iv_persepsi dalam komunikasi antarpribadi

advertisement
IV
PERSEPSI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
MEMAHAMI PERSEPSI
Persepsi adalah suatu proses yang mana kita menjadi sadar atau
mengetahui suatu objek, peristiwa, dan khususnya seseorang melalui
penglihatan, penciuman, rasa, sentuhan, dan mendengar. Hasil dari
persepsi berasal dari kejadian-kejadian di luar kita dan dari pengalaman
kita, kebutuhan,keinginan, cinta dan kebencian.Persepsi sangatlah
berpengaruh dalam komunikasi interpersonal kita terhadap orang lain.
Persepsi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan yang ada dan
masuk pada dari satu orang kepada orang lainnya.
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau
menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan
makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan),
yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi
interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi,
seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan
akan mengakibat kegagalan komunikasi.
Ada tingkatan-tingkatan/tahapan yang ada dalam persepsi interpersonal
yakni:
Tahap Pertama: Perangsangan
Dalam tingkatan ini, panca indera kita akan dirangsang. Kita tidak
merasakan apapun, melainkan, kita terlibat dalam selective perception ,
istilah dasar yang meliputi selective attention dan selective exposure.
Dalam selective attention, kita memperhatikan sesuatu yang bagi kita akan
memenuhi kebutuhan kita atau dapat menyenangkan kita. Contoh, ketika
kita melamun di kelas kita tidak mendengar apa yang dikatakan oleh
pengajarkatakan , sampai nama kita dipanggil. Mekanisme selective
attention kita memfokuskan panca indera pada nama kita.
Melalui selective exposure , kita meng-ekspose diri kita kepada orang atau
pesan yang akan menegaskan tentang kepercayan kita atau pandangan kita.
Contoh, setelah kita membeli mobil, kamu akan lebih suka untuk membaca
dan mendengarkan iklan mobil yang telah dibeli, karena hal itu membuat
kita yakin, bahwa kita melakukan hal yang benar.
Tahap kedua: Pengaturan (organisasi)
Dalam tingkatan ini, kita mengatur informasi yang ditangkap oleh panca
indera kita .
Organization by rules. Biasanya digunakan, karena adanya kedekatan.
Dalam suatu kedekatan, atau perkumpulan pasti ada suatu peraturan
tersendiri yang hanya digunakan pada kelompok itu, dan yang mengetahui
tentang peraturan itu juga hanya anggota dari kelompok itu.
Tahap ketiga: Interpretasi dan evaluasi
Tingkat ini sangatlah dipengaruhi oleh pengalaman , kebutuhan , keinginan .
Dan juga akan dipengaruhi oleh peraturan, schemata dan itu juga
dipengaruhi oleh gender. Contohnya, pada waktu ada pertemuan dengan
pemain sepak bola, dan kita akan memandangnya sebagai seseorang yang
kuat, ambisius dan egosentris.
Tahap keempat: Memory
Persepsi kita dan interpretasi-evaluasi mereka ditaruh dalam suatu memori.
Mereka akan disimpan.
Tahap lima: Daya ingat
Suatu saat, kita akan menginginkan daya ingat dari informasi-informasi yang
sudah disimpan dalam memory
ATRIBUSI
Proses atribusi, usaha untuk mengungkapkan penyebab dari perilaku
seseorang, langkah petama kita untuk menentukan faktor eksternal individu
atau beberapa individu secara bertanggung jawab.
Konsensus: kesamaan dengan yang lainnya. Ketika kamu menggunakan
prinsip konsensus, kamu bertanya, ” apakah orang lain bersikap sama
sebagai seseorang yang saya maksud.?” . Yaitu, seseorag yang bertingkah
laku menurut konsesnsus, kaum mayoritas? jika jawabannya tidak anda
lebih cenderung menyumbangkan tingkah laku ke beberapa faktor internal
dan menyimpulkan: “orang ini berbeda.”
Konsistensi, kesamaan atas waktu. Ketika kamu menggunakan [rinsip
konsistensi kamu bertanya-tanya apakah orang ini berulang-ulang
(konsisten) bersikap sejalan dalam situasi yang sama. Jika jawabannya iya,
terdapat kosistensi yang tinggi, perilaku kita aan cenderung dipengaruhi
oleh faktorv internal.
