MODUL PERKULIAHAN INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION - II Membuat Pesan Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & MarketingCommunications Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh 43009 Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai Mahasiswa mampu menentukan isi dan pembuatan pesan mengkaji materi yaitu bentuk informasi yang akan pembuatan pesan, what to say & how to disampaikan melalui pesan iklan. say; (a) penentuan isi pesan, (b) penentuan strategi penyampaian pesan. Membuat Pesan 1.1. Platform Pesan Berdasarkan uraian Harjanto (2009:532), platform pesan adalah induk dari strategi pesan periklanan. Ia merupakan suatu pernyataan yang secara jelas menetapkan arah dari apa yang perlu dicapai oleh suatu kreatif atau pesan periklanan / komunikasi pemasaran. Karena itu, ia amat berperan untuk membedakan sesuatu merek dari para pesaingnya di pasar. Melalui platform pesan arah pesan komunikasi pemasaran secara jelas ditegaskan, dengan menunjukkan dieferensiasi, kekuatan merek, dan ke mana posisi merek akan berada di masa yang akan datang. Itu sebabnya kerangka kreatif cenderung bersifat permanen, meskipun eksekusi pesan-pesan komunikasi pemasaran dapat terus dikembangkan. Strategi sendiri adalah formulasi tertulis yang mendasari pesan komunikasi pemasaran. Ia menjadi dokumen yang mengkomunikasikan analisis dari komponenkomponen penting dalam suatu kampanye komunikasi pemasaran. Melalui dokumen tersebut dinyatakan manfaat utama, atau bagaimana merek tersebut bisa memecahkan masalah yang dihadapi oleh pemasar. Suatu perencanaan kreatif komunikasi pemasaran berkonotasi pada rancangan kampanye berjangka panjang. Meskipun demikian, pengertian perenanaan sebenarnya juga berlaku dalam penyiapan iklan tunggal. Karena itu, ia juga memerlukan pengembangan strategi pesan. Dokumen platform pesan kadang disebut dengan nama lain, seperti kerangka kreatif atau cetak biru kreatif. Para perancang pesan periklanan di biro-biro iklan, seperti penulis naskah (copywriter), pengarah senin (art director), dan Pembina usaha (account executive) bekerja sama menggunakan analisis sistematik, berdasarkan dokumen platform pesan tersebut. Secara sederhana, penyusunan suatu platform pesan dapat dikatakan sebagai penyusunan tujuan dan strategi kreatif secara terstruktur. Suatu pendekatan sistematis pada pesan komunikasi pemasaran yang bukan hanya sarat dengan kreativitas, namun juga nalar atau logika. Ia juga dijadikan petunjuk bagi pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan pesan periklanan atau komunikasi pemasaran, sehingga memiliki pemahaman yang sama untuk tindak lanjutnya. Isi suatu platform pesan adalah rangkaian informasi mendasar yang menjadi panduan bagi keputusan pemasar. Ia merinci tujuan, pasar sasaran, dan strategi pesan penjualan. Termasuk landasan pemikiran untuk menjual produk terkait, atau gagasan utama, serta ringkasan mengenai bagaimana eksekusi dari gagasan tersebut. 2016 2 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Seracara ringkas, platform pesan adalah dokumen dari beberapa pernyataan yang dipersiapkan oleh biro iklan sebagai landasan kerja untuk menyusun dan melaksanakan upaya-upaya kreatif atau pesan periklanan mereka. Sebagai suatu dokumen landasan kerja, suatu platform pesan tentu saja dikembangkan dengan pemahaman penuh tentang kebutuhan-kebutuhan komunikasi periklanan pengiklan. Dalam persiapannya dokumen ini kerap memerlukan berbagai data riset tentang pasar, persaingan, serta persepsi terkini konsumen terhadap produk terkait. Meskipun format dari platform pesan berbeda-beda dari satu biro iklan dengan biro iklan lainnya, namun umumnya memuat pernyataan-pernyataan yang luas dan ringkat tentang hal-hal sebagai berikut: a) Fakta kunci Berdasarkan uraian Harjanto (2009:533), hal pertama dalam proses menetapkan platform pesan adalah melakukan analisis makro untuk mengetahuai fakta kunci dari lingkungan pasar, persaingan, dan persepsi khalayak sasaran. Lingkungan makro sendiri adalah segala situasi yang berada di luar kendali pemasaran maupun perusahaan, yang mempengaruhi segala