4919 - perpusnwu.web.id

advertisement
ARTIKEL
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BBLR DI
RSUD AMBARAWA TAHUN 2015
Oleh :
Rina Melati
040111a056
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI WALUYO
2016
i
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Karakteristik Ibu Yang
Melahirkan Bayi BBLR di RSUD Ambarawa Tahun 2015” yang disusun oleh :
Nama
: Rina Melati
Nim
: 040111a056
Program studi : DIII Kebidanan
Telah disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo, pada :
Ungaran,
Agustus 2016
(Fitria Primi Astuti S.SiT, M.Kes)
NIDN 0603058101
ii
3
Gambaran Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi BBLR Di RSUD Ambarawa
Tahun 2015
Characteristic picture Mother Giving Birth BBLR in Hospital Ambarawa 2015
Rina Melati1, Fitria Primi Astuti, S.SiT, M. Kes 2, Yulia Nur Khayati, S.SiT3
123 Program Studi D III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Latar Belakang : BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500gram.
Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu dari faktor ibu yaitu paritas, usia,
status gizi yang kurang baik, HB, pekerjaan dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui : gambaran karakteristik ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa
tahun 2015.
METODE : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi
penelitian adalah 841 bayi dengan sampel 86 bayi menggunakan teknik purposive.
pengumpulan data menggunakan register dan analisis data menggunakan analisis distribusi
frekuensi.
HASIL : penelitian menunjukkan ibu yang melahirkan bayi BBLR sebagian besar berumur
20-35 tahun yaitu 58 orang (67,4%),ibu yang melahirkan dengan paritas ≤ 3 sebanyak 79
orang (91,9%), ibu yang melahirkan dengan Anemia yaitu 51 orang (59,3%). Iby yang
melahirkan dengan pendidikan menengah sebanyak (43,0%). Ibu yang melahirkan bayi
BBLR dengan ststus bekerja sebanyak 48 (55,8%).
Saran : Sebaiknya ibu hamil banyak mencari informasi tentang faktor-faktor yang
menyebabkan bayi lahir dengan BBLR.
Kata kunci
: Karakteristik Ibu, BBLR
Kepustakaan : pustaka (2002-2012)
ABSTRACT
Background : BBLR babies are born weighing less than 2500gram. Some things that
affect the occurrence of LBW that of the maternal factors that parity, age, poor nutritional
status, HB, employment and education. This study aims to describe the characteristics of
mothers who gave birth to low birth weight babies in hospitals Ambarawa 2015.
Method : This research uses descriptive research design. The study population was 841
infants with a sample of 86 babies using purposive technique. data collection using
registers and data analysis using frequency distribution analysis.
Results : showed mothers who give birth to low birth weight babies mostly aged 20-35
years by 58 people (67.4%), mothers who give birth with parity ≤ 3 as many as 79 people
(91.9%), mothers who give birth with Anemia is 51 (59.3%). Iby who gave birth to as
many secondary education (43.0%). Mothers who give birth to babies with low birth
weight ststus worked as many as 48 (55.8%).
Recommendation : Many pregnant women should seek information about the factors that
cause babies born with low birth weight.
Keywords
: Characteristics Mother, BBLR
Bibliography : references (2002-2012)
LATAR BELAKANG
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada di bawah
persentil 10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Tanda-tanda Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) diantaranya umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu,
berat badan sama dengan atau kurang dari dari 2.500 gram (Proverawati dan Ismawati,
2010).
Hasil Riskesda 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan) degan BBLR
sebesar 10,2%. Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Tengah pada tahun 2012
sebanyak 21,573 (3,75%) meningkat apabila dibandingkan tahun 2011 yang sebanyak
21,184 (3,73%) (Dinkes Prov. Jateng, 2012). Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Semarang tahun 2012 sebesar 13,20 per 1.000 kelahiran hidup (kh), Bila dibandingkan
dengan tahun 2011 angka ini mengalami penurunan dari 13,37 per 1.000 kh di tahun 2011
menjadi 13,20 per 1.000 kh di tahun 2012 meskipun tingkat penurunannya sangat kecil dan
belum mencapai target sasaran sebesar 8,11 per 1.000 kh (Dinkes, 2012).
