PERENCANAAN PRODUK Produk dilihat dari sisi pelanggan akan menghasilkan pandangan yang berbeda dengan melihat produk dari sisi produsen. Hal ini membuat lebih focus pada keunggulan-keunggulan yang ada pada suatu produk baik berupa barang berwujud maupun jasa. Selain itu juga akan mengarahkan pada pengelompokan produk berdasarkan pada apa yang dipikirkan pelanggan dan untuk apa suatu produk dibeli, sehingga menunjukkan bagaimana keputusan strategi untuk produk berkaitan dengan keputusan harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place). DEFINISI PRODUK Samsung ketika menjual Galaxy Pocket, bukan berarti Samsung menjual per bagian seperti kamera, fitur, kabel charger, casing, wi-fi dan plastic anti gores. Tetapi karena para pelanggan menginginkan sebuah telepon genggam yang selain memudahkan mereka untuk berkomunikasi juga dapat digunakan sebagai kamera untuk mengabadikan momen penting. Pelanggan ingin bisa mengirim email, facebook dan akses google (internet) melalui satu alat. Pelanggan menginginkan satu paket menarik yang mencakup seluruh keunggulan tersebut. Garuda Airlines menjual tiket penerbangan ke Pulau Bali tentunya tidak hanya sekedar menjual banyaknya penggunaan pesawat dan kelelahan pilot & crew. Mengapa? Pelanggan Garuda Airlines pasti menginginkan penerbangan yang aman dan nyaman. Mereka menginginkan pemesanan yang cepat, proses pemeriksaan yang lancer di bandara, barang-barang dapat tiba tepat waktu tanpa mengalami kerusakan. Jadi, apa yang mereka jual ke pelanggan? Jawabnya adalah kepuasan tertinggi pelanggan atas sebuah produk yang mereka butuhkan. Mengacu pada kasus di atas produk berarti kepuasan akan kebutuhan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan (Cannon, dkk:2008). Kepuasan tersebut dapat berupa penawaran produk ‘total’ yaitu perpaduan antara layanan yang baik, fisik barang yang menarik dengan fitur yang sesuai, panduan yang bermanfaat, pengemasan yang bagus, garansi yang dapat dipercaya serta merek yang mudah diingat. Dengan demikian, kualitas produk sangat penting. Namun perlu diingat bahwa kualitas produk bukan dilihat dari kacamata penjual/produsen, tetapi focus pada sisi pelanggan. Kualitas (quality) adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Kualitas sering diterjemahkan oleh penjual/produsen dengan cara membandingkan produk mereka dengan pesaing (kualitas relatif). Contoh kecil, seberapa bagus kualitas celana jeans (meskipun bermerek), pelanggan akan kecewa jika ada lubang sebesar butir beras pada celana jeans tersebut. Produk juga diartikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan (Djaslim: 2003). Sedangkan menurut Kotler (2002) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produsen perlu memahami tingkatan produk sebelum melakukan perencanaan produk. Tingkatan produk tersebut adalah sebagai berikut: a. Core Product Merupakan manfaat inti sesungguhnya atas barang atau jasa yang dibutuhkan, dibeli dan diperoleh oleh konsumen. Misal konsumer membeli softdrink, sebenarnya yang dibeli adalah manfaatnya untuk mengusir dahaga. b. Basic Product Merupakan fungsi-fungsi tambahan yang dilekatkan pada produk inti untuk memenuhi kebutuhan fungsional konsumer. Contoh, pada produk minuman diberi rasa buah strowberi, jeruk, apel, mocca, kopi dan soda untuk memenuhi selera konsumen. c. Expected Product Merupakan serangkaian kondisi atau atribut yang diharapkan dan disenangi ketika konsumen membeli suatu barang atau jasa. Misalnya pada produk minuman diberi kemasan yang menarik, wadah yang ringan dan nyaman dibawa kemana-mana, aman dikonsumsi bagi kesehatan dan sebagainya. d. Augmented Product Merupakan kelebihan-kelebihan atas manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk tersebut dengan produk pesaing. Misalnya, sama-sama minuman dengan rasa strowberri tetapi produk kita lebih enak dari pesaing karena kualitas bahan/buah yang dipakai; diminum dingin lebih nikmat. e. Potential Product Merupakan kondisi memprediksi potensi produk untuk dikembangkan di masa yang akan datang. Misal dirancang kemasan produk yang