PENGARUH KUALITAS PRODUK, BRAND IMAGE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA TOKO 3SECOND PANGKALPINANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : NAMA : DARMADI NIM : 302 11 11 003 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2015 ABSTRACT Darmadi. 302 11 11 003. The Effect of Quality of Product, Brand Image, and Store Atmosphere on the Consumer Purchasing Interest at 3Second Store Pangkalpinang. The study aims to review and analize the effect of quality of product, brand image, and store atmosphere on the consumer purchasing interest either partially or simultaneously. This is descriptive quantitative study with a total of 156 respondents that is the consumer at 3Second store Pangkalpinang, sampling technique is simplified by using slovin formula. The independent variables of study consist of quality of product, brand image, and store atmosphere. The dependent variable is purchasing interest. The teset of instrument uses validity and reliability test. The data analyzing method uses multiple linear regressions with T test and F test. The result of independent variables are variable (X1) tcount (2.864) > ttable (1.9758), variable (X2) tcount (4.067) > ttable (1.9758), and variable (X3) tcount (2.027) > ttable (1.9758). Thus variable X1 has partial effect on the variable Y, variable X2 has partial effect on variable Y, and variable X3 also has partial effect on the variable Y. The result of F test indicates that Fcount (48.679) > Ftable (2.66), while the significance is 0.05, so H0 rejected and Ha is accepted, which means that simulaneously the independent variables have significant effect on dependent variable. The coefficient of determination is 0.480 or 48% which means that consumers purchasing interest can be explained by variables by variables of quality of product, brand image, and store atmosphere. Keywords:quality of product, brand image, store atmosphere, consumers purchasing interest. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan dalamM memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peranan sangat penting dalam dunia usaha, mengingat orientasinya terhadap masyarakat (konsumen). Keadaan dunia usaha berubah dinamis seiring dengan perubahan selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Kebutuhan konsumen yang terus meningkat, menjadi peluang bisnis. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dalam menyediakan pelayanan yang optimal. Sehingga para pelaku usaha dapat bertahan dalam persaingan yang sangat ketat saat ini. Dengan dasar inilah maka dapat dikatan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi dan perusahaan sebagai ujung tombak kehidupannya, baik organisasi yang berorientasi pada laba maupun nirlaba. Bisnis ritel merupakan suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Ini merupakan mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dan jasa. Penghasilan utama dari retailer ini adalah menjual secara eceran ke konsumen akhir. Perdagangan ecran ini sangat penting bagi produsen, karena melalui pengecer produsen dapat memperoleh informasi berharga tentang produknya. Produsen dapat memperoleh data dari pengecer, bagaimana pandangan konsumen mengenai bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya, juga dapat dikeahui mengenai kekuatan saingan (Buchari Alma 2013:54). Perkembangan bisnis ritel pada saat ini di Bangka Belitung berkembang pesat dan menciptakan kondisi persaingan yang semakin ketat. Melihat kondisi yang seperti ini, setiap bisnis ritel perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan pesaing untuk dapat menarik minat beli konsumen. Toko 3SECOND merupakan salah satu bisnis ritel yang terdapat di kota Pangkalpinang. Toko 3Second ini merupakan cabang dari perusahaan CV. Bi-ensi fesyenindo yang terdapat di kota bandung. CV. Bi-ensi fesyenindo memproduksi produk dengan empat merek yang berbeda yaitu Grenlight, Famo, Moutly dan 3Second. Perusahaan ini berdiri sejak tanggal 14 Agustus 1997 di Bandung. Di Bangka Belitung khususnya Pangkalpinang, CV. Bi-ensi fesyenindo di dirikan pada tanggal 10 Februari 2004. Perusahaan ini lebih di kenal konsumen dengan Toko 3Second yaitu diambil dari merek-merek produk yang ada pada perusahaan tersebut. Toko ini bergerak di bidang fhasion, menawarkan produk yang berkualitas dan berbeda dengan produk- produk yang ada di tempat lainya. Adapun produk-produk yang dijual di toko 3second