Distinctiveness (membedakan), persamaan dalam situasi berbeda.
Ketika kita menggunakan prinsip membedakan, kita bertanya jika orang ini
bereaksi serupa dalam situasi berbeda dan jika jawabannya ya, maka proses
membedakannya rendah, dan kita mungkin menyimpulkan bahwa ada
perilaku yang mempunyai suatu penyebab internal, jika bereaksi dengan
cara yang sama dalam situasi yang berbeda, maka hal tersebut akan akan
membantu kita untuk menyimpulkan bahwa kita berada dalam situasi
tertentu dengan kondisi yang sangat tampak perbedaannya.
Controllability, kendali perilaku
Suatu saat mungkin kita dalam kondisi marah kemudian dapat mengatur
emosi dan menerima alasan yang kedua. Dalam hal ini kita merasa bahwa
orang lain, terutama dalam mengevaluasi perilaku mereka, kita sering
bertanya kepada seseorang untuk bertanggung jawab atas perilakunya.
Umumnya, riset menunjukkan bahwa jika kita merasakan orang-orang
bertanggung jawab atas perilaku negatif, kita tidak menyukai mereka.
Tetapi kita akan merasa kasihan pada seseorang yang kita rasa tidak berlaku
dalam kendali perilaku negatif, dan kita tidak akan menyalahkan orang
tersebut untuk hal negatifnya.
Kesalahan atribusi; atribusi hubungan sebab akibat yang dapat mendorong
kearah beberapa penghalang.
Self serving bias
Self serving bias adalah suatu mekanisme yang dirancang untuk menjaga
harga diri. Kita melakukan sesuatu yang menyimpang ketika kita mendapat
pujian karena hal positif dan menyangkal responsibilitas untuk hal negatif.
Ada beberapa bukti( meskipun tidak banyak) bahwa kita menjelaskan
perilaku ingroup dan outgroup anggota dengan cara yang berbeda, sebagi
contoh, kita lebih mungkin untuk menjelaskan perilaku positif anggota
ketika]secara internal termotivasi dan bukan perilaku positif anggota ketika
secara eksternal termotivasi, maka kita akan lebih cenderung untuk
menjelaskan, suatu catatan yang memberikan banyak kontribusi untuk
anggota mengenai kultur kita seperti: “mereka adalah orang-orang yang
beramal, dan kita yakin bahwa mereka membantu orang lain.”Jika hal ini
ditunjukkan untuk menjadi benar untuk anggota tentang kultur lain, kita
akan cenderung untuk mengatakan: “mereka adalah orang kaya; mereka
memerlukan pengurangan tugas.”
Overattribution
Overattribution adalah kecenderungan untuk memilih satu atau dua
karakteristik yang tampak nyata pada seseorang dan menujukan kepada
orang semua hal untuk mengerjakan karakteristik ini. Untuk mencegah
overattributions, yaitu dengan mengenali bahwa kebanyakan perilaku dan
karakteristik kepribadian diakibatkan oleh banyak faktor. Kita hampir selalu
membuat sebuah kesalahan ketika kita memilih sebuah penyabab dan
segala atribusi untuk hal tesebut. Ketika kita membuat sebuah penilaian,
tanyakan pada diri kita jika factor lain dapat berperan di sini.
The fundamental attribution error
Kesalahan attribusi pokok yang terjadi adalah ketika kita memberikan
kontribusi nilai yang lebih mengenai faktor internal dan menilai rendah
pengaruh dari faktor eksternal. Satu alasan untuk memberi beban yang
lebih besar ke faktor eksternal dalam menjelaskan perilaku kita
dibandingkan jika kita merusak menjelaskan perilaku dari yang lain adalah
bahwa kita mengetahui situasi sekitar, sebagai contoh, apa yang terjadi atas
hidup kiat dan kita mengetahui kondisi finacial kita, maka kita secara alami
melihat pengaruh yang datang dari faktor ini. Tetapi kita jarang mengetahui
bahwa terkadang banyak hal di sekitar kita tidak menghiraukan factor luar
yang menjadi penyebab.
Download