pendekatan konstrutivisme

advertisement
KECERDASAN
QALBIAH
BAHARI BIN TAJUDDIN
KAUNSELOR JABATAN
INSTITUT AMINUDDIN BAKI
TEORI BELAJAR
Behaviourism
Cognitivism
Constructivism
Perubahan
tingkah laku
Perubahan
Persepsi dan
Pemahaman
Pemaknaan
pengetahuan
Stimulusrespons
proses,
interaksi
proses hasil
konstruksi,
interaksi
QALBU
• Setiap kita meyakini betul bahwa
hati menunjukkan PUSAT AKTIVITI
BERKUALITI kehidupan seharian
manusia. Hatilah yang
mengendalikan segala tingkah laku
otak (termasuk seluruh tubuh). Otak
memang bekerja mengirimkan
pesanan, tetapi di dalam hatilah
pesanan tersebut diolah
KONDISI HATI
Ketika hati seseorang jernih, ia
akan mampu menerjemahkan
pesan dengan jelas, terang , positif.
Sebaliknya, ketika hati sedang
bercelaru, maka proses
penerjemahan pesan menjadi
keruh, emosional, dan merusakkan.
KEHADIRAN HATI
. Hati yang kotor, mengidap beragam
penyakit hati, tindak tanduknya
cenderung meresahkan orang lain,
bahkan membahayaka dirinya sendiri.
Permasalahannya adalah bagaimana
agar hati kita senantiasa jernih, senang
menerima cahaya kebenaran tidak hanya
untuk dirinya bahkan memantulkannya
kebenaran itu kepada orang lain
HATI UMPAMA RAJA….
Hati manusia dapat menguasai
segala anggota tubuhnya. Hati
bersemayam di dalam dada,
dilindungi, dikelilingi, dan dilayani
oleh seluruh anggota badan yang
lain. Hati merupakan anggota badan
manusia yang plaing mulia. Dengan
hati yang bersih, tiang-tiang
kehidupan kukuh berdiri.
DEFINISI QALBU – AL GHAZALI
• Pertama, qalbu jasmani segumpal daging
yang terletak di dada sebelah kiri atau disebut
jantung (heart).
• Kedua, qalbu rohani, sesuatu yang bersifat
halus (lathifi), rabbani, dan ruhani.
• Qalbu jasmani berfungsi megatur peredaran
darah serta segala bahagian tubuh manusia.
Sementara qalbu rohani berperanan sebagai
pemandu dan pengendali struktur jiwa (nafs).
Bila kedua fungsi qalbu ini berjalan normal
dan baik maka kehidupan manusia akan baik,
dan berjalan sesuai dengan fitrahnya.
HATI ZAT YANG HALUS
Hati rohani berfungsi untuk mengenal
hakikat segala sesuatu, serta memiliki
kemampuan untuk merefleksikan
sesuatu; seperti kaca yang memantulkan
sebuah gambar. Kemampuan hati di
dalam merefleksikan suatu hakikat masih
sangat tergantung kepada sifat hati
Kesan Pengaruh
• Pengaruh pertama yang KUAT memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi hati adalah
syahwat yang terletak di bagian perut, atau
unsur-unsur lain yang berupa perilaku
hawa nafsu. Semua elemen di atas
berupaya untuk menggoncangkan dan
mempengaruhi hati
kedua yang berupaya mempengaruhi hati adalah
beberapa perasaan. Perasaan tersebut selalu
menjadi sasaran syahwat untuk dipengaruhi dan
akan dikalahkannya. Seperti perasaan cinta,
senang akan kehidupan duniawi. Dipengaruhi oleh
syahwat agar tunduk dengan menutup pintu mata
hati sehingga perasan cinta dan mudah didorongi
syahwat dan mempengaruhi seluruh anggota
tubuh manusia.
• Ketiga yang mempengaruhi hati
ialah Pancaindera. Peranan yang
dimainkan oleh pancaindera
merupakan pembuka dari dua
pusat kekuatan. Pancaindera
menghantar mesej kepada shahwat
dan perasan untuk memberi
maklumbalas seterusnya
Kecerdasan Qalbiah
• Pertama, Kenali diri sendiri.
Seseorang yang mengenali
dirinya, mengetahui kondisi
jiwanya serta riak gelombang
keimanan di hatinya maka ia
akan mengetahui tindakan apa
yang paling tepat yang harus ia
lakukan.
• Kedua, muhasabah, introspeksi diri.
Lihat apa saja yang telah kita
lakukan paling minima setiap malam
sebelum tidur. Apakah sudah sesuai
dengan tuntunan Islam atau
belum. Kalau belum maka
bertaubatlah dan berusahalah untuk
memperbaikinya.
