MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB SUMBANGAN ISLAM DALAM NILAI DAN PERADABAN Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Sistem Informatika Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh 90004 Inggar Saputra, S.Pd Abstract Kompetensi Peran penting Islam dalam nilai dan Memahami sumbangan Islam dalam peradaban harus dipahami dengan nilai dan peradaban dengan baik dan baik. benar. Pendahuluan Latar Belakang Sebagai sebuah nilai, islam adalah sesuatu yang diyakini hampir sebagian besar masyarakat dunia dewasa ini. Dengan nilai yang penuh kandungan hikmah, Islam mampu memberikan sentuhan kemanusiaan dan mampu merasuk dalam hati para pengikutnya, sehingga diyakini, diajarkan kepada orang lain, dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari –hari. Tak heran, Islam dianggap mampu menjadi solusi atas berbagai persoalan dan dinamika dalam kehidupan sehari-hari. Keunggulan itu hadir sebab Islam bukan agama ilusi, melainkan ajaran yang mampu menggabungkan teori dan praktek kehidupan nyata. Dalam kaitan teori dan praktek, AlQur’an dan hadits sebagai petunjuk utama memberikan gambaran bagaimana seorang muslim seharusnya menjalankan agama yang diturunkan kepada Muhammad SAW ini. Secara utuh, Al-Quran bagaikan kamus berjalan yang memberikan arahan dalam kehidupan seorang muslim sehingga menjadi kewajiban untuk membaca, mempelajari, menghafalkan dan mengamalkannya. Sementara hadits Rasulullah membantu kita mendapatkan arahan praktis dari mata air keteladanan yang tak pernah kering direguk dari kepribadian rasul terakhir ini. Bersinggungan dengan peradaban, sebuah peradaban dikatkan maju jika mampu mempengaruhi dan memiliki banyak pengikut. Seorang pemikir Barat, Samuel Huntington menegaskan peradaban dunia ini sangat banyak, tapi hanya dua saja yang mampu bertahan yakni Islam dan Barat. Huntington meyakini keduanya akan saling bertentangan, sebagai konsekuensi logis atas nilai yang dikembangkan kedua peradaban tersebut. Sebagai seorang muslim, kita tentu meyakini peradaban Islam akan menang sebagaimana dulu Rasulullah menegaskan pasukan Islam akan menaklukan Konstantinopel dan pasukan tersebut adalah pasukan terbaik dengan panglima terbaik yakni Muhammad Al faith. Tapi kejayaan peradaban Islam tak hanya berkutat soal militer. Dalam bidang keilmuan, kita mengenal banyak pemikir terbaik islam seperti Ibnu Chaldun, Ibnu Sina, Al Farabi dan lainnya. Mereka adalah para intelektual yang mengharumkan nama Islam. Selain itu kita juga mengenal para politikus, sastrawan, budayawan, ahli ekonomi dan beragam peradaban Islam beserta tokohnya yang sangat dikenal dunia. Ini semua membuktikan peradaban Islam adalah peradaban terbesar yang diperkenankan Allah untuk memimpin dunia. 2014 2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Islam A. Definisi Islam Pemahaman Islam yang dikehendakI Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang memiliki ketinggian dan tiada yang menandinginya. Al Islaamu ya’luu walaa yu’laa ‘alaihi (Islam itu tinggi dan tiada yang menandinginya) menjadikan Islam tidak dapat disamakan dengan agama lainnya yang sudah melalui intervensi dari manusia sehingga ajarannya tidak lagi suci dan murni. Islam memiliki ciri dan sifat tertentu yang menggambarkan bagaimana seharusnya manusia berfikir dan bertindak sehingga mencapai kesuksesan hidup dunia dan akhirat. Islam mengatur kehidupan negara (politik, ekonomi, sosial, budaya, hubungan internasional, pertahanan, keamanan dan lainnya) sampai kehidupan sehari-hari seperti makan, minum, tidur, bertamu dan lainnya. Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepadaNyalah tunduk (menyerahkan diri) segala apa yang di langit dan di bumi, (QS. 83: 3) Sebagai sebuah agama, secara bahasa Islam memiliki beberapa pengertian. Pertama, menundukkan wajah (Aslamul wajhi) Tunduk disini tidak sekedar menundukkan wajah dalam artian fisik saja, Namun juga menundukkan wajah, dirinya, kemauannya, dan sebagainya kepada Allah SWT. Artinya, segala tindakan dan aktivitasnya harus di bawah ketundukkan kepada Allah. Ini artinya, Islam menghendaki ummatnya untuk tunduk kepada Allah SWT, bukan tunduk kepada yang lain selain Allah. Allah SWT berfirman: "Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." (QS. 4:125) Kedua, Berserah diri (Al Istislam). Al istislam memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam", yaitu Sin, Lam, dan Mim. Sehingga Al istislam atau berserah diri merupakan makna lain dari Islam secara bahasa. Dengan demikian, seorang muslim seharusnya adalah manusia yang sepenuhnya berserah diri dan tunduk patuh kepada Allah SWT. Tanpa menerima dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, terhadap hukum-Nya, Islam yang dianut tidaklah Islam yang seutuhnya. “Mengapakah mereka mencari (agama) selain dari agama Allah? Padahal telah tunduk kepada-Nya siapa yang di langit dan di bumi, dengan suka rela dengan terpaksa dan kepada-Nya mereka dikembalikan.” (QS. 3:183) Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam" (QS. 2:131) 2014 3 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ketiga, Suci bersih (As Saliim) Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang suci dan bersih. Islam membawa ajaran kesucian dan kebersihan. Suci bersih di sini adalah dalam segala hal, baik dari segi fisik, akhlaq, pikiran, dan sebagainya. Dalam hal fisik misalnya Islam mengajarkan penganutnya agar bersih pakaian dan tempat. Sebelum shalat, kita pun diwajibkan untuk bersuci dengan berwudhu. Kalaupun tidak ada air, bersuci tetap diwajibkan yaitu dengan tayamum. Sedangkan suci bersih dari segi akhlaq, Islam mengajarkan penganutnya agar bersih hati dari prasangka, malas, riya, kebencian, dendam, marah, dan sebagainya. Islam pun mengajarkan kita untuk membersihkan diri kita dari kekikiran dan cinta berlebihan-lebihan terhadap harta dengan berzakat. “Kecuali orang yang datang ke hadirat Allah dengan hati yang suci.” (QS. 26 : 89) Keempat, selamat dan sejahtera (As Salaam). Saat ini banyak orang yang bingung kemana untuk mencari keselamatan dan kesejahteraan. Ada yang mencarinya sampai ke ujung timur maupun ujung barat. Ada juga yang merasa dirinya sudah meraih keselamatan, padahal mungkin hanya selamat di dunia, tapi belum tentu di akhirat. Islam adalah agama keselamatan. Karena As Salaam sendiri secara lafaz berarti selamat dan sejahtera. Jadi, jika kita ingin mendapatkan keselamatan dunia akhirat, maka jawabannya ada di dalam Islam itu sendiri, jika kita memang benar-benar menjalankan Islam seutuhnya. Islam identik dengan keselamatan. Dengan kata lain, Islam tidak akan membawa umatnya kepada kejahatan dan kerusakan. Oleh karena itu, seharusnya sebagai umat Islam, kita juga tidak perlu dibingungkan stigma atau fitnah yang menyatakan bahwa Islam identik dengan kekerasan. Islam justru membawa umatnya dan segala yang ada di alam semesta ini selamat dan sejahtera. “Apabila datang kepada engkau orang yang beriman kepada ayatayat kami, maka ucapkanlah kepada mereka salamun alaikum (keselamatan atas kamu)” (QS. 6:54) Kelima, perdamaian (As Silmu). As-Silmu bermakna perdamaian. Lafaz As-silmu ini tersirat dalam Al Qur’an “Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amalamalmu.” (QS. Muhammad: 35) Pada ayat di atas, istilah “damai” tertera di Al Qur’an dengan ucapan “as-salmi”. Ayat ini menjelaskan tentang Rasulullah SAW yang diminta oAllah SWT agar tidak meminta perdamaian hanya karena ketakutan. Karena pada dasarnya mereka (orang kafir) adalah lemah dan selalu menghalangi umat dari agama Islam. Sedangkan Allah sudah memberikan motivasi kepada umat Islam dengan firman-Nya, “padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu”. Apalagi Allah sudah menjamin dengan firman-Nya, “Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.” Janganlah kita merasa lemah, takut, dan meminta perdamaian. 