Modul Pengantar Ilmu Komunikasi [TM1].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
HAKIKAT KOMUNIKASI
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising and
Marketing
Communication
Modul
01
Abstract
Pokok bahasan ini akan memberikan
pemahaman kepada mahasiswa mengenai
Hakikat komunikasi termasuk ruang lingkup
dan fungsi komunikasi dalam kehidupan
manusia
Kode MK
Disusun Oleh
85001
Kelas :
B11436BA
Endri Listiani, S.IP. M.Si.
Kompetensi
Setelah
mengikuti
perkuliahan
ini,
Mahasiswa diharapkan dapat memahami
tentang hakikat komunikasi, ruang lingkup
dan fungsi komunikasi dalam kehidupan
manusia.
S
Elamat datang di pembelajaran Pengantar Ilmu Komunikasi. Mata kuliah ini
adalah matakuliah inti Fakultas, diharapkan mahasiswa mampu memahami
dengan baik sebagai dasar pemahaman pada ilmu komunikasi tingkat lanjut.
Pada modul ke 1 ini kita akan membahas mengenai Hakikat Komunikasi.
Pendahuluan
A
khir-akhir ini minat orang mempelajari komunikasi makin meningkat, bukan saja di
kalangan mahasiswa, tetapi juga di kalangan anggota masyarakat lainnya, apakah itu
lewat seminar, diskusi dan pelatihan.
Komunikasi pada hakekatnya merupakan sesuatu hal yang sangat fundamental
dalam kehidupan manusia. banyak pakar mengatakan bahwa bagaimanapun kita tidak
mungkin dapat menghindari berondongan komunikasi, seperti kata Watzlawick, Beavin dan
Jackson; "We can not not communicate!". Bahkan ketika kita diam sekalipun, sebenarnya
kita tengah melakukan aktivitas komunikasi.
Melalui komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya membentuk jaringan interaksi
sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. komunikasi apabila diaplikasikan secara benar
akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku,
antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia Sebaliknya
kegagalan komunikasi bisa berakibat fatal baik secara individual maupun sosial. Secara
individual, kegagalan komunikasi menimbulkan frustasi, demoralisasi, alienasi, dan penyakitpenyakit jiwa lainnya. Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat saling pengertian,
kerja sama, toleransi, dan merintangi pelaksanaan norma-norma sosial.
Terdapat bukti bahwa suatu kekeliruan dalam menerjemahkan suatu pesan yang
dikirimkan pemerintah Jepang boleh jadi telah memicu pengeboman Hiroshima. Kata
mokusatsu yang digunakan Jepang dalam merespons ultimatum AS untuk menyerah
diterjemahkan oleh Domei sebagai “mengabaikan”, alih-alih maknanya yang benar,
“jangan memberi komentar sampai keputusan diambil”.
Cerita di atas menunjukkan bahwa bahwa ternyata komunikasi itu tidak semudah
yang kita duga. Beberapa kekeliruan tentang komunikasi adalah sebagai berikut:

Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah;
setiap orang mengetahui apa komunikasi itu dan mampu melakukannya.
2015
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Keterampilan komunikasi adalah bakat, sifat bawaan, bukan diperoleh karena usaha
atau pendidian.

Saya berbicara, karena itu dengan sendirinya saya berkomunikasi.

Komunikasi terjadi hanya jika saya menghendakinya.

Kita
membutuhkan
lebih
banyak
komunikasi
(anggapan
kuantitas
komunikasi
berhubungan dengan kualitas hidup).

Makna terdapat pada kata-kata (padahal oranglah yang memberi makna).