yaitu: baju, yang terdiri dari baju kemeja dan kaos biasa, celana panjang, terdiri dari celana panjang dan pendek, tas, sepatu, topi, dan ikat pingang. Pandangan konsumen terhadap suatu produk erat kaitanya dengan kualitas produk itu sendiri, dimana kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan seorang konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk. Kualitas produk menjadi kunci sebagian besar konsumen dalam memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Selain mengutamakan kualitas produk, toko 3Second juga memperhatikan brand imgae atau citra merek dari produk-produk yang ada. Hal ini sangat penting karena konsumen sering mengasumsikan brand image atau citra merek yang baik dengan kualitas dari produk itu sendiri yaitu setelah proses pemakaian produk tersebut. Suatu merek yang telah dikenal oleh konsumen akan menimbulkan minat belinya untuk mengambil keputusan pembelian. Ada beberapa konsumen yang beranggapan jika memakai produk dengan merek yang ada pada toko 3Second maka akan terlihat lebih mempunyai karakter dan dapat terlihat berbeda jika dibandingkan dengan mengunakan produk-produk lainnya. Hal ini bersumber dari wawancara yang dilakukan pada beberapa konsumen yang berbelanja di toko 3Second Pangkalpinang. Selain mengutamakan kualitas dan brand image dari suatu produk toko 3Second juga berusaha menawarkan berbagai rangsangan yang mampu menarik minat beli konsumen. Hal ini dilakukan dengan menciptakan store atmosphere atau suasana toko yang nyaman dan menyenangkan sehingga konsumen tidak merasa bosan pada saat berbelanja. Pada toko 3Second penciptaan store atmosphere atau suasana toko tersebut dilakukan dengan memberikan visual yang menarik pada area toko, pengelompokan produk berdasarkan merek sehingga dapat memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mencari produk yang diinginkan, dan pemutaran music sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada konsumen pada saat berbelanja. Toko 3Second terus melakukan inovasi pada setiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kondisi persaingan yang semangkin ketat sehingga bisa bersaing dan dapat mempertahankan eksistensi dari toko. Selain itu hal tersebut juga dilakukan untuk meningkatkan omset atau laba perusahaan dan mencapai target penjualan setiap tahunnya. Berikut merupakan omset penjualan toko 3Second pada tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Omset Penjualan Toko 3Second Tahun 2011-2014 Tahun Omset persentase Kenaikan 2011 Rp2.150.500.000 2012 Rp2.500.000.000 2013 Rp2.440.000.000 2014 Rp2.601.000.000 Total Omset Rp9.691.000.000 _ 3,6% _ 1,66% penurunan _ _ 0,62% _ Dari tabel 1.1 dapat diketahui omset penjualan toko 3Second pada tahun 2011 yaitu dengan jumlah Rp2.150.500.000, naik 3,6% pada tahun 2012 dengan jumlah Rp2.500.000.000, kemudian mengalami penurunan 0,62% pada tahun 2013 yaitu dengan jumlah Rp2.440.000.000, dan naik 1,66% pada tahun 2014 yaitu dengan jumlah Rp2.601.000.000. Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa omset penjualan pada toko 3Second selalu mengalami fluktuasi dari tahun 2011- 2014. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya kompetitor atau pesaing-pesaing yang bergerak dibidang usaha yang sejenis dan perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu produk, merek dan kenyamanan yang dirasakan konsumen pada saat berbelanja. Selain itu fluktuasi yang terjadi pada omset penjualan di toko 3Second Pangkalpinang juga disebabkan karena adanya perayaan hari-hari besar seperti lebaran dan hari-hari besar lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kualitas Produk, Brand Image dan Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Toko 3Second Pangkalpinang”. 1.2 . Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kualitas produk, brand image, store atmosphere, dan minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang? 2. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang? 3. Bagaimana pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang? 4. Bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang? 5. Bagaimana kualitas produk, brand image dan store atmosphere berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana gambaran kualitas produk, brand image, store atmosphere, dan minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang 2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah brand image berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kualitas produk, brand image dan store atmosphere berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Minat Beli Minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat beli untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang ( Ali Hasan 2013:173). 