kebijakan pemasaran ataupun perusahaan terkait. Yang termasuk dalam lingkungan ini adalah kebijakan public, perekonomian, sosial budaya, dan perkembangan teknologi. Lingkungan makro adalah lingkungan eksternal dan harus diketahui oleh pemasar. Perusahaan pengiklan perlu mengetahuai semua tekanan, permasalahan ataupun kepentingan yang ada hubungannya dengan sikap dan keputusan public terhadap perusahaan atau produk terkait. Dengan demikian setiap rancangan program periklanan sudah disusun memperhitungkan sudut pandang konsumen. b) Masalah utama Analisis lingkungan makro juga disusun untuk mengidentifikasi dan memahami berbagai permasalahan. Karena permasalahan yang tidak teridentifikasi dan atau tidak ditanggapi secara serius, akan cenderung memunculkan sebagai penghalang bagi produk terkait untuk mempengaruhi konsumen. Sebaliknya, kemampuan mengatasi permasalahan yang ada pada saat kini dan prediksinya nanti, akan membuka peluang yang lebih besar bagi bisnis pemasar. Salahs satu cara untuk melacak permasalahan makro ini adalah dengan memanfaatkanjasa perusahaan-perusahaan pemantauan artikel dan iklan media. Mereka tidak hanya mengumpulkan, melacak dan memberikan informasi, namun juga diserta analisisnya. Analisis ini biasanya tentang permasalahan-permasalahan yang paling menonjol saat ini menurut kategorisasi berita, artikel, maupun iklan. 2016 3 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Suatu entitas pemasara dapat lebih terpengaruh oleh salah satu unsure dalam lingkungan makro, dibandingkan dengan entitas pemasar lainnya. Misalnya pemasar di daerah yang meskipun telah mendominasi pasar setempat, mungkin tetap merasa sulit melakukan penetrasi ke pusat kota. Pemasar ini mungkin sulit menyesuaikan produknya dengan selera konsumen perkotaan yang cenderung memandang produksi lokal kurang berkualitas. Di sisi pemasar tersebut menghadapi masalah mengubah persepsi khalayak perkotaan terhadap produk lokal. Sementara pemasar yang dari pusat kota akan cenderung memandang upaya-upaya memperkini pemahaman tentang gaya hidup yang lebih penting, karena konsumen di kota memang cepat berubah selera. Di sini pemasar dari perkotaan memandang perubahan selera,ataupun perubahan gaya hidup itulah yang menjadi masalah utama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa permasalahan utama dalam periklanan berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan persepsi khalayak. Persepsi inilah yang mempengaruhi mereka untuk bersikap dan bertindak. c) Tujuan kampanye Sebagaimana dijelaskan Harjanto (2009:535), kampanye periklanan dan komunikasi pemasaran merupakan serangkaian proses yang terencana dan sistematis, untuk menyebarkan informasi, pengetahuan, gagasan atau ide. Ia dikemas dalam satu tema tunggal disampaikan dalam suatu kurun waktu tertentu melalui teknik-teknik komunikasi dengan tujuan untuk menciptakan kesadaran, pemahaman, dan tindakan dari khalayak yang ditujunya. Kampanye komunikasi pemasaran dilakukan secara terencana, ssitematis, dan berulang-ulang serta terus-menerus dalam periode waktu tertentu sebagai perpanjangan dari suatu strategi komunikasi pemasaran. Dan upaya-upaya komunikasi periklanan akan jauh lebih berhasil jika dirancang dengan memperhitungkan juga sudut pandang pemasaran. Tujuan suatu kampanye komunikasi pemasaran adalah untuk memotivasi tindakan khalayak sasaran. Suatu kampanye juga harus mampu menyukseskan tujuan-tujuan lainnya yang telah disusun berdasarkan strategi pemasaran produk terkait. Kontribusi utama kampanye periklanan bagi keseluruhan kegiatan pemasaran adalah member solusi komunikasi bagi masalah pemasaran, dan dalam periode tertentu. Perusahaan periklanan biasanya mengusulkan rekomendasi pemecahan permasalahan melalui kegiatan komunikasi pemasaran dengan menyusun tujuantujuan yang harus dicapai. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan tersebut, seringkali ditetapkan pula parameternya secara kuantitatif. 