Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin [email protected] Abstrak: Siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Banjarmasin memiliki keterampilan proses sains yang masih rendah. Hal ini dikarenakan siswa hanya terbiasa mendapat informasi hanya dari guru sehingga jarang dilatihkan untuk mengembangkan keterampilan proses sainsnya. Untuk itu dilakukan upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang memiliki tujuan khusus: (1) mendeskripsikan keterlaksanaan RPP model pembelajaran inkuiri terbimbing, (2) mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa melaui model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan (3) mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan rancangan model Hopkins. Teknik pengumpulan data berupa observasi, penilaian, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) keterlaksanaan RPP mencapai terlaksana sangat baik, (2) keterampilan proses sains siswa meningkat dengan kategori baik, (3) hasil belajar siswa yang meningkat dengan ketuntasan klasikal sebesar 87,10%. Diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMP Negeri 10 Banjarmasin. Kata kunci: Keterampilan proses sains, dan inkuiri terbimbing. mampu memiliki keterampilan yang PENDAHULUAN Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan berguna untuk dirinya dan masyarakat nasional luas dengan pendekatan pembelajaran menjelaskan bahwa pendidikan adalah yang usaha pembelajaran membantu ketercapaian sadar dan terencana untuk tepat. Tepatnya mewujudkan suasana belajar dan proses tujuan pembelajaran agar peserta didik secara menghasilkan manusia yang berkualitas, aktif mengembangkan potensi dirinya berkarakter, dan memiliki kecerdasan untuk yang memiliki keagamaan, kekuatan spiritual pengendalian diri, keterampilan yang masyarakat, bangsa, negara. Berdasarkan hal membawa Permasalahan diperlukan dirinya, mampu nasional yang bangsa Indonesia bersaing di era modern ini. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta pendidikan pendekatan pendekatan konvensional dapat diatasi salah satunya dan dengan menerapkan pembelajaran tersebut inovatif. Menurut Isjoni (2008) yang diperlukan usaha untuk membuat siswa dikutip oleh Ambarsari dalam jurnal 44 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 Pendidikan Biologi tahun 2013 melalui percobaan, pembelajaran inovatif, siswa dilibatkan menarik kesimpulan dari permasalahan. secara langsung dalam pembelajaran dan Oleh sebab itu, diperlukan penerapan menarik perhatiannya. Sehingga siswa model mampu kemampuan meningkatkan keterampilan proses sains pengetahuan sainsnya secara aktif. Hal siswa pada pelajaran IPA. Ambarsari ini (2013) meningkatkan berkaitan dengan kebermaknaan sains indikator pembelajaran data, yang dan mampu menyebutkan model pada pembelajaran inkuiri terbimbing mampu jenjang pendidikan sekolah menengah memberikan pengaruh baik terhadap pertama (SMP) tersirat dalam kurikulum keterampilan proses sains siswa. Siswa tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu menjadi belajar sains merupakan cara mencari aktivitas dalam belajar dan mampu tahu untuk meningkatkan keterampilan proses sains fakta-fakta, siswa. Selain itu inkuri terbimbing konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses memberi peluang untuk membangun penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. pengetahuan melalui penemuan. tentang menguasai alam (fisika) menganalisis semesta pengetahuan, lebih banyak melakukan Berkaitan dengan hal tersebut, perlu Jauhar (2011) menjelaskan inkuiri dirancang suatu kegiatan belajar yang sebenarnya berasal dari kata to inquire menarik yang berarti ikut serta, atau terlibat, bagi pembelajaran mampu siswa. Melalui inovatif diharapkan meningkatkan keterampilan dalam mengerjakan pertanyaan, peserta didik. mencari pertanyaaninformasi, dan melakukan penyelidikan. Inkuiri juga Hasil wawancara dengan guru mata dapat diartikan sebagai proses bertanya pembelajaran IPA di Kelas VIII B SMP dan mencari tahu jawaban terhadap Negeri 10 Banjarmasin menyebutkan pertanyaan ilmiah yang diajukannya. bahwa pembelajaran masih berpusat Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan pada rendahnya yang dapat mengarahkan pada