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Ben M. Enis dalam Buchari Alma (2013:130) manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau perusahaan. 2.1.3 Pegertian Kualitas Produk Menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012:153) Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Termasuk didalamnya keawetan, keandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki, serta atribut bernilai yang lain. Asasuri dalam Selistio (2013:40) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan. 2.1.4 Pengertian Brand Image Menurut Supranto (2011:128) brand image adalah apa yang konsumen pikir dan rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek. 2.1.5 Pengertian Store Atmosphere (suasana toko) (Gilbert 2003), dalam Foster (2008:61) menjelaskan bahwa Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang di replikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ikanita Novriana Sulistyari, Yoestini (2012), didalam penelitiannya yang berjudul, “Analisis pengaruh citra merek, kulitas produk, dan harga terhadap minat beli produk oriflame (studi kasus mahasiswi fakultas ekonomika dan bisnis jurusan manajemen Universitas Diponegoro Semarang”. Metode penentuan sampel digunakan non probabilitas, dengan 100 responden. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai F hitung sebesar 32,108 dan dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena F hitung > F tabel yaitu lebih besar dari 2,698 dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat beli (Y) atau dikatakan bahwa variabel X1, X2, dan X3 secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen yaitu minat beli. 2. Praba Sulityawati (2010). Dalam penelitiannya “ Analisis pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian laptop merek acer di kota Semarang” berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan: 1) Variabel kualitas produk memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan pembelian konsumen dibandingkan variabel citra merek dengan hasil regresi sebesar 0,559. Selanjutnya pengaruh variabel lainnya citra merek adalah sebesar 0,250. 2) Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa citra merek (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y), telah terbukti kebenarannya. Hal ini berarti citra merek merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk laptop merek Acer. 3) Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa kualitas produk (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y), telah terbukti kebenarannya. Hal ini berarti kualitas produk merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk laptop merek Acer. 4) Variasi keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel citra merek dan kualitas produk sebesar 57,7% , sedangkan sisanya 42,3% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. 3. Resti Meldarianda, Hengki Lisan S (2010). Dalam jurnalnya,” Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Resort Cafe Atmosphere Bandung” Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda, dalam tabel ANOVA menunjukan nilai sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara Store atmosphere yang terdiri atas instore atmosphere dan outstore atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Resort Cafe Atmosphere. 4. Muhamad Wahyu Ali A, Handoyo Djoko dan Syari Listyori (2013). Dalam jurnalnya ”Pengaruh keragaman menu, kualitas produk, citra merek dan iklan terhadap keputusan pembelian pada Mc Donald’s Java Mall Semarang”. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,815 maka dapat disimpulkan bahwa keragaman menu, kualitas produk, dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen. 5. Owusu Alfert (2013). Dalam penelitiannya yang berjudul Influences of Price and Quality On Consumer Purchase of Mobile Phone in The Kumasi Metropolis in Ghana a Comparative Study. Variabel yang digunakan yaitu Price, Quality, dan Consumer Purchase. Analisis yang digunakan yaitu teknik analisa statistik dengan menggunakan analisis frequency analysis, reliability analysis, and regression analysis. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan : bahwa harga dan kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dan konsumen mempertimbangkan harga dan kualitas dalam situasi pembelian mereka . 6. Ms. Fatima Gillani (2012). Dalam penelitiannya yang berjudul “Impact of Peer Pressure and Store Atmosphere on Purchase Intention: An Empirical Study on the Youngsters in Pakistan”. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh teman sebaya dan suasana toko terhadap minat beli konsumen studi empiris pada anak-anak di Pakistan. 2.3 Kerangka Pemikiran Menurut Sugiono (2013:88) kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Kualitas Produk (X1) Brand Image (X2) H2 H3 Minat Beli Konsumen pada Toko 3Second Pangkalpinang (Y) H4 Store Atmosphere (X3) H5 Sumber : Diolah oleh penulis 2014 2.4 3.1 3.2 Hipotesis H1: Kualitas produk diduga rendah, brand image diduga rendah, store atmosphere diduga rendah, dan minat beli pada toko 3Second Pangkalpinang diduga rendah. H2: Diduga adanya pengaruh yang kuat dan signifikan antara Kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. H3: Diduga adanya pengaruh yang kuat dan signifikan antara Brand image terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. H4: Diduga adanya pengaruh yang kuat, positif dan signifikan antara Store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. H5: Diduga adanya pengaruh yang kuat, positif dan signifikan secara simultan antara kualitas produk, brand image, dan store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan analisis deskriptif dan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:11) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk penyajian hasil penelitian dalam bentuk angka-angka. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di toko 3Second Pangkalpinang, Jl KH.Abdurrahmansidik Pangkalpinang. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 21 November 2014 sampai dengan selesai. 3.3 Populasi dan sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2013:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja pada Toko 3Second Pangkalpinang yaitu sebanyak 257 orang. 3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2013:120) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Peneliti mengambil sampel berdasarkan rumus Slovin dengan perkiraan kesalahan 5% 𝑁 Rumus : n = 1+𝑁 (𝑒)2 3.4 3.5 Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel yang akan diteliti adalah 156 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental yang artinya siapa saja konsumen Toko 3Second yang bertemu berpas-pasan dengan penulis itulah yang akan dibagikan kuesioner, atau dengan kata lain siapa yang ketemu siapa yang diberi kuesioner. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner, metode wawancara, metode literatur dan metode observasi. Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik Analisis Data 3.5.1 Analisis Deskriptif dan Analisis Verifikatif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Analsis verifikatif digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang mengungkap hubungan dan pengaruh antar variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik. 3.5.2 3.5.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas di lakukan membandingkan rtabel untuk degree of fredoom (df)=n-2 dimana n adalah jumah sample. Apabila rhitung lebih besar daripada rtabel maka data dikatakan valid (Ghozali,2012:53). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis butir dengan menggunakan metode uji statistik cronbach alpha (a). Nilai alpha yang di daptkan kemudian dibandingkan dengan nilai batas reliabilitas minimum, yaitu 0,6, jika nilai cronbach alpha yang di dapatkan > 0,6, maka nilai tersebut dapat di percaya keandalannya (Dwi prayitno, 2010:32). Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas 3.5.4 (independen), yakni dengan melihat dari nilai tolerance, dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). 3. Uji Heteroskedastisitas Uji bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2013: 139). Analisis Regresi Linear Berganda Rumus untuk persamaan regresi linier berganda yang mempunyai dua variabel bebas adalah : Y = a + b 1X 1 + b 2X 2 + e Keterangan : Y = Minat Beli kosumen b1,b2,b3 = Koefisien Regresi X1 = Kualitas Produk X2 = Brand Image X3 = Store Atmosphere e = Error/ variabel pengganggu 3.5.5 Uji Hipotesis 1. Uji T atau Uji Parsial Digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen ( X1, X2,...X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Uji F atau Uji Simultan Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen/ terikat (Y). 