2014 4 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keenam, bertahap (As Sullam). Sullam memiliki huruf dasar yang sama dengan Islam, yaitu Sin Lam dan Mim. Sullam artinya tangga. Istilah Sullam digunakan di beberapa ayat di Al Qur'an. "Ataukah mereka mempunyai tangga/sullam (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata." (QS. At Tur: 38) Istilah "tangga" digunakan dalam Al Qur'an dengan sebutan "Sullam". Selain itu, Islam juga bermakna "Sullam", tangga, dengan kata lain berarti bertahap (tadarruj), gradual. Pada dasarnya manusia secara fitrah tercipta dalam kebertahapan dan keseimbangan yang nyata. Kebertahapan selalu melekat dalam seluruh kiprah manusia, baik secara individu maupun kolektif. Kita mengenal tahapan kehidupan, mulai dari alam rahim, alam dunia, alam kubur, dan seterusnya. Al-Qur'an diturunkan secara bertahap ke dunia melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad, tidak diturunkan secara langsung keseluruhan. Kaitannya antara Sullam (bertahap) dengan Islam ada tahapannya, misalnya bersungguh-sungguh mulai dari menguatkan aqidah, ibadah dan seterusnya hingga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan istilah "Sullam" selalu dikaitkan dengan "tangga menuju langit". Maka, tahapan yang kita lalui dalam Islam adalah tahapan menuju tingkat yang lebih tinggi, lebih mulia yaitu derajat taqwa. Dengan demikian menganut Islam merupakan "tahapan" bagi kita untuk memperoleh derajat taqwa. Ini artinya, kita tidak diarahkan untuk menjadi muslim yang stagnan, tidak ada peningkatan keimanan. Sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu." (QS Al Hujurat: 13) 2014 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karakteristik Islam B. Karakteristik Islam Banyak keistimewaan dari karakteristik Islam yamg menjadikan tetap tinggi dan tidak tertandingi oleh suatu agama manapun. Keistimewaan yang tak pernah lapuk oleh masa dan tidak pernah pudar oleh pergantian generasi. Karakteristik yang dimiliki Islam adalah sebagai berikut: Pertama, Rabbaniyah yang tercakup dua hal yaitu Rabbaniyah Al Ghayah wal Wijhah atau rabbaniyyah dalam orientasi dan tujuan akhir sasaraan jangka panjangnya adalah agar terjadinya hubungan baik dengan Rabb-Nya. Rabbaniyah Al Mashdar wal Minhaj bahwa dalam mencapai tujuan dan sasarannya, Islam merupakan manhaj (kurikulum) Rabbani yang murni karena bersumber dari Allah SWT dan campur tangan manusia. “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam , maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”(Ali-Imran: 85) Kedua, syumuliyah (universal) artinya Islam mencakup segala aspek kehidupan manusia. Menyentuh segenap dimensi kehidupan (politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dll). Mengatur manusia dari semenjak bangun tidur hingga tidur kembali. Merambah pada pensyariatan dari semenjak manusia dilahirkan dari perut ibu, hingga ia kembali ke perut bumi. Islam mengajarkan bagaimana menjadi mahasiswa, dosen, guru, politikus, dokter, wartawan, advokat, petani, pedagang, dan karyawan yang Islami, menekuni apa saja profesinya namun tetap dalam koridor yang telah digariskan dalam Islam. Perhatikan firman Allah “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208) Ketiga, Islam merupakan agama yang bersifat