Persepsi-Ahok1.dps Final 3-a1 - Terulin Cio Purba (201271080)

advertisement
PERSEPSI
• Ravinder Kaur
2012 71 075
• Terulin Cio Purba
2012 71 080
• Titik Renggo
2012 71 029
PERSEPSI DAN ATRIBUSI MASYARAKAT TERHADAP
PEMILIHAN AHOK MENJADI WAKIL GUBERNUR DKI
JAKARTA
Ahok, Cina Loe!!
Orang akan berpikir dua kali sebelum meneriaki
seseorang dengan kata-kata, “Cina lu!”. Sebab
ungkapan seperti itu lebih terdengar sebagai makian
daripada pujian. Kata “Cina” masih memilki konotasi
negatif daripada positif. Begitu buruknya kata “Cina”
sampai-sampai orang-orang keturunan Cina sendiri
lebih suka menyebut diri mereka “ Chinese” atau
“Keturunan Tionghoa” daripada “Orang Cina”.
Bahkan bisa-bisa mereka tersinggung jika disebut
sebagai “Orang Cina”.
Ditengah pandangan masyarakat yang masih seperti
tersebut diatas, memasang Ahok sebagai calon wakil
gubernur adalah sebuah keputusan politik yang sangat
berani. Menjual Ahok untuk menarik simpati publik
adalah sebuah perhitungan politik yang melawan arus.
Tetapi apa yang terjadi?, justru pasangan Jokowi-Ahok
meraih suara terbanyak dalam acara pesta coblosan
kemarin. Terlepas dari figur Jokowi yang memang kuat,
figur Ahok yang “Cina” terbukti bukan menjadi
“masalah”. Ini menandakan bahwa pandangan orangorang Jakarta telah berubah, bukan saja terhadap kata
“Cina”, tetapi juga terhadap kata-kata “Putra Daerah”.
Why
• Mengapa orang
memandang Ahok
berpikir 2 kali untuk
memilihnya menjadi
wakil gubernur
• Mengapa orang
mengatakan "Ahok,
China Lho"
• Apa yang membuat
orang pribumi
"Penduduk Asli
Indonesia" berpikir
negatif dari pada positif
WNI keturun China
• Pertanyaan pertanyaan pada intinya adalah
pertanyaan tentang bagaimana orang mengenali dan
mengerti orang lain
• Di sini kelompok kami tidak membahas alasan alasan
politis dari penelaian orang kepada Ahok
• Kelompok kami tidak membahas pengenalan dan
penilaian siapa yang benar
• Kami disini membahas bagaimana orang mengenali,
mengetahui dan memahami orang lain
PENGERTIAN PERSEPSI
• Persepsi adalah proses pemahaman ataupun
pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus.
• Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala
yang selanjutnya diproses oleh otak.
• Persepsi merupakan interpretasi unik dari
suatu situasi, bukan rekaman situsi. Jadi
persepsi bisa jadi berbeda dengan realita.
• Tidak ada seorangpun manusia yang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang sama, maka dari
situasi/ rangsangan yang sama bisa menghasilkan reaksi
dan perilaku yang berbeda.
Lebih khusus lagi, dengan persepsi
sosial kita berusaha
1. Mengetahui apa yang dipikirkan, dipercaya,
dirasakan, diniatkan, dikehendaki, dan didambakan
orang lain;
2. Membaca apa yang ada di dalam diri orang lain
berdasarkan ekspresi wajah, tekanan suara, gerakgerik tubuh, kata-kata, dan tingkah laku mereka;
3. Menyesuaikan tindakan sendiri dengan
keberadaan orang lain berdasarkan pengetahuan
dan pembacaan terhadap orang tersebut.
Persepsi Sosial Sebagai Proses
• Persepsi sosial merupakan proses yang berlangsung pada diri
kita untuk mengetahui dan mengevaluasi orang lain.
• Dengan proses itu, kita membentuk kesan tentang orang lain.
• Proses persepsi sosial dimulai dari pengenalan terhadap tandatanda nonverbal atau tingkah laku nonverbal yang ditampilkan
orang lain
• Dari informasi-informasi nonverbal, kita membuat penyimpulanpenyimpulan tentang apa kira-kira yang sedang dipikirkan dan
dirasakan orang lain
• Dan ungkapan-unkapan verbal melengkapi penyimpulanpenyimpulan dari tanda-tanda nonverbal.
• Informasi-informasi dari tingkah laku nonverbal dan verbal, kita
membentuk kesan-kesan tentang orang lain.Pembentukan kesan
di dasari oleh kegiatan atribusi
4 perbedaan anatara persepsi obyek
dan persepsi tentang orang
(persepsi interpersonal):
1.Persepsi obyek, stimuli dianggap sebagai
panca indra melalui benda – benda fisik
2.Persepsi tentang orang jauh lebih sulit
daripada persepsi objek.
3.Persepsi obyek, obyek tidak bereaksi
kepada kita
4.Objek relative tetap, tapi orang cenderung
berubah –ubah.