ramah lingkungan. PERBEDAAN BARANG DAN JASA Terkait dengan kualitas produk, akan tidak sama tingkat kepuasan pelanggan antara produk yang berupa barang, jasa maupun perpaduan antara keduanya. Untuk itu penting memahami perbedaan antara barang dan jasa. Dari segi wujud, maka barang adalah nyata/berwujud (tangible). Contoh tas Calvin, jeans Lea, Koran Jawa Pos yang biasa dibaca setiap pagi. Sehingga barang ini bias disimpan. kebalikannya jasa tidak nyata/tidak berwujud (intangible). Pembeli tidak bisa menyimpan jasa yang dibeli. Contoh ketika menonton film animasi buatan PIXAR, setelahnya yang dimiliki hanya ingatan tentang film tersebut. Naik kereta api Argopuro dari SurabayaJakarta, kita tidak dapat menyimpan apalagi memiliki kereta api tersebut. Sebagian besar produk merupakan perpaduan antara barang (wujud) dan jasa (tak berwujud). Pizza Hut merupan sesuatu yang berwujud, tetapi layanan pengirimannya yang cepat merupakan sesuatu yang tidak berwujud. PENGELOMPOKAN PRODUK Berdasarkan kelompok pelanggan yang akan menggunakan (kebutuhannya), produk dibagi menjadi produk konsumen (consumen product) dan produk bisnis (Business Product). Produk konsumen dibagi menjadi empat yaitu: 1. Convenience Goods Merupakan produk-produk yang dibutuhkan konsumen, dibeli berdasarkan kebiasaan, tidak mahal dan tidak menuntut banyak layanan. Barang ini dapat dibeli dengan usaha minimum, karena pembeli telah memiliki pengetahuan dari karakteristik produk sebelum berbelanja. Konsumer tidak ingin mencari informasi tambahan (karena item tersebut telah dibeli sebelumnya). Contohnya adalah sebagai berikut: Bahan pokok merupakan item dengan harga murah yang secara rutin dibeli secara teratur, seperti sabun cuci, pasta gigi dan beras. Barang impulse merupakan item yang tidak direncanakan untuk dibeli oleh konsumer secara khusus, seperti permen, majalah, dan es krim. Barang emergensi merupakan item yang dibeli dalam kebutuhan yang mendesak, seperti payung di musim hujan, ban untuk mengganti ban yang kempes, atau aspirin untuk sakit kepala. 2. Shopping Goods Merupakan produk-produk yang dibeli pelanggan dengan memberikan upaya lebih untuk membandingkan dengan produk kompetitor. Pada barang jenis ini konsumer belum memiliki informasi yang memadai mengenai alternatif produk dan atributnya, sehingga harus memperoleh pengetahuan lebih lanjut sebelum memutuskan untuk membelinya. Perbedaan harga yang sedikit sering membuat konsumer berpindah ke barang/merek lain. Attribute-based shopping goods. Barang-barang dengan kombinasi atribut yang baik yang akan dibeli oleh konsumer. Barang elektronik Apple dan pakaian Calvin Klein dipasarkan sebagai attribute-based shopping goods Price-based shopping goods. Konsumer memutuskan membeli produk/jasa berdasar harga terbaik, bukan pada kualitas. 3. Specialty Goods Merupakan produk konsumen yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan dan mereka rela mengeluarkan waktu dan uang yang tidak sedikit untuk menadapatkannya. Barang mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri sehingga d alam kategori ini, konsumer cenderung setia pada merek tertentu. Konsumer mampu melakukan usaha yang signifikan untuk memperoleh merek yang diinginkan dan mau membayar lebih mahal daripada produk pesaingnya, jika memang diperlukan. Untuk specialty goods, konsumer tidak akan melakukan pembelian jika yang mereka inginkan tidak tersedia. Barang penganti tidak akan diterima. 4. Unsought Goods (Produk yang belum dibutuhkan) Merupakan produk yang belum diinginkan atau belum diketahui oleh konsumen potensial untuk dibeli. Untuk kelompok produk konsumen, bauran pemasaran yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: Kelompok Produk Konsumen dan Perencanaan Bauran Pemasaran Kelompok Produk Konsumen Produk kebutuhan seharihari: Bahan pokok Pertimbangan Bauran Pemasaran Perilaku Konsumen Pemaparan maksimum dengan distribusi yang tersebar luas dan berbiaya rendah; penjualan massal oleh produsen; biasanya dengan harga rendah; penentuan merek adalah penting. Pembelian yang rutin (kebiasaan), upaya yang