kegiatan keterampilan proses sains siswa. Hal ini penyelidikan terhadap objek pertanyaan. dikarenakan siswa jarang dilatihkan Dengan kata lain inkuiri adalah suatu untuk mengembangkan proses proses sainsnya. sangat jarang guru dan masih keterampilan Pembelajaran dilaksanakan IPA untuk mendapatkan melalui melakukan memperoleh informasi observasi dan dengan dan atau praktikum sehingga siswa tidak terbiasa eksperimen untuk mencari jawaban atau membuat memecahkan hipotesis, melakukan 45 masalah terhadap Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 pertanyaan atau rumusan dengan menggunakan berpikir kritis dan masalah suatu kemampuan logis. kesimpulan secara mandiri (Jauhar, 2011). Inkuiri Ambarsari (2013) menyatakan sebenarnya merupakan prosedur yang pembelajaran inkuiri terbimbing yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang diterapkan kepada siswa memberikan dewasa yang memiliki motivasi tinggi pengaruh baik yang signifikan terhadap upaya alam, keterampilan proses sains siswa. Siswa dan dalam pembelajaran menjadi lebih aktif memahami memperjelas fenomena pemahaman, menerapkannya dalam kehidupan sehari- melakukan hari. observasi, Salah satu jenis pendekatan inkuiri memprediksi, melakukan kegiatan mengklasifikasi, mengukur dan adalah inkuiri terbimbing. Pendekatan menyimpulkan. Sehingga siswa terlibat inkuiri dalam pembelajaran dan mendapatkan terbimbing (guided inquiry approach) merupakan penekatan inkuiri di mana guru membimbing pengalaman belajar secara langsung. siswa Materi ajar cahaya pada pokok melakukan kegiatan dengan memberikan bahasan fisika di SMP kelas VIII, pertanyaan awal dan mengarahkan pada memiliki kompetensi yang harus dicapai suatu diskusi. Guru mempunyai peran yaitu menyelidiki sifat-sifat cahaya dan aktif dalam menentukan permasalahan hubungannya dengan berbagai bentuk dan penyelesaiannya. cermin dan lensa. Dalam materi ajar ini terbimbing yang tahap-tahap Pendekatan inkuiri ini dibahas secara umum yaitu, digunakan bagi siswa yang kurang pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, berpengalaman dengan dan kuat lensa. Materi ajar ini dapat pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan disajikan dalam percobaan atau diskusi ini siswa belajar lebih berorientasi pada kelompok, sehingga mampu melatih dan bimbingan dan petunjuk dari guru meningkatkan keterampilan proses sains hingga siswa dapat memahami konsep- dalam pembelajarannya. belajar konsep pelajaran. Pada pendekatan ini Berdasarkan uraian di atas maka siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas diperlukan yang relevan untuk diselesaikan baik keterampilan proses sains siswa dengan melalui diskusi maupun menggunakan secara individual mampu inkuiri terbimbing. Model pembelajaran menyelesaikan masalah dan menarik inkuiri terbimbing ini dipilih dengan kelompok agar upaya model meningkatkan pembelajaran pertimbangan bahwa pokok bahasan 46 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 cahaya memerlukan penyelidikan. pembelajaran yang dilakukan dalam Model pembelajaran inkuiri terbimbing proses belajar mengajar di kelas. diterapkan karena Siklus I bimbingan guru, dengan adanya kegiatan yang Siklus I terdiri dari empat tahap, dilakukan oleh siswa menjadi lebih yakni terarah observasi, dan refleksi yang dilakukan dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. perencanaan, dalam satu kali pertemuan. Pada tahap perencanaan METODE PENELITIAN Jenis penelitian pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1) ini adalah mewawancara guru dan siswa ke Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena sekolah; (2) merencanakan pembelajaran penelitian ini untuk mengatasi adanya yang akan diterapkan; (3) menyiapkan masalah dalam kelas VIII B SMPN 10 materi ajar; (4) menyusun kelompok Banjarmasin secara berkaitan dengan heterogen; (5) menyiapkan keterampilan proses sains siswa yang perangkat rendah menyiapkan instrumen penelitian. dengan menerapkan model penelitian; dan (6) pembelajaran inkuiri terbimbing. Tahap- Tahap pelaksanaan dan observasi tahap penelitian yang digunakan dalam dilakukan pada 12 Mei 2015. Pertemuan penelitian dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 ini sesuai dengan alur penelitian tindakan Model Hopkins. x 35 menit) pada materi cermin datar. Subjek penelitian ini adalah 31 Didapatkan hasil penelitian sebagai orang siswa kelas VIII B SMPN 10 berikut: (1) rata-rata keterlaksanaan RPP Banjarmasin tahun ajaran 2015/2016 pada siklus I adalah sebesar 84,9% pada Waktu sehingga memiliki kategori terlaksana penelitian dilaksanakan pada bulan April sangat baik dan reliabilitas yaitu sebesar dan Mei 2015. 