insaniyah. Artinya Islam memang Allah jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin, sehingga manusia tidak kuasa atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh karenanya, Islam sangat menjaga aspek-aspek ‘kefitrahan manusia’, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. “Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada seluruh manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(QS. Saba’: 28) Keempat, Tsabat artinya permanen, sedang Tathawwur artinya pertumbuhan. Maksudnya adalah bahwa Islam membawa ajaran yang berisi hakikat-hakikat besar yang 2014 6 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bersifat tetap dan permanen dan tidak akan pernah berubah dalam semua ruang dan waktu. Hakikat itu melampaui batas, ruang dan waktu serta bersifat abadi. Kalau ada rahasia di balik soliditas dunia Islam selama lebih dari seribu tahun, itu karena adanya frame of reference tersebut. Itu kekuatan ideologi dan spiritual yang senantiasa memproteksi Islam dari penyimpangan dan keusangan. “Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (QS: 23: 71) Kelima, Islam merupakan agama yang tawazun (seimbang). Artinya Islam memperhatikan aspek keseimbangan dalam segala hal; antara dunia dan akhirat, antara fisik manusia dengan akal dan hatinya serta antara spiritual dengan material, demikian seterusnya. Pada intinya dengan tawazun ini Islam menginginkan tidak adanya ‘ketertindasan’ satu aspek lantaran ingin memenuhi atau memuaskan aspek lainnya, sebagaimana yang terdapat dalam agama lain. Seperti tidak menikah karena menjadi pemuka agamanya, atau meninggalkan dunia karena ingin mendapatkan akhirat. Konsep Islam adalah bahwa seorang muslim yang baik adalah seorang muslim yang mampu menunaikan seluruh haknya secara maksimal dan merata. Hak terhadap Allah, terhadap dirinya sendiri, terhadap istri dan anaknya, terhadap tetangganya dan demikian seterusnya. Keenam, Waqi’iyyah (sesuai dengan relatitas kehidupan) Islam untuk diturunkan untuk berinteraksi dengan realitas-realitas obyektif yang nyata-nyata ada sebagaimana ia adanya. Selain itu ajaran-ajarannya didesign sedemikian rupa yang memungkinkannya diterapkan secara nyata dalam kehidupan manusia. “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikianlah ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling. Dia menyingsingkan pagi dan manjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. 6: 95-96) Ketujuh, Ijabiyyah artinya sikap positif dalam menjalani kehidupan sebagai lawan dari pesimisme dan fatalism. Keimanan bukanlah sesuatu yang beku dan kering yang tidak sanggup menggerakkan manusia. Keimanan adalah sumber tenaga jiwa yang mendorong manusia untuk merealisasikan kebaikan dan kehendak Allah dalam kehidupan ril. 2014 7 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Strategi Membangun Peradaban C. Strategi Membangun Nilai-Nilai Ajaran Islam dan Peradaban Islam dibangun di atas lima perkara yakni mengesakan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadan dan menunaikan haji. Dengan bertauhid, seorang muslim membangun sebuah pemikiran dan pengetahuan sehingga ditemukan banyak karya besar yang membentuk peradaban umat Islam dan manusia pada umumnya. Ketauhidan menjadi modal utama sebab kedekatan kepada Allah akan membuka semua tabir keilmuan sehingga pengetahuan akan mudah masuk ke dalam pikiran yang kemudian bekerja menghasilkan karya besar. Dengan ketauhidan, seorang muslim akan terbentuk juga keyakinan untuk bertemu Allah dalam shalat. Dalam shalat sesungguhnya adalah maha karya pengetahuan, baik dari aspek wudhu, gerakan shalat maupun ketenangan hati sesudah menjalankan shalat. Kesalehan pribadi, akan membentuk kesalehan