Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ekonomi-Inovatif untuk Melatihkan Keterampilan Berfikir Siswa SMP Laboratorium UNESA Tri Kuswardhani 117925013 A. Latar Belakang Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi sekolah pada umumnya adalah rendahnya mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas pendidikan terus dilaksanakan secara sistematis. Pembaharuan pendidikan tersebut merupakan upaya sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Upaya peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah menciptakan kurikulum yang lebih memberdayakan peserta didik. Untuk itu, perlu dirancang sebuah kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional yakni menghasilkan manusia yang berkualitas dan berkompeten. Selain itu, mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan yang digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan hasil belajar siswa. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang baik adalah pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru dan bantuan pendidik lainnya. Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran yaitu yang sesuai bagaimana cara siswa mempelajarinya, dan melakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Persiapan ini harus telah direncanakan secara seksama oleh guru dengan mengacu pada kurikulum mata pelajaran (Djamarah dan Zain, 2002:69).Penjelasan ini memberi gambaran bahwa kegiatan belajar yang dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk perencanaan pengajaran. Persiapan pengajaran ini sebagai kegiatan integral dari proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran ekonomi sebagai bagian dari IPS diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga membuat siswa lebih aktif dalam mengembangkan sejumlah pengetahuan yang menyangkut keterampilan berfikir, pemahaman konsep,dan aplikasinya. Peran guru yang utama adalah membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dengan cara menyajikan masalah yang kontekstual, kemudian membimbing siswa untuk mengajukan permasalahan dan memfasilitasi penyelidikan untuk memecahkan permasalahan tersebut secara mandiri. Hasil observasi proses belajar mengajar ekonomi di SMP Laboratorium Unesa menunjukkan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan pelajaran ekonomi sebagai produk dan siswa menghafal informasi faktual. Siswa hanya mempelajari ekonomi pada domain kognitif terendah dan tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya, serta cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Hal tersebut menyebabkan banyak siswa cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut,perlu dikembangkan perangkat pembelajaran ekonomi-inovatif (RPP, Buku Siswa, LKS, dan Lembar Penilaian) yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa khususnya keterampilan berfikir.Keterampilan berfikiradalah keterampilan yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual,serta sikap ilmiah siswa sendiri. Agar guru dapat melatih keterampilan berfikir sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, maka dalam memilih model pembelajaranperlu memperhatikan tingkatan otonomi siswa. Menurut Howeand Jones (1993) membagi otonomi menjadi tiga tingkatan. Tingkat pertama dipilih pengajaran langsung untuk melatihkan keterampilan memecahkan masalah secara tahap demi tahap. Pengajaran langsung disebut juga pembelajaran berpusat pada guru, karena hampir semua keputusan pembelajaran ditentukan oleh guru dan tingkat otonomi siswa rendah. Pada tingkatan kedua, guru menggunakan modelpenemuan terbimbinguntuk melatihsiswa menggunakan keterampilan memecahkan masalahsecara otomatis, belajar berdasarkan pengalaman langsung, dan menginternalisasikan standar perilaku. Pada tingkatan ketiga, guru menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah, siswa dihadapkan pada permasalahan kehidupan nyata yang bermakna, kemudian diberi kesempatan untuk merencanakan dan melakukan penyelidikan yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Hasil penelitian Suyidno (2010) menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan efektif untuk melatihkan keterampilan memecahkan masalah kepada siswa SMP. Selain itu, Utomo (2008) menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran EkonomiInovatif dengan multi metode dapat meningkatkan hasil belajar terutama keterampilan berfikir, aktivitas siswa, dan respon positif siswa terhadap proses pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah secara umum ”Bagaimanakah efektifitas perangkat pembelajaran Ekonomi-Inovatif yang dikembangkan untuk melatihkan keterampilan berfikirsiswa SMP Laboratorium Unesa?”Rumusan masalah tersebut diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian secara umum adalah menghasilkan perangkat pembelajaranekonomiinovatif meliputi RPP, Buku Siswa, LKS, dan LP yang efektif untuk melatih keterampilan berfikir siswa SMP