ARTIKEL GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BBLR DI RSUD AMBARAWA TAHUN 2015 Oleh : Rina Melati 040111a056 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016 i HALAMAN PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi BBLR di RSUD Ambarawa Tahun 2015” yang disusun oleh : Nama : Rina Melati Nim : 040111a056 Program studi : DIII Kebidanan Telah disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo, pada : Ungaran, Agustus 2016 (Fitria Primi Astuti S.SiT, M.Kes) NIDN 0603058101 ii 3 Gambaran Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi BBLR Di RSUD Ambarawa Tahun 2015 Characteristic picture Mother Giving Birth BBLR in Hospital Ambarawa 2015 Rina Melati1, Fitria Primi Astuti, S.SiT, M. Kes 2, Yulia Nur Khayati, S.SiT3 123 Program Studi D III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Latar Belakang : BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500gram. Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu dari faktor ibu yaitu paritas, usia, status gizi yang kurang baik, HB, pekerjaan dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : gambaran karakteristik ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015. METODE : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah 841 bayi dengan sampel 86 bayi menggunakan teknik purposive. pengumpulan data menggunakan register dan analisis data menggunakan analisis distribusi frekuensi. HASIL : penelitian menunjukkan ibu yang melahirkan bayi BBLR sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu 58 orang (67,4%),ibu yang melahirkan dengan paritas ≤ 3 sebanyak 79 orang (91,9%), ibu yang melahirkan dengan Anemia yaitu 51 orang (59,3%). Iby yang melahirkan dengan pendidikan menengah sebanyak (43,0%). Ibu yang melahirkan bayi BBLR dengan ststus bekerja sebanyak 48 (55,8%). Saran : Sebaiknya ibu hamil banyak mencari informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan bayi lahir dengan BBLR. Kata kunci : Karakteristik Ibu, BBLR Kepustakaan : pustaka (2002-2012) ABSTRACT Background : BBLR babies are born weighing less than 2500gram. Some things that affect the occurrence of LBW that of the maternal factors that parity, age, poor nutritional status, HB, employment and education. This study aims to describe the characteristics of mothers who gave birth to low birth weight babies in hospitals Ambarawa 2015. Method : This research uses descriptive research design. The study population was 841 infants with a sample of 86 babies using purposive technique. data collection using registers and data analysis using frequency distribution analysis. Results : showed mothers who give birth to low birth weight babies mostly aged 20-35 years by 58 people (67.4%), mothers who give birth with parity ≤ 3 as many as 79 people (91.9%), mothers who give birth with Anemia is 51 (59.3%). Iby who gave birth to as many secondary education (43.0%). Mothers who give birth to babies with low birth weight ststus worked as many as 48 (55.8%). Recommendation : Many pregnant women should seek information about the factors that cause babies born with low birth weight. Keywords : Characteristics Mother, BBLR Bibliography : references (2002-2012) LATAR BELAKANG Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada di bawah persentil 10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Tanda-tanda Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) diantaranya umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu, berat badan sama dengan atau kurang dari dari 2.500 gram (Proverawati dan Ismawati, 2010). Hasil Riskesda 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan) degan BBLR sebesar 10,2%. Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak 21,573 (3,75%) meningkat apabila dibandingkan tahun 2011 yang sebanyak 21,184 (3,73%) (Dinkes Prov. Jateng, 2012). Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebesar 13,20 per 1.000 kelahiran hidup (kh), Bila dibandingkan dengan tahun 2011 angka ini mengalami penurunan dari 13,37 per 1.000 kh di tahun 2011 menjadi 13,20 per 1.000 kh di tahun 2012 meskipun tingkat penurunannya sangat kecil dan belum mencapai target sasaran sebesar 8,11 per 1.000 kh (Dinkes, 2012). Bayi BBLR di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebesar 5,04%, Bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 4,49% angka tersebut mengalami kenaikan, namun semuanya 100% telah ditangani. Bayi berat lahir rendah (BBLR) masih menjadi masalah di Kabupaten Semarang, angkanya berkisar antara 3% sampai 4% sejak tahun 2007 sampai tahun 2011. Namun demikian semua kasus BBLR (100%) telah ditangani sehingga tidak berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (Dinkes, 2012). Kejadian BBLR dipengaruhi oleh berbagai faktor ,dari faktor komplikasi kehamilan yaitu anemia ,perdarahan antepartum, hipertensi, preeklamsi, eklamsi dan infeksi dan dari faktor maternal meliputi umur, paritas dan jarak kelahiran penyakit, frekuensi ANC dan usia kehamilan saat melahirkan (Proverawati dan Ismawati, 2010). Anemia pada saat kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk pada bayi dan ibunya. Anemia mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu karena kurangnya hemoglobin yang mengikat oksigen dan mengakibatkan efek tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain, kerentanan ibu terhadap infeksi, kematian janin, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah (Setyawan, 2006). Paritas adalah Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm (Manuaba, 2002) Berdasarkan hasil penelitian Apriyanti (2009), kejadian BBLR di bagi dua kelompok yaitu kelompok melahirkan BBLR ( < 2.500 gr) dan tidak BBLR ( 2500 gr). Dari uji statistik di dapatkan kan BBLR P value 0,008 < α 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dan BBLR (Apriyanti, 2009). Sebagian besar ibu yang melaksanakan persalinan dengan paritas rendah minimal 3 anak berarti ibu sudah menerapkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebagai salah satu program pembangunan kesehatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Paritas tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik ibu dan bayi yang dilahirkan, salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul paritas tinggi adalah kejadian BBLR, hal ini disebabkan karena pada ibu yang mempunyai paritas lebih dari 5 kali melahirkan kondisi rahim akan mengalami kemuduran dan berkurangnya vaskularisasi , hal ini terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka implantasi pasenta pada kehamilan sebelumnya di dinding endometrium. Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium menyebabkan daerah tersebut menjadi tidak subur dan tidak siap menerima hasil konsepsi, sehingga pemberian nutrisi dan oksigenasi kepada hasil konsepsi kurang maskimal danmengganggu sirkulasi darah ke 4 janin hal ini dapat menyebabkan bayi yang di lahirkan mempunyai berat rendah (Zaenab, 2006) Usia ibu pada saat hamil dan persalinan yang normal adalah usia 20-35 tahun. Usia kurang dari 20 tahun tidak menjamin remaja mencapai kondisi sehat secara fisik, mental dan sosial untuk proses reproduksi, sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun telah terjadi penurunan fungsi organ dan sistem tubuh lainnya antara lain sistem otot, saraf, kardiofaskuler, endokrin dan reproduksi. Angka kejadian BBLR tertinggi adalah pada usia <20 tahun dan pada multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Sedangkan kejadian terendah terjadi pada usia 20-35 tahun,sedangkan pada wanita yang lebih tua mulai menunjukkan proses penuaannya,sehingga ibu yang berusia lebih dari 35 tahun beresiko melahirkan bayi BBLR (Lesmiayani, 2002) Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi berbagai masalah misalnya membutuhkan vaksinasi untuk anaknya, memberi oralit waktu diare, misalnya kesediaan menjadi peserta keluarga,termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil untuk mencegah timbulnya BBLR ,bahwa ibu mempunyai peranan sangat penting dalam kesehatan pertumbuhan ,akan dapat di tunjukkan oleh kenyataann,anak – anak dan ibu mempunyai latar belakang. Pendidikan yang tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta tumbuh kembang yang baik (Rahayu, 2008) Pekerjaan yang dilakukan ibu juga sangat mempengaruhi kejadian BBLR hal ini di sebabkan oleh pada ibu yang terlalu lama bekerja akan mempengaruhi plasenta dalam memberikan nutrisi serta oksigen ke janin (Reny Nurutami, 2006) Anemia dapat menyebabkan keguguran ,lahir mati ,kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendahperdarahan sebelum atau sewaktu melahirkan dan kematian pada ibu (Harjanto ,2012). Tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat. Pengaruh anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (Abortus, partus prematurus), gangguan proses persalinan (atonia uteri, partus lama), gangguan pada masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah) dan gangguan pada janin (abortus, mikrosomia, BBLR, kematian perinatal) (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010). Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia (Supariasa, 2002, p.149). Bila kadar Hb ibu hamil <11 gr % maka kadar hemoglobin ibu hamil tersebut dikatakan tidak normal/anemia (proverawati, 2009). Di Indonesia umumnya kadar hb yang kurang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh maupun sel otak. Kadar hb yang tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, kadar hb tidak normal pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang kadar hemoglobinya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi kemungkinan melahirkan bayi dengan BBLR dan premature juga lebih besar ( kristyanasari, 2010) Setiap hari 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 55% terjadi pada minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai 45% kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab kematian bayi baru lahir atau neonatal ( 0 – 28 hari ) 5 didunia adalah asfiksia neonatorum (49 – 60%), infeksi (24 – 34%), prematuritas/BBLR (15 – 20%), trauma persalinan (2 – 7%) dan cacat bawaan (1 – 3 %) Jika dibandingkan dengan Negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina AKB di negara kita jauh lebih tinggi. Sebagian besar penyebab kematian bayi adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir (neonatal) yang berumur 0 – 28 hari masalah neonatal ini yaitu BBLR masuk dalam tiga besar masalah pada neonates (Kemenkes, 2012). TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran umur ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 b. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 c. Untuk mengetahui gambaran HB ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 d. Untuk mengetahui gambaran Pendidikan ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 e. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini di lakukan di RSUD Ambarawa pada bulan Juli tahun 2016. Populasi dalam kasus ini ada 841 responden. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 86 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total populasi yaitu teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan populasi. HASIL PENELITIAN A. Umur Ibu yang Melahirkan BBLR Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu yang melahirkan bayi BBLR disajikan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu yang Melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa Umur Ibu Beresiko (< 20 th atau > 35 th) Tidak Beresiko (20-35 th) Jumlah Frekuensi 28 58 86 Persentase (%) 32,6 67,4 100,0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar berumur dalam kategori tidak beresiko (67,4%). Sedangkan responden yang berumur dalam kategori beresiko (32,6%). 6 B. Paritas Ibu yang Melahirkan BBLR Distribusi frekuensi berdasarkan paritas ibu yang melahirkan bayi BBLR disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu yang Melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa Paritas Ibu Tidak Beresiko : ≤ 3 Beresiko : ≥ 4 Jumlah Frekuensi 79 7 86 Persentase (%) 91,9 8,1 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar memiliki paritas ≤3 (91,9%). Hanya sebagian kecil saja yang memiliki paritas ≥ 4 (8,1%). C. Kadar Hb Ibu yang Melahirkan BBLR Distribusi frekuensi berdasarkan Kadar Hb ibu yang melahirkan bayi BBLR disajikan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar Hb Ibu yang Melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa Kadar Hb Ibu Anemia (< 11 g/dL) Tidak Anemia (≥ 11 g/dL) Jumlah Frekuensi 51 35 86 Persentase (%) 59,3 40,7 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar memiliki kadar Hb dalam kategori Anemia (< 11 g/dL), yaitu (59,3%). D. Pendidikan Ibu yang Melahirkan BBLR Distribusi frekuensi berdasarkan Pendidikan ibu yang melahirkan bayi BBLR disajikan pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase (%) Rendah 34 39,5 Menengah 37 43,0 Tinggi 15 17,4 Jumlah 86 100,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar memiliki pendidikan menengah (SMA sederajat) yaitu (43,0%). 7 E. Pekerjaan Ibu yang Melahirkan BBLR Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu yang melahirkan bayi BBLR disajikan pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Melahirkan BBLR di RSUD Ambarawa Pekerjaan Ibu Bekerja Tidak Bekerja Jumlah Frekuensi 48 38 86 Persentase (%) 55,8 44,2 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 86 responden ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa, sebagian besar merupakan ibu bekerja, yaitu (55,8%). PEMBAHASAN 1. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sebanyak 28 orang (32,6%) berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 58 orang (67,4)% . Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan BBLR adalah ibu yang berusia 20-35 tahun. Ini memang wajar karena usia 20-35 tahun merupakan usia-usia reproduksi, dan usia ini juga dikatakan sebagai usia reproduksi aman karena belum terjadi komplikasi dan juga sesuai untuk seorang wanita untuk melahirkan dan mengurus anak. Menurut Varney (2008) hal ini mungkin dikarenakan saat terbaik bagi seorang perempuan untuk hamil adalah saat usia 20-35 tahun. Sel telur sudah diproduksi sejak dilahirkan namun baru terjadi ovulasi ketika masa pubertas, sel telur yang keluar hanya satu setiap bulannya, ini menunjukkan adanya unsur seleksi yang terjadi hingga diasumsikan sel telur yang berhasil keluar adalah sel telur yang unggul oleh karena itu semakin lanjut usia maka kualitas sel telur sudah berkurang hingga berakibat juga menurunkan kualitas keturunan yang dihasilkan sehingga hamil pada usia tersebut mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terjadi gejala dan tanda penyulit. Umur merupakan usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Aspek psikologis dan mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007). Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik (Wawan dan Dewi 2010). 2. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan Paritas Ibu yang melahirkan bayi bblr di RSUD Ambarawa yang memiliki paritas ≤ 3 sebanyak 79 orang (91,9%), dan yang memiliki paritas ≥4 sebanyak 7 orang (8,1). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang mlahirkan bayi BBLR adalah dengan paritas ≤ 3. Paritas ≤ 3 merupakan paritas yang aman bagi kesehatan ibu dan 8 janin yang di kandung hal ini di sebabkan karena dalam kondisi ini kedaan ibu masih aman untuk hamil dan melahirkan (Wiknjosastro, 2002). Paritas ≤ 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut maternal. Pada paritas ini, mereka memiliki pengalaman tersendiri dalam melahirkan dan bersalin yang mempengaruhi pendekatannya dalam mempersiapkan diri menghadapi persalinan kali ini (Bobak, 2004). Paritas merupakan jumlah persalinan yang pernah dialami ibu sebelum kehamilan/persalinan tersebut. Pengelompokan paritas terdiri dari 4 kelompok, yaitu golongan nullipara (ibu dengan paritas 0), primipara (ibu dengan paritas 1), multipara (ibu dengan paritas 2-3) dan grandemultipara (ibu dengan paritas ≥ 4). 3. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan HB Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang mengalami anemia sebanyak 51 orang (59,3%) dan yang tidak mengalami Anemia sebanyak 35 orang (40,7%), dan dari hasil penelitian sebagian besar ibu yang melahirkan mengalami anemia yaitu 51 orang (59,3). Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh maupun sel otak. Kadar hb yang tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, kadar hb tidak normal pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang kadar hemoglobinya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi kemungkinan melahirkan bayi dengan BBLR dan premature juga lebih besar ( kristyanasari, 2010) 4. Gambaran Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang memiliki pendidikan rendah yaitu 34 orang (39,5%) , ibu dengan pendidikan menengah 37 orang (43,0%), dan yang memiliki pendidikan tinggi sejumlah 15 orang (17,4%). Tingkat pendidikan mempunyai resiko terhadap tingkat kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah menerima informasi yang di terima, konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Salah satu penyebab BBLR yaitu status gizi ibu yang tidak baik. Latar belakang pendidikan seorang ibu sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu, semakin tinggi prndidikan ibu maka semakin mudah ibu untuk mendapatkan informasi. Jika tingkat pendidikan ibu rendah maka sulit untuk mendapatkan informasi tentang pemenuhan asupan giziibu selama kehamilan,asupan gizi yang kurang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, kurangnya gizi pada saat hamil dapat menyebabkan lahirnya bayi BBLR (Riyanti,2007). 5. Gambaran Karakteristik Ibu Bedasarkan Pekerjaan Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2015 yang bekerja sebanyak 48 orang (55,8%) dan yang tidak bekerja sebanyak 38 orang (44,2%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan bayi BBLR adalah ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik. Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik di Kabupaten Semarang, misalnya pabrik sosis, garmen dan sebagainya. Jam kerja karyawan dalam satu hari selama delapan jam, jika lembur mereka harus bekerja 10-12 jam sehari. Hal tersebut menyebabkan mereka mengalami keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat,pemenuhan gizi, sementara itu hamil yang bekerja cenderung cepat lelah sebab aktifitas fisiknya meningkat karena memiliki tambahan pekerjaan atau kegiatan di luar rumah. Wanita hamil sangat dipengaruhi berbagai kondisi. Salah satunya yaitu harus bekerja, padahal wanita hamil dianjurkan untuk banyak istirahat. Hal ini menyebabkan wanita kurang menjaga kesehatan selama hamil dan kurang memperhatikan asupan gizi saat hamil buruk, maka 9 janin pun akan kekurangan nutrisi dalam perkembangannya dan menyebabkan bayi berat lahir rendah atau BBLR, sehingga ibu yang bekerja lebih berpotensi berat badan lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja bagi ibuibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Pekerjaan akan mendukung seseorang dalam memperoleh pengetahuan dari interaksi rekan-rekan yang berada pada tempat bekerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi dalam berperilaku (Wawan dan Dewi 2010). KESIMPULAN 1. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang beresiko BBLR (≤ 20 tahun atau ≥ 35 tahun) yaitu sebanyak 28 orang (32,6%), dan yang tidak beresiko (2035 tahun) sebanyak (67,4%). 2. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang beresiko BBLR ( paritas ≥4) sebanyak 7 orang (8,15%) dan yang tidak beresiko (paritas ≤ 3) sebanyak 79 orang (91,9%). 3. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang Anemia sebanyak 51 orang (59,3%) dan yang tidak Anemia sebanyak 35 orang (40,7%). 4. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang berpendidikan rendah sebanyak 34 orang (39,5%), pendidikan menengah sebanyak 37 orang (43,1%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 15 orang (17,4%). 5. Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa yang Bekerja sebanyak 48 orang (55,8%) dan yang tidak bekerja sebanyak 38 orang (44,2%) DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dinkes Prov. Jateng, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang Mubarak, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmojo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Proverawati, A. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). NuhaMedika, Yogyakarta. Saryono dan Setiawan, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta :Nuha Medika Sugiarto, 2003. Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan, Tesis, Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Asuhan Bayi Baru Lahir,Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC Saifuddin A B, dkk. 2002. Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta Wiknjosastro Hanifa, Bari S Abdul, Rachimhadhi Triyatmo. 1999. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Cetakan 5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :Nuha Medika Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :Nuha Medika 10