Komunikasi adalah suatu panasea universal. (Thomas Hurt, Michael D. Scott, dan
James C. McCroskrey, dalam Deddy Mulyana, 2000:viii)
1.1 Ruang Lingkup
Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Seorang
bayi menangis di tengah malam, seorang bapak sedang membaca suratkabar, seorang
dosen yang sedang mengajar, dan lain-lain. Contoh-contoh tersebut merupakan
gambaran peristiwa komunikasi dalam berbagai konteks.
Peristiwa komunikasi dapat berlangsung tidak saja dalam keseharian kita sebagai
manusia, namun terjadi juga dalam kehidupan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan
makhluk-makhluk hidup lainnya. Hewan mempunyai cara berkomunikasi yang khas.
Beberapa hewan berkomunikasi lewat suara mereka, lewat perilaku, isyarat-isyarat
sederhana, atau kombinasi keduanya. Seekor burung misalnya dapat mengekspresikan
perasaannya dengan suara tertentu. Seekor lebah menunjukkan jarak kepada lebah
lainnya dengan menggunakan gerakan seperti tarian-tarian tertentu. Seekor anjing
berkomunikasi dengan anjing lainnya dengan menggonggong, menggeram, menyerang
dan sebagainya. Setiap isyarat membangkitkan isyarat tandingan yang otomatis dan
langsung oleh anjing lainnya.
Persoalan di sini apakah peristiwa komunikasi seperti di atas yang dimaksudkan dalam
studi komunikasi? Jawabannya sudah tentu adalah tidak. Komunikasi yang dimaksud
dalam pengertian di sini adalah komunikasi insani (human communication) atau biasa
disebut komunikasi antarmanusia. Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh
manusia yang satu dengan manusia lainnya yang menjadi kajian ilmu sosial.
2015
3
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peristiwa-peristiwa komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi, sangatlah luas dan
kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari
kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang
ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences).
Lebih lanjut, ilmu komunikasi juga merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner. Artinya, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam ilmu komunikasi
berasal dari dan menyangkut berbagai disiplin (bidang keilmuan) lainnya seperti
linguistik, politik, sosiologi, psikologi, antropologi dan ekonomi.
Komunikasi sebenarnya selain sebagai ilmu juga adalah suatu seni dan ketrampilan.
Sebagai ilmu, komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara
sistimatis berdasarkan fakta dan riset, yang secara normatif hasilnya dapat disajikan dan
diterapkan untuk menciptakan dan membina tatanan hidup manusia agar menjadi lebih baik
dalam pribadi maupun dalam hidup bermasyarakat. Sebagai seni bila yang dibicarakan
tipografis suatu penerbitan, pemilihan kata-kata yang tepat untuk sebuah pidato, atau teknikteknik persuasi yang efektif untuk masyarakat tertentu. Dan komunikasi adalah ketrampilan
bila yang dimaksud adalah menggerakkan kamera, menulis komposisi pidato, atau
merencanakan organisasi hubungan masyarakat.
1.2
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu.
Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa pakar komunikasi, maka mereka
mengemukakan beberapa fungsi yang berbeda-beda walaupun banyak pula yang
menunjukkan kesamaan. Beberapa fungsi komunikasi itu antara lain:
1. Thomas M. Scheidel
Menurutnya bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung
identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk
mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita
inginkan. Namun tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan
lingkungan fisik dan psikologis kita.
2. Rudolph F. Verderber
Mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi
social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain,
2015
4
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni
memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu.
3. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
Mereka mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama,
untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan
kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi
pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki
hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
4. Harold D. Lasswell
Beliau menyebut tiga fungsi dasar, mengapa manusia perlu berkomunikasi:
Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi
manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara
dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi
manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi
manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya,
maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.
Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat
itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada
kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa
bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan
masyarakat di mana manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini
diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis.
Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu
masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaan, maka anggota masyarakat
dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan. Misalnya bagaimana
orangtua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya.
Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana
pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan
anggota masyarakat yang dilayaninya.
5. William I. Gorden,
Menurutnya keempat fungsi komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Pertama: Komunikasi Sosial
2015
5
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi ini setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun
konsep diri, aktualisasi diri/pernyataan eksistensi diri, untuk kelangsungan hidup,
memupuk hubungan dengan orang lain, dan untuk memperoleh kebahagiaan. Melalui
komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan
bersama.
Pembentukan Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita
peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Kita sadar bahwa kita
manusia karena orang-orang disekeliling kita menunjukka kepada kita bahwa kita adalah
manusia. Bahkan kita pun akan menyadari nama kita adalahh “Asep”, kita adalah lelaki
atau perempuan, pintar, atau menyenangkan juga dari orang lain.
Konsep diri yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, kerabat, maupun
orang-orang dekat lainnya disekitar kita.
Proses pembentukan konsep diri dapat digambarkan secara sederhana, sebagai berikut:
Umpan Balik Orang Lain
Perilaku Kita 
Konsep diri
Sumber : (Robert Hopper dan Jack L. Whitehead, dalam Deddy Mulyana, 2000:9)
Pernyataan Eksistensi Diri
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan bahwa dirinya eksis. Inilah yang disebut
aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Beberapa contoh:

Anak-anak balita yang sedang bermain-main dengan teman-teman sebayanya di
lingkungan kita, dengan mudah menunjukkan “fenomena seorang anak yang berbicara
sendirian” untuk menunjukkan bahwa dirinya eksis, meskipun teman-temannya itu asyik
bermain dengan diri dan mainan mereka masing-masing. Dan ia mulai berhenti
berbicara sendiri ketika teman-temannya pergi.
2015
6
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Bila seorang anggota kelompok diskusi tidak berbicara sama sekali dan memilih tetap
diam, orang lain akan segera menganggapnya bahwa si pendiam itu tidak ada sama
sekali. Mereka tidak meminta si pendiam itu untuk memberi komentar atau berbicara
kepadanya. Dan apabila si pendiam serta merta memutuskan berbicara, anggota lainnya
sering bereaksi seolah-olah si pendiam itu mengganggunya. Mereka memperhatikannya
sedikit saja. Mereka mengharapkan si pendiam itu tidak berbicara. Respons kelompok
ini mungkin tidak akan terjadi bila sejak awal si pendiam membuat komentar dalam
diskusi dan sekedar menunggu giliran untuk berbicara lagi. Namun bila partisipan ini
pasif sama sekali, eksistensinya tampak hampir diabaikan para pembicara yang aktif. Si
pendiampun gagal menggunakan pembicaraan untuk meningkatkan eksistensi dirinya.
(Thomas M. Scheidel, dalam Deddy Mulyana, 2000:13).

Pada uraian penanya dalam seminar, meskipun mereka sudah diperingatkan moderator
untuk berbicara singkat dan langsung kepada pokok masalah, penanya itu sering
berbicara panjang lebar, mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang
tidak relevan.

Perhatikan pula fenomena interupsi pada sidang-sidang MPR maupun DPR.
Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.
Bagaimanapun kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Untuk itu
kita perlu berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan
kebahagiaan.
Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan
meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman,
simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan irihati dan kebencian, Untuk memperoleh
kesehatan emosional, kita harus memupuk perasaan-perasaan positif dan menetralisir
perasaan-perasaan negatif. Artinya melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat
memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang
hangat dengan orang-orang disekitar kita.
Dalam kehidupan keseharian, secara sadar ataupun tidak, kita sering mengucapkan
“Selamat pagi”, “Hallo” “Assalamu’alaikum”, “Apa kabar?”, menanyakan keadaan
keluarga, pekerjaan, mengomentari cuaca, menganggukkan kepala, melambaikan
2015
7
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tangan, bersalaman, ini semua dilakukan untuk menunjukkan bahwa kita ramah, dan
untuk menumbuhkan atau memupuk kehangatan dengan orang lain. Komunikasi inilah
yang disebut komunikasi fatik (phatic communication).
b. Fungsi Kedua: Komunikasi Ekspresif.
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
perasaan-perasaan
(emosi)
kita.
Perasaan-perasaan
tersebut
terutama
dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,
simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat katakata, namun terutama yang penting lewat perilaku non verbal.
Beberapa contoh jenis komunikasi ekspresif:

Seorang ibu membelai kepala anaknya untuk menunjukkan rasa sayang.

