PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HAKIKAT BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MALANG Hidayatus Sholikhah, Hadi Suwono, Betty Lukiati Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.5 Malang Email: [email protected] [email protected] Abstrak: Siswa membutuhkan bahan ajar yang sistematis dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul berbasis inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Prosedur penelitian terdiri dari: tahap analisis situasi awal (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan (develop), tahap validasi modul, uji coba produk, tahap revisi dan produk akhir. Produk hasil pengembangan berupa modul untuk siswa dan guru. Analisis data yang diperoleh dari hasil validasi tim ahli dan uji coba skala kecil menunjukkan bahwa produk layak digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: pengembangan, modul, inkuiri terbimbing, hasil belajar Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Kurikulum telah mengalami perubahan beberapa tahun terakhir ini. Perubahan kurikulum merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan termasuk perkembangan beberapa metode, model, pendekatan, dan strategi pembelajaran (Mudyohardjo, 2009). Usaha yang dilakukan oleh pemerintah ini pada kenyataannya belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Degeng dan Miarso (1993 dalam Sutadji 2000) menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, perekayasaan metode pembelajaran yang meliputi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran harus selalu dilakukan sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, efisien, dan memiliki daya tarikyang tinggi. Hasil wawancara tanggal 9 Januari 2013 di SMA Negeri 8 Malang khususnya siswa kelas X menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah menggunakan banyak model pembelajaran, diantaranya Problem Based Learning, Contextual Teaching and Learning, inkuiri, Cooperative Learning, ceramah serta tanya jawab. Pembelajaran tersebut ternyata kurang mampu memahamkan siswa tentang makna dari pembelajaran IPA. Belajar IPA dipahami sebagai pelajaran yang menuntut hafalan teori dan mengoperasikan hitung-hitungan matematis. IPA akhirnya berubah menjadi ilmu hafalan dan hitungan, bukan lagi belajar tentang fenomena alam. Susanto, dkk (1996) menyatakan bahwa belajar biologi bukan sekedar usaha mencari dan menyimpulkan pengetahuan tentang makhluk hidup, melainkan juga usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kemampuan berpikir serta meningkatkan kemampuan menjalankan metode ilmiah untuk mampu melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran biologi adalah pembelajaran inkuiri. Pendekatan inkuiri mampu mendorong siswa untuk membuat pertanyaan, menganalisis dan 1 2 mendiskusikan penemuan dan membangun pemahaman mereka sendiri (Bilgin, 2009). Dengan kata lain, pendekatan inkuiri mampu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Kondisi siswa di SMA Negeri 8 Malang adalah antusias dalam belajar dan cenderung berpikir kritis walaupun ada beberapa siswa yang belum mampu mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga dapat dikatakan bahwa siswa mulai berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran (Hasil wawancara tanggal 9 Januari 2013). Keadaan yang demikian merupakan awal yang baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa melalui pembelajaran inkuiri. Kemampuan berpikir yang meningkat mampu mendorong siswa untuk membangun pemahaman sendiri tentang materi yang sedang dipelajari. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 8 Malang juga ditunjang dengan bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan beragam tetapi bahan ajar tersebut kurang menarik untuk dipelajari dan masih berbasis isi. Kegiatan belajar siswa untuk melatih membangun pemahaman secara mandiri pun kurang karena guru tidak menggunakan LKS. Guru juga menjelaskan bahwa diperlukan adanya bahan ajar yang disusun secara sistematis, komunikatif, dan menarik bagi siswa. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktaviasari (2012) menyatakan bahwa modul dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Hal yang sama dikemukakan oleh Abidah (2011) bahwa modul dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti ingin mengembangkan bahan ajar berupa modul. Dalam hal ini, SMA Negeri 8 Malang memang tengah mengembangkan bahan ajar berupa modul. Materi yang dikembangkan dalam penyusunan modul adalah hakikat Biologi karena pada materi tersebut belum dikembangkan modul. Materi tersebut merupakan materi dasar yang harus dikuasai oleh siswadan dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, menggunakan metode ilmiah dalam membangun sebuah konsep. Selama ini materi tersebut seringkali disajikan dalam bentuk teori saja tanpa ada kegiatan yang melatih siswa untuk kemampuan berpikir, mengembangkan pemahaman sendiri terhadap suatu materi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi hakikat Biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X. METODE Model pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4-D (four D model) dari Thiagarajan, et al. (1974 dalam Trianto 2008). Pengembangan bahan ajar 4-D dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut. 1. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. 2. Model pengembangan bahan ajar 4-D membahas khusus bagaimana mengembangkan bahan ajar dan bukan pada rancangan pengejarannnya. Model pengembangan 4-D yang digunakan terdiri atas 4 tahap, yaitu define, design, develop, dan disseminate (Thiagarajan, et al. (1974 dalam Trianto 2008).Prosedur pengembangan pada penelitian ini terdiri dari: tahap analisis 3 situasi awal, tahap perencanaan, tahap pengembangan, tahap validasi modul, uji coba hasil pengembangan, tahap revisi dan produk akhir. Data yang diperoleh dari hasil uji coba produk pengembangan modul ini berupa data kualitatif dan kuantitatif yang dapat digunakan untuk perbaikan atau penyempurnaan hasil pengembangan produk penelitian. Data kualitatif berupa tanggapan dan saran perbaikan yang diperoleh dari subjek uji coba, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada subjek uji coba.Data kuantitatif berupa angka 4, 3, 2, 1 yang menggambarkan skala likert yang meliputi empat pilihan dengan alternatif sebagai berikut (Arikunto, 2006). 1. Angka 4 berarti baik/menarik/layak/mudah 2. Angka 3 berarti cukup baik/cukup menarik/cukup layak/cukup mudah 3. Angka 2 berati kurang baik/kurang menarik/kurang layak/kurang mudah 4. Angka 1 berarti tidak baik/tidak menarik/tidak layak/tidak mudah Data yang diperoleh dari angket uji ahli materi, pendidikan dan uji coba lapangan terbatas diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dalam bentuk persentase (%). Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut. Σ (Jawaban pilihan x bobot tiap pilihan) Persentase (%) = n x bobot tertinggi Keterangan: Σ = jumlah (jawaban pilihan x bobot tiap pilihan) n = jumlah item angket Untuk menarik kesimpulan guna merevisi produk maka hasil presentase dirujuk sesuai dengan tabel kriteria tingkat validitas sebagai berikut. Tabel 1 Kriteria Tingkat Kevalidan Produk Pengembangan Persentase Kriteria 85,00 – 100,00 Sangat layak 70,00 – 84,00 Layak 55,00 – 69,00 Cukup layak 40,00 – 54,00 Kurang layak 25,00 – 39,00 Sangat tidak layak Tabel diadaptasi dari Sugiono (1999) HASIL Hasil penelitian ini adalah bahan ajar berupa modul. Modul Hakikat Biologi yang dihasilkan merupakan suatu bahan ajar untuk pembelajaran indvidual dan mandiri dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Modul Hakikat Biologi terdiri dari modul siswa dan modul guru. Hasil validasi oleh ahli pendidikan (Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan Naning Wahyuni, S.Si) menunjukkan nilai 80,46% untuk modul guru dan 84,07% untuk modul siswa, yang termasuk kriteria layak. Ringkasan hasil validasi modul oleh ahli pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul Guru oleh Ahli Pendidikan No. Aspek yang dinilai Persentase 1. Cover 81,5% 2. Kata Pengantar 70,83% 3. Daftar Isi/Daftar Gambar 93,75% 4. Panduan Penggunaan Modul 75% Keterangan valid valid sangat valid valid 4 5. 