sosial seperti dituliskan sejarah dalam perjuangan banyak pahlawan dan pejuang muslim. Bahkan dalam masa kejayaan Islam di bawah kekuasaan empat khalifah sahabat terbaik Rasulullah, kemenangan dalam perang salah satunya ditentukan sejauhmana kaum muslimin menunaikan ibadah shalat yang disebut sebagai tiang agama. Zakat adalah esensi penting dalam dunia ekonomi, sosial dan pendidikan. Berzakat membuat kesenjangan materi antara kaya dan miskin dihapuskan. Zakat juga mendidik seorang yang kelebihan harta, akan bertambah hartanya dengan berzakat. Kondisi itu dapat dilihat pada masa kejayaan Islam di zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Saat itu semua orang berzakat sehingga seorang Yusuf Qardhawi, ulama Islam kontemporer mengatakan sulit sekali ditemukan orang yang mau menerima zakat. Sedangkan puasa adalah pembentuk kesehatan jiwa, banyak orang yang sehat fisiknya dengan berpuasa. Terakhir haji adalah bentuk perjalanan spiritual yang menguatkan iman seorang muslim untuk bertemu Tuhan-Nya. Kita dapat melihat bagaimana kekuatan puasa banyak dikaji belakangan ini dan ditemukan sebuah fakta bahwa dalam aspek akademis, puasa dapat membuat jiwa dan fisik seorang muslim sehat. Ini semua membuktikan betapa peradaban Islam adalah sebuah keniscayaan yang dikaji secara terus menerus sehingga ditemukan banyak fakta ilmiahnya. 2014 8 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kesimpulan Mempelajari agama Islam membutuhkan sebuah proses yang panjang dan berkelanjutan sebab ilmu dalam agama Islam sangat luas. Selain itu, mempelajari Islam harus secara utuh dan menyeluruh, sehingga tak menghasilkan pemahaman sempit atas realitas yang berkembang di masyarakat. Dengan berpedoman kepada Islam, seorang muslim mendapatkan pelajaran bahwa kandungan Islam adalah kebahagiaan, keadilan, kesejahteraan dan lainnya yang meliputi segala dimensi kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, budaya dan lainnya. Itu mengapa Islam adalah agama misi dari Allah, diturunkan melalui Muhammad dan mudah dikembangkan ke seluruh penjuru dunia sehingga pengikutnya terus bertambah. Dalam proses bagaimana Islam membangun peradaban, seorang muslim permu memiliki pemahaman mendasar mengenai konsepsi Islam dilanjutkan mengenal karakteristik ajaran Islam. Jika sudah memahami keduanya, maka seorang muslim akan menyadari menjadi seorang muslim adalah sebuah anugerah terindah dari Allah, sebab sejarah kemenangan dan keemasan di dunia ini banyak dipengaruhi peradaban Islam. Wajar jika akhirnya, semangat dan perasaan bangga akan muncul sehingga dirinya akan mengatakan saya bangga sebagai seorang muslim. Selain itu, tak dapat dilupakan bagaimana Islam dibangun atas lima pilar utama yang dikenal sebagai rukun Islam yakni syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Kelimanya adalah kunci memahami bagaimana Islam dan peradaban menjadi satu kesatuan yang erat. Sekarang yang menjadi gejolak adalah bagaimana setelah seorang muslim bangga, muslim tersebut dapat berusaha meluapkan kebanggaan itu dengan memberikan sumbangan besar kepada nilai dan peradaban di dunia ini sehingga keyakinan Islam sebagai pemenang peradaban dapat diwujudkan. 2014 9 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Qardhawi, Yusuf. 1983. “Al-Khashooish Al-Ammah Li Al-Islam” , Muassasah Al-Risalah: Beirut. Qardhawi, Yusuf. 1996. “Karakteristik Islam: Kajian Analitik” Risalah Gusti: Surabaya Musa, Muhammad Yusuf. 1988. “Islam: Suatu Kajian Komprehensif, Rajawali Press: Jakarta Razak. Nasrudin, 1989. “Dinul Islam” Al Ma’arif: Bandung 2014 10 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB Inggar Saputra, S.Pd PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id