Bayi BBLR di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebesar 5,04%, Bila dibandingkan
dengan tahun 2011 sebesar 4,49% angka tersebut mengalami kenaikan, namun semuanya
100% telah ditangani. Bayi berat lahir rendah (BBLR) masih menjadi masalah di
Kabupaten Semarang, angkanya berkisar antara 3% sampai 4% sejak tahun 2007 sampai
tahun 2011. Namun demikian semua kasus BBLR (100%) telah ditangani sehingga tidak
berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (Dinkes, 2012).
Kejadian BBLR dipengaruhi oleh berbagai faktor ,dari faktor komplikasi kehamilan
yaitu anemia ,perdarahan antepartum, hipertensi, preeklamsi, eklamsi dan infeksi dan dari
faktor maternal meliputi umur, paritas dan jarak kelahiran penyakit, frekuensi ANC dan
usia kehamilan saat melahirkan (Proverawati dan Ismawati, 2010). Anemia pada saat
kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk pada bayi dan ibunya. Anemia mengurangi
suplai oksigen pada metabolisme ibu karena kurangnya hemoglobin yang mengikat
oksigen dan mengakibatkan efek tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain, kerentanan
ibu terhadap infeksi, kematian janin, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah
(Setyawan, 2006).
Paritas adalah Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh
seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm
(Manuaba, 2002)
Berdasarkan hasil penelitian Apriyanti (2009), kejadian BBLR di bagi dua
kelompok yaitu kelompok melahirkan BBLR ( < 2.500 gr) dan tidak BBLR ( 2500 gr).
Dari uji statistik di dapatkan kan BBLR P value 0,008 < α 0,05 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dan BBLR (Apriyanti,
2009).
Sebagian besar ibu yang melaksanakan persalinan dengan paritas rendah minimal 3
anak berarti ibu sudah menerapkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebagai salah satu
program pembangunan kesehatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Paritas tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik ibu dan
bayi yang dilahirkan, salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul paritas tinggi
adalah kejadian BBLR, hal ini disebabkan karena pada ibu yang mempunyai paritas lebih
dari 5 kali melahirkan kondisi rahim akan mengalami kemuduran dan berkurangnya
vaskularisasi , hal ini terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka implantasi
pasenta pada kehamilan sebelumnya di dinding endometrium. Adanya kemunduran fungsi
dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium menyebabkan daerah tersebut
menjadi tidak subur dan tidak siap menerima hasil konsepsi, sehingga pemberian nutrisi
dan oksigenasi kepada hasil konsepsi kurang maskimal danmengganggu sirkulasi darah ke
4
janin hal ini dapat menyebabkan bayi yang di lahirkan mempunyai berat rendah (Zaenab,
2006)
Usia ibu pada saat hamil dan persalinan yang normal adalah usia 20-35 tahun. Usia
kurang dari 20 tahun tidak menjamin remaja mencapai kondisi sehat secara fisik, mental
dan sosial untuk proses reproduksi, sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun telah terjadi
penurunan fungsi organ dan sistem tubuh lainnya antara lain sistem otot, saraf,
kardiofaskuler, endokrin dan reproduksi. Angka kejadian BBLR tertinggi adalah pada usia
<20 tahun dan pada multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Sedangkan kejadian
terendah terjadi pada usia 20-35 tahun,sedangkan pada wanita yang lebih tua mulai
menunjukkan proses penuaannya,sehingga ibu yang berusia lebih dari 35 tahun beresiko
melahirkan bayi BBLR (Lesmiayani, 2002)
Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi berbagai
masalah misalnya membutuhkan vaksinasi untuk anaknya, memberi oralit waktu diare,
misalnya kesediaan menjadi peserta keluarga,termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil
untuk mencegah timbulnya BBLR ,bahwa ibu mempunyai peranan sangat penting dalam
kesehatan pertumbuhan ,akan dapat di tunjukkan oleh kenyataann,anak – anak dan ibu
mempunyai latar belakang. Pendidikan yang tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta
tumbuh kembang yang baik (Rahayu, 2008)
Pekerjaan yang dilakukan ibu juga sangat mempengaruhi kejadian BBLR hal ini di
sebabkan oleh pada ibu yang terlalu lama bekerja akan mempengaruhi plasenta dalam
memberikan nutrisi serta oksigen ke janin (Reny Nurutami, 2006)
Anemia dapat menyebabkan keguguran ,lahir mati ,kelahiran bayi dengan berat
badan lahir rendahperdarahan sebelum atau sewaktu melahirkan dan kematian pada ibu
(Harjanto ,2012). Tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia
juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup
mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi
pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat. Pengaruh anemia pada
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (Abortus, partus prematurus), gangguan proses persalinan (atonia
uteri, partus lama), gangguan pada masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress,
produksi ASI rendah) dan gangguan pada janin (abortus, mikrosomia, BBLR, kematian
perinatal) (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010).
