MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS PR Crisis Management Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Public Relations Modul 12 Kode MK Disusun Oleh B71421EL Endri Listiani, S.IP. M.Si. Abstract Kompetensi Pokok bahasan ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana mekanisme dan proses dari pengelolaan manajemen krisis oleh PR. Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu menggambarkan dan menganalisa pengelolaan manajemen krisis oleh PR. P Ada modul kedua belas mata kuliah manajemen PR ini akan dibahas mengenai manajemen krisis oleh PR. Akan dijelaskan sebagai berikut : Manajemen Krisis Manajemen krisis dapat digunakan di hampir semua bidang, tetapi pada umumnya digunakan dalam hubungan internasional, politik, bisnis dan manajemen. Kini, banyak perusahaan yang sudah memiliki manual crisis plan atau petunjuk menghadapi krisis. Hal ini penting untuk membantu atas bagaimana mengidentifikasi kemungkinan terjadinya krisis. Teori manajemen krisis umumnya didasarkan menghadapi (crisis bargaining and negotiation), membuat keputusan di saat krisis (crisis decision making) dan memantau perkembangan krisis (crisis dyanamics). Dalam menghadapi situasi, diusahakan untuk tetap tenang dan pertimbangkan dengan matang keputusan yang akan diambil karena akan menjadi taruhan reputasi public relation. Dalam bisnis terdapat tiga jenis krisis, yaitu sebagai berikut : 1. Krisis Keuangan (Financial Crisis) Krisis keuangan adalah krisis yang terjadi karena perusahaan mempunyai masalah cashflow atau likuiditas jangka pendek dan kemungkinan pailit di masa datang. 2. Krisis Public Relations Krisis public relations sering isebut sebagai krisis komunikasi, terjadi karena pemberitaan negatif yang kemudian berimbas buruk pada bisnis perusahaan. Pemberitaan media atau isu yang beredar bisa jadi benar atau mungkin saja tidak, mempengaruhi citra seseorang atau perusahaan. 16 2 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tetapi berpotensi Salah satu tugas PR adalah mengklarifikasi pemberitaan di media yang tidak seimbang atau yang memojokkan perusahaan. 3. Krisis Strategi Krisis strategi (strategic crisis) lingkungan bisnis perusahaan menjadi memiliki rencana yang mengakibatkan terganggu. dalam adalah perubahaan dalam kelangsungan hidup Perusahaan sebaiknya selalu menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akan terjadi dan harus mempunyai contigency plan dalam menghadapinya. Perusahaan harus mempersiapkan dengan matang cara mencegah terjadinya krisis. Perusahaan sebaianya selalu memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akan membuat perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis. Mereka harus tahu skenario terburuk yang akan terjadi dan harus mempuyai contigency plan dalam menghadapinya. Apabila pencegahan krisis tidak berhasil maka enam langkah berikut sebaiknya diambil dengan segera. 1. Melakukan penilaian yang objektif terhadap penyebab krisis 2. Menentukan apakah penyebab terjadinya krisis memiliki dampak jangka panjang atua hanyalah fenomena sesaat. 3. Perhitungkan setiap kejadian dalam krisis dengan cermat sehingga setiap peristiwa yang terjai dapat diantisipasi dengan baik. 4. Memusatkan perhatian pada upaya menyelesaikan masalah. 5. Manfaatkan setiap peluang yang ada untuk memperbaiki keadaan. 6. Segera bertindak untuk melindungi cash flow perusahaan. Apabila terjadi krisis keuangan, segeralah bertindak, jangan menunggu hinga bukti-bukti komplit. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan penjualan jangka pendek (increasing short term sales) 2. Menjaga atau meningkatkan laba perusahaan (maintaning or increasing profit on sales if possible) 3. Mengurangi biaya (reducing expences) dengan langkah-langkah berikut : 16 3 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Mengurangi biaya yang tidak diperlukan (eliminating non-essential expenses) b. Menjual aset yang tidak strategis (selling non-mission critical assets) c. Mengurangi gaji (reducing payroll) d. Outsource sumber daya yang tidak terlalu dibutuhkan (outsourcing non-mission critical opertaions) Negosiasi ulang pinjaman dan utang perusahaan apabila dimungkinkan atau menunda waktu pembayaran (renegotiating loans and other debts wherever posible-obtaining interest-only loans or extended payments terms). Jika yang terjadi adalah krisis