Etika Bisnis dan CSR Donald Picauly S.E., M.M. Kasus 1 • Marc Jones, usia 42 tahun, sudah 15 tahun bekerja untuk Krimsons Corp. sebuah perusahaan yang memproduksi bahan kimia berbahaya. Karena dedikasinya kepada perusahaan, Jones dipromosikan menjadi manajer sebuah unit produksi. Setelah tiga minggu bertugas, ia dipanggil manajer kepala, Kevin Lombard, karena kurang puas dengan prestasi Jones. Ia mengeluh, sejak Jones mengambil alih tugas dari pendahulunya irama produksi di unitnya menurun dengan cukup mencolok. Lombard menegaskan keadaan itu tidak bisa diterima. Jones kaget karena teguran yang tidak disangka-sangka itu. Ia menyelidiki masalahnya dan menemukan bahwa pendahulunya dapat mencapai produksi tinggi karena mengabaikan aturan keamanan. Jones menyadari bahwa dengan cara kerja itu pendahulunya mengambil resiko besar, baik bagi karyawan perusahaan juga lingkungan di sekitar pabrik. Namun pendahulunya itu mujur. Selama ia bertugas tidak terjadi kecelakaan yang berarti. Jones melaporkan hal itu kepada bosnya. Tetapi ia kaget ketika mendengar jawaban Lombard: “ Saya tidak bisa memperhatikan detail-detail” dan “Bagaimanapun juga, saudara harus sanggup mempertahankan tingkat produksi sebelumnya”. Lombard pun mulai meragukan apakah Jones orang yang tepat untuk job tersebut • Sumber: J. Verstraeten/ J. Van Gerwen, Business en Ethiek, Tielt (Belgium) Kasus 2 • PT W.V.K adalah perusahaan besar yang ingin mengganti sistem komputernya, karena membutuhkan computer tipe baru yang lebih canggih. Mereke menghubungi PT CTA yang dapat memasok computer yang dicari. Proses penggantian computer direncanakan akan selesai dalam satu tahun. Apabila proses penggantian berlangsung lebih lama, PT W.V.K akan mengalami kerugian cukup besar. Kepala bagian penjualan PT CTA meragukan perusahaannya mampu memenuhi permohonan ini tepat waktu, karena computer yang dicari itu popular, sehingga produsen belum tentu dapat memenuhi permintaan pada waktunya. Tahap pertama dari pesanan pasti dapat ia penuhi, tetapi sesudahnya masih ragu. Di sisi lain ia mengkhawatirkan order ratusan juta rupiah ini akan diberikan kepada perusahaan lain, bila ia menyatakan keraguannya untuk memenuhi permintaan tepat waktu. Ia memilih untuk diam saja. • Sumber: J. R. Boatright, Ethics and the Conduct of Business, hlm 1 Kasus 3 • Perusahaan Amerika “Kansas Asbestos Company” bergerak di bidang produk asbes. Ketika pada tahun 1970-an semakin banyak peraturan mempersulit produksi dan mengakibatkan biaya produksi naik, direksi perusahaan memutuskan untuk memindahkan semua pabriknya ke suatu negara Afrika Barat. Jika dihirup dalam kuantitas cukup besar, serat asbes diketahui mengakibatkan penyakit asbestosis (dalam jangka pendek) dan juga kanker paru (dalam jangka panjang). Di Afrika tidak ada peraturan yang melindungi pekerja terhadap occupational diseases ini. Juga, dibanding dengan Amerika Serikat, tenaga kerja di Afrika jauh lebih murah. Tiga aspek pokok dari bisnis • Aspek ekonomis “Bisnis bertujuan untuk mendapatkan keuntungan” • Aspek moral “Mengejar keuntungan adalah wajar, asalkan tidak tercapai dengan merugikan pihak lain” “ Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi juga bisnis yang baik secara moral” • Aspek hukum “Bisnis yang baik adalah bisnis yang patuh pada hukum”. Hukum tetap harus mengacu pada etika dan moral. Sesuatu yang legal belum tentu secara moral juga baik. Definisi Etika • Etika berasal dari kata Yunani ethos, dalam bentuk jamaknya ta etha yang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan” -> membentuk moral masyarakat • Moralitas adalah praktik dan kegiatan yang membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan-aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimbol di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan dan praktik tersebut. • Moral mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan Definisi Etika (Continued) • Ilmu etika memiliki kaitan dengan ilmu filsafat • K. Bertens: “Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia” • Etika adalah bentuk tindakan dengan mendasarkan moral sebagai ukurannya. Moral dan ukurannya dapat dilihat dari berbagai segi, seperti segi agama, hati nurani, dan aturan-aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Definisi Etika Bisnis • Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak, dimana aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sangsi akan diterima. Sangsi dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung. Ruang Lingkup Ilmu Etika Bisnis • Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika bisnis. • Kondisi-kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuan etika bisnis, dan sangsi-sangsi yang akan diterima akibat perbuatan tersebut. • Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis. • Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga terkait. Permasalahan-permasalahan Umum dalam bidang Etika Bisnis • Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak-pihak yang mengerti dan paham tentang etika bisnis, namun dilakukan dengan sengaja karena ingin mengejar keuntungan dan menghindari kewajiban yang selayaknya harus dipatuhi • Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma dan aturan yang berlaku. Keputusan bisnis sering mengedepankan materi atau mengejar keuntungan semata, terutama keuntungan jangka pendek. Etika bisnis diabaikan • Keputusan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang disahkan oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara. Contoh: kode etik Perhimpunan Auditor Internal Indonesia, kode etik Advokat Indonesia, PerMenkeu tentang Jasa Akuntan Publik, dll. • Kondisi dan situasi realita menunjukkan kontrol dari pihak berwenang dalam menegakkan etika bisnis masih dianggap lemah. Sehingga peluang ini dimanfaatkan pihak tertentu untuk mendapat keuntungan pribadi atau sekelompok orang. Teori Etika Bisnis • Teori Etika Deontologis Deontologis dari bahasa Yunani, deon yang berarti kewajiban. • Menurut etika deontologis, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. • Ada kewajiban yang harus dilakukan, dimana kewajiban tersebut layak dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab yang telah diperintahkan kepadanya • Tokohnya adalah filsuf Jerman, Immanuel Kant (1724-1804) • Menurut Kant, “suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan karena harus dilakukan” atau dengan kata lain “jika dilakukan karena kewajiban”. Teori Etika Bisnis • Teori Etika Teleologis Berasal dari bahasa Yunani, Telos artinya tujuan • Berbeda dengan etika deontologis, etika teleologis mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. • Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna Teori Etika Bisnis • Teori Etika Hak Asasi Teori ini memecahkan dilema-dilema moral dengan terlebih dahulu menentukan hak dan tuntutan moral mana yang terlibat di dalamnya, kemudian dilema-dilema itu dipecahkan dengan berpegang pada hierarki hak-hak. • Dalam teori ini yang penting adalah bahwa tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan serius. Teori Etika Bisnis • Teori Keutamaan Teori ini tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis. Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas, karena setiap orang merasa ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang diinginkan • Teori Relatif Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relative. Bahwa pandangan seseorang bersifat subjektif, apa yang terbaik menurut seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Teori Etika Bisnis • Etika dan Agama Etika dengan mendasarkan pada ajaran agama. • Etika dari sudut pandang agama bukan saja untuk mengatur prilaku hidup manusia di dunia, tetapi juga sebagai salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan akhir umat manusia (surga/akhirat) • Agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci. Ada prinsip etika yang bersifat universal yang terdapat pada semua agama, ada juga yang spesifik yang terdapat hanya pada agama tertentu saja. Latihan kasus