasil validasi RPP dinyatakan baik menggunakan (dapat digunakan dengan sedikit revisi) adalah kreatif. Aspek yang ditinjau dalam lembar Objek penelitian berpikir berorientasi kelayakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. dengan rata-rata skor 3,63 berkategori Teknik pengumpulan data berupa sangat baik, dan reliabilitasnya 0,95 validasi, observasi dan tes. Validasi tergolong memiliki reliabilitas tinggi. dilakukan oleh akademisi dan praktisi LKS ini berisi tugas kinerja yang dengan menggunakan lembar validasi. harus Observasi terhadap berkelompok. LKS yang dibuat adalah yaitu sebanyak 3 buah yang dikerjakan selama dilakukan karakteristik pengamatan siswa 3 orang pengamat dengan aspek penilaian validasi LKS adalah 3,81 yang termasuk pada lembar pengamatan keterlaksanaan dalam kategori valid dengan reliabilitas RPP. Tes dilakukan dengan 2 penilaian adalah 0,96 dengan kategori derajat yaitu reliabilitas tinggi dan posttest untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif pertemuan. Hasil secara keterlaksanaan RPP yang diamati oleh 2 pretest kali dilakukan penilaian THB yang dikembangkan berupa siswa yang dinyatakan dengan skor. pretest dan posttest yang dibuat Teknik analisis data secara deskriptif mengacu pada tujuan pembelajaran di kualitatif dan kuantitatif. RPP. Hasil validasi konstruksi umum THB berkategori sangat baik dengan rata-rata skor 3,70 dan reliabilitas 0,98 HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan ajar yang dikembangkan meliputi rencana yang pelaksanaan belajar, dan materi dalam kategori reliabilitas tinggi. pembelajaran, lembar kerja siswa, tes hasil termasuk Materi ajar yang dikembangkan ajar. terdiri dari terdiri dari sampul buku, kata Pembahasan ini mencakup kelayakan pengantar, daftar isi, peta konsep, bahan ajar yang dikembangkan yaitu kompetensi validitas bahan ajar, kepraktisan bahan tujuan pembelajaran, judul bab beserta 206 inti, kompetensi dasar, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 isi materi Kalor dan perpindahannya, kategori yaitu rendah, sedang, dan ayo dan tinggi. Siswa yang termasuk ke dalam pembahasan, sekilas info, tokoh IPA, kategori sedang atau efektif ada 60,7% rangkuman, uji kompetensi, glosarium, atau 17 orang. dan dalam kategori rendah atau kurang berpikir, daftar contoh pustaka soal Rata-rata skor Siswa yang termasuk validasi secara keseluruhan adalah 3,70 efektif ada 39,3% atau 11 orang. berkategori sangat baik dan reliabilitas Pencapaian 0,98 yang termasuk dalam kategori Kreatif reliabilitas tinggi. Penilaian Kemampuan Berpikir secara Proses pembelajaran menggunakan umum oleh validator menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing juga melihat materi ajar sudah baik dan dapat pencapaian dari kemampuan berpikir digunakan dengan sedikit revisi. kreatif Kepraktisan Bahan Ajar rubrik kemampuan berpikir kreatif yang Keterlaksanaan RPP diamati oleh 2 di siswa ukur dengan dari menggunakan posttest. Pencapaian orang pengamat dengan menggunakan kemampuan berpikir kreatif ditentukan lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dari indikator berpikir lancar, berpikir dan rubrik penilaian. Keterlaksanaan luwes, berpikir orisinal dan elaborasi. RPP pada pertemuan pertama 3,42, Dari keseluruhan 28 siswa, ada 2 siswa pertemuan pada yang berkatergori sangat kreatif, 24 pertemuan ketiga 3,82 dengan kategori siswa yang berkategori kreatif dan 2 masing-masing terlaksana sangat baik. siswa berkategori cukup kreatif. kedua 3,68, dan RPP dikatakan terlaksana artinya setiap langkah-langkah kegiatan dalam SIMPULAN pembelajaran telah dilaksanakan oleh Berdasarkan pada hasil guru. Langkah kegiatan RPP ini terdiri pengembangan dan uji coba, maka dapat dari pendahuluan, kegiatan inti, dan ditarik kesimpulan bahwa: bahan ajar penutup. Setiap pertemuan memiliki menggunakan alokasi waktu 2 × 40. inkuiri terbimbing yang dikembangkan Efektivitas Bahan Ajar layak Mengetahui untuk pembelajaran digunakan atau proses diimplementasikan dalam menunjang pembelajaran dapat dilihat dari hasil pembelajaran, hal ini sesuai dengan: (1) belajar Validitas bahan ajar yang dikembangkan siswa keefektifan model melalui pretest dan posttest yang dihitung dengan uji gain. menurut Di dalam uji gain tersebut ada tiga Berdasarkan hasil validasi akademisi 207 validator adalah valid. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2017 dan praktisi dengan menggunakan Kemendikbud. (2014). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. lembar validasi, (2) Kepraktisan bahan ajar berkategorikan terlaksana sangat baik dari tingkat kesesuaian tahap-tahap pelaksanaan dengan pembelajaran lembar keterlaksanaan Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. diamati pengamatan rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) Efektivitas bahan ajar Rohman, M., dan Amri, S. (2013). Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. berkategori efektif diihat dari tingkat pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan gain score dan diukur dengan menggunakan tes Wulandari, R. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Kubus dan Balok. http://download.portalgaruda.org/ar ticle.php?article=175267&val=504 7&title=PENGEMBANGAN%20P ERANGKAT%20PEMBELAJAR AN%20BERBASIS%20PEMBEL AJARAN%20MATEMATIKA%20 REALISTIK%20POKOK%20BAH ASAN%20KUBUS%20DAN%20B ALOK. Diakses, 5 Januari 2016. berupa pre-test maupun post-test. Dilihat dari 28 siswa keseluruhan ada 60,7% atau 17 siswa yang berkategori efektif, dan 39,3% berkategori atau cukup 11 siswa efektif dan yang (4) pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan bahan ajar adalah berkategori kreatif dilihat dari nilai Posttest siswa. Dari keseluruhan 28 siswa, ada 2 siswa yang berkategori sangat kreatif, 24 siswa yang berkategori Zainuddin. (2013). Bahan Pembelajaran. Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan. kreatif dan 2 siswa berkategori cukup kreatif. DAFTAR PUSTAKA Filsaime, D.K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka. 208