86,7%; (2) keterampilan proses sains materi ajar cahaya. siswa memiliki rata-rata 2,03 dengan HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengamati keterlaksanaan RPP, keterampilan kategori kurang; dan (3) hasil belajar siswa pada ketuntasan klasikal yaitu 77,42% atau 24 siswa yang tuntas dari proses sains siswa dan hasil belajar total 31 siswa dalam kelas. siswa. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa Tahap refleksi dilakukan dengan siklus-siklus mempertimbangkan hasil penelitian pada tahap pelaksanaan dan observasi. 47 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 Pada siklus I keterlaksanaan RPP Sebagian besar siswa terlaksana dengan baik. Namun pengajar kesulitan dalam menganalisis masih kesulitan dalam membimbing menjelaskan pertanyaan dari soal, serta siswa dalam melakukan refleksi dan kurang teliti dalam mengerjakan soal. menutup fase Sehingga untuk siklus tidak pengajar lebih memperjelas pembelajaran. tersebut Pada pengajar melaksanakannya dengan sistematis pengerjaan soal mengalami dan berikutnya cara dan lebih sesuai dengan langkah-langkah pada memperhatikan siswa saat mengerjakan RPP. soal, agar siswa dapat lebih teliti dalam Dalam pembelajaran juga, pengajar kesulitan membimbing siswa mengerjakan soal. agar tidak melakukan hal-hal yang tidak Siklus II diperintahkan. Siswa bermain-main Siklus II terdiri dari empat tahap, dengan alat dan membuat kegiatan yakni pembelajaran yang observasi, dan refleksi yang dilakukan direncanakan. Hal ini sangat penting dalam satu kali pertemuan. Pada tahap untuk menghindari siswa merusak alat perencanaan dan bahan dengan mencoba-coba alat kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1) dan mengetahui menyiapkan RPP yang kegunaannya. Hal ini juga membuat berdasarkan refleksi siklus jalannya percobaan menjadi lambat dan menyiapkan materi ajar; (3) menyiapkan mengakibatkan penilaian keterampilan perangkat pembelajaran; (4) menyiapkan proses instrumen belajar dan penelitian. bahan sains tidak sesuai tanpa yang masih kurang. Sehingga dalam perencanaan pada siklus berikutnya pengajar perencanaan, pelaksanaan, peneliti melakukan dibuat I; (2) Tahap pelaksanaan dan observasi lebih dilakukan pada 18 Mei 2015. Pertemuan memperhatikan setiap aspek dalam RPP dilaksanakan selama 3 jam pelajaran (3 dan x langkah-langkah proses 35 menit) pada materi cermin pembelajaran agar semuanya berjalan lengkung. Didapatkan hasil penelitian dengan baik dan lebih membimbing sebagai siswa dalam melakukan percobaan agar keterlaksanaan RPP pada siklus II siswa tidak melakukan hal-hal selain adalah sebesar 87,1% sehingga memiliki yang diperintahkan. Hasil belajar siswa kategori terlaksana sangat baik dan pada siklus I secara klasikal hanya reliabilitas yaitu sebesar 86,7%; (2) mencapai 77,42%. Masih di bawah keterampilan kategori yang ditentukan yaitu 85%. memiliki rata-rata 2,67 dengan kategori 48 berikut: proses (1) sains rata-rata siswa Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 cukup; dan (3) hasil belajar siswa pada lebih memperjelas cara pengerjaan soal ketuntasan klasikal yaitu 77,19% atau 23 dan lebih memperhatikan siswa saat siswa yang tuntas dari total 31 siswa mengerjakan soal, agar siswa dapat lebih dalam kelas. teliti dalam mengerjakan soal. Hasil refleksi siklus II dan Siklus III perencanaan ulang untuk siklus III. Pada Sama seperti siklus sebelumnya, keterlaksanaan RPP pada siklus II sudah siklus III memilik empat tahapan, yakni terlaksana dengan sangat baik walaupun perencanaan, masih dalam dan refleksi. Pada tahap perencanaan membuka pembelajaran dan penguasaan peneliti melakukan kegiatan-kegiatan kelas. Sehingga diperlukan perbaikan sebagai berikut: (1) menyiapkan RPP untuk saat yang dibuat berdasarkan refleksi siklus membuka pembelajaran