2016 4 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Umumnya seluruh usaha komunikasi pemasaran diarahkan pada pencapaian satu atau lebih tujuan-tujuan komunikasi di bawah ini (John R. Rossiter, Larry Perc, 1987): 1) Membangkitkan kebutuhan produk dalam kategorinya 2) Menciptakan kesadaran merek 3) Mendorong sikap positif terhadap merek sebagai hasil dari pengetahuan dan pembelajaran merek, yang kemudian diasosiasikan dengan segala perasaan. 4) Memfasilitasi keinginan untuk membeli, sebagai akibat dari sikap positif terhadap merek terkait. Agar lebih mudah merumuskan tujuan-tujuan komunikasi pemasaran, beberapa perusahaan menggunakan akronim SMART, yang terdiri dari: Specific, tujuan harus spesisik Measurable, atau terukur Achieveble, dapat dicapai Reliable, memang pantas Time, ada batasan rentang waktunya d) Khalayak sasaran Lebih lanjut Harjanto (2009:537), menjelaskan bahwa khalayak sasaran sangat menentukan isi dan bentuk pesan komunikasi pemasaran. Pesan komunikasi pemasaran akan lebih mudah dirancang dan diarahkan dengan mengetahuai karakteristik demografis, geografis, atau psikografis khalayak sasaran. Isi pokok dan bentuk sebuah pesan komunikasi pemasaran sebenarnya merupakan fungsi dari beberapa faktor. Diantara faktor-faktor tersebut ada yang berkadar sangat strategis, namun ada juga yang sekadar memperkuat makna pesan, seperti misalnya gaya bahawa. Tujuan kampanye komunikasi pemasaran juga mempengaruhi isi dan bentuk pesannya. Seandainya seorang pemasar menghadapi masalah rendahnya kepekaan merek, maka pada pesan periklannya mungkin perlu dibuat perulangan nama merek beberapa kali. Meskipun demikian, untuk dapat mengajak para khalayak sasaran membeli produk yang dikomunikasikan, manfaat-manfaat kunci maupun pendukung akan tetap dimasukkan. Memahami segmentasi yaitu pengelompokan populasi menurut kesamaan karakteristik, sebagai kumpulan orang-orang yang disasar untuk membeli produk, adalah kunci bagi sukses pemasaran, termasuk kegiatan komunikasi pemasaran. 2016 5 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Untuk khalayak sasaran pembeli peralatan rumah tangga produk penanak nasi bertekanan tingggi (high pressure rice cooker), misalnya wanita berumus 25-54, perpendidikan minimal sarjana, pekerjaan ibu rumah tangga atau eksekutif, berpengeluaran minimal Rp 6 juta per bulan, tinggal di daerah perkotaan, dan berorientasi pada gaya hidup modern. e) Persaingan Menetapkan strategi komunikasi pemasaran untuk memantapkan posisi produk di pasar, sangat dipengaruhi oleh kegiatan para pesaing. Persaingan ini bukan saja dari sudut pandang pemasar, namun juga pemahaman yang ada dari sudut pandang konsumen. Konsumen kerap memperbandingkan satu merek dengan merek lainnya sebelum memutuskan untuk membeli. Dan memang persaingan antar merek, sebenarnya terjadi di benak para konsumen, bukan di pasar. Siapakah pesaing utama dan bagaimana posisi mereka di pasar? Strategi apa yang dilakukan mereka untuk persaingan, bagaimana pesan yang mereka sampaikan, media apa yang mereka pergunakan? Bagaimana pula kegiatan komunikasi pemasaran mereka secara menyeluruh? Pemahaman yang baik mengenai lingkungan yang tercipta akibat kegiatan komunikasi pemasaran oleh para pesaing, akan mempertajam kemampuan bersaing, serta memudahkan pencarian akar masalah persaingan dan solusinya. f) Manfaat yang dijanjikan Aspek manfaat, dalam kerangka kerja kreatif ini adalah untuk menyeleksi manfaat utama atau gagasan penjualan utama sesuatu merek. Dalam bagian besar kasus, janji tersebut adalah keuntungan konsumen atau solusi bagi sesuatu masalah mereka. Produk memang dipromosikan atas dasar manfaatnya produk bagi konsumen dalam menyelesaikan masalah mereka. Khalayak tidak membeli obat, mereka membeli hasilnya (Claude Hopkins: 1991). Untuk itu, dalam mengembangkan strategi pesan, sebuah fitur atau atribut produk harus diubah menjadi manfaat bagi konsumen. Metode sederhana untuk menggunakan strategi ini adalah mengidentifikasi sebuah fitur atau atribut produk, kemudian menterjemahkannya menjadi manfaat bagi konsumen. Karena sering terjadi, khalayak kurang memperhatikan fitur. Mereka lebih sering langsung mencari manfaat dari produk yang dijanjikan oleh dalam suatu proggam komunikasi pemasaran / periklanan. Janji adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan terjadi di masa depan setelah menggunakan produk yang diiklankan. Iklan minuman energinya misalnya, 2016 6 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menjanjikan kesegaran bagi mereka yang meregukknya. Efek dari iklan, tentu saja akan membuat mereka yang merasa kelelahan mengharapkan dirinya segar kembali setelah minum minuman energi tersebut. Ilustrasi lain adalah, pasta gigi yang menjanjikan kepada penggunanya kesegaran nafas sepanjang hari, terhindar dari gigi berlubang dan membuat pemakainya selalu tampil tersenyum. g) Gaya dan pembawaan (tone & manner) Setelah menentukan isi dan bentuknya, suatu karya kreatif periklanan perlu menentukan pula gaya dan pembawaannya. Di bidang kreatif periklanan atau komunikasi pemasaran, hal ini disebut sebagai tone and manner. Jika iklan didasarkan kepada mahasiswa misalnya, maka tampilan pesan tersebut harus mengikuti gaya dan pembawaannya mahasiswa. Jika tidak, produk pada program komunikasi pemasaran tersebut akan sulit diasosiasikan sebagai produk untuk mahasiswa. Unsur gaya dan pembawaan ini diterapkan oleh pekerja kreatif dengan memilih cara terbaik untuk menyapa dan berbicara dengan khalayak sasaran. Hal ini sekaligus dimanfaatkan untuk mengukuhkan karakter maupun nilai dari sesuatu merek. Gaya dan pembawaannya memberi ciri pada eksekusi pesan komunikasi pemasaran. Ia mempertegas hal-hal yang terkait dengan penyampaian inti pesan, baik secara verbal maupun visual. h) Cara penyampaian Yang dimaksud dengan penyampaian pesan adalah daya tarik (appeal), ataupun pendekatan (approach) yang dipilih, agar suatu pesan komunikasi pemasaran menjadi lebih menarik, dan atau lebih mudah dipahami. Daya tarik iklan harus memenuhi dua syarat sebagai berikut: a) Ia harus sesuai dengan karakter khalayak sasaran, sehingga iklan tersebut bermakna, menunjukkan manfaat yang membuat produk terkait lebih diinginkan atau lebih menarik bagi mereka. b) Suatu daya tarik juga harus dapat dipercaya, dan relevan dengan produk yang dikomunikasikan. Selain itu, suatu daya tarik juga tidak selalu cocok digunakan di segala kasus. Jika dalam platform pesan perlu penyampaian pesan menggunakan humor misalnya, maka seluruh pesan komunikasi pemasaran / periklanan produk terkait harus disampaikan secara humor. Meskipun andaikata perlu menggunakan taktik berbeda; dengan versi baru, artis baru, maupun lagu tema baru, namun semua pesan komunikasi pemasaran / periklanan baru tersebut harus tetap tampail sebagai 2016 7 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id humor. Perubahan hanya akan terjadi apabila kerangka kreatif komunikasi pemasaran / periklanan memang baru. Jika tidak, maka perubahan tersebut tidaklah bersifat strategis, melainkan hanya bersifat taktis ataupun teknis. i) Unsur-unsur wajib (mandaroty) Harjanto (2009:542) menjelaskan bahwa pengiklan kadang mewajibkan biro iklan untuk memuat hal-hal tertentu dalam suatu pesan periklanan atau komunikasi pemasaran. Dengan demikian, unsur-unsur ini kemudian menjadi bagian dari keseluruhan pesan komunikasi pemasaran atau periklanan tersebut. Beberapa pemasar dan biro iklan menyebut unsur-unsur ini sebagai mandatory atau kewajiban yang harus dilaksanakan. Meskipun kadang unsur-unsur ini tidak berkaitan langsung dengan alasan konsumen membeli produk terkait. Unsur-unsur wajib ini misalnya warna korporat, alamat, logo atau nama perusahaan, dan sebagainya. 1.2. Pembuatan Pesan Dalam kegiatan komunikasi pemasaran atau periklanan, pesan adalah induk dari strategi pesan periklanan. Menurut Harjanto (2009:532) pesan iklan merupakan suatu pertanyaan secara jelas yang menetapkan arah dari apa yang akan dicapai dalam kampanye periklanan. Pesan iklan juga berperan menjelaskan perbedaan sesuatu merek dari para pesaingnya di pasar. Melalui pesan iklan yang menginformasikan kekhususan dari suatu merek atau tidak ada dalam merek lain, maka pada akhirnya pesan tersebut akan bisa dipercaya konsumen. Faktor yang dapat meningkatkan pengaruh pesan iklan, tidak hanya tergantung pada isi pesan yang diutarakan saja, namun juga dipengaruh oleh bagaimana cara mengutarakan dan pemilihan media yang