Modul Pengantar Ilmu Komunikasi [TM5].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
PRINSIP-PRINSIP DALAM
KOMUNIKASI
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising and
Marketing
Communication
Modul
05
Kode MK
Disusun Oleh
85001
KELAS :
B11436BA
Endri Listiani, S.IP. M.Si.
Abstract
Kompetensi
Pokok bahasan ini akan memberikan
pemahaman kepada mahasiswa mengenai
Prinsip-prinsip Komunikasi
Setelah
mengikuti
perkuliahan
ini,
mahasiswa diharapkan mampu memahami
dan menjelaskan kembali dan menganalisa
Prinsip-prinsip komunikasi.
P
ada modul ke 5 ini kita akan membahas mengenai Prinsip-prinsip
Komunikasi. Dengan memahami Prinsip-prinsip komunikasi ini maka
mahasiswa diharapkan akan memahami dalil-dalil prinsipil yang ada dalam
komunikasi. Seperti fungsi dan definisi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan
dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi. Istilah lainnya yang sering digunakan,
asumsi-asumsi komunikasi, karakteristik-karakteristik komunikasi. Memahami prinsip-prinsip
ini sangat penting untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya. Berikut
ini akan dijelaskan beberapa prinsip-prinsip komunikasi:
5.1 Komunikasi Adalah Suatu Proses Simbolik
M
anusia adalah satu-satunya makhluk yang menggunakan lambang (animal
symbolicum). Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati
bersama, misalnya memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan penghormatan
dan kecintaan kepada negara..
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek
dapat juga direpresentasikan
oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak
memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang
menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan.
Misalnya, patung Soekarno adalah ikon Soekarno, dan foto anda di KTP adalah ikon anda.
Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah suatu tanda yang secara alamiah
merepresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks adalah
sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala (symptom). Indeks muncul
berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya
awan gelap adalah indeks hujan yang akan turun, sedangkan asap merupakan indeks api.
Namun bila asap itu disepakati sebagai tanda bagi masyarakat untuk berkumpul misalnya,
maka asap menjadi lambang karena maknanya telah disepakati bersama.
2015
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Lambang bersifat sembarang, manasuka, atau sewenang-wenang
Lambang bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata (lisan atau tulisan),
isyarat anggota tubuh, makanan dan cara makan, tempat tinggal, pekerjaan, olahraga, hobi,
peristiwa, hewan, tumbuhan, gedung, alat, angka, bunyi, waktu, dan sebagainya. Semua itu
bisa menjadi lambang.

Orang makan di Mc Donald’s atau Kentucky fried chicken, bukan karena mereka
benar-benar menyukai makanan itu, namun karena makan di tempat itu memberi
mereka status tertentu.

Dandanan dan penampilan fisik juga bersifat simbolik, seperti mengenakan stelan
lengkap, T.shirt, sandal jepit, sarung, peci, warna kulit, jenggot, atau rambut dikucir.

Tempat tinggal juga bersifat simbolik. Bila anda tinggal di Menteng atau Pondok
Indah, Jakarta anda akan diperlakukan lebih istimewa.

Poster-poster selebritis dunia, seperti bintang film, penyanyi, olahragawan yang
dipasang dikamar seorang remaja , juga menggambarkan dunia simbolik remaja
tersebut.
b. Lambang tidak bermakna; kitalah yang memberi makna
Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri.
Contoh, orang Barat punya mitos bahwa hari Jumat tanggal 13 (Friday the 13th) adalah hari
bencana, sehingga muncullah film layar lebar dan film seri televisi dengan judul Friday the
13th
yang terkenal itu. Tetapi bagi kaum muslimin, pandangan itu malah bertentangan
karena hari jumat merupakan hari suci umat Islam.
c. Lambang itu bervariasi

Untuk menyebut buku (Indonesia), orang Inggris menyebutnya book, Jerman bunch,
dan Arab kitab.