agar siswa lebih II; (2) menyiapkan materi ajar; (3) termotivasi menyiapkan perangkat pembelajaran; (4) mengalami siklus kesulitan berikutnya pada melakukan kegiatan pembelajaran dan pengajar lebih tegas menyiapkan lagi kepada siswa biang ribut di kelas penelitian. agar pengajaran belajar dan Tahap pelaksanaan dan observasi secara dilakukan pada 19 Mei 2015. Pertemuan keseluruhan siswa berkategori cukup dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 baik. Hal ini belum mencapai kategori x yang diharapkan yaitu kategori baik. lengkung. Didapatkan hasil penelitian Agar hasil ini tercapai, diperlukan sebagai pembimbingan secara detil sebelum alat keterlaksanaan RPP pada siklus III dan bahan dibagikan untuk menghindari adalah sebesar 93,7% sehingga memiliki siswa coba-coba dengan alat dan bahan kategori terlaksana sangat baik dan dan percobaan lebih mudah untuk reliabilitas yaitu sebesar 94,91%; (2) dilakukan. Hasil belajar siswa secara keterampilan klasikal hanya mencapai 74,19%. Masih memiliki rata-rata 3,08 dengan kategori di bawah kategori yang ditentukan yaitu baik; dan (3) hasil belajar siswa pada 85%. Sebagian besar siswa mengalami ketuntasan klasikal yaitu 77,10% atau 27 kesulitan siswa yang tuntas dari total 31 siswa. proses dalam baik. instrumen observasi, Pada keterampilan lebih pelaksanaan, sains menganalisis soal penerapan soal serta kurang teliti dalam 35 menit) Hasil pada materi berikut: (1) proses refleksi rata-rata sains pada cermin siswa siklus III mengerjakan soal. Yang perlu dilakukan menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengajar mengantisipasi hal ini yaitu, keterlaksanaan RPP sudah terlaksana 49 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 dengan sangat baik. Meskipun belum Dengan munculnya permasalahan siswa terlaksana dengan sempurna. Walaupun diarahkan demikian lebih penyelidikan. Membimbing siswa saat memperhatikan setiap aspek RPP dan melakukan percobaan agar terarah dan langkah proses pembelajaran inkuri tidak bermain-main dengan alat dan terbimbing. Meningkatkan penguasaan bahan kelas, melakukan pengajar gunakan harus bahasa yang lebih untuk yang menyiapkan digunakan percobaan. dan fokus Siswa juga komunikatif. Pada keterampilan proses diarahkan sains siswa semua poin penilaian sudah kesimpulan dari hasil percobaannya dan berkategori perlu merefleksikan apa sebaiknya dilakukan keterampilan proses agar hasil percobaan sesuai dengan teori baik. dilakukan agar Hal yang melakukan penarikan sains siswa meningkat adalah pada yang ada. bimbingan pengajar saat melakukan diperhatikan adalah agar menyampaikan pembelajaran tidak tujuan pembelajaran dan memotivasi bermain dengan alat dan bahan yang siswa dengan baik. Membiasakan siswa dibagikan. Hasil belajar siswa secara bekerja sama di dalam maupun di luar klasikal sudah mencapai 85% tepatnya kelas dengan membentuk kelompok- 87,10%. kelompok belajar juga mempengaruhi supaya Dengan siswa kata lain sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal lain yang penting peningkatan keterampilan proses siswa. Adapun cara untuk meningkatkan hasil belajar KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan analisis penelitian dan selain dengan cara memaksimalkan membimbing pada saat pembelajaran, guru juga lebih disimpulkan bahwa model pembelajaran memperhatikan kepada siswa yang inkuiri kurang terbimbing maka siswa efektif dapat dalam mengerti saat pembelajaran meningkatkan keterampilan proses sains berlangsung dengan meminta siswa siswa 10 memberikan respons, menanggapi atau Banjarmasin pada pembelajaran IPA bertanya tentang apa saja yang belum dengan dimengerti. kelas VIII materi B SMPN cahaya. Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan dengan cara DAFTAR PUSTAKA mengorientasikan siswa pada masalah. Masalah berdasarkan yang diangkat pengalaman Ambarsari, W. (2013). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Pelajaran harus sehari-hari. 50 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Negeri Surakarta Vol. 5, No. 1. Hal: 81-95. Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi. Hamdayana, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Jauhar, M. (2011). Implementasi Paikem. Jakarta: Prestasi Pustaka. 51