Seseorang menyatakan cinta atau kasih sayang dengan memnberikan bunga kepada
orang yang dikasihinya. (“katakanlah dengan bunga”).

Mahasiswa memprotes kebijakan
penguasa dengan melakukan demonstrasi, unjuk
rasa, mogok makan, maupun aksi diam.

Selain itu, tari-tarian, musik, pementasan drama, yang mana untuk mengekspresikan
kesadaran adalah termasuk juga komunikasi jenis ini.
c. Fungsi Ketiga: Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun
(nyanyi happy birthday dan pemotongan kue) pertunanganan (melamar, tukar cincin),
pernikahan (ijab-qabul, sungkem kepada orang tua, dan sebagainya) hingga upacara
kematian. Bahkan termasuk di dalamnya adalah ritual olah raga, khususnya kompetisi
tingkat dunia, mirip dengan upacara keagamaan. Peristiwa itu mencakup tata cara yang
hampir dianggap suci dan harus dipatuhi. Di samping itu, peristiwa itu juga
menggunakan lambang-lambang seperti bendera, lagu kebangsaan, kostum, tempattempat “suci” yang dikhususkan bagi pemain, pelatih, penonton, juga batasan waktu dan
sebagainya.
2015
8
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilakuperilaku tertentu yang bersifat simbolik.Ritus-ritus lain seperti berdoa (shalat,
sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk
menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, idul fitri atau natal, juga adalah
komunikasi ritual. Pada hakikatnya yang berpartisipasi dalam komunikasi ritual tersebut
menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara,
ideologi, atau agama mereka. Contoh, dalam ibadah haji, pakaian ihram yang berwarna
putih dan tidak dijahit melambangkan kesederajatan seluruh umat manusia. Orangorang Katolik memakan roti dan meminum anggur yang melambangkan daging dan
darah Yesus dalam misa mereka, yang secara simbolik turut merasakan penderitaan
Sang Juru Selamat. Dalam perkawinan adat sunda, adegan pengantin wanita
membersihkan kaki pengantin pria setelah pengantin pria menginjak telor mentah
melambangkan kesetiaan dan pengabdian isteri kepada suami, dan kesediaan untuk
memperoleh bimbingannya, sementara huap lingkung
(saling menyuapi makanan,
biasanya daging ayam) melambangkan bahwa suami-isteri harus harmonis, saling
membutuhkan, saling memberi dan menerima, dan saling menyayangi.
Komunikasi ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan
menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok.
Substansi kegiatan ritual itu sendiri bukanlah yang terpenting, melainkan perasaan
senasib sepenanggungan yang menyertainya, perasaan bahwa kita terikat oleh sesuatu
yang lebih besar daripada diri kita sendiri sehingga kita diakui dan diterima dalam
kelompok kita.
d. Fungsi Keempat: Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau
menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Atau dengan kata lain, kesemua
tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi
memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam
arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau
informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan
membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi
komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan
dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan
2015
9
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi
dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek misalnya, untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpati, empati, keuntungan materiil, ekonomi dan politik, yang antara lain
dapat diraih lewat pengelolaan kesan (impression management),
yakni taktik-taktik
verbal dan non verbal, seperti berbicara yang sopan, berpakaian yang rapi dan
sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita
yang kita inginkan. Taktik itu misalnya lazim kita lihat pada saat orang melakukan
kampanye politik. (Deddy Mulyana, 2000:31).
Sedangkan tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya
keahlian berpidato, berunding berbahasa asing atau pun keahlian menulis.
Kedua
tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai pengelolaan kesan itu secara
kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan
dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial,
dan kekayaan.
Suatu survey atas para manajer personalia 175 perusahaan besar di bagian barat
amerika menunjukkan bahwa komunikasi lisan dan komunikasi tulisan menempati urutan
pertama dan kedua dari 24 kecakapan terpenting yang mempengaruhi kesuksesan
alumni jurusan Bisnis dalam mendapatkan pekerjaan.
2015
10
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
2015

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
11
Pengantar Ilmu Komunikasi
Endri Listiani, S.IP., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download