4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakpia atau pia Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakpia atau kue kering, berbentuk bundar agak pipih, bagian luarnya mudah remuk, terbuat dari terigu dengan isi kacang hijau (Anon., 2014). Kue pia berasal dari negeri Tiongkok atau Cina yang aslinya bernama Tou Luk Pia yang berarti kue pia kacang hijau. Kue pia mulai berakulturasi dengan budaya Jawa bahkan menjadi makanan khas Yogyakarta saat ini. Bahan yang digunakan untuk membuat kue pia antara lain terigu, minyak goreng, air, gula dan garam. Kue pia merupakan salah satu jenis kue yang dioven atau dipanggang (Anon.,2014). Kue pia adalah kue tradisional yang dikenal di daerah-daerah di Indonesia. Kue pia terbuat dari bahan-bahan seperti terigu, minyak sayur, gula halus, air dan garam. Untuk isiannya yang paling umum digunakan adalah isian kacang hijau. Pada penelitian ini kacang hijau yang digunakan adalah kacang hijau kupas Adapun persyaratan bakpia sesuai Badan Standar Nasional Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. 5 Tabel 1. SNI 01-4291-1996 Persyaratan Mutu Bakpia No Kriteria Uji Satuan 1 Keadaan 1.1 Warna 1.2 Bau 1.3 Rasa 2 Air % b/b 3 Jumlah gula dihitung sebagai % b/b sukrosa 4 Lemak % b/b 5 Protein % b/b 6 Bahan tambahan makanan 6.1 Pemanis buatan % b/b 6.1.1 Sakarin % b/b 6.1.2 Siklamat % b/b 6.2 Pengawet sesuai SNI 01022201995 7 Cemaran logam 7.1 Timbal (Pb) mg/kg 7.2 Tembaga (Cu) mg/kg 7.3 Seng (Zn) mg/kg 7.4 Raksa (Hg) mg/kg 8 Cemaran arsen (As) mg/kg 9 Cemaran mikroba 9.1 Angka lempeng total Koloni/g 9.2 E.Coli APM/g 9.3 Kapang Koloni/g Sumber : (Badan Standar Nasional Indonesia,1996) Persyaratan Normal Normal Normal Maks 30 Min 25 Maks 10 Min 8 Tidak boleh ada Tidak boleh ada Maks 1,0 Maks 10,0 Maks 40,0 Maks 0,05 Maks 0,5 Maks 104 Negatif Maks 103 2.2. Margarin Menurut Winarno (2002), margarin atau oleo margarine pertama kali dibuat dan dikembangkan tahun 1869 oleh Mege Moories dengan menggunakan lemak sapi. Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa dan gizi hampir sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan mengandung kurang lebih 80% lemak. Margarin merupakan salah satu satu sumber energi dengan vitamin A, D, E dan K serta memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit dari pada mentega biasa. 6 Margarin berfungsi untuk memberi cita rasa gurih, memperpanjang daya simpan, memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar dan mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan pengovenan. Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan dan segera dapat mencair di dalam mulut. Fungsi margarin dalam kue adalah untuk menjaga kue agar tahan lama, memberi aroma pada kue, membuat kue terasa empuk dan menambah nilai gizi karena mengandung asam lemak tak jenuh esensial dan mengandung vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam minyak (Ketaren, 1986). Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia kandungan margarin mengandung energi sebesar 720 kilokalori, protein 0,6 gram, karbohidrat 4,4 gram, lemak 81 gram, kalsium 20 miligram, fosfor 16 miligram. Selain itu di dalam margarin juga terkandung vitamin A sebanyak 2000 IU vitamin B1 0,2 miligram dan vitamin C 0,25 miligram Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram margarin, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %. 2.3. Minyak Babi Sumber dari minyak babi adalah lemak dari daging babi. Daging babi yang baik berwarna merah muda, seratnya halus dan kompak, lemaknya berwarna putih jernih dan mudah mencair apabila dipanaskan. Daging yang berasal dari babi tua berwarna gelap, lemaknya lebih banyak dan seratnya lebih kasar. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia kandungan gizi lemak babi lemak yang diliti (food weight) 100 gram, mengandung energi sebesar 630 kilokalori, protein 9,1 gram, karbohidrat 1,1 gram, lemak 65 gram, kalsium 13 7 miligram, fosfor 108 miligram, dan zat besi 0,35 miligram gram. Selain itu didalam lemak babi juga terkandung vitamin A sebanyak 0.5 UI, Vitamin B1 0,38 miligram dan vitamin C 0,1 miligram Menurut Winarno (2002), penambahan lemak gajih (lemak ternak sapi, babi dan kambing) pada roti dan kue menyebabkan adonan memiliki plastisitas yang baik dan daya shortening yang tinggi. Pembuatan minyak babi dengan cara lemak babi dipisahkan dari daging babi, selanjutnya dicuci, kemudian dipotong kecil-kecil ukuran kurang lebih 2cm selanjutnya dipanaskan dengan suhu 1000C selama 15 menit dan disaring. 