6. 7. 8. 9. 10. Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lembar Penilaian Kunci Jawaban Daftar Rujukan Lain-lain Rerata Total 78,13% 75% 83,33% 82,5% 81,25% 83,33% 80,46% Tabel 3 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul Siswa oleh Ahli Pendidikan No. Aspek yang dinilai Persentase 1. Cover 87,5% 2. Kata Pengantar 70,83% 3. Daftar Isi/Daftar Gambar 93,75% 4. Panduan Penggunaan Modul 87,5% 5. Materi 87,5% 6. Kegiatan Belajar Siswa 87,5% 7. Soal 87,5% 8. Gambar 87,5% 9. Uji Kompetensi 75% 10. Daftar Rujukan 87,5% 11. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik 87,5% 12. Komunikatif 87,5% 13. Dialogis 75% 14. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia 75% Rerata Total 84,07% valid valid valid valid valid valid valid Keterangan sangat valid valid sangat valid sangat valid sangat valid sangat valid sangat valid sangat valid valid sangat valid sangat valid sangat valid valid valid valid Validasi materi dilakukan oleh Bapak Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes. Hasil validasi menunjukkan persentase 72,92% yang termasuk kriteria layak. Ringkasan hasil validasi modul oleh ahli materi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul oleh Ahli Materi No. Aspek yang dinilai Persentase 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran KD 1.1 75% 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran KD 1.2 75% 3. Materi Aplikasi Metode Ilmiah dan Cabang Biologi 73,33% 4. Materi Objek Biologi 71,87% 5. Lembar Uji Kompetensi 70,83% 6. Kegiatan Belajar 1 72,22% 7. Kegiatan Belajar 2 72,22% Rerata Total 72,92% Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid Data kuantitatif juga diperoleh dari hasil uji coba skala kecil yang dilakukan pada 17 siswa kelas X-8 SMA Negeri 8 Malang. Uji coba lapangan menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan persentase 85,61%. Ringkasan data hasil uji coba skala kecil oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 5 Ringkasan Data Hasil Uji Coba Lapangan Aspek yang dinilai Cover Daftar Isi/Daftar Gambar Pendahuluan Kompetensi Petunjuk Penggunaan Modul Jenis Kegiatan Belajar dalam Modul Persentase 90,2% 100% 97,1% 64,71% 88,24% 83,52% Keterangan sangat valid sangat valid sangat valid cukup valid sangat valid valid 5 7. 8. 9. 10. Daftar Rujukan Soal Uji Kompetensi Lain-lain Gambar Rerata Total 94,11%% 82,34% 76,47% 79,41% 85,61% sangat valid valid valid valid sangat valid Data kualitatif berupa komentar dan saran perbaikan yang diperoleh dari validator maupun subjek uji coba. Data kualitatif digunakan untuk revisi produk. Revisi modul dilakukan pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian sampul direvisi dengan latar yang sesuai sehingga sampul terlihat lebih menarik. Kata-kata yang kurang penting di dalam kata pengantar dihapus sehingga tidak terlalu panjang. Petunjuk penggunaan modul telah disajikan dalam bentuk bagan sehingga siswa dapat memahami langkah-langkah mengerjakan modul. Petunjuk penggunaan modul juga telah ditambah dengan alokasi waktu sehingga siswa dapat menyelesaikan tidak melebihi batas waktu tersebut. Indikator mengamati tabel disatukan dengan menganalisis data dalam bentuk tabel karena indikator mengamati tabel sulit diukur. Bagan metode ilmiah telah diberi nomor dan keterangan sehingga memudahkan untuk memahami. Kunci jawaban dan keterangan gambar pada kegiatan belajar telah diperjelas sehingga dapat dipahami. Kesalahan kunci jawaban dan penulisan pada uji kompetensi dan rangkuman telah diperbaiki untuk memperjelas keterangan. Modul yang dikembangkan secara keseluruhan telah memenuhi komponen modul. Modul berisi rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik, petunjuk penggunaan