Rahmat (2003)
Inferensi sosial
• Waber (1992) menyebut istilah inferensi sosial.
Inferensi sosial berarti mengerti apa yang kita pelajari
tentang orang atau orang lain.
• Inferensi Sosial umumnya datang dari empat sumber
:
1. Informasi Sosial :
Trait (Sifat, Pembawaan), Nama,Stereotype
2. Penampilan :
Daya Tarik Fisik,Stigma
3. Petunjuk Nonverbal
 Ada beberapa petunjuk nonverbal, yaitu :
a. Ekspresi Wajah
b. Kontak Mata
c. Gesture
d. Suara
Inferensi sosial
4. Tindakan
Dalam membentuk
persepsi interpersonal,
manusia sering kali
memfokuskan atau
memberi perhatian pada
bagaimana cara
seseorang bertindak
terhadap orang lain.
Impression integration
Ada beberapa strategi untuk mengintegrasikan kesan – kesan
itu:
1. Evaluasi
2.Averaging
3.Consistency
4. Positivity
ATRIBUSI
Atribusi secara umum merujuk pada
proses menegenali penyebab dari tingkah
laku orang lain dan sekaligus memperoleh
penegatahuan tentang sifat-sifat serta
disposisi-disposisi yang menetap pada
orang lain (Heider, 1958; Jones & Davis,
1965; Kelley, 1972; Graham & Folkes,
1990; Read & Miller, 1998).
Dalam proses persepsi sosial, atribusi amerupakan langkah
awal dari pembentukan kesan.
BIAS – BIAS DALAM ATRIBUSI
(ATTRUTIONAL BIASES)
1.Bias Kognitif (Cognitive Biases)
a.Salience
b.Memberikan atribusi lebih pada
disposisi (overattributing to dispositions)
c.Pelaku vs Pengamat
2.Bias Motivasi (Motivational Biases)
Faktor yang mempengaruhi
persepsi:
– Pelaku persepsi: karakteristik pelaku
(individu) yang mempengaruhi persepsi;
•
•
•
•
•
Sikap
Kebutuhan yang tidak dipuaskan
Kepentingan atau minat kita
Pengalaman masa lalu
Pengharapan
– Target atau Objek, karakteristik dari objek
akan mempengaruhi persepsi
– Situasi akan menarik perhatian kita untuk
memperhatikan objek untuk memberikan
persepsi
Faktor faktor yang mengaruhi
atribusi :
 Faktor internal, perilaku yang diyakini berada dibawah kendali pribadi dari
individu itu
 Faktor eksternal, perilaku sebagai hasil dari sebab-sebab luar dimana
orang terpaksa berperilaku demikian oleh situasi
 Faktor-faktor yang mempengaruhi cara pandang terhadap penyebab
perilaku apakah internal atau eksternal yaitu:
– Kekhususan, merujuk kepada apakah individu memperlihatkan perilaku
yang berlainan dalam situasi yang berlainan
– Konsensus, jika semua orang menghadapi situasi yang serupa
bereaksi dengan cara yang sama
– Konsistensi, apakah individu memberi reaksi dengan cara yang sama
dari waktu ke waktu
KESALAHAN ATRIBUSI
• Kesalahan atribusi yang mendasar (fundamental error):
kecenderungan untuk selalu memberi atribusi internal
pada orang lain. Pada contoh mobil yang mengebel
diatas, kita selalu memberi atribusi internal pada dia
(pemarah, tidak sabar, dll).
• Efek Pelaku-Pengamat: kecenderungan si pengamat
untuk selalu memberi atribut internal pada orang lain dan
sebagai pelaku cenderung memberikan atribut
eksternal.
• Pengutamaan Diri Sendiri: Setiap orang cenderung
untuk membenarkan diri sendiri dan menyalahkan
KESIMPULAN
• Pasangan Jokowi-Ahok bukanlah pasangan yang hebat,
mereka menjadi hebat karena masyarakat Jakarta mulai
menyadari bahwa dikotomi kosmopolit-local atau pri-nonpri
yang selama ini mereka andalkan terbukti tidak bisa
menyelesaikan masalah-masalah mereka. Penduduk Jakarta
telah memberikan contoh kepada rakyat Indonesia, bahwa
ras, suku dan agama tidak dapat dijadikan acuan untuk
menentukan apakah seseorang layak dijadikan pemimpin
atau tidak. Cina, Batak, Bugis, Jawa, Islam, Kristen, Hindu
tidak bisa dijadikan jaminan sebagai “pabrik” yang bisa
mencetak seorang pemimpin baik.
• Ras dan agama seseorang tidaklah cukup untuk kita
membuat persepsi terhadap seseorang. Pengenalan lebih
terhadap seseorang dapat menumbuhkan persepsi dan
atribusi yang positif. Dibutuhkan setidaknya sedikit waktu
untuk kita bisa menilai sesorang.
Saran
Don’t judge the
book from the
cover. Jadi
kenalilah orang
yang disekitar
kita sebelum
kita menilai
orang tersebut.
TERIMAKASIH
Download