rendah, sering dilakukan; keterlibatan rendah. Impulsif Distribusi yang tersebar luas dan pengeksposan pada titik pembelian. Pembelian yang tidak terencana dilakukan dengan cepat. Mendesak Diperlukan distribusi yang tersebar luas di Pembelian dilakukan ketika Produk belanja Homogen dekat titik kemungkinan timbulnya kebutuhan; sensitivitas harga rendah. kebutuhan sangat besar dan dalam tekanan waktu. Diperlukan cukup pemaparan produk untuk memfasilitasi perbandingan harga; sensitivitas harga tinggi. Pelanggan melihat sedikit perbedaan diantara beberapa alternatif, mencari harga terendah. Heterogen Diperlukan distribusi disekitar produk sejenis; promosi (termasuk penjualan personal) untuk menyoroti manfaat produk; kurangnya sensitivitas harga. Konsumen mungkin memerlukan bantuan dalam membuat keputusan (penjual, situs, dan sebagainya). Produk-produk khusus Sensitivitas harga cenderung rendah; distribusi yang terbatas mungkin dapat diterima, tetapi harus diperlakukan sebagai produk kebutuhan sehari-hari atau produk untuk mencapai konsumen yang belum memiliki status dalam suatu produk khusus. Bersedia melakukan upaya untuk mendapatkan produk tertentu, bahkan jika hal itu tidak diperlukan; preferensi yang kuat menjadikan hal ini sebagai sebuah aktivitas pembelian yang penting; Internet menjadi sumber informasi yang penting. Harus tersedia ti tempat-tempat dimana produk-produk yang sama (atau berkaitan) dicari; diperlukan promosi yang menarik perhatian. Kebutuhan akan produk tidak dirasakan dengan kuat; manfaat produk tidak disadari atau belum melalui proses adopsi. Diperlukan promosi yang sangat agresif, biasanya penjualan secara personal. Produk disadari keberadaannya tetapi konsumen tidak tertarik; perilaku terhadap produk mungkin juga negatif. Produk belum dibutuhkan: Produk belum dibutuhkan dan baru Produk belum dibutuhkan secara regular Sumber: Cannon dkk, 2008:289 Sedangkan untuk produk kelompok bisnis, bauran pemasaran yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut: Kelompok Produk Bisnis dan Perencanaan Bauran Pasar Kelompok Produk Bisnis Pertimbangan dalam Bauran Pasar Perilaku Pembelian Instalasi Biasanya memerlukan penjualan personal yang terampil oleh penghasil produk, termasuk kontak teknis, atau pemahaman mengenai aplikasi; penyewaan dan layanan dukungan khusus mungkin akan diperlukan. Pengaruh pembelian ganda dan pembelian dengan tugas baru biasa terjadi; pembelian jarang terjadi, periode pengambilan keputusan yang panjang, serta permintaan yang naik dan turun biasa terjadi. Peralatan Aksesori Diperlukan distribusi yang cukup menyebar dan sejumlah kontak oleh orang yang berpengalaman dan terkadang personel dengan keahlian teknis; seringkali kompetensi harga intens, tetapi kualitas adalah penting. Personel pembelian dan operasional yang biasanya membuat keputusan; periode keputusan yang lebih pendek dibandingkan dengan instalasi; bersumber dari internet. Bahan Baku Pemeringkatan adalah penting, serta masalah transportasi dan penyimpanan dapat menjadi penting karena produksi yang musiman dan/atau produk cepat rusak; pasar cenderung kompetitif. Kontrak jangka panjang mungkin diperlukan untuk memastikan pasokan; lelang secara online. Bagian-bagian komponen dan bahan bakunya Kualitas produk dan keandalan pengiriman biasanya sangat penting; negoisasi dan penjualan teknis biasa dilakukan untuk item-item yang kurang terstandardisasi; penggantian pasar purnapenjualan mungkin memerlukan strategi yang berbeda. Pengaruh pembelian ganda biasa terjadi; penawar kompetitif online biasanya mendorong penetapan harga yang kompetitif. Pemeliharaan, perbaikan, dan pasokan kegiatan operasi (maintenance, repair, and operating – MRO) Biasanya memerlukan distribusi yang tersebar luas atau pengiriman yang cepat (item perbaikan); pengaturan dengan perantara yang sesuai mungkin penting. Jasa Profesional Layanan disesuaikan dengan kebutuhan pembeli; penjualan secara personal sangat penting; permintaan yang inelastis sering menyebabkan hargaharga menjadi tinggi. Sering kali ditangani sebagai pembelian