digunakannya. Menurut Roman, Maas, dan Nisenholtz (2005), kreativitas iklan adalah how to say nya sebuah pesan periklanan atau cara yang dilakukan untuk mengkomunikasikan pesan iklan (what to say) kepada audiens. Prinsip pertama kreativitas dalam sebuah iklan adalah bahwa kreativitas iklan tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Kreativitas membuka, memilih, kemudian mengatur kembali, menggabungkan, menghasilkan fakta, keahlian dan ide yang sudah ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa kreativitas adalah penggabungan ide-ide yang telah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru. Berdasarkan uraian Durianto, beberapa strategi dari what to say yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1) Product benefit/feature oriented advertising (produk yang berorientasi pada manfaat produk atau keistimewaan produk). Suatu strategi periklanan yang mengkomunikasikan keistimewaan suatu merek atau merek kepada konsumen. 2016 8 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kegunaan atau 2) Brand image oriented advertising (periklanan yang berorientasi pada citra merek). Suatu cara periklanan untuk memberikan atau menempelkan suatu kepribadian (personality). Strategi ini sering djalankan, bilamana produk yang diiklankan tidak memiliki product feature atau benefit yang unik. 3) Problem and/or opportunity oriented advertising (periklanan yang berorientasi pada permasalahan atau peluang). Suatu strategi periklanan yang dijalankan dengan mencari permasalahan suatu produk untuk dinetralisir melalui iklan. 4) Competitive positioning oriented advertising (periklanan yang berorientasi pada penempatan persaingan). Strategi periklanan ini berorientasi pada pesaing, khususnya yang merupakan market leader. Selanjutnya setelah menentukan masalah what to say, langkah berikutnya adalah merumuskan how to say. Menurut Durianto, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kreatifitas iklan: 1) Directed creativity (Kreativitas yang terarah) Kreativitas yang harus dibuat harus disesuaikan dengan What to say, yang telah dipilih, misalnya memilih tema “segar”, maka gambarkanlah sesuatu yang segar dalam iklan tersebut. 2) Brand name exposure (Pemilihan nama merek) Brand name exposure dianggap penting, karena bertujuan untuk brand awareness. Brand name exposure terdiri dari individual brand name dan company brand name. 3) Positive uniqueness (Keunikan yang positif) Iklan yang efektif harus mampu menciptakan sesuatu yang positif. 4) Selectivity (Selektif) Selektif ini diartikan sebagai kesesuaian antara pembawa pesan (endoser), structure pesan, dan isi pesan (message content). Struktur pesan terdiri dari konklusi, argumentasi, dan klimaks; Selanjutnya isi pesan sendiri ada 3 yaitu rasional, emosional, dan moral. Menurut Kotler (2005) sebuah pesan idealnya adalah harus mampu menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire)dan mampu menyebabkan tindakan (action). Selanjutnya Arora (2007:377) dalam jurnalnya yang berjudul Message Framing Strategies for New and Mature Products 2016 9 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dari sebuah pesan iklan dalam merubah perilaku dan minat konsumen. Wilbur Schramm menjelaskan bahwa jika kita menginginkan pesan kita dapat membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki maka ada kondisi dan prasyarat yang harus dipenuhi. Schramm dalam karyanya How Communication Works mengatakan the condition of success in communication diringkas sebagai berikut: 1. Pesan hendaknya dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama dengan komunikan, sehingga memiliki persepsi yang sama untuk dimengerti. 3. Pesan hendaknya mampu membangkitkan kebutuhan pribadi dari komunikan serta menyarankan beberapa altenatif untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 4. Pesan hendaknya menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak, di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Indikator daya tarik pesan iklan menurut Kotler dan Armstrong (2008) harus mempunyai tiga sifat sebagai berikut: 1. Meaningful (bermakna) Pesan iklan harus menunjukkan manfaat-manfaat produk yang mampu membuat konsumen lebih tertarik serta menginginkan produk yang diiklankan. Pesan iklan harus dapat mengatakan sesuatu yang menarik dari produk tersebut. 