MODUL PERKULIAHAN MEDIA PLANNING & MEDIA BUYING MONITORING DAN EVALUASI EFEKTIFITAS PERENCANAAN MEDIA Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications 14 Abstract Modul ini Kode MK Disusun Oleh 43022 Sugihantoro, S.Sos. Kompetensi membahas mengenai Diharapkan bagaimana melakukan monitoring modul iklan dan efektifitas evaluasi setelah mempelajari ini, mahasiswa terhadap memahami dan media monitoring iklan perencanaan dalam kampanye periklanan. kegiatan dilakukan tertentu. melaksanakan serta periklanan pada dapat evaluasi yang suatu telah periode MONITORING DAN EVALUASI EFEKTIFITAS PERENCANAAN MEDIA Monitoring Iklan Monitoring iklan merupakan kegiatan verifikasi terhadap pemuatan atau pemunculan iklan sesuai dengan waktu, frekuensi, durasi/ukuran, posisi halaman (jika print ad), warna dan sebagai sesuai dengan media order atau pesanan yang telah dilakukan dalam satu periode kampanye periklanan. Pihak media, biasanya menyiapkan bukti iklan telah telah dipasang, baik berupa hasil cetakan, hasil rekaman, foto lokasi dan sebagainya. Berikut ini beberapa jenis monitoring dari berbagai media periklanan : a. Media Cetak (surat kabar, majalah, tabloid dsb) Monitoring pada media cetak dapat dilakukan dengan melakukan pendataan berupa majalah ataupun surat kabar secara utuh (1 eksemplar). Namun demikian, dapat pula media monitoring menggunting iklan yang dimaksud kemudian memberikan keterangan informasi mengenai posisi halaman, tanggal terbit, ukuran dan sebagainya. b. Media Elektronik (televisi, badio, bioskop dsb) Monitoring pada media elektronik dapat berupa bukti siar dari media house berupa pernyataan penyiaran iklan di program, frekuensi, waktu dan durasi tertentu. Pihak pengiklan atau biro iklan dapat pula melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga (lembaga riset independent) untuk menerbitkan monitoring sesuai dengan jenis dan periode dari iklan. ‘13 2 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam upaya program periklanan yang bekersinambungan, pihak pengiklan dan biro iklan ada kalanya membutuhkan data monitoring dari kegiatan periklanan pesaing. Monitoring yang dilakukan terhadap produk pesaing meliputi hal-hal sebagai berikut : Bentuk iklan Bentuk iklan sangat bervariasi berdasarkan jenis-jenis media iklannya. Misalnya jika di media cetak terdapat iklan display, advertorial, iklan kuping, iklan banner, iklan kreatif, iklan pulau, iklan berwarna, iklan hitam putih dan sebagainya. Untuk media radio, ada beberapa jenis iklan yang utama seperti loose spot, adlibs, talkshow, insert, live report dan sebagainya. Begitu juga dengan iklan di media televisi seperti tv commercial, running text, sponsor program, dan sebagainya. Media yang digunakan Biro iklan juga melakukan monitoring terhadap media-media yang digunakan oleh pesaing dalam kegiatan periklanan. Hal ini akan menjadi pertimbangan penting ketika mereka melakukan proses perencanaan media periklanan. Wilayah jangkauan Jangkaun wilayah dari kegiatan periklanan pesaing juga dimonitor oleh biro iklan. Hal ini untuk mengetahui cakupan kampanye dari pesaing berdasarkan geografisnya. Ukuran atau durasi iklan Ukuran dan durasi iklan sangat membantu bagi perencana media dalam menentukan tujuan dan strategi media periklanan. Waktu pemuatan – penjadwalan Waktu pemuatan iklan atau penjadwalan akan sangat mempengaruhi media planner dalam menyusun rencana media dari klien yang ditangani. Apakah media planner akan mengusulkan penjadwalan iklan yang “head to head” dengan pesaing, atau menggunakan pendekatan lain dimana pada pesaing melakukan kampanye sangat ‘13 3 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id gencar maka klien yang ditangani akan diusulkan mengurangi intensitas kegiatan iklannya. Demikian juga sebaliknya. Intensitas iklan / bobot iklan Bobot iklan atau sering disebut GRPs, sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan periklanan. Mengingat GRPs ini sangat terkait dengan cakupan iklan, frekuensi dan budget yang dikeluarkan. Total budget yang dikeluarkan Informasi total budget dari pesaing juga dibutuhkan oleh media planner dalam menyusun strategi media dari klien yang ditangani. Semakin besar budget yang dikeluarkan oleh klien, maka media planner harus semakin cerdas menyusun strategi medianya. Evaluasi Efektifitas Perencanaan Media Kini perencanaan media yang terukur semakin penting, pengiklan lebih mengharapkan bisa mengukur dan melihat dampak langsung dari investasi mereka dalam iklan. Karena belanja media biasanya menyumbang 80 persen atau lebih dari anggaran untuk kampanye iklan, efektivitas perencanaan media adalah hal yang sangat penting. Akibatnya, media