kembali secara langsung, kecuali penawaran operasional yang penting mungkin diperlakukan jauh lebih serius dan melibatkan pengaruh pembelian ganda. Pelanggan mungkin membandingkan layanan di luar dengan yang dapat disediakan oleh karyawan internal; kebutuhan mungkin sangat terspesialisasi. Sumber: Cannon dkk, 2008:290 PENGELOMPOKAN JASA Produk yang ditawarkan ke konsumen dalam bentuk jasa bisa berupa rentedgoods service, owned-goods service dan non-goods. a. Rented-goods service adalah jasa yang berupa penyewaan barang untuk jangka waktu tertentu. Sebagai contoh mobil yang dibeli untuk disewakan, kamar hotel dan kamar apartemen. b. Owned-goods service, adalah jasa yang berupa perbaikan atau penggantian barang yang dimiliki oleh konsumer. Contoh layanan perbaikan (seperti mobil, jam tangan, komputer dan AC), perawatan rumput di halaman, pencucian mobil, pemotongan rambut, laundry, cleaning service dan lain sebagainya. c. Non-goods, adalah jasa yang berupa layanan personal sebagai alat penjualan; hal ini tidak termasuk barang. Sebagai contoh jasa akuntan, notaris, legal dan jasa konsultasi. STRATEGI DAN PENGEMBANGAN PRODUK Seiring dengan berkembangnya suatu bisnis maka perusahaan akan berusaha mengembangkan produk. Pengembangan ini biasanya berupa produk yang saling berkaitan. Misal produk utama sabun mandi, maka akan dikembangkan produk pasta gigi, sabun deterjen, sabun cuci piring dan sebagainya. Bisa juga produk yang dikembangkan sama tetapi dibedakan oleh merek, tingkat layanan yang ditawarkan, harga dan beberapa karakteristik lainnya. Sebelum membahas strategi dan pengembangan produk, maka perlu mengetahui siklus hidup produk. Siklus hidup produk (product life cycle) menggambarkan tahap-tahap yang dilalui suatu ide produk yang benar-benar baru, dari awal hingga akhir. Siklus hidup produk dibagi menjadi empat yaitu: 1. Tahap pengenalan (introducation) Merupakan tahap dimana barang atau jasa baru memasuki pasar untuk pertama kalinya. Pelanggan tidak mencari produk tersebut meskipun produk tersebut memiliki keunggulan dibanding produk pesaing, sebab pelanggan tidak mengetahui hal tersebut. 2. Tahap pertumbuhan (growth) Pada tahap ini, barang atau jasa sudah mulai dikenal oleh masyarakat sehingga penjualan tumbuh pesat. Di sisi lain pesaing melihat adanya peluang dan mulai memasuki pasar, sehingga profit industri yang awalnya meningkat akan mengalami penurunan. 3. Tahap kematangan (maturity) Tahap ini muncul ketika tingkat penjualan industri terhenti dan kompetitor yang memasuki pasar bertambah banyak. 4. Tahap penurunan (decline) Pada tahap ini, banyak produk baru yang memasuki pasar untuk menggantikan produk-produk lama. Pengenalan pasar Pertumbuhan pasar Kematangan pasar Penurunan penjualan Penjualan total industri Profit total industri waktu Sumber: Cannon dkk, 2008:318 Berbagai variable pemasaran yang biasa digunakan dan terjadi dalam siklus hidup produk adalah sebagai berikut: Pengenalan pasar Pertumbuhan pasar Kematangan pasar Penurunan penjualan Penjualan total industri Profit total industri waktu Produk/Product Satu atau beberapa Bervariasi, mencoba semua ‘sama’. mendapatakan produk pertarungan berbagai terbaik merer. Membangun saluran distribusi Tempat/Place Beberapa gagal Bergerak menuju distribusi yang lebih insentif Dapat berupa distribusi selektif Membangun permintaan primer Membangun permintaan selektif Pelaporan dalam Menginformasikan/mempengaruhi Promosi penginformasian Harga Menginformasikan/mempengaruhi (sangat kompetitif) Skimming atau Menghadapi kompetisi (terutama dalam pasar oligopoli) Penetrasi atau Negoisasi harga dan pemotongan harga Situasi Kompetitif Monopoli atau Kompetisi monopolistik Kompetisi kompetisi atau oligopoli monopolistik atau monopolistik oligopoli mengarah pada kompetisi murni Sumber: Cannon dkk, 2008:326 Daftar Pustaka Cannon, Joseph P. Perreault, William D. Mc. Carthy, E Jerome. Pemasaran Dasar. 2008. Penerbit Salemba Empat. Subhas Jain, Marketing Planning and Strategy, Prentice Hall International Phillip Kotler, Principles of Marketing, Prentice Hall