PR, segera bertindak untuk mencegah atau mengcounter informasi atau pemberitaan negatif yang sudah tersebar. Menutup diri akan membuat pemberitaan media semakin itensif. Gunakan semua media yang ada untuk menjelaskan dan mengkalirifikasi pemberitaan yang terjadi atau mempertanyakan kredibilitas pemberitaan yang ada. Perencanaan Krisis Perencanaan dilakukan dengan memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapka dan bagaimana cara untuk menangani situasi krisis. Perencanaan mengurangi kesalahan dan miss communications yang pada gilirannya mengurangi dampak krisis. Sebuah perancanaan krisis itu penting karena jika krisis terjadi, perusahaan sudah mempunyai action plan dan mengerti tahapan yang dilakukan. Masalah utama dalam krisis komunikasi adalah memastikan fakta itu benar dan menyebarkannya sesuai dengan time frame. Jika organisasi tidak daat menyebarkan gakta dengan cara yang tepat pada waktunya, media akan berspekulasi dengan caranya sendiri. Perencanaan krisis dapat dilakukan degan membetuk tim yang bertanggung jawab dalam mengelola krisis. Masing-masing orang didalam tim memiliki tanggung jawab spesifik dan tugas jelas. Lebih dari itu, kontak akan dibuat agar komunikasi bisa mencari tahu siapa yang harus dihubungi dan bagaimana menghubungi mereka di saat krisis. 16 4 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ketika krisis sudah meledak atau tidak dapat dihindari dampanya perusahaan, kontinuitas rencana bisnis adalah meminimalkan gangguan dan kerusakan. Perusahaan harus melibatkan orang-orang yang dapat mengidentifikasi fungsi dan proses yang sangat penting bagi kelangsungan bisnis, kemudian merancang rencana alternatif (contigency plan) untuk menghadapi potensi kerugian. Elemen penting yang kadang-kadang diabaikan adalah menguji business continuity olan, yaitu dengna melakukan simulasi-simulasi rencana bisnis yang sudah ada. Esensi manajemen krisis adalah upaya untuk menekan faktor ketidakpastian dan faktor risiko hingga tingkat yang paling rendah. Manajemen krisis diawali dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai faktor-faktor yang berpotensi mengakibatkan perusahaan terkena krisis. Jika hal tersebut diketahui, maka pengambilan keputusan mengenai langkah-langkah yang harus diambil dapat disiapkan sebelum krisis terjadi. Manajemen krisis membedakan situasi krisis menjadi prakrisis dan krisis. Situasi prakisis adalah situasi masih tenang dan stabil, tanpa tanda-tanda akan terjadinya krisis. Situasi krisis dirinci dalam tahap-tahap prodimal, hadir tandatanda. Pada tahap akut terjadi kerusakan (damage), pada tahap kronik krisis akan berlanjut lebih parah, dan pada tahap pengakhiran, krisis berakhir/teratasi. Himpitan mungkin saja terjadi dalam empat tahap dan dalam waktu yang singkat. Namun dapat juga yang terjadi hal sebaliknya, yaitu krisis yang berlarutlarut dan memakan waktu lama dan panjang. Krisis jenis pertama dikenal sebagai krisis berhulu ledak pendek (short fused crisis), sedangkan yang berlarut disebut sebagai krisis berhulu ledak panjang (long fused crisis). Tetapi tidak semua krisis berkembang dalam empat tahap tersebut. Cukup banyak krisis melompat dari tahap prodimal ke tahap penyelesaian. Tahapan bisa saja berkurang tetapi tidak pernah lebih dari empat. 16 5 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Upaya Penanggulangan Krisis Manajemen dapat menanggulangi dengan melakukan langkah-langkah berikut ini 1. Peramalan Krisis (Forcasting) Untuk peramalan tehadap krisis perlu diperhatikan pada situasi pra-krisis. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis peluang (oppurtunity) dan ancama (threat) yang terjadi di dunia bisnis. Untuk memudahkannya manajemen dapat melakukan peramalan (forcasting) dengan memetakan krisis pada peta barometer krisis. 2. Pencehagan Krisis (prevantion) Langkah-langkah pencegahan sebaiknya diterapkan pada situasi prakrisis. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya krisis. Namun, jika krisis tidak dapt dicegah, manajemen harus mengupayakan agar krisis tidak betul-betul terjadi. Untuk itu begitu terlihat tanda-tanda krisis, segera arahkan ke tahap penyelesaian. 