3.5.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen ( X1,X2, ... , X3) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Deskriptif Variabel Pada hasil penelitian yang dilakukan semua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel Kualitas produk, brand image, store atmosphere, dan minat beli pada toko 3Second Pangkalpinang termasuk kedalam kategori tinggi, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan kualitas produk sebesar 4,00, variabel brand image sebesar 4,07, variabel store atmosphere sebesar 4,10, dan variabel minat beli sebesar 3,90. 4.2 Hasil Uji Validitas Untuk memenuhi syarat validiatas adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2. Pada penelitian ini jumlah sampel (n) = 156, jadi besarnya derajat bebas (df) = 156-2 = 154 dan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 0,05) sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,1572. Jika rhitung > rtabel maka butir pertanyaan dalam kuisioner dinyatakan valid (Ghozali, 2012:53). Dalam penelitian ini didapatkan hasil semua nilai rhitung > rtabel, sehingga dapat dinyatakan valid. 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Tabel IV.39 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Produk Brand Image Store Atmosphere Minat Beli Alpha 0,881 0,739 0,820 0,838 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015 Pada Tabel IV.39 dimana hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien alpha yang cukup tinggi yaitu >0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel, yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal. 4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas betujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Gambar IV.5 Hasil Uji Normalitas Sumber : data SPSS diolah peneliti, 2015 Berdasarkan tampilan grafik normal plot yang tersaji diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebaran mengikuti arah garis diagonalnya. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas. b. Hasil Uji Multikolonieritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Tabel IV.40 Hasil Uji Multikolinearitas Keterangan Kualitas Produk Brand Image Store Atmosphere Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015 Colliniearity statistics Tolerance VIF 0,425 2,353 0,476 2,102 0,595 1,682 Berdasarkan hasil pengujian multikolonieritas, hasil perhitungan nilai tolerance terlihat bahwa nilai tolerance > 0.10 yang artinya tidak ada korelasi antara variabel independen yang lebih dari 95%. Demikian juga dengan perhitungan nilai VIF, dari variabel independen yang diuji tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi. c. Hasil Uji Heterokedastisitas Gambar IV.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: data SPSS diolah peneliti, 2015 Hasil grafik Scatterplot yang tersaji diatas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y, serta tidak mempunyai pola yang jelas atau membentuk suatu pola. Berdasarkan gambar di atas maka dapat simpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai sebagai alat prediksi. 4.5 Analisis Regresi Linier Berganda Tabel IV.41 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Unstandardized Coefficients B Std.Error 1 (Constant) 0,475 1,932 X1.Total 0,147 0,051 X2.Total 0,478 0,104 X3.Total 0,168 0,083 Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015 Standardized Coefficients Beta 0,255 0,387 0,152 Berdasarkan hasil perhitungan pengolahan data dengan bantuan program SPSS 22 for windows maka diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut : Y= 0,475 + 0,147 X1 + 0,478 X2 + 0,168 X3 Interprestasi dari hasil di atas adalah konstanta sebesar 0,475 berarti bahwa minat beli konsnsumen pada toko 3scond Pangkalpinang akan tetap sebesar 0,475 jika tidak di pengaruhi oleh variabel kualitas produ, brand image, dan store atmospherel, b1 sebesar 0,174 berarti variabel kualitas produk berpengaruh positif terhadap miat beli, b2 sebesar 0,478 berarti variabel brand image berpengaruh secara positif terhadap miat beli, dan b3 sebesar 0,168 berarti variabel store atmosphere berpegaruh positif terhadap minat beli kosumen pada toko 3Second Pangkalpiag. 