Laboratorium Unesa. D. Pembahasan 1. Pembelajaran Ekonomi-Inovatif Pengertian model pembelajaran menurut Joyce and Weil (1992: 4) adalah sebagai berikut: A model of teaching is a plan or pattern that we use to design face to face teaching in classrooms or tutorial settings and to shape instructional materials including books, films, tapes, computer mediated programs, and curricula (longterm courses of study), each model guides us we design instruction to help students achieve various objectives. Sedangkan inovasi menurut the free dictionary of America(2009: 2),“A creation (a new device or process) resulting from study and experimentation.”Berkaitan dengan inovasi pembelajaran, Howe and Jones (1993) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran sains adalah mengembangkan otonom pebelajar dan pemikir.Otonom berarti mengatur diri sendiri, menjadi otonom berarti berusaha bertanggung jawab atas tindakan sendiri, berusaha berpikir secara mandiri, dan mampu membuat kesimpulan sendiri. Berkaitan dengan otonomi, Howe and Jones (1993: 87) menyatakan: Autonomy is related to science and science teaching because science demands that everyone thinks for him or herself. Science includes facts and theories, but its real essence is the ability to consider evidence, and draw a conclusion, and that ability requires independent, or autonomous, thinking. Howe and Jones (1993) membagi otonomi menjadi tiga tingkatan. Otonomi tingkat I merupakan tingkatan terendah dalam klasifikasi, digunakan untuk mempelajari suatu informasi atau suatu prosedur secara tahap demi tahap dan mempraktikkan prosedur. Pembelajaran pada level ini adalah berpusat pada guru, sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap semua keputusan pengajaran. Guru mengontrol sumber dan arus informasi serta aktivitas siswa, sehingga siswa sedikit terlibat atau bahkan tidak terlibat sama sekali dalam menentukan isi, metode, dan prosedur pengajaran.Pembelajaran pada tingkat ini digunakan pengajaran langsung. Otonomi tingkat II dilaksanakan setelah guru merasa bahwa siswa menguasai informasi dasar dan prosedur yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Tujuan pada otonomi ini adalah membimbing siswa menggunakan prosedur untuk belajar berdasarkan pengalaman sendiri dan belajar untuk bekerja dengan orang lain. Pada otonomi ini, prosedur dibuat otomatis, siswa belajar berdasarkan pengalaman langsung dan menginternalisasikan standar perilaku.Pengajaran yang sesuai adalah pembelajaran penemuan terbimbing. Serta otonomi tingkat III merupakan realisasi dari pandangan pengajaran konstruktivis. Tujuan pada otonomi ini adalah membantu siswa menjadi pebelajar otonom yang memiliki keyakinan pada kemampuan dirinya sendiri untuk memecahkan masalah dan membangun makna bagi dirinya sendiri.Pada tingkat tertinggi ini diterapkan pembelajaran berdasarkan masalah. Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran ekonomi-inovatif adalah pembelajaran ekonomi yang dirancang berdasarkan tingkatan otonomi siswa, otonomi tingkat I adalah pengajaran langsung, pembelajaran penemuan terbimbing sesuai untuk otonomi tingkat II, sedangkan untuk otonomi tingkat III (tingkat tertinggi) adalah pembelajaran berdasarkan masalah. 2. Keterampilan Berfikir Keterampilan berfikir adalah keterampilan yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep atau teori-teori dengan keterampilan intelektual, dan sikap ilmiah siswa sendiri. Keterampilan berfikir yang akan dilatihkan meliputi: a) merumuskan masalah, masalah harus dirumuskan secara operasional untuk membantu siswa merumuskan hipotesis yang dapat dijawab melalui penyelidikan atau bukti-bukti. Masalah dirumuskan dengan kata tanyayang bersifat terbuka, b) merumuskan hipotesis/jawaban sementara, suatu prediksi berdasarkan pengamatan yang dapat diuji atau jawabansementara dari rumusan masalah, c) merencanakan penyelidikan adalah membuat suatu rencana terorganisasi untuk menguji jawaban sementara, d) melaksanakan penyelidikan untuk menjawab suatu permasalahan, e) menganalisis data, menjelaskan, mengartikan data,membandingkan, atau mencari kecende-rungan dari data hasil pengamatan, dan f) menyimpulkan data, pembuatan pernyataan yang mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari dari suatu eksperimen atau pengamatan (Nur, 2011) Daftar Pustaka Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Howe, A. C. and Jones, L. 1993. Engaging Children in Science. N.Y: Merril. Nur, M. 2011. Modul Keterampilan-keterampilan Proses. Surabaya: PSMS Unesa. Nur, M. 2008. Model Pembelajaran Langsung. Surabaya: Unipres Unesa. Suyidno.2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif untuk Melatihkan Keterampilan Memecahkan Masalah kepada Siswa SMP.TesisProgram Magister Pendidikan tidak dipublikasikan: Pascasarjana Unesa. Tim. 2010.KTSP SMP Laboratorium Unesa tahun 2010/2011.Surabaya: SMP Laboratorium Unesa.