2. Believeble (dapat percaya) Pesan iklan harus dapat dipercaya oleh konsumen, bahwa produk tersebut memberikan informasi yang benar. Konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan. 3. Distinctive (daya tarik itu harus khas/berbeda) Pesan iklan harus menyatakan sesuatu yang membuat produk yang diiklankan lebih baik dan berbeda dari produk-produk pesaing. Dengan demikian pesan iklan harus mengatakan sesuatu yang ekslusif atau tidak terdapat pada semua merek lain dalam suatu kategori produk tersebut. 1.3. Penentuan Isi Pesan Cassandra sebagaimana dikutip oleh Cangara (2006) menjelaskan terdapat dua model dalam penentuan sebuah pesan. Penyusuan pesan yang dimaksud adalah bersifat informatif dan persuasif. 2016 10 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Penyusunan pesan yang bersifat informatif. Penyusunan pesan yang bersifat informatif dalam penerapannya lebih banyak digunakan untuk program-program edukasi, kesadaran, dan perluasan wawasan khalayak terhadap suatu issue. Karena tujuannya lebih banyak menciptakan kesadaran dan edukasi, maka pesannya akan lebih sederhana, jelas dan tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami khalayak dengan bermacam-macam latar belakang. 2. Penyusunan pesan yang bersifat persuasif Penyusunan pesan yang bersifat persuasif lebih banyak bertujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Karena tujuannya merubah persepsi dan pendapat khalayak, maka penyusunan pesan persuasif memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini adalah apa yang dikehendaki komunikator sebagai sumber pesan terhadap komunikan sebagai hasil pesan yang disampaikannya. Selanjutnya menurut Kotler (2005) dalam merancang pesan iklan, pengiklan harus memutuskan hal-hal sebagai berikut : a. Isi Pesan Agar mendapatkan tanggapan sesuai yang diharapkan maka pengiklan harus menentukan isi pesan iklan dengan memperhatikan secara cermat apa yang akan disampaikan. Menurut Kotler hendaknya pengiklan memiliki daya tarik (appeal) baik tema, idea, ataupun usulan penjualan yang unik. Dengan berbagai pendekatan kreatif yang dilakukan pengiklan, maka tema dan daya tarik iklan akan menghasilkan bermacam-macam respon bagi khalayak. Kotler menjelaskan tiga tipe daya tarik pesan iklan: 1. Daya Tarik Rasional Daya tarik ini adalah penyampaian pesan yang masuk akal dan berdasarkan data. Pendekatan ini menjanjikan manfaat produk secara langsung berdasarkan data dan informasi mengenai produk. Pendekatan rasional ini akan memudahkan konsumen dalam mencari sisi praktis dan fungsional dari suatu produk. Daya tarik rasional akan menyampaikan pesan-pesan yang menunjukkan kualitas, penghematan, value (nilai) dan kinerja produk. 2. Daya Tarik Emosional Daya tarik emosional yang berhubungan dengan status sosial atau kebutuhan psikologis konsumen. Dalam beberapa situasi, konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian terhadap produk atau merek dikarenakan faktor emosional. Seringkali konsumen membeli produk untuk memperolehy sesuatu status atau pengakuan sosial. Daya tarik ini berusaha mengendalikan emosi baik 2016 11 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id negatif atau positif termasuk rasa takut, bersalah, dan malu yang mendorong orang melakukan hal-hal yang seharusnya mereka lakukan. 3. Daya Tarik Moral Daya tarik pesan iklan ini ditujukan pada perasaan khalayak mengenai sesuatu yang benar dan tepat. Daya tarik moral biasanya digunakan untuk mendorong khalayak untuk mendukung atau bertindak kegiatan-kegiatan sosial seperti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, kesadaran akan menjaga kesehatan, dan sebagainya. b. Struktur Pesan Menurut Kotler (2005) efektifitas suatu pesan sangat tergantung kepada struktur dan12 isinya. Struktur pesan terdari dari beberapa elemen sebagai berikut: 1. Struktur pesan yang pertama adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada akhir pesan dianggap lebih efektif. Namun demikian yang sering digunakan oleh pengiklan adalah mengkhiri alur iklan dengan mengajukan pertanyaan kepada khalayak ataupun membiarkan konsumen menarik kesimpulan sendiri berdasarkan persepsinya. 