Bagi orang Bugis-Makassar, ayam betina (seperti kasus pemberian ayam betina
pada Jaksa Agung Andi Ghalib), merupakan simbol penghinaan, sedangkan bagi
suku lainnya di Indonesia, itu tidak berarti apa-apa.
2015
3
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.2 Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Bagaimanapun kita tidak bisa tidak berkomunikasi, kalau seseorang tersenyum ia
ditafsirkan bahagia; kalau ia cemberut, ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika diam
sekalipun sebenarnya ia membawa pesan-pesan tertentu. Orang mungkin akan menafsirkan
diam kita sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak peduli, marah atau bahkan
sebagai malas atau bodoh. Bahkan dalam keadaan diam sekalipun kita sebenarnya juga
telah berkomunikasi. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi (we cannot not communicate).
5.3 Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata
atau sesuatu yang berada diluar (bersifat ekstern bagi) pembicara dan pendengar. Tetapi,
sekaligus, komunikasi juga menyangkut hubungan diantara kedua pihak (Waatzlawick,
Beavin, & Jackson, 1967). Sebagai contoh, seorang atasan mungkin berkata kepada
bawahannya, “Datanglah ke ruang saya setelah rapat ini”. Pesan sederhana ini mempunyai
aspek isi (kandungan atau content) dan aspek hubungan (relational).
Aspek isi mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan, yaitu, bawahan
menemui atasan setelah rapat. Aspek hubungan menunjukkan bagaimana komunikasi
dilakukan.
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara non
verbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu,
dan bagaimana
seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh:

kalimat “Aku benci kamu” yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali
justeru berarti sebaliknya.
2015
4
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Seorang gadis yang mengataka “Ih, jahat kamu”, kepada seorang teman prianya
seraya mencubit sang pemuda, sebenarnya tidak memaksudkan kata jahat itu dalam
arti sebenarnya, melainkan mungkin sebaliknya.