• Ketiga, kecerdasan qalbiah akan
hadir tatkala seseorang senantiasa
merasakan kehadiran Allah swt
dalam setiap tindakan, bila dan
dimana pun.
Perilaku qalbiah akan timbul ketika
kita selalu mengingat Allah
(dzikrullah). Kerana Dia adalah
sumber kebenaran tertinggi dan
kepada-Nya kita kembali.
INGAT ALLAH
• Mengingat Tuhan dapat dilakukan melalui
solat, berzikir, dan lain sebagainya yang dapat
mengisi hati manusia dengan sifat-sifat Tuhan.
• Firman Allah dalam surah al-Ahzab [33] ayat
41: ”Hai orang-orang yang beriman,
berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
dzikir yang sebanyak-banyaknya.”
• Dalam ayat lain Allah juga berfirman:
"Seseorang yang selalu mengingat Allah
hatinya akan merasa tenang (QS. ar-Ra’d
[13]:28).
• kita akan menemukan keharmonisan
dan ketenangan dalam hidup. Misalnya
kita tidak akan takut rezeki kita akan
hilang karena rezeki kita sudah dijamin,
namun kita harus takut untuk
melakukan perbuatan yang dilarang.
Kita tidak akan lagi menjadi manusia
yang rakus akan kebendaan, tapi dapat
merasakan kepuasan tertinggi berupa
kedamaian dalam hati dan jiwa,
sehingga kita mencapai keseimbangan
dalam hidup dan merasakan
kebahagiaan spiritual
KECERDASAN INTELEKTUAL
• Kecerdasan intelektual adalah
yang berhubungan dengan proses
kognitif seperti berpikir, daya
menghubungkan, dan menilai atau
mempertimbangkan sesuatu.
kecerdasan yang berhubungan
dengan strategi pemecahan
masalah dengan menggunakan
logika.
7 KI PALING UTAMA
(1) Mudah dalam mempergunakan
bilangan;
(2) Baik ingatan;
(3)Mudah menangkap hubunganhubungan percakapan;
(4) Tajam Penglihatan;
(5) Mudah menarik kesimpulan dari data
yang ada;
(6) Cepat mengamati; dan
(7) Cekap dalam memecahkan berbagai
masalah
KECERDASAN EMOSI
• Salovey dan Meyer menggunakan istilah
kecerdasan emosi untuk
menggambarkan sejumlah kemampuan
mengenali emosi dari sendiri, mengenali
orang lain, dan membina hubungan
dengan orang lain.
• reaksi kompleks yang mengait satu
tingkat tinggi kegiatan dan perubahanperubahan secara mendalam serta
disertai dengan perasaan (feeling) yang
kuat atau disertai keadaan efektif.
KECERDASAN MORAL
• Robert Coles mengemukakan bahwa
kecerdasan moral seolah-olah bidang
ketiga dari kegiatan otak, setelah
kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional yang berhubungan dengan
kemampuan yang tumbuh perlahanlahan untuk merenungkan mana yang
benar dan mana yang salah, dengan
menggunakan sumber emosional dan
intelektual pikiran manusia.
KECERDASAN SPIRITUAL
• Zohar dan Marshall mendefenisikan
kecerdasan sprirtual sebagai puncak
kecerdasan, setelah kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional,
dan kecerdasan moral.
• Kehidupan spiritual disini meliputi
hasrat untuk hidup bermakna (the will
to meaning) yang memotivasi
kehidupan manusia untuk senantiasa
mencarai makna hidup dan
mendambakan hidup yang bermakna.
KECERDASAN BERAGAMA
• Kecerdasan beragama adalah
kecerdasan qalbu yang menghubungkan
dengan kualiti beragama dan ketuhanan.
Kecerdasan ini mengarahkan pada
seseorang untuk berperilaku secara
benar, yang puncaknya menghasilkan
ketaqwaan secara mendalam, dengan
dilandasi oleh eman kompetensi
keimanan, lima kompetensi
keislamaman, dan multi kompetensi
ihsan.
KECERDASAN QALBIAH
• KECERDASAN IKHBAT sebagai kondisi qalbu
yang kembali dan mengabdi dengan
kerendahan hati kepada Allah, merasa tenang
jika berzikir , tunduk dan dekat kepada-Nya
• KECERDASAN ZUHUD memiliki tiga tingkatan :
pertama, zuhud dari hal-hal yang syubhat.
Kedua, zuhud dari penggunaan harta yang
berlebihan. Dan ketiga, zuhud dalam zuhud.