modul, lembar kegiatan siswa, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar evaluasi, kunci lembar evaluasi. Produk akhir yang dihasilkan berupa modul yang telah direvisi. Rincian hasil revisi produk diuraikan pada Tabel 6. Tabel 6 Rincian Revisi Produk No. Bagian Sebelum Revisi Modul 1. Cover - Ganti warna 2. Kata Pengantar 3. Petunjuk Penggunaan Modul - Perlu ditambah background supaya tidak ada bagian yang kosong - Modul siswa perlu ditambah kotak nama siswa - Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis kata pengantar agar terlihat menarik dan tidak bertele-tele - Isi modul tidak perlu dijelaskan pada kata pengantar - Akan lebih terlihat menarik bagi siswa bila disajikan dalam bentuk bagan - Terkesan seperti penjelasan tentang bagian-bagian modul - Tulisan kurang jelas jika warna putih - Tambah keterangan alokasi waktu untuk setiap tahap belajar 4. Silabus - Indikator mengamati dan menganalisis tabel sebaiknya dijadikan 1 menjadi Sesudah Revisi - Warna cover diganti dengan background - Cover telah diperbaiki dengan pemberian background - Kotak nama siswa telah ditambah - Kata yang kurang penting dihapus pada kata pengantar - Petunjuk penggunaan modul disajikan dalam bentuk bagan - Tulisan diganti warna hitam agar lebih jelas - Petunjuk telah ditambah keterangan alokasi waktu untuk setiap kegiatan belajar - Indikator mengamati dan menganalisis disatukan menjadi 6 5. RPP 6. Materi 7. Kegiatan Belajar Siswa 8. Rangkuman 9. Uji Kompetensi 10. 11. Daftar Rujukan Gambar menganalisis tabel hasil percobaan - Sumber belajar diberi halaman yang dirujuk - Perbaikan penulisan - Membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran masuk ke dalam kegiatan inti - Bagan sebaiknya diberi nomor dan judul - Materi perlu ditambah karena jawaban soal tidak ada di materi - Gambar bioma sebaiknya diletakkan dekat dengan materi sehingga dapat langsung dipahami - Sumber rujukan gambar perlu diberi halaman - Tulisan keterangan gambar 12 perlu diperjelas dan warna tulisan hitam - Pada kasus 3 nomer 2 kunci jawaban terkesan belum selesai - Sebaiknya ada rubrik penilaian pada setiap kegiatan belajar - Penulisan huruf pertama nama kingdom sebaiknya menggunakan huruf kapital - Kunci jawaban salah seharusnya variabel bebas - Pupuk TSP kurang super - Jawaban soal uraian nomor 3 diperbaiki - Bahasa yang digunakan lebih dipermudah dengan perintah soal yang jelas - Perbaiki penulisan tanda baca titik dua dan penulisan huruf kapital - Gambar lebih diperjelas menganalisis hasil percobaan - Sumber belajar sudah ditambah halaman yang dirujuk - Penulisan sudah diperbaiki - Kesimpulan hasil pembelajaran masuk ke dalam kegiatan inti - Bagan diberi nomor dan judul - Contoh objek biologi dan cabang biologi ditambahkan - Gambar bioma tetap pada tempat semula karena keterangan gambar cukup jelas - Sumber rujukan telah ditambah halaman - Tulisan keterangan gambar 12 diperjelas dengan warna hitam - Kunci jawaban kasus 3 nomer 2 diperbaiki - Pada RPP ditambahkan rubrik penilaian modul - Penulisan nama kingdon telah diperbaiki - Kunci jawaban telah diperbaiki - Penulisan pupuk telah diperbaiki - Kunci jawaban soal uraian telah diperbaiki - Perintah soal diperjelas - Penulisan tanda baca dan huruf kapital telah diperbaiki - Gambar telah diperjelas Hasil validasi oleh ahli pendidikan, ahli materi, dan subjek uji coba menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak untuk digunakan. Modul juga dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil pretes dan postes pada saat uji coba menunjukkan terjadinya peningkatan nilai postes sebesar 64%. PEMBAHASAN Materi hakikat Biologi merupakan materi dasar yang diberikan kepada siswa SMA. Materi tersebut menjelaskan prinsip kerja ilmiah untuk memperoleh suatu konsep Biologi sehingga materi tersebut seharusnya tidak hanya diajarkan pada SK dan KD yang terkait, tetapi juga pada seluruh materi Biologi. Metode ilmiah dapat diajarkan melalui pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri dapat mengasah keterampilan berpikir dan keterampilan proses sains siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Susanto, dkk (1996) menyatakan bahwa belajar biologi bukan sekedar usaha mencari dan menyimpulkan pengetahuan tentang makhluk hidup, melainkan juga usaha untuk menumbuhkan dan 7 mengembangkan sikap dan kemampuan berpikir serta meningkatkan kemampuan menjalankan metode ilmiah untuk mampu melakukan penyelidikan ilmiah. Berdasarkan hasil uji coba lapangan, siswa merasa kebingungan ketika mengerjakan modul. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: siswa tidak terbiasa mengikuti pembelajaran menggunakan modul, siswa tidak tebiasa mengaplikasikan metode ilmiah dalam kegiatan belajar sehingga peran guru sangat penting untuk membimbing dan memberikan arahan kepada siswa pada awal pembelajaran. Modul dikembangkan dengan alokasi waktu tertentu sehingga waktu pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan efisien. Hal tersebut dapat memotivasi siswa serta guru untuk menggunakan waktu dengan baik sehingga keterlambatan dapat diminimalisir. Kelebihan modul yang dihasilkan telah melalui tahap validasi dan dilakukan uji coba lapangan skala kecil serta telah direvisi sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Modul yang dihasilkan menggunakan metode pembelajaran inkuiri sehingga dapat melatih siswa untuk membangun konsepnya sendiri. Modul berbasis inkuiri juga melatih siswa untuk melakukan penyelidikan ilmiah. Modul berisi lembar umpan balik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan modul. Kelemahan modul yang dihasilkan dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan di SMA Negeri 8 Malang sehingga perlu penyesuaian dengan kondisi sekolah jika ingin digunakan di luar SMA Negeri 8 Malang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan layak untuk digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Saran Modul sebaiknya diujicobakan di seluruh kelas X sehingga hasil uji coba lebih akurat dan jika memenuhi kriteria layak maka modul dapat digunakan dalam pembelajaran pada materi hakikat Biologi. Modul dapat disebarluaskan tidak hanya di SMA Negeri 8 Malang, tetapidengan penyesuaian terhadap kondisi dan fasilitas sekolah tersebut karena modul yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan di SMA Negeri 8 Malang. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektifitas modul dalam pembelajaran. Modul yang dikembangkan dapat dijadikan acuan bagi guru untuk mengembangkan modul pada materi yang lain. Guru dapat mengembangkan lebih lanjut dengan menambah kegiatan belajar pada materi aplikasi metode ilmiah agar siswa terbiasa berpikir kritis. DAFTAR RUJUKAN Abidah, I.S.L. 2011. Pengembangan Modul Biologi Invertebrata Model Siklus Belajar (Learing Cycle) 4E untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X RSMABI Negeri 1 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program S1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. 8 Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta. Bilgin, I. 2009. The Efffect of Giude Inquiry Instruction Incorporating A Cooperative Learning Approach on University Students’Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction. Scientific Research and Essay. Vol. 4 (10): 1038-1046.Mudyahardjo, R. 2009. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Oktaviasari, D. 2012. Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program S1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Sugiono.1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Susanto, P dan Margono, H. 1996. Telaah Kurikulum SLTP. Malang: IKIP Malang. Sutadji, E. 2000. Pengembangan Modul Pembelajaran Individual untuk Meningkatkan Kualitas dan Hasil Pembelajaran dalam MatakuliahPengetahuan Bahan. Jurnal Ilmu Pendidikan, 21(2): 149-158. Trianto, 2008. Mendesain Model Pengembangan Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya: Kencana Prenada Group.