3. Intervensi Krisis (Intervention) Langkah intervensi dalam situsai krisis bertujuan untuk mengakhiri krisis. Pengendalian tehadap kerusakan (damage control) dilakukan pada taap akut. Langkah-langkah pengendalian terhadap kerusakan diawali dengan identifikasi, isolasi, pengucilan, membatasi/limititaion, menekan (reduction), dan diakhiri dengna pemulihan (recovery). Crisis Budgeting Untuk dapat menanggulangi krisis, perusahaan membutuhkan sejumlah dana ang akan digunakan untuk membiayai program pemulihan krisis. Salah satu keputusan yang haris diambil adalah menentukan besarnya anggaran yang harus disiapkan untuk menyelesaikan krisis. Setidaknya terdapat empat metode penentuan anggaran krisis, yaitu sebagai berikut : 1. Affodable method, berdasarkan yaitu kemampuan menetapkan finansial besarnya atau dana anggaran yang krisis tersedia di perusahaan. Metode ini sangat mudah diterapka, namun mengandung resiko bilamana dana yang tersedia tidak cukup untuk mendanai program penanggulangan krisis yang harus dilakukan. 16 6 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Percentage of sales method, yaitu menetapkan anggaran krisis berdasarkan presentase tertentu dari penjualan (baik penjualan saat ini maupun prediksi penjualan) atau presentasi dari harga jual. Metode ini memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya : (1) Besarnya dana bervariasi menurut kemampuan finansial manajemen untuk mengkaji perusahaan; (2) Metode ini hubungan mendorong antara pihak biaya krisis dan efektivitasnya dalam mengembalikan reputasi perusahaan. Akan tetapi, metode ini juga memiliki berbagai kelemahan, diantaranya adalah : (1) Leboh memandang penjualan sebagai faktor penentu budget krisis; (2) Peentuan anggaran lebih didasarkan pada ketersediaan dana ketimbang tanggung jawab sosial; (3) Ketergantungan pada fluktuasi penjualan dari tahun ke tahun menulitkan proses perencanaan jangka panjang, dan (4) Tidak ada landasan logis untuk memilih persentase tertentu, kecuali atas dasar pengalaman masa lalu atau tindakan pesaing. 3. Competitive-parity method, yakni menetapkan anggaran krisis dengan mengacu pada jumlah dana yang dikeluarkan para pesaing ketika menghadapi krisis yang sama dengan perusahaan. Dengan kata lain besarnya budget krisis paling tidak sama atau proposional dengan jumlah budget krisis para pesaing. 4. Objective and task method, yaitu menentukan anggaran krisis mlalui beberapa langkah sistematis yang terdiri atas tujuan spesifik, menetapkan program-program spesifik yang harus dilakukan dalam rangka memulihkan situasi krisis dan memperkirakan pengimplementasian tugas-tugas tersebut. 16 7 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id biaya Penyelesaian Krisis Salah satu karakter krisis adalah kejutan. Tekanan yang kuat saat penyelesaian krisis adalah bagian dari manajemen krisis. Untuk menyelesaikan krisis, manajemen harus memiliki crisis management plans yang didesain secata teliti untuk menghadapi berbagai lebel krisis yang mungkin terjadi. Gambar berikut menunjukan bagaimana mengidentifikasi siklus krisis, dimulai dengan penyelesaian persiapan krisis (crisis meghadapi krisis (preparedness resolution), mengambil pelajaran for cries), dari krisis (consolidation of learning), mengkomunikasikan kepada publik (communication for change), dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan di masa datang (initation of change). Intiation of change Crisis a trigger for change Preparadess for crisis Communication for change Consolidations of learning Crisis as a trigger for a change 16 8 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Crisis resolution Beberapa pedoman umum berikut dapat membantu manajemen pada saat krisis. 1. Mempersiapkan contigency plan (anggota tim krisis manajemen dapat dibentuk dalam waktu singkat, selalu diadakan pelatihan untuk menghadapi berbagai macam krisis) 2. Segera umumkan official spokesperson (anggota tim krisis) yang berhak bicara dan memberikan keterangan mengenai krisis ke publik dan media. 3. Bergerak cepat (jam pertama ketika krisis terjadi sangat krusial, karena media sering memberikan informasi berdasarkan kejadian awal krisis). 4. Gunakan konsultan manajemen krisis (saran dari konsultan PR sangat penting) 5. Memberikan informasi yang akurat dan benar (ingat, mencoba untuk memanipulasi informasi akan berbalik menjadi bahaya jika kebenaran ditemukan). 