planner sering membuat ukuran efektivitas perencanan media bagian integral dari perencaan media. Meskipun hasil penjualan produk menjadi ukuran utama dari efektivitas kampanye iklan, namun hasil penjualan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti harga, distribusi, dan kompetisi, yang berada di luar ruang lingkup dari kampanye iklan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi langkah-langkah apa yang paling sesuai perencanaan media dan pembelian media. ‘13 4 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan efektivitas 1. Apa yang harus di ukur Karena sifat hirarkis dari efek media, efektivitas perencanaan media harus diukur dengan beberapa indikator. Pengukuran yang pertama adalah pelaksanaan sebenarnya dari penjadwalan media (media actual). Apakah iklan muncul di media sesuai dengan kesepakatan pemilihan media di awal? Media buyer mencocokan copy media order yang telah muncul di media cetak - untuk keperluan verifikasi. Untuk media elektronik, media buyer memeriksa rating dari program yang dipilih sebagai kendara media sesuai dengan informasi yang dijanjikan oleh media house. Jika rating program yang sebenarnya secara signifikan lebih rendah daripada apa yang diorder dan dibayar oleh pengiklan, media biasanya mengusulkan untuk mencapai rating yang diinginkan klien, dengan mengusulkan iklan diprogram lain tanpa biaya tambahan. Pengukuran yang langsung terhadap efektivitas perencanaan media adalah paparan kendaraan media. Perencana media bertanya: Berapa banyak dari target audiens yang terekspose kendaraan media dan iklannya selama periode waktu tertentu? Pertanyaan ini berkaitan dengan tujuan komunikasi dan tujuan media. Jika pengukuran tingkat eksposure mendekati atau melebihi reach dan frekuensi yang direncanakan, maka perencanaan media dianggap efektif. Beberapa langkah tambahan dapat dibuat terhadap target audience, seperti: Brand Awareness (kesadaran merek) Berapa banyak dari target audiens menyadari menyadari terhadap merek yang diiklankan? Comprehension (Pemahaman) Apakah target audiens memahami merek diiklankan? Apakah ada kesalahpahaman terhadap merek atau tidak? ‘13 Conviction (Keyakinan) 5 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Adalah sasaran yakin dengan iklan? Bagaimana mereka menyukai merek yang diiklankan? Action (Tindakan) Berapa banyak dari target audiens yang telah membeli merek yang diiklankan sebagai dampak dari kampanye media? Hasil pengukuran terhadap kesadaran merek, pemahaman, keyakinan dan tindakan sering difungsikan dalam perencanaan kreatif iklan dan perencanaan media. Bahkan perencanaan media yang efektif mungkin tidak menghasilkan dampak/tanggapan kognitif, afektif dan konatif jika iklan yang dibuat tidak baik dan tidak menarik bagi target audiens. Di sisi lain, tidak efektifnya perencanaan media dapat tersamar ketika iklan yang diciptakan sangat kreatif dan brilliant sehingga respon target audience sangat baik. Dengan demikian, langkah-langkah harus dikaji oleh kedua pimpinan kreatif dan media planner untuk membuat penilaian yang akurat tentang efektivitas perencanaan media. 2. Bagaimana Cara Mengukur Pengukuran efektivitas perencanaan media yang dapat dilakukan oleh biro iklan atau jasa riset independen, menggunakan metode seperti survei, umpan balik, pelacakan, dan observasi. Setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Misalnya, survei dapat dilakukan dengan sampling dari target audiens dalam periode yang berbeda dari kampanye media, seperti di awal, tengah dan akhir kampanye. Survei bisa mengajukan pertanyaan tentang perilaku khalayak sasaran terhadap media, daya ingat iklan, sikap terhadap merek dan perilaku pembelian. Lembaga survey independent ini misalnya Nielsen (NMR), yang bisa melakukan survei bulanan pada daya ingat pendengar terhadap iklan radio. Misalnya survei terhadap 1.000 orang dewasa usia 16-64 dan meminta mereka menyebutkan iklan radio yang mereka dengarkan dan mereka ingat. ‘13 6 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Selain survei, umpan balik dapat dikumpulkan untuk mengukur paparan media dan iklan dari target audiens. Medium umpan balik bisa berupa kartu balasan, nomor bebas pulsa, kupon dan alamat web yang dapat disediakan dalam iklan sehingga penghitungan dari tanggapan atau pencairan dapat dilakukan untuk memperkirakan dampak dari iklan di media. Pengiklan sering menggunakan kode yang berbeda dalam iklan dengan tema respon langsung untuk mengidentifikasi kendaraan media yang berbeda-beda dan digunakan secara bersamaan. Misalnya, majalah melampirkan formulir berlangganan pada edisi tertentu. Formulir untuk berlangganan majalah