2.4. Terigu Terigu merupakan produk hasil olahan dari gandum. Tanpa terigu, maka tidak akan menghasilkan produk bakery yang baik. Terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi, roti, dan pasta. Kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum. Terigu mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Anon., 2006). . Terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan roti. Terigu diproses atau digiling dari biji gandum Triticum aesticu. Dalam tepung terigu terdapat protein yang berfungsi mengikat atau mengabsorbsi air membentuk gluten. Gluten berfungsi menahan gas CO2 yang dihasilkan dalam proses fermentasi. Karbohidrat dari tepung terigu juga akan menyerap air menjadi adonan bersama gluten, yang dengan adanya panas dalam oven akan membentuk gelatin (Anon, 2006). 8 Terigu berdasarkan kandungan proteinnya digolongkan menjadi tiga (3) macam yaitu hard flour, medium flour, dan soft flour (Anon, 2006). Dalam pembuatan kue pia, terigu yang digunakan adalah terigu protein sedang (medium flour) yang memiliki kadar protein 10-11%. Terigu protein sedang merupakan campuran antara terigu jenis soft atau lunak dan hard atau keras, cocok digunakan untuk pembuatan kue pia dikarenakan tidak memerlukan pengembangan adonan (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Persyaratan terigu untuk bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. SNI 01-3751-2006 Persyaratan Terigu Untuk Bahan Makanan Persyaratan No Kriteria Uji Satuan Terigu Terigu Terigu Protein Tinggi Protein Sedang Protein Rendah Keadaan Serbuk halus Serbuk halus Serbuk halus 1 Bentuk Warna, rasa, bau Normal Normal Normal 2 Kadar Air % b/b Maks 14,5 Maks 14,5 Maks 14,5 3 Kadar Abu % b/b Maks 0,6 Maks 0,6 Maks 0,6 4 Serat Kasar % b/b Maks 0,4 Maks 0,4 Maks 0,4 Tidak boleh Tidak boleh Tidak boleh 5 Serat Asing ada ada ada Tidak boleh Tidak boleh Tidak boleh 6 Serangga ada ada ada 7 Protein % b/b Min 12,0 10,0-11,0 8,0-9,0 Sumber : (Badan Standar Nasional Indonesia, 2006) 2.5. Gula Menurut Buckle et al., (1987) gula ditambahkan pada jenis roti tertentu (roti basah, roti kering, dan kue kering) untuk melengkapi karbohidrat yang ada, untuk fermentasi, dan untuk memberikan rasa yang lebih manis. 9 Fungsi gula halus adalah untuk memberi rasa manis pada kue pia. Penggunaan gula halus sebagai bahan dalam pembuatan kue pia karena gula halus memiliki ukuran partikel yang kecil sehingga mempermudah penyebaran rasa manis pada adonan. Kualitas gula halus yang digunakan juga mempengaruhi tekstur dan penampakan pada produk akhir. Menurut Darwin (2013), gula bubuk yang disebut juga dengan tepung gula adalah gula yang telah mengalami penghalusan sehingga berbentuk bubuk gula. Karena sifatnya yang halus, gula bubuk baik digunakan untuk membuat krim untuk cake, taburan untuk cake, atau taburan untuk kue kering. 2.6. Garam Menurut Matz dan Matz (1978) fungsi garam dalam pembuatan adonan adalah penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lainnya, pengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi, penambah kekuatan gluten,pengatur warna kulit dan mencegah timbulnya bakteri-bakteri dalam adonan. Pengertian garam menurut Mudjajanto dan Yulianti, 2004 dalam pembuatan kue, garam yang ditambahkan ke dalam adonan merupakan garam dapur dengan nama kimia natrium klorida (NaCl). Selain dapat membantu memperbaiki rasa, penambah kekuatan gluten, pengatur warna kulit, penambahan garam berpengaruh dalam membantu kegiatan ragi pada saat proses fermentasi, peranannya mencegah pembentukan dan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dalam adonan roti. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemakaian garam yang berlebihan dapat memperlambat pengembangan adonan karena dapat menghambat aktivitas mikroba dalam proses 10 fermentasi, selain itu kulit roti menjadi tebal. Garam yang dipakai umumnya berkisar antara 2-2,5% dari berat terigu. 2.7. Air Fungsi utama air adalah untuk menghidrasi tepung sehingga dapat membentuk adonan yang baik. Air akan berikatan dengan protein membentuk struktur gluten dan dengan pati membentuk struktur tergelatinasi pada waktu pemanasan. Air ini juga berfungsi sebagai pelarut dari bahan – bahan lain seperti garam, gula, susu bubuk dan lain sebagainya. Banyaknya air yang ditambahkan dalam pembuatan adonan kue akan menentukan mutu dari kue, roti dan biskuit yang dihasilkan (Marliyati dan Sulaeman, 1999) 2.8. Kacang hijau Pada umumnya isian kue pia adalah kacang hijau. Menurut Susanto dan Saneto (1994) kacang hijau merupakan salah satu tanaman keluarga Leguminosa yang populer dan dikonsumsi secara luas di negara – negara Asia, termasuk Indonesia. Beberapa nama diberikan terhadap kacang hijau ini antara lain Vigna radiata L., Phaseolus radiatus L., Phaseolus aeurus roxb. Gizi yang terkandung pada kacang hijau relatif besar, terutama kandungan protein dan karbohidrat. Komposisi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. 11 Tabel 3. Komposisi Kimia Kacang Hijau Tiap (100g) Komposisi Jumlah Air (g) 10,00 Kalori (Kal) 395,00 Protein (g) 22,20 Lemak (g) 1,26 Karbohidrat (g) 62,90 Kalsium (mg) 125,00 Fosfor (mg) 320.00 Besi (mg) 6,70 Vitamin A(IU) 157,00 Vitamin B (mg) 0,64 Vitamin C (mg) 6,00 Sumber : (Susanto dan Saneto,1994)