29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Siklus I a. Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat melalui tabel berikut yakni: Tabel : Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus I Siklus I Kategori Rerata (%) RPP 1 (%) RPP 2 (%) RPP 3 (%) Sangat Baik 20 25 35 26,7 Baik 50 55 60 55 Cukup Baik 30 20 5 18,3 Kurang Baik 0 0 0 0 b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa 30 Siklus II a. Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing Proses pembelajaran pada siklus II ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Kegiatan siklus II masih tetap menggunakan instrument yang digunakan pada siklus I. Pengelolaan pembelajaran pada siklus II ini dapat dilihat melalui peningkatan capaian persentase untuk kategori sangat baik sebesar 15% yang awalnya 40% pada RPP 1 meningkat menjadi 55% pada RPP 2. Selanjutnya, untuk kategori baik mengalami penurunan sebesar 15% yang awalnya 60% pada RPP 1 menurun menjadi 45% pada RPP 2. Sedangkan untuk kategori cukup baik dan kurang baik tidak terdapat lagi pada pengamatan siklus ini. Sehingga dengan demikian bahwa untuk pengelolaan pembelajaran dapat dikatakan telah terlaksana dengan baik. b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pengamatan aktivitas belajar pada siklus II ini dilakukan sebanyak 2 kali pengamatan. Hal ini bersesuaian dengan jumlah pertemuan pada pembelajaran siklus ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pada siklus II ini lembar pengamatan aktivitas siswa yang digunakan sama dengan yang digunakan pada siklus I. Akan tetapi, pengamatan aktivitas siswa hanya difokuskan pada aspek aktivitas belajar siswa yang tidak mencapai pada persentase ketercapaian pada siklus sebelumnya yakni 31 Tabel : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II c. Refleksi Siklus II Pelaksanaan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya yakni siklus I, tujuan dari pelaksanan siklus ini adalah untuk menyempurnakan aspek-aspek yang belum tercapai pada siklus sebelumnya. Pada siklus II ini untuk pelaksanaan pengelolaan model pembelajaran secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata ketercapaian untuk kategori Sangat Baik (SB) yakni 47,5% dan untuk kategori Baik (B) 52,5%. Sedangkan untuk kategori Cukup Baik (CB) dan Kurang Baik (KB) tidak terdapat lagi. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengelolaan pembelajaran pada siklus ini telah terlaksana dengan baik dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Selanjutnya, untuk aktivitas belajar siswa pada siklus ini hanya difokuskan pada 4 aspek aktivitas siswa yang tidak mencapai persentase ketercapaian pada siklus 32 I. Ke-4 aspek tersebut pada siklus ini secara keseluruhan telah mencapai persentase ketercapaian yakni persentase dengan kategori Sangat Baik (SB) dan Baik (B) ratarata di atas 75%, sesuai dengan Patokan Acuan Penilaian (Lihat Tabel 2). 4.2 Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dalam penelitian ini perangkat yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yakni berupa lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan data hasil penelitian, pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada siklus I ini secara umum telah berjalan dengan baik. Namun, dari sejumlah aspek yang diamati masih terdapat beberapa aspek yang memiliki kategori cukup baik sehingga beberapa aspek tersebut masih harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Secara umum penyebab ketidaktercapaian beberapa aspek pengelolaan pembelajaran tersebut yakni kurangnya kemampuan guru dalam mengelola dan membangun komunikasi dengan siswa yang diberikan tindakan. Pada pelaksanaan siklus selanjutnya yakni siklus II, seluruh aspek pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuri terbimbing akhirnya dapat mencapai kategori Sangat Baik dan Baik, dan untuk aspek yang mendapat kategori cukup baik pada siklus sebelumnya tidak ditemukan lagi pada siklus II ini. 33 Dengan demikian berdasarkan uraian pengelolaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi kalor dapat terlaksana dengan efektif. Pada pelaksanaan siklus I, dari 11 aktivitas belajar siswa yang diamati sebanyak 6 aspek telah mencapai persentase ketercapaian yakni aspek aktivitas siswa membaca bahan ajar/ LKS, aspek mendengarkan penjelasan guru, aspek mengajukan pertanyaan, aspek menjawab pertanyaan, aspek mencermati langkah-langkah percobaan, aspek melakukan percobaan/pengamatan, dann aspek mencatat hasil pengamatan/percobaan. Sedangkan sisanya ke empat aspek aktivitas belajar siswa yang diamati masih belum mencapai persentase ketercapaian dan akan ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. Pada siklus II pelaksanaan pengamatan aktivitas belajar siswa lebih difokuskan lagi pada ke empat aspek aktivitas siswa yang belum mencapai persentase ketercapaian pada siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan maka ke empat aspek aktivitas belajar siswa tersebut ditemukan bahwa telah mencapai persentase ketercapaian sesuai dengan standar patokan acuan penilaian. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa pada penelitian ini telah terlaksana dengan efektif. Artinya bahwa aktivitas belajar siswa telah mencapai persentase ketercapaian dalam pembeljaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2009:166) bahwa “Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis 34 dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri”. Sehingga secara umum dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran fisika konsep kalor dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.