BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan berat badan bayi lahir, bayi dapat dikelompokkan menjadi BBLR (berat lahir <2500 gram), bayi berat lahir sedang (berat lahir antara 2500-3999 gram), dan berat badan lebih (berat lahir ≥4000 gram). Sejak tahun 1961 WHO (World Health Organization) telah mengganti istilah prematuritas dengan BBLR. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur.1 World Health Organization tahun 2011 memperkirakan sekitar 25 juta bayi mengalami BBLR setiap tahun dimana 5% diantaranya terjadi di negara maju dan 95% diantaranya terjadi di negara berkembang, berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi BBLR di Indonesia berkurang dari 11,1% pada tahun 2010 menjadi 10,2% pada tahun 2013,2 sedangkan presentase BBLR di Jawa Barat menurut Riskesdas 2013 adalah 10.8%.1 BBLR berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak, penurunan kecerdasan anak. 3 Kelahiran BBLR berkontribusi, pada masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, dimana sekitar 56% terjadi pada periode yang sangat dini yaitu masa neonatal. Sebagian besar kematian neonatal terjadi pada usia 0-6 hari yaitu sebesar 78,5%. Hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia tahun repository.unisba.ac.id 2012 menunjukkan adanya penurunan AKB dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1 000 kelahiran hidup. Tetapi angka tersebut masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Target MDGs 2015 adalah menurunkan AKB kelahiran hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malayasia, Thailand dan Filipina, angka kematian bayi di Indonesia jauh lebih tinggi.4 Angka Kematian bayi di Kota Bandung berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung pada tahun 2012 adalah sebesar 29,33 / 1.000 kelahiran hidup. Di Kecamatan Cidadap pada tahun 2012 kejadian kematian bayi berkisar sekitar 4-32 bayi.5 Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan antara lain oleh BBLR, asfiksia dan infeksi.6 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah terbanyak di dunia, terutama di negara berkembang. BBLR berhubungan dengan angka kematian dan kesakitan bayi, selain itu juga berhubungan dengan kejadian gizi kurang di kemudian hari yaitu pada periode balita.7, 8 Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan di suatu daerah.6 Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir menurut Kardjati terdiri dari faktor lingkungan internal (usia ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan), faktor lingkungan eksternal (kondisi lingkungan, asupan zat gizi, dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil), dan faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care. 7 repository.unisba.ac.id Usia ibu berkaitan erat dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah usia 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi karena wanita masih dalam masa pertumbuhan. Sedangkan kehamilan diatas usia 35 tahun mempunyai problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes melitus, anemia, dan penyakit kronis lainnya.7 Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siti Dewi Endriana, Nuke Devi Indrawati, Agustin Rahmawati di RB Citra Insani Semarang tahun 2012 tentang hubungan usia dan paritas ibu dengan berat bayi lahir menunjukan adanya hubungan antara usia dan paritas dengan berat bayi lahir.7 Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Fitri Sondrani tentang hubungan beberapa faktor ibu dengan kejadian berat bayi lahir rendah di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin 2006 menunjukan tidak adanya hubungan antara usia ibu dengan kejadian BBLR.9 Rumah Sakit Dokter Mochamad Salamun merupakan rumah sakit TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang terletak di kota Bandung tepatnya di Kecamatan Cidadap. Data menunjukan bahwa di Kecamatan Cidadap kejadian kematian bayi berkisar sekitar 4-32 bayi pada tahun 2012. 5 Di Rumah Sakit Dokter Mochamad Salamun setiap tahun selalu ditemukan kelahiran dengan berat badan lahir rendah. Akan tetapi belum pernah ada penelitian sebelumnya tentang faktor yang mempengaruhi BBLR di rumah sakit ini. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenani hubungan kejadian BBLR dengan usia ibu hamil di Rumah Sakit Mochammad Salamun. repository.unisba.ac.id 1.2 Rumusan Masalah 1) Berapa kejadian bayi BBLR di Rumah Sakit Mochammad Salamun Bandung tahun 2013-2014? 2) Bagaimanakah hubungan antara usia ibu primipara dan kejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Mochamad Salamun Bandung tahun 2013-2014? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum 1) untuk mengetahui hubungan antara usia ibu primipara dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Mochamad Salamun Bandung tahun 2013-2014. 1.3.1 Tujuan Khusus 1) untuk mengetahui kejadian bayi BBLR di Rumah Sakit Mochammad Salamun Bandung tahun 2013-2014. 2) untuk mengetahui hubungan antara usia ibu primipara dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Mochamad Salamun Bandung tahun 2013-2014. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.2 Manfaat Teoritis 1) Sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya mengenai BBLR. 2) Dapat mengetahui usia ibu yang menjadi faktor resiko BBLR. 3) Penelitian ini dapat mengetahui hubungan usia ibu primipara hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di rumah sakit Mochamad Salamun bandung. repository.unisba.ac.id 1.4.3 Manfaat Praktis Bagi masyarakat umum, menghinndari menikah muda sehingga menurunkan jumlah ibu hamil dalam usia muda yang dapat menurunkan jumalah bayi berat lahir rendah repository.unisba.ac.id