BAB VII PENUTUP 7.1. TINJAUAN UMUM Kerja praktek merupakan kegiatan pengawasan pada proyek konstruksi untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama proses perkuliahan. Setelah melaksanakan kerja praktek selama 90 hari pada proyek pembangunan Perkantoran Graha Superior Prima Sukses Surabaya, banyak pengalaman dan pembelajaran yang penulis peroleh terkait dengan pelaksanaan proyek. Pengalaman-pengalaman tersebut melengkapi wawasan dan pengetahuan yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan. Berdasarkan pengalaman dan informasi dari pihak-pihak terkait di lokasi proyek, penulis dapat memberikan kesimpulan dan saran atas pengamatan yang penulis lakukan tersebut. 7.2. KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh selama pelaksanaan kerja praktek, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Koordinasi dan manajemen proyek yang baik dan terarah oleh seluruh pihak yang terkait di dalam proyek menentukan keberhasilan dan kelancaran pekerjaan proyek. 2. Dalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang baik dalam perencanaan struktur, mekanik dan elektrikal, maupun perencanaan arsitektur, sehingga proyek tesebut dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang baik bagi pemakainya. 3. Pengawasan yang ketat dan intensif selama di lapangan baik dari segi pelaksanaan, material, peralatan, maupun tenaga kerja sangat berperan dalam upaya mengendalikan mutu pekerjaan agar diperoleh hasil pekerjaan yang tepat waktu, biaya dan mutu. . 116 7.3. SARAN Pada pelaksanaan proyek pembangunan Graha Superior Prima Sukses Surabaya banyak ditemui hambatan-hambatan yang terjadi diluar dugaan sehingga mengakibatkan sedikit tidak efektifnya pekerjaan. Untuk itu perluadanya upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, di antaranya: 1. Selama kerja praktek, sering dijumpai pekerja yang tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja. Oleh karena itu dari pihak K3, perlu lebih meningkatkan pengawasan terhadap meningkatkan evaluasi kedisiplinan para pekerja. 2. Mengadakan control secara continue, pekerjaan dan memperhatikan kualitas material dan pekerjaan agar berjalan sesuai dengan perencanaan. 3. Koordinasi yang baik antara pelaksana di lapangan dengan pengawas sebelum melakukan pekerjaaan di lapangan. Misalnya pada pekerjaan pengecoran, sehingga jika ada kesalahan di lapangan dapat diselesaikan bersama tanpa menyalahakan salah satu pihak. 4. Perlu adanya hubungan yang harmonis dan kompak antar staff proyek agar jalannya pelaksanaan proyek sesuai harapan. 5. Perlunya rencana cadangan untuk mengatasi hal-hal yang tidak di duga sebelumnya seperti pada masalah kekurangan bahan material akibat kelangkaan dan masalah peralatan yang berserakan sehingga mempersulit pekerja ketika ingin menggunakan alat tersebut. 117