memiliki kode FBM01, sedangkan formulir balasan dari iklan di media lain untuk berlangganan majalah memiliki kode FBM02. Demikian pula, ketika sebuah tempat wisata mempromosikan melalu media. Kupon atau kode tiket masuk bisa didapatkan dari media majalah, surat kabar, radio atau direct mail dengan masing-masing memiliki kode tertentu dan berbeda-beda. Singkatnya, dengan menganalisa kode yang berbeda, media buyer dapat menilai tingkat respons dari setiap kendara media. Seperti yang kita contohkan lembaga riset Nielsen terhadap pendengar radio, salah satu keuntungan dari survei tersebut adalah menjangkau orang-orang yang tidak mengambil tindakan pada produk, sedangkan dengan adanya perangkat umpan balik memerlukan konsumen untuk merespon balik surat, melakukan klik website atau menghubungi nomor hotline dari pengiklan. Dengan cara survei media ini, dapat membantu media buyer mengevaluasi efektivitas iklan dalam hubungannya dengan iklan lainnya, sedangkan perangkat umpan balik membantu mereka mengevaluasi efektivitas dari satu kendaraan media dan menentukan mana yang dianggap paling efektif berdasarkan peringkat pengukuran. Pelacakan adalah metode pengukuran yang digunakan media buyer untuk melacak efektivitas iklan online. Ketika khalayak mengunjungi situs web atau meng-klik pada iklan banner teretentu, web server secara otomatis merekam data secara real time. Rekaman dari kunjungan ini adalah data yang sangat berguna bagi media buyer, karena pembeli dapat memanfaatkannya untuk memperkirakan interaksi/respons sebenarnya antara konsumen dengan media interaktif. ‘13 7 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Misalnya, iklan banner mungkin memiliki kode untuk setiap situs web di mana iklan ditempatkan. Media buyer dapat membandingkan jumlah pengunjung melalui harga dari iklan banner di semua situs website setiap hari, untuk memperkirakan efektivitas dari setiap situs web. Media buyer lebih menyukai menggunakan metode pelacakan mengingat meningkatnya penggunaan media interaktif sebagai media periklanan. Selain itu, keakuratan data akan lebih terjamin jika pengelolaan dilakukan langsung oleh media buyer dibandingkan oleh pihak ketiga. Pada akhirnya, media buyer bisa menggunakan observasi untuk mengumpulkan informasi dari audience pada titik-titik pembelian atau selama kegiatan pemasaran. Sebagai contoh, para peneliti dapat ditempatkan di toko/warung kecil untuk mengamati bagaimana konsumen melakukan pembelian di dalam toko atau bagaimana mereka memilih merek yang diiklankan dibandingkan merek lain. Keuntungan dari pengamatan adalah bahwa ia mendapatkan data yang lengkap dan rinci tentang bagaimana konsumen berperilaku dalam situasi dan kondisi real, dalam merespon komunikasi pemasaran yang dilakukan pengiklan. Sisi negatifnya adalah bahwa pengamatan langsung akan membutuhkan budget lebih mahal, bahkan hingga proses melakukan tabulasi. Evaluasi terhadap perencanaan media periklanan adalah proses terakhir dari perencanaan media. Langkah awal proses perencanaan media, adalah mulai dari menetapkan media objective (tujuan media), kemudian dilanjutkan pengembangan media strategy (strategi media), serta tactic media (media taktik) dan akhirnya mengevaluasi efektivitas perencanaan media. Kita telah mempelajari bagaimana mengidentifikasi audiens target, mengevaluasi kendara media yang berbeda atas dasar reach, frekuensi dan GRP, membuat keputusan bijaksana dalam bauran media, menggunakan perangkat bantuan seperti BDI dan CDI dan konsep penjadwalan seperti continuity, flight dan pulse scheduling, membuat keputusan anggaran dengan menggunakan alat bantu seperti CPP dan CPM, dan akhirnya, mengevaluasi efektivitas perencanaan media melalui survei, perangkat umpan balik, pelacakan dan observasi. ‘13 8 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Tom Duncan, 2005 Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill 2. Bovee, Courtland L. and Arens, William F., 1992. Contemporary Advertising, Fourth Edition. USA: Richard D. Irwin, Inc. 3. William Wells, John Burnett, Sandra Moriarty, Advertising Principles & Practice, 4th Edition: Prantice Hall. 4. Kotler, Philip., 1980, Principles of Marketing, New Jersey : Prentice Hall. 5. Sissors, Jack Z and Bumba, Lincoln., 1996. Advertising Media Planning. Fifth Edition. Chicago: NTC Business Books. 6. Rudy Harjanto. 2009, Prinsip-Prinsip Periklanan, Jakarta: ITKP 7. Frank Jefkins, 1997, Periklanan, Jakarta: Erlangga. 8. Christian Tooy, 2002, Pemasaran dan Media Periklanan; Jakarta: ITKP. 9. http://www.admedia.org/ ‘13 9 Media Buying & Media Buying Sugihantoro, S.Sos. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id