Seorang pemuda menyapa seorang pemudi dengan pertanyaan, “Pergi ke Jakarta,
Dik?” ketika keduanya duduk berdekatan dalam kereta api menuju Jakarta. Tentu
saja, pria itu bukannya tidak tahu bahwa kereta api itu menuju Jakarta, melainkan
bahwa ia ingin berkenalan dengan gadis yang disapanya atau ingin menunjukkan
bahwa ia seorang pemuda yang ramah.
5.4. Komunikasi
Berlangsung
Dalam
Berbagai
Tingkat
Kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang
tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan.
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak
bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk ditafsirkan
orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak
menafsirkan perilaku kita.
Dalam kehidupan keseharian kita, terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang
tidak kita sengaja. Namun lebih banyak lagi pesan non verbal yang kita tunjukkan tanpa kita
sengaja. Misalnya, seorang mahasiswa bisa tanpa sengaja melipat kedua tangannya di
dada atau bertolak pinggang dengan sebelah lengannya ketika presentasi di hadapan suatu
tim dosen, sebagai kompensasi dari kegugupannya, yang boleh jadi dipersepsi oleh tim
dosen itu sebagai wujud kegugupan atau kekurangsopanan bahkan bisa jadi dianggap suatu
keangkuhan.
5.5 Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang dan Waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan
psikologis. Ruang/Tempat. Topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau
tempat hiburan, terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid. Contoh lain, seorang tamu
2015
5
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
selesai bertamu diantar oleh tuan rumah sampai dihalaman rumahnya dan hanya di depan
pintu menunjukkan tingkat penerimaan yang berbeda.
Waktu, Dering telepon pada tengah malam atau dini hari akan dipersepsi lain bila
dibandingkan dengan dering telepon pada siang hari.
5.6 Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi
mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya,
orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan
akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Kita dapat
memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya misalnya. Anda
mengetahui bagaimana tatakrama dalam berbahasa ketika anda berhadapan dengan
orangtua atau dosen anda. Kita misalnya tidak dapat menyapa orangtua atau dosen kita
dengan “kamu”. Demikian halnya kita mengetahui aturan jam berapa kita harus menelepon
atau bertamu kepada seseorang.
5.7 Komunikasi Itu Bersifat Sistemik
Komunikasi menyangkut suatu sistem dari unsur-unsurnya. Setidaknya dua sistem
dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu: Sistem Internal dan Sistem Eksternal.
Sistem internal itu adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia
berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai
lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat setempat, kelompok suku dan agama,
pendidikan, teman sepermainan, tempat kerja, dan sebagainya). Istilah-istilah lain yang
identik dengan sistem internal ini adalah kerangka rujukan (frame of reference), bidang
pengalaman (field of experience), struktur kognitif (cognitive structure), dan lain-lain. Dengan
kata lain sistem internal ini mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik,
termasuk ciri-ciri kepribadiannya, intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama, bahasa,
motif, keinginan, cita-cita, dan semua pengalaman masa lalunya, yang pada dasarnya
tersembunyi. Kita hanya dapat menduganya lewat kata-kata yang ia ucapkan dan atau
perilaku yang ia tunjukkan.
2015
6
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk
kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di
sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah
stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi
komunikasi. Akan tetapi, karena masing-masing orang mempunyai sistem internal yang
berbeda, maka setiap orang tidak akan memiliki bidang perseptual yang sama.
5.8
Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin
Efektiflah Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan
para pesertanya. Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama,
meskipun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yang sama. Namun
kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras, bahasa, tingkat pendidikan atau
tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya
komunikasi mereka lebih efektif.
5.9 Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
Meskipun terdapat banyak model komunikasi linier atau satu-arah, tetapi sebenarnya
komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya berjalan dua arah, karena orang-orang yang
kita anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi “pembicara”
atau pemberi pesan pada saat yang sama.
5.10 Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir, melainkan merupakan suatu proses yang sinambung (continuous).
Bahkankejadian yang sangat sederhana sekalipun, seperti, "Tolong ambilkan buku itu"
melibatkan suatu rangkaian kejadian yang rumit bila pendengar memenuhi permintaan
tersebut. Kita dapat mengatakan bahwa peristiwa itu dimulai ketika si A meminta buku dan
berakhir ketika si B memberikan buku tersebut. Namun kita tidak dapat mengukur peristiwa
itu hanya berdasarkan apa yang terjadi antara permintaan akan buku dan pemberian buku
2015
7
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tersebut. Baik si A maupun si B telah merujuk pada pengalaman masa lalu mereka untuk
menyandi dan merumuskan dan menafsirkan pesan dan menanggapinya secara layak.
Dalam kehidupan manusia, tidak pernah saat yang sama datang dua kali. Ketika kita
menonton sebuah film-- Tusuk Jelangkung, misalnya-- untuk kedua kalinya keesokan
harinya pada jam yang sama dan duduk di kursi yang sama sekalipun, maka hakikatnya film
itu bukanlah film yang sama, karena film yang kita nonton untuk kedua kalinya itu adalah film
yang pernah kita nonton sebelumnya, sedangkan film yang kita nonton pertama kalinya
adalah film yang baru sama sekali, sehingga pengaruh tontonan kedua itu bagi kita pasti
berbeda dengan pengaruh tontonan pertama. Begitulah komunikasi; komunikasi terjadi
sekali waktu dan kemudian menjadi bagian dari sejarah kita.
5.11 Komunikasi Bersifat Irreversible
Sekali kita mengirimkan suatu pesan, kita tidak dapat mengendalikan pengaruh
pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Hal
ini terutama terasakan sekali bila kita mengirimkan suatu pesan yang menyinggung
perasaan orang lain. Meskipun orang itu memaafkan anda, perasaannya terhadap anda
mungkin sekali tidak persis sama dibandingkan dengan sebelum anda mengirimkan pesan
tersebut. Ungkapan orang Inggris "To forgive but not forget" (kita bisa memaafkan
kesalahan orang lain, tapi takkan dapat melupakannya).
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang
selalu berubah. Prinsip ini seyogyanya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati
untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebab efeknya tidak bisa ditiadakan
sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya.
5.12
Komunikasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai
Masalah
Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi.
Namun komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan
persoalan atau konflik tersebut, karena persoalan atau konflik itu mungkin berkaitann
2015
8
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif kendala struktural harus juga diatasi.
Misalnya, meskipun pemerintah bersusah payah untuk menjalin komunikasi yang efektif
dengar warga Aceh, Riau, maupun Papua, tidaklah mungkin usaha itu akan berhasil bila
pemerintah memperlakukan masyarakat di wilayah-wilayah itu secara tidak adil.
2015
9
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong, Uchjana.2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya
Bakti
2015
10
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download