2. Menyajikan argumen sepihak (hanya menyebutkan keunggulan produk), atau argumen dua pihak (mencari keunggulan produk sambil mengakui juga kekurangannya). Argumen sepihak dilakukan oleh pengiklan dalam suatu presentasi penjualan. Cara ini dianggap akan efektif mempengaruhi pengetahuan dan sikap konsumen. Penyajian pesan iklan dengan keterlibatan dua belak pihak dalam strukturnya, dapat meningkatkan kredibilitas pengiklan, selain itu juga dapat membuat konsumen tidak mudah terpengaruhi oleh serangan produk pesaing. 3. Menyajikan argumen paling kuat pada urutan pertama atau paling akhir. Pada argumen pesan sepihak, secara berurutan pesan iklan akan menarik perhatian dan minat, selanjutnya akan mengarah pada akhir pesan yang antiklimaks. Jika pada arugen kedua, khalayak pada awalnya menentang pesan, pengiklan dapat memulai dengan argumen lain serta menyimpulkan melalui argumennya yang terkuat. c. Format Pesan (Bagaimana membuat pesan secara simbolis) Dalam penyampaian pesan iklan, pengiklan juga harus mengembangkan format yang kuat. Untuk media cetak maka pengiklan harus menentukan judul, hak cipta, ilustrasi dan warna. Pengiklan juga dapat menggunakan sesuatu yang baru dan kontras seperti gambar dan judul yang menarik perhatian, format yang berbeda, ukuran pesan dan posisi, warna, bentuk dan gerakan. Untuk pesan iklan yang akan disampaikan melalui media televisi terutama menggunakan endorser, maka semua 2016 12 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id unsur di atas ditambah bahasa tubuh harus diformulasikan dengan baik. Penyajian dalam ekspresi wajah, gerakan badan, pakaian, postur tubuh dan gaya rambut merupakan elemen-elemen yang harus diperhatikan. Penyampaian pesan mengenai produknya juga harus memperhatikan warna, tekstur, aroma, ukuran, dan bentuknya.. d. Sumber pesan (apa/siapa yang harus mewakili pesan) Pesan iklan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik akan lebih mudah diingat oleh konsumen. Endorser atau model iklan dari tokoh terkenal atau celebrity merupakan cara yang paling lazim digunakan oleh produsen untuk menarik perhatian konsumen. Penggunaan endorser yang terkenal dengan daya tarik dan kredibilitas tinggi akan efektif jika dua faktor tersebut melambangkan atribut produk yang utama. Pesan iklan yang disampaikan oleh endorser yang kredibel dan terpercaya, maka iklan akan lebih mudah mempengaruhi konsumen. 1.4. Penentuan Strategi Penyampaian Pesan. Iklan efektif adalah iklan yang memiliki daya tarik terhadap perhatian khalayak. Untuk mendapatkan perhatian yang tinggi dari khalayak, maka pesan iklan harus disajikan dengan pendekatan yang tepat. Karena iklan merupakan penunjang dari program komunikasi pemasaran ataupun promosi, maka daya tarik iklan sangat penting agar iklan dapat dilaksanakan dengan dampak yang sesuai dengan keinginan pengiklan. Daya tarik pesan iklan mengacu pada pendekatan yang digunakan dalam menarik perhatian konsumen serta mempengaruhi persepsi mereka terhadap produk atau merek. Agar dapat menghasilkan daya tarik yang kuat terhadap konsumen, maka pesan iklan harus mampu mempengaruhi, mampu membangkitkan, dan mampu mempertahankan ingatan konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan. Sementara itu Harjanto (2009:550-558) menjelaskan mengenai pedekatan- pendekatan yang bisa digunakan dalam pesan iklan; 1. Penggalan Kehidupan (Slice of life) Bentuk pendekatan yang menggunakan peristiwa sehari-hari yang dihubungkan dengan produk. Tampilan iklan ini berupaya menunjukkan satu atau lebih orang yang menggunakan produk terkait. 2. Animasi (Animation) Alasan utama menggunakan bentuk animasi adalah kemampuan untuk menutupi kekurangan, atau bahkan untuk meningkatkan kemampuan visual. 3. Khayalan (Fantasy) Pendekatan pesan ini menekankan pada citra diri khalayak sasaran yang ideal dengan menciptakan khayal di sekitar produk atau kegunaannya. 2016 13 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Bukti Ilmiah (Scientific Evidence) Bentuk pendekatan ini dilakukan dengan menampilkan hasil survey atau bukti ilmiah bahwa sesuatu merek lebih baik atau lebih disukai dibandingkan dengan merek-merek lain. 5. Demonstrasi (Demonstration) Iklan berbentuk demonstrasi dirancang untuk menggambarkan manfaat kunci atau keunggulan produk dan atau kekuatan kompetitif dengan mempertunjukkan penggunaan produk dalam situasi nyata. 6. Berita (News) Dominasi tampilan pada pendekatan ini berbentuk berita atau pengumuman tentang produk atau perusahaan terkait. 7. Masalah dan Solusi (Problem and Solution) Bentuk iklan ini mengetengahkan masalah yang dihadapi oleh khalayak sasaran dengan berfokus pada penyebabnya. 8. Popularitas (Popularity) Pendekatan berbentuk popularitas ditekankan pada penggunaan yang luas, atau tentang ketenaran suatu produk dengan menunjukkan produk tersebut sebagai pilihan para konsumen. 9. Gaya Hidup (Lifestyle) Pendekatan ini menunjukkan kesesuaian sebuah produk dengan gaya hidup tertentu dari khalayak sasarannya. 10. Suasana Hati (Mood) Bentuk pendekatan ini tidak menampilkan keunggulan produk namun rancangan iklan hanya berupaya untuk merefleksikan suasana hati pengguna, ataupun citra tentang produk terkait. 11. Citra (Image) Pendekatan ini didasari pendapat bahwa setiap obyek atau benda memiliki makna sosial. Obyek atau benda juga mampu membuat pencitraan. 12. Musikal (Musical) Pendekatan ini menggunakan music menampilkan satu orang atau lebih yang menyajikan lagu tentang produk tersebut. 13. Penganjuran (Endorsement) Bentuk penganjuran menggunakan juru bicara untuk menyampaikan janji atau klaim produk. 14. Kesaksian (Testimonial) Kesaksian merupakan bentuk iklan yang dilakukan dengan memanfaatkan penyaji atau 2016 14 juru bicara yang mengunggulkan Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom sesuatu Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id produk, tidak sekadar menyampaikan informasi biasa. 15. Simbol Kepribadian (Personality Symbol) Bentuk pendekatan iklan ini menggunakan pribadi atau karakter tertentu untuk mewakili produk terkait. 16. Keahlian Teknis (Technical Expertise) Eksekusi ini menyampaikan inti pesan dengan menonjolkan keahlian dan atau pengalaman perusahaan dalam menghasilkan produk terkait. 17. Penyajian Produk (Product Presentation) Iklan yang memanfaatkan produk yang diiklankan sebagai tokoh utama atau “pahlawan.” Karena menjadi tokoh utama maka produk akan ditampilkan dengan sangat menarik dan memikat. *** 2016 15 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Belch, George & Michael Belch. 2007. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. New York: McGraw Hill/ Irwin. Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Duncan, Tom. 2008. Principles of Advertising and IMC. Secong Edition. New York: McGraw Hill. Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Saduran Bob Sabran. Erlangga. Jakarta. Edisi 12. Jilid 1. Harjanto, Rudy. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan. Jakarta: STIKOM ITKP. Kennedy, John E. dan Soemanaraga, R. Dermawan. 2006. Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Morissan. 2014. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Roman, Kenerth, Jane Maas & Martin Nisenholtz. 2005. How To Advertise, Membangun Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Shimp, Terence A. 2006. Advertising, Promotion, and Other Aspects of Integrated Marketing Communications. Canada: South-Western College Pub. Suhandang, Kustadi. 2005. Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi. Bandung: Nuansa Wells, William, Sandra Moriarty, & John Burnet. 2006. Advertising Principles and Practice 7th Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall. Sumber lain : Purwaningwulan, Melly Maulin, Daya Tarik Pesan Iklan Humor. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10 No. 1. Universitas Komputer Indonesia Arora, R. 2007. Message Framing Strategies for New and Mature Products: Journal of Product & Brand Management Vol. 16 No.6: 377-385. 2016 16 Integrated Marketing Communication II Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id