• KECERDASAN WARA’. Wara’ adalah mejaga
diri dari perbuatan yang tidak baik, yang
dapat menurunkan derajat dan kewibawaan
diri seseorang
•
KECERDASAN DALAM BERHARAP BAIK (RAJA’).
Raja’ ialah berharap terhadap sesuatu kebaikan
terhadap Allah SWT dengan disertai usaha yang
sungguh-sungguh dan tawakkal
•
KECERDASAN RI’AYAH. Ialah memelihara
pengetahuan yang pernah diperoleh dan
mengaplikasikannya dengan perilaku nyata. Ilmu
tanpa amal ibarat pohon tanpa buah, ilustrasi ini
menunjukkan bahwa pendekatan perolehan ilmu
bukan hanya melalui fkir saja, tapi juga harus
menyertakan dengan dzikir. ( Proses riwayahdirayah-riayah)
•
KECERDASAN MUQORROBAH. Kesedaran seseorang
bahwa Allah SWT mengetahui dan mengawasi apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan diperbuatnya baik
lahir maupun batin. Sehingga tidak sedetikpun
waktu yang terbuang untuk mengingat-Nya.
•
KECERDASAN IKHLAS. Kemurnian dan ketaatan
yang ditujukan kepada Allah semata, dengan cara
membersihkan perbuatan baik lahir maupun batin.
•
KECERDASAN ISTIQOMAH. Melakukan suatu
pekerjaan baik melalui prinsip kontinuiti dan
keabadian
•
•
•
•
KECERDASAN TAWAKKAL, iaitu menyerahkan diri
sepenuh hati, sehingga tiada beban psikologi yang
dirasakan
KECERDASAN SABAR. Menahan, maksudnya
menahan diri dari hal-hal yang dibenci dan
menahan lisan agar tidak mengeluh
KECERDASAN RIDHO, rela terhadap apa yang
dimiliki dan diberikan. Ridho merupakan
kedudukan spiritual seseorang yang diusahakan
setelah ia melakukan tawakkal
KECERDASAN SYUKUR, adalah menampakkan
nikmat Allah SWT. Syukur tiga tingkatan; pertama,
syukur terhadap sesuatu yang dicintai. Kedua,
syukur terhadap sesuatu yang dibenci. Ketiga,
syukur tanpa mengenal objek yang diterima.
•
•
•
KECERDASAN MALU. Malu berarti kepekaan diri
yang mendorong untuk meninggalkan keburukan
dan menunaikan kewajiban. Malu merupakan
tanda bagi kehidupan qalbu seseorang.
KECERDASAN JUJUR. Adalah kesesuaian antara
yang diucapkan dengan kejadian yang sebenarnya.
Kesesuaian antara yang dirahasiakan dengan yang
ditampakkan,dan perkataan yang benar ketika
berhadapan pada orang yang ditakuti atau yang
diharapkan
KECERDASAN mendahulukan atau mementingkan
kepentingan orang lain (AL-ITSAR). Yang dimaksud
di sini adalah dalam hal mu’amalah
•
KEECRDASAN TAWADHU. Sikap qalbu yang tenang,
berwibawa, rendah hati, lemah lembut tanpa
disertai rasa jahat, bongkak, dan sombong.
Bersikap tawadhu bukan berarti menunjukan sikap
kebodohan seseorang melainkan menunjukan
sikap kedewasaannya.
•
KECERDASAN MU’RUAH. Sikap kewiraan yang
menjunjung sikap manusia yang agung.
Kecerdasan mu’ruah meliputi pengalaman perilaku
yang baik dan meninggalkan perilaku yang buruk
serta menjauhkan diri dari perbuatan rendah dan
hina.
•
•
KECERDASAN dalam menerima apa adanya atau
seadanya (QANA’AH). Qana’ah dianggap sebagai
kecerdasan bila seseorang dapat merasa lepas dari
segala tuntutan yang berada di luar
kemampuannya, ia dapat menikmati apa yang
dimiliki meskipun menurut orang lain kenikmatan
itu sangat minima.
KECERDASAN TAQWA. Kecerdasan in merupakan
puncak kecerdasan qalbiah. Sebab untuk mencapai
tahapan ini seseorang telah melewati seluruh
tahapan-tahapan kecerdasan. Orang memiliki
predikat muttaqin (orang-orang yang bertqwa)
telah mampu mengintegrasikan dirinya secara
benar, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain,
alam semesta, apalagi terhadap Tuhannya.
• Para Nabi dan orang-orang sholih
mempunyai kecerdasan Qalbiah melalui
cara pensucian jiwa (tazkiyah al-nafs)
dan latihan-latihan spiritual. Mereka
menempuah