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus
utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Hemoglobin adalah parameter yang
digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia (Supariasa, 2002, p.149). Bila
kadar Hb ibu hamil <11 gr % maka kadar hemoglobin ibu hamil tersebut dikatakan tidak
normal/anemia (proverawati, 2009). Di Indonesia umumnya kadar hb yang kurang
disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan
atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh maupun sel otak. Kadar hb
yang tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat
bawaan, BBLR, kadar hb tidak normal pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada
ibu hamil yang kadar hemoglobinya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas
maupun mortalitas ibu dan bayi kemungkinan melahirkan bayi dengan BBLR dan
premature juga lebih besar ( kristyanasari, 2010)
Setiap hari 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat
dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 55% terjadi pada minggu pertama
kehidupan dan antara 25% sampai 45% kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama
kehidupan seorang bayi. Penyebab kematian bayi baru lahir atau neonatal ( 0 – 28 hari )
5
didunia adalah asfiksia neonatorum (49 – 60%), infeksi (24 – 34%), prematuritas/BBLR
(15 – 20%), trauma persalinan (2 – 7%) dan cacat bawaan (1 – 3 %) Jika dibandingkan
dengan Negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan
Filipina AKB di negara kita jauh lebih tinggi. Sebagian besar penyebab kematian bayi
adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir (neonatal) yang berumur 0 – 28 hari
masalah neonatal ini yaitu BBLR masuk dalam tiga besar masalah pada neonates
(Kemenkes, 2012).
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu yang melahirkan BBLR di RSUD
Ambarawa tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran umur ibu yang melahirkan BBLR di RSUD
Ambarawa tahun 2015
b. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu yang melahirkan BBLR di RSUD
Ambarawa tahun 2015
c. Untuk mengetahui gambaran HB ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa
tahun 2015
d. Untuk mengetahui gambaran Pendidikan ibu yang melahirkan BBLR di RSUD
Ambarawa tahun 2015
e. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu yang melahirkan BBLR di RSUD
Ambarawa tahun 2015
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif. Penelitian ini di lakukan di RSUD Ambarawa pada bulan Juli
tahun 2016. Populasi dalam kasus ini ada 841 responden.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 86 responden. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik total populasi yaitu teknik pengambilan sampel yang sesuai
dengan populasi.
HASIL PENELITIAN
A. Umur Ibu yang Melahirkan BBLR
Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu yang melahirkan bayi BBLR
disajikan pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu yang Melahirkan BBLR
di RSUD Ambarawa
Umur Ibu
Beresiko (< 20 th atau > 35 th)
Tidak Beresiko (20-35 th)
Jumlah
Frekuensi
28
58
86
Persentase (%)
32,6
67,4
100,0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar berumur dalam kategori
tidak beresiko (67,4%). Sedangkan responden yang berumur dalam kategori beresiko
(32,6%).
6
B. Paritas Ibu yang Melahirkan BBLR
Distribusi frekuensi berdasarkan paritas ibu yang melahirkan bayi BBLR
disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu yang Melahirkan
BBLR di RSUD Ambarawa
Paritas Ibu
Tidak Beresiko : ≤ 3
Beresiko : ≥ 4
Jumlah
Frekuensi
79
7
86
Persentase (%)
91,9
8,1
100,0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar memiliki paritas ≤3
(91,9%). Hanya sebagian kecil saja yang memiliki paritas ≥ 4 (8,1%).
C. Kadar Hb Ibu yang Melahirkan BBLR
Distribusi frekuensi berdasarkan Kadar Hb ibu yang melahirkan bayi BBLR
disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar Hb Ibu yang Melahirkan
BBLR di RSUD Ambarawa
Kadar Hb Ibu
Anemia (< 11 g/dL)
Tidak Anemia (≥ 11 g/dL)
Jumlah
Frekuensi
51
35
86
Persentase (%)
59,3
40,7
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar memiliki kadar Hb dalam
kategori Anemia (< 11 g/dL), yaitu (59,3%).