4.6 Uji Parsial atau Uji T Tabel IV.42 Hasil Uji T Model Unstandardized Coefficients 1 (Constant) X1.Total X2.Total X3.Total B 0,475 0,147 0,478 0,168 Std.Error 1,932 0,051 0,104 0,083 Standardized Coefficients Beta 0,255 0,387 0,152 T Sig 0,246 2,864 4,607 2,027 0,806 0,005 0,000 0,044 Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015 H2 : Uji hipotesis kualitas produk terhadap minat beli konsumen Dari hasil perhitungan diperoleh Thitung untuk X1 sebesar 2,864 lebih besar dari Ttabel 1,9758 dan dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Berarti Ho ditolak dan H2 diterima, maka ini menunjukkan variabel brand image memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. H3 : Uji hipotesis brand image terhadap minat beli konsumen Dari hasil perhitungan diperoleh Thitung untuk X2 sebesar 4,607 lebih besar dari Ttabel 1,9758 dan dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Berarti Ho ditolak dan H3 diterima, maka ini menunjukkan variabel brand image memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. H4 : Uji hipotesis store atmosphere terhadap minat beli konsumen Dari hasil perhitungan diperoleh Thitung untuk X3 sebesar 2,027 lebih besar dari Ttabel 1,9758 dan dengan signifikansi sebesar 0,044 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Berarti Ho ditolak dan H4 diterima, maka ini menunjukkan variabel store atmosphere memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. 4.7 Hasil Uji Simultan atau Uji F Tabel IV.43 Hasil Uji F ANOVA Model Sum of DF Squares 1 Regression 1012,293 3 Residual 1053,623 152 Total 2065,917 155 Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015 Mean Square F Sig 337,431 6,932 48,679 ,000 Berdasarkan data dari tabel IV.43 hasil perhitungan uji F, dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 48,679 dan kemudian dibandingkan dengan Ftabel 2,66. Dapat disimpulkan bahwa kualitas produk, brand image, dan store atmosphere berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen. 4.8 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Tabel IV.44 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model 1 Change Statistic R R Square ,700 ,490 Adjusted R Square ,480 Std. Error of the Estimate 2,633 Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015 Dilihat dari Tabel IV.44 koefisien determinasi (R2) menunjukkan angka Adjusted R Square 0,480 atau 48% yakni berarti variasi variabel minat beli dapat dijelaskan oleh kualitas produk, brand image, dan store atmosphere sisanya 52% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel penelitian. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Kualitas produk, brand image, store atmosphere, dan minat beli pada toko 3Second Pangkalpinang termasuk kedalam kategori tinggi, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan kualitas produk sebesar 4,00, variabel brand image sebesar 4,07, variabel store atmosphere sebesar 4,10, dan variabel minat beli sebesar 3,90. 2. Kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal ini berarti bahwa kualitas produk mempunyai peranan dalam menunjang peningkatan minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. 3. Brand image mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal ini berarti bahwa variabel brand image mempunyai peranan 4. 5. 5.2 1. 2. 3. yang penting dalam menunjang peningkatan minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. Store atmosphere mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal ini berarti bahwa variabel store atmosphere mempunyai peranan yang penting dalam menunjang peningkatan minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. Pengujian secara bersama-sama menunjukkan bahwa kualitas produk, brand image, dan store atmosphere berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada toko 3Second Pangkalpinang. Saran Kepada produsen atau pemilik toko hendaknya selalu melakukan peningkatan kualitas terhadap produk-produk yang dihasilkan dengan sebaik mungkin. Selain itu pihak produsen atau toko harus selalu memperhatikan brand image atau citra merek dari produk yang mereka hasilkan, serta produsen atau pemilik toko juga harus meningkatkan store atmosphere atau suasana toko agar dapat memberikan kenyamanan dan dapat menarik perhatian konsumen untuk perbelanja. Kepada pihak konsumen hendaknya selalu memperhatikan kualitas produk yang akan dibeli pada saat berbelanja. Selain itu konsumen juga harus memperhatikan brand image atau citra merek pada produk yang dipakai. Selain itu juga konsumen harus lebih memilih tempat yang nyaman dan bersih supaya dapat memberikan kepuasan pada saat berbelanja. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya instrumen penelitian bisa lebih diperdalam lagi sehingga kemampuan mengukurnya semakin baik. Selain itu di dalam penelitian selanjutnya bisa ditambahkan beberapa variabel baru seperti fasilitas diskon, brand loyalty, dan kepuasan pelanggan. DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A and Beil, Alexander, Alexander L (1993). Brand Equity & Advertising: Advertising’s Role in Building Strong Brand, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. dalam jurnal Yoestini dan Ikanita (2012). Pengaruh Citra merek, Kualitas Produk, dan Harga terhadap Minat Beli Produk Oriflame (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. Vol.1, No.1 Abdullah Thamrin & Tantri Francis, (2013). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Alferd Owsu, (2013). Influences of Price and Quality On Consumer Purchase of Mobile Phone in The Kumasi Metropolis in Ghana A Comparative Study. Vol.5, No.1 Eropean Journal Of Business and Management. Alma Buchari, (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit Alfabeta Bandung. Budiyono, Bernard. (2004). “Studi Mengenai Strategi Produk (Studi Kasus Minat Beli Produk Baru Telkomflexi di Surabaya).” Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.III No.2, 181-194. Danibrata Aulia (2008)”Pengaruh Perluasan Merek Terhadap Citra Merek Pada NaturE” :Universitas Trisakti .JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 10, No. 1, April 2008, 37-46 Daryanto, (2011). Sari kuliah manajemen pemasaran.Bandung:PT.Sarana tutorial Nurani Sejahtera. Eva, Sheilla R. (2007). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Merek terhadap Minat Beli dan dampaknya pada Keputusan Pembelian pada Pengguna Telepon Seluler Merek Sony Ericson di Kota Semarang: Skripsi. Ferdinand, Augusty. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Foster, Bob. (2013) Manajemen Ritel, Peerbit Alfabeta. Bandung Gilani, Fatima. (2012). Impact of Peer Pressure and Store Atmosphere on Purchase intetion : An Empirical Study on the Youngsters in Pakistan Ghozali, Imam, (2013), Aplikasi Aalisis Multivariate Degan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Hasan, Ali. (2013). Marketing dan Kasus Kasus Pilihan. Cetakan Pertama. Penerbit CAPS ( Center for Academic publising service) : Yogyakarta. Kertajaya, Hermawan. (2005). Marketing in Veus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka. Kotler, Philip & keller Kevin Lane. (2009). Manajeme Pemasaran. Edisi 13. Jakarta: Erlagga. Kotler, Philip. (2005). Manajeme Pemsaran, alih bahasa, Beyami Molan: penyunting Bambang Sarwiji. Jilid satu Edisi ke Sepuluh, Penerbit PT. Indeks, Jakarta. Kotler dan Keller, (2012). Marketing Management Edisi 14, Global Edition. Person pretice Hall Kotler Philips. (2006). Manajeme Pemasarn. Edisi ke 6 Jilid 1Jakarta: Erlangga. Ogi Sulistian. (2011). Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan Rokok Gudang Garam Filter. Kuningan: Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan. Prayitno,Duwi. (2010). Paham Analisa statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit mediakom. Purnama, Luvi. (2011). Pengaruh Store Atmosphere dan Harga terhadap Minat Beli Konsumen di Toko Alfamart Cabang Margahayu Bandung: Skripsi. Universitas Pasundan. Purwaningsih, Ayu. (2013). Pengaruh Suasana Toko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Jadi Baru di Kebumen. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Radji, Djoko Lesmana. 2009. Hubungan Citra Merek, Kepuasan dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10 (1) 17-34. Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, 2009, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta. Simamora,Bilson,2004.Riset Pemasaran,Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Penerbit Alfabeta. Sulityawati Praba, (2010). Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Sumarwan Ujang dkk, (2011). Pemasaran strategik.Bogor.IPB Press. Supranto dan Nandan Limakrisna. (2011). Perilaku konsumen & strategi pemasaran.Jakarta : Mitra Wacana Media. Tjiptono, Fandy, (2005). Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi. Yoestini dan Sulistyari. (2012). Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap Minat Beli Produk Oriflame (Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Diponegoro Semarang). Jurnal Volume 1, No 1, Tahun 2012.