SUperior marketing strategy Dalam dunia bisnis, persaingan usaha menjadi sangat ketat dan menutut pelaku usaha harus bisa berkreasi secara efektif dan efisien untuk memenangkan persaingan maupun sekedar mempertahankan diri atau bertahan dalam posisi yang telah diraihnya. Saat ini persaingan yang sangat ketat sering terjadi di sisi pemasaran, strategi pemasaran yang dikembangkan oleh masing - masing pelaku usaha sangat bervariatif dan cenderung menekan atau menyerang pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk bisa memenangkan persaingan di pasar, diperlukan formula strategi pemasaran yang tepat dan penuh inovasi. Inovasi menjadi penting menurut Cooper (1998) organizational theorist and manager alike have long shown more of an interesting the role of innovation in organization, primarily because of the crucial role innovation plays in securing sustained competitive advantage. Inovasi yang tercipta nantinya dapat menciptakan keunggulan bersaing yang pada akhirnya dapat menjamin Sustainable Marketing Performance. Pada dasarnya setiap perusahaan menghendaki adanya pencapaian performance yang terukur dan berkelanjutan, oleh karena itu perusahaan harus mengolah semua sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan formula strategi yang superior sehingga dapat dihandalkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya terutama dari aspek pemasaran sesuai dengan yang diungkapkan oleh Walker dan Lundberg (2005) dalam Gulati (1999) : a marketing philosophy that patterns the way management and ownership have decided to relate to customers, employee, purveyors and the general public in terms of fairness, honesty, and moral conduct, needed in part because of greater importance being placed on the ethical and moral conduct of business dengan kata lain bila perusahaan ingin memenangkan persaingan dan menjadi superior dalam strategi pemasaran, hendaknya dapat mengatur resource yang dimiliki secara efektif. Strategi superior marketing akan menjadi aktifitas marketing yang memiliki ciri-ciri tertentu dan tidak dimiliki oleh pesaing sehingga dengan sendirinya akan membawa pengaruh pada terciptanya sustainable Marketing performance. Beberapa aspek yang dapat dijadikan formula strategi seperti yang diungkap (Hallums,1994; Khayat & Salter 1994; mohan 1996; Chavis,1995; Moore & Short,1994; Clift & Freimurth, 1995; Brown et al, 1996; Mc.Kenna & Weilliams, 1993) dalam Hill (2001) misalnya Market Orientation, Customer Satisfaction and Other Aspects of Customer Behavior, Relationship Marketing, Quality and Cost, Communication, Public Relation, Advertising dan Keharmonian kebutuhan antara kebutuhan pasar/konsumen dengan kepentingan perusahaan dan masyarakat yang disebut sebagai Harmony Strategy. Dalam persaingan yang ketat, banyak variabel yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk membentuk dan membangun strategi pemasaran yang tangguh demi terwujudnya performance perusahaan yang baik. Persaingan yang ketat dapat digambarkan dengan relatif sama antara company action suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, sebagai contoh bila ada yang menurunkan harga yang lain ikut juga menurunkan atau sebaliknya namun yang pasti prinsipnya adalah bermain di area yang sama dengan kompetitor. Tindakan seperti ini dibenarkan bila hasil analisis Market Orientation menunjukkan bahwa sesuatu yang diinginkan pelanggan selama ini adalah fleksibilitas harga, dalam beberapa hal konsumen menghendaki adanya nilai tambah (value added) yang memungkinkan dapat mewujudkan kepuasan konsumen tersebut, sehingga wajar bila mereka menuntut perusahaan memiliki nilai tambah yang sesuai dengan harapan konsumen. Hal ini sejalan dengan yang dikemukaan oleh Armstrong dan Kotler (2001) dalam Evi (2006) mengatakan bahwa nilai pelanggan (customer value) adalah : customer value is the difference between the values the customer gains from owning and using a product and the cost obtaining lhe product jadi nilai konsumen adalah perbedaan di antara nilai yang konsumen dapatkan setelah memiliki dan mengkonsumsi produk atau jasa dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Dalam beberapa hal setiap produk akan memiliki atribut yang dapat memuaskan konsumen, dan konsumen biasanya akan menghadapi variasi barang serta jasa yang banyak sekali dan setiap produk itu bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Kepuasan konsumen sering kali tercipta pada konsumen apabila atribut produk dan layanan yang diberikan perusahaan sesuai atau lebih dari harapan konsumen. Seringkali dalam beberapa hal konsumen dihadapkan pada suatu pilhan yang sulit saat dirinya menemukan dua atau lebih produk yang memiliki atribut dan layanan produk relatif sama, sehingga konsumen cenderung spekulatif dalam perilaku pembelian atas produk tersebut. Seharusnya perusahaan harus memiliki nilai pembeda bagi produk nya bila dibanding dengan produk para pesaing, sehingga konsumen dapat memberikan apresiasi yang lebih dan akhirnya produk tersebut diambil sebagai pilihan produknya bila berbelanja. Nilai pembeda sangatlah penting dikaitkan dengan strategi pemasaran, utamanya dalam membentuk potitioning di benak konsumen. Demikian pula hubungan Unique Value dengan variabel lainnya yang bisa menciptakan superior marketing patut diteliti sebab selama ini perusahaan berusaha menciptakan keunggulan bersaing melalui penciptaan Customer Value yg seperti diharapkan konsumen, namun tidak ada pembeda antara Value yg dikembangkan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya di mana hsilnya akan membuat konsumen tidak bisa melihat keunggulan yang signifikan terhadap masing-masing produk. Untuk itu menjadi menarik bila kita mengkaji seberapa besar pengaruh Unique Value atau nilai pembeda untuk membentuk superior marketing demi menciptakan performance perusahan yang tertinggi