6. Ketika memutuskan bertindak, jangan hanya mempertimbangkan jangka pendek, tetapi pikirkan juga efek jangka panjang. Adanya berbagai krisis yang terjadi di seulurh belahan dunia, memperlihatkan banyak kesalahan yang dilakukan perusahaan sehingga perlu diterapkan manajemen krisis. Evan Bloom mengindentifikasi 15 kesalahan yang sering terjadi saat perusahaan menangani krisis, yakni : 1. Tidak melakukan audit yang ketat Perusahaan yang tidak menerapkan audit yang ketat berarti mengabaikan peluang untuk mengidentifikasi potensi risiko. 2. Tidak memiliki perencanaan Sebagian besar perusahaan mengabaikan perencanaan sebelum terjadi krisis, namun perencanaan krisis membuuhkan waku dan sumber daya dan harus dipersiapkan jauh sebelumnya. Saat krisis terjadi segera dapat diimplementasikan. 3. Tidak ada rencana krisis Perusahaan tidak menyadari bahwa rencana krisis PR memberikan kerangka kerja dalam mengelola krisis dan berbagai strategi yang dibutuhkan untuk menangani bencana dan berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait. 4. Tidak ada simulasi krisis 16 9 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perusahaan perlu mengadaka simulasi krisis secara teratur untuk memastikan kontinuitas rencana bisnis mereka. 5. Komunikasi internal tidak efektif Pihak pertama yang harus diinformasikan adalah karyawan. Tujuannya adalah agar karyawan mengetahui permasalahan yang terjadi dan juga posisi karyawan untuk menjawab pertanyaan dari teman dan keluarga mereka. 6. Komunikasi eksternal tidak efektif Perusahaan harus dapat berkomunikasi secara proaktif dengan media dan publik eksternalnya. 7. Memperlakukan media seperti musuh Bersikap agresif dan memperlakukan media sebagai musuh tidak akan membantu perusahaan menyelesaikan krisis. Menjalin hubungan baik dengen media sebelum krisis akan membantu saat perusahaa berada dalam situasi krisis. 8. Mengabaikan krisis Beberapa perusahaan mengabaikan krisis yang terjadi sehingga mereka tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan krisis. 9. Tidak berkomunikasi dengan publik Banyak perusahaan berasumsi bahwa jika mereka mengeluarkan siaran pers atau wawancara justru akan mengingatkan publik terhadap masalah yang terjadi dan membuat persepsi publik semakin buruk terhadap perusahaan. 10. Tidak efektif dalam menggunakan pesan Beberapa perusahaan memberikan penjelasan yang membingungkan kepada publik. Bahkan banyak juga yang masih beriklan dan melanjutkan bisnisnya. Cara berkomunikasi tersebut sangat tidak tepat. 11. Tidak memiliki tim krisis Perusahaan harus membuat tim krisis yang tujuannya bertanggung jawab untuk mengelola krisis dan memungkinkan melanjutkan bisnisnya seperti biasa. 12. Tidak mengoptimalkan situs web perusahaan 16 10 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perusahaan untuk Jika perusahaan tidak memberikan keterangan apa pun di website perusahaan adalah sama dengan menyia-nyiakan kesempatan. 13. Meremehhkan dampak krisis Mereka tidak menyadari bahwa media dan masyarakat sesungguhya mengetahui krisis yang sedang terjadi dalam perusahaan. 14. Hubungan yang buruk dengan staf dan pelanggan setelah krisis Ketika krisis berakhir, perusahaan kembali menjalankan bisnis mereka seperti biasa. Perusahaan harus membangun kembali hubungan baik dengan staf atau pelanggan mereka. 15. Tidak mengadakan evaluasi setelah krisis. Evaluasi pasca krisis merupakan proses pembelajaran yang baik karena dapat mengambil hikmah dari apa yang sudah terjadi sehingga tidak terulang lagi. Pada Artikel mengenai manajemen krisis dengan judul Managing at the Time of Recession terdapat 8 Strategi bertahan menghadapi Krisis. Strategi tersebut sebagai berikut: 1) Cash is king (at the time of crisis) profit is a matter of opinion. 2) Your in profit is when you lose less. 3) Simplicity is sometimes the answer. 4) Help each other! 5) If you have cash, consider buying your competitor’s asset in distress (including people and business). 6) Be a man with integrity. 7) Top leader should become a great team maker. 8) Tell the truth. Beberapa strategi-strategi tersebut bisa dijadikan sebagai sebuah perubahan radikal bagi perusahaan. Guna sebagai upaya penyelematan terhadap perusahaan/organisasi yang mengalami krisis hingga mencapai titik balik untuk keluar dari krisis dan mampu menjaga stabilitas perusahaan. 16 11 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 16 12 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 16 13 Manajemen Public Relations Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id