D. Pendidikan Ibu yang Melahirkan BBLR
Distribusi frekuensi berdasarkan Pendidikan ibu yang melahirkan bayi
BBLR disajikan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Melahirkan
BBLR di RSUD Ambarawa
Pendidikan Ibu
Frekuensi
Persentase (%)
Rendah
34
39,5
Menengah
37
43,0
Tinggi
15
17,4
Jumlah
86
100,0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar memiliki pendidikan
menengah (SMA sederajat) yaitu (43,0%).
7
E. Pekerjaan Ibu yang Melahirkan BBLR
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu yang melahirkan bayi BBLR
disajikan pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Melahirkan
BBLR di RSUD Ambarawa
Pekerjaan Ibu
Bekerja
Tidak Bekerja
Jumlah
Frekuensi
48
38
86
Persentase (%)
55,8
44,2
100,0
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar merupakan ibu bekerja,
yaitu (55,8%).
PEMBAHASAN
1. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur
Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang
berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sebanyak 28 orang (32,6%)
berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 58 orang (67,4)% . Hal tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan BBLR adalah ibu yang berusia 20-35 tahun.
Ini memang wajar karena usia 20-35 tahun merupakan usia-usia reproduksi, dan usia
ini juga dikatakan sebagai usia reproduksi aman karena belum terjadi komplikasi dan
juga sesuai untuk seorang wanita untuk melahirkan dan mengurus anak. Menurut
Varney (2008) hal ini mungkin dikarenakan saat terbaik bagi seorang perempuan untuk
hamil adalah saat usia 20-35 tahun. Sel telur sudah diproduksi sejak dilahirkan namun
baru terjadi ovulasi ketika masa pubertas, sel telur yang keluar hanya satu setiap
bulannya, ini menunjukkan adanya unsur seleksi yang terjadi hingga diasumsikan sel
telur yang berhasil keluar adalah sel telur yang unggul oleh karena itu semakin lanjut
usia maka kualitas sel telur sudah berkurang hingga berakibat juga menurunkan
kualitas keturunan yang dihasilkan sehingga hamil pada usia tersebut mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk terjadi gejala dan tanda penyulit.
Umur merupakan usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori
perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Aspek psikologis
dan mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007).
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang
yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan
kematangan jiwa. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik (Wawan dan
Dewi 2010).
2. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan Paritas
Ibu yang melahirkan bayi bblr di RSUD Ambarawa yang memiliki paritas ≤ 3
sebanyak 79 orang (91,9%), dan yang memiliki paritas ≥4 sebanyak 7 orang (8,1). Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang mlahirkan bayi BBLR adalah
dengan paritas ≤ 3. Paritas ≤ 3 merupakan paritas yang aman bagi kesehatan ibu dan
8
janin yang di kandung hal ini di sebabkan karena dalam kondisi ini kedaan ibu masih
aman untuk hamil dan melahirkan (Wiknjosastro, 2002). Paritas ≤ 3 merupakan paritas
paling aman ditinjau dari sudut maternal. Pada paritas ini, mereka memiliki
pengalaman tersendiri dalam melahirkan dan bersalin yang mempengaruhi
pendekatannya dalam mempersiapkan diri menghadapi persalinan kali ini (Bobak,
2004). Paritas merupakan jumlah persalinan yang pernah dialami ibu sebelum
kehamilan/persalinan tersebut. Pengelompokan paritas terdiri dari 4 kelompok, yaitu
golongan nullipara (ibu dengan paritas 0), primipara (ibu dengan paritas 1), multipara
(ibu dengan paritas 2-3) dan grandemultipara (ibu dengan paritas ≥ 4).
3. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan HB
Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang
mengalami anemia sebanyak 51 orang (59,3%) dan yang tidak mengalami Anemia
sebanyak 35 orang (40,7%), dan dari hasil penelitian sebagian besar ibu yang
melahirkan mengalami anemia yaitu 51 orang (59,3). Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh
maupun sel otak. Kadar hb yang tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, kadar hb tidak normal pada bayi yang
dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang kadar hemoglobinya tidak normal
dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi kemungkinan
melahirkan bayi dengan BBLR dan premature juga lebih besar ( kristyanasari, 2010)
4. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan
Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang
memiliki pendidikan rendah yaitu 34 orang (39,5%) , ibu dengan pendidikan menengah
37 orang (43,0%), dan yang memiliki pendidikan tinggi sejumlah 15 orang (17,4%).
Tingkat pendidikan mempunyai resiko terhadap tingkat kesehatan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin mudah menerima informasi yang di terima, konsep hidup
sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Salah satu penyebab BBLR yaitu
status gizi ibu yang tidak baik. Latar belakang pendidikan seorang ibu sangat
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu, semakin tinggi prndidikan ibu maka
semakin mudah ibu untuk mendapatkan informasi. Jika tingkat pendidikan ibu rendah
maka sulit untuk mendapatkan informasi tentang pemenuhan asupan giziibu selama
kehamilan,asupan gizi yang kurang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin,
kurangnya gizi pada saat hamil dapat menyebabkan lahirnya bayi BBLR
(Riyanti,2007).
5. Gambaran Karakteristik Ibu Bedasarkan Pekerjaan
Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang bekerja
sebanyak 48 orang (55,8%) dan yang tidak bekerja sebanyak 38 orang (44,2%). Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan bayi BBLR adalah
ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik.
Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah ibu yang bekerja sebagai
buruh pabrik di Kabupaten Semarang, misalnya pabrik sosis, garmen dan sebagainya.
Jam kerja karyawan dalam satu hari selama delapan jam, jika lembur mereka harus
bekerja 10-12 jam sehari. Hal tersebut menyebabkan mereka mengalami keterbatasan
dalam mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat,pemenuhan gizi, sementara itu
hamil yang bekerja cenderung cepat lelah sebab aktifitas fisiknya meningkat karena
memiliki tambahan pekerjaan atau kegiatan di luar rumah. Wanita hamil sangat
dipengaruhi berbagai kondisi. Salah satunya yaitu harus bekerja, padahal wanita hamil
dianjurkan untuk banyak istirahat. Hal ini menyebabkan wanita kurang menjaga
kesehatan selama hamil dan kurang memperhatikan asupan gizi saat hamil buruk, maka
9
janin pun akan kekurangan nutrisi dalam perkembangannya dan menyebabkan bayi
berat lahir rendah atau BBLR, sehingga ibu yang bekerja lebih berpotensi berat badan
lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja bagi ibuibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Pekerjaan akan
mendukung seseorang dalam memperoleh pengetahuan dari interaksi rekan-rekan yang
berada pada tempat bekerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi dalam berperilaku
(Wawan dan Dewi 2010).
KESIMPULAN
1. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang beresiko BBLR (≤ 20
tahun atau ≥ 35 tahun) yaitu sebanyak 28 orang (32,6%), dan yang tidak beresiko (2035 tahun) sebanyak (67,4%).
2. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang beresiko BBLR ( paritas
≥4) sebanyak 7 orang (8,15%) dan yang tidak beresiko (paritas ≤ 3) sebanyak 79 orang
(91,9%).
3. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang Anemia sebanyak 51
orang (59,3%) dan yang tidak Anemia sebanyak 35 orang (40,7%).
4. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang berpendidikan rendah
sebanyak 34 orang (39,5%), pendidikan menengah sebanyak 37 orang (43,1%) dan
yang berpendidikan tinggi sebanyak 15 orang (17,4%).
5. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang Bekerja sebanyak 48
orang (55,8%) dan yang tidak bekerja sebanyak 38 orang (44,2%)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dinkes Prov. Jateng, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang
Mubarak, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmojo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Proverawati, A. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). NuhaMedika, Yogyakarta.
Saryono dan Setiawan, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta :Nuha Medika
Sugiarto, 2003. Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Terhadap Pemilihan Penolong
Persalinan, Tesis, Surakarta, Universitas Sebelas Maret.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Asuhan Bayi Baru Lahir,Buku Panduan Praktis Pelayanan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC
Saifuddin A B, dkk. 2002. Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal. Yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta
Wiknjosastro Hanifa, Bari S Abdul, Rachimhadhi Triyatmo. 1999. Ilmu kebidanan. Edisi
3. Cetakan 5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta :Nuha Medika
Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta :Nuha Medika
10
Download