PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL Pertemuan 3 Persepsi • Persepisi adalah : suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka • Faktor yang mempengaruhi persepsi: – Pelaku persepsi: karakteristik pelaku (individu) yang mempengaruhi persepsi; • • • • • Sikap Kebutuhan atau mitif yang tidak dipuaskan Kepentingan atau minat kita Pengalaman masa lalu Pengharapan – Target atau Objek, karakteristik dari objek akan mempengaruhi persepsi – Situasi akan menarik perhatian kita untuk memperhatikan objek untuk memberikan persepsi Teori Atribusi • Teori atribusi : bila individu-individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal – Faktor internal, perilaku yang diyakini berada dibawah kendali pribadi dari individu itu – Faktor eksternal, perilaku sebagai hasil dari sebabsebab luar dimana orang terpaksa berperilaku demikian oleh situasi Teori Atribusi • Faktor-faktor yang mempengaruhi cara pandang terhadap penyebab perilaku apakah internal atau eksternal yaitu: – Kekhususan, merujuk kepada apakah individu memperlihatkan perilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan – Konsensus, jika semua orang menghadapi situasi yang serupa bereaksi dengan cara yang sama – Konsistensi, apakah individu memberi reaksi dengan cara yang sama dari waktu ke waktu Teori Atribusi • Kekeliruan atribusi mendasar, terjadi jika kecenderungan seseorang dalam menentukan penyebab tersebut ke salah satu faktor dan ternyata sebaliknya Teknik-Teknik Dalam Menilai Objek • Persepsi Selektif, orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman dan sikap. • Efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal Teknik-Teknik Dalam Menilai Objek • Efek kontras, evaluasi atas karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karkateristik yang sama • Proyeksi, menghubungkan karakteristiknya sendiri ke orang lain • Berstereotipe, menilai seseorang atas dasar persepsi seseorang terhadap kelompok orang itu Penggunaan Persepsi Dalam Organisasi • • • • • Wawancara karyawan Pengharapan kinerja Evaluasi kinerja Upaya karyawan Kesetiaan karyawan • Untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan outcome, dalam pengambilan seharusnya berdasarkan keputusan secara rasional, rujukan terhadap pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai • Model pengambilan keputusan rasional adalah model pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana individu hendaknya berperilaku untuk memaksimalkan hasil. • Untuk itu perlu ditingkatkan kreativitas dalam pengambilan keputusan Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi • Rasionalitas Terbatas, pengambilan keputusan dengan merancang bangun model-model yang disederhanakan yang menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya. • Intuisi, suatu proses tak sadar yang diciptakan berdasarkan pengalaman yang tersaring • Identifikasi masalah • Pengembangan alternatif • Membuat pilihan • Perbedaan karakteristik individu akan mempengaruhi gaya pengambilan keputusan • Hambatan organisasi juga mempengaruhi proses pengambilan keputusan: – – – – – Evaluasi kinerja Sistem Imbalan Rutinitas terprogram Pembatasan waktu yang menentukan sistem Preseden historis • Perbedaan Kultural Etika Dalam Pengambilan Keputusan • Tiga Kriteria Keputusan Etis – Utilitarian, Keputusan-keputusan diambil sedemikian untuk memberikan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar – Hak, pengambilan keputusan yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan mendasar seperti HAM – Keadilan,menekankan individu untuk mengenakan dan memperkuat aturan-aturan secara adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian manfaat dan biaya yang pantas. • Faktor yang mempengaruhi perilaku etis dalam pengambilan keputusan – Tahap perkembangan moral, suatu penilaian terhadap kapasitas seseorang untuk menimbang yang secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral seseorang makin kurang bergantung pada pengaruh-pengaruh luar dan makin cenderung berperilaku etis – Lingkungan Organisasional, orang-orang yang kekurangan rasa moral yang kuat akan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tidak etis jika mereka dihambat oleh lingkungan organisasional yang tidak menyukai perilaku semacam itu, sebaliknya individu yang sangat berbudi dapat dicemari oleh suatu lingkungan organisasional yang mengijinkan atau mendorong praktepraktek tak etis – Tempat Kedudukan Kendali (Locus of Control), merupakan karakteristik kepribadian yang mengukur sejauh mana orang meyakini bahwa mereka bertanggung jawab untuk peristiwaperistiwa dalam hidup mereka • LOC Internal, lebih mengandalkan pada standar internal mereka sendiri mengenai benar atau salah untuk memandu perilaku mereka • LOC Eksternal, lebih kecil kemungkinannya untuk memikul tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi dari perilaku mereka dan lebih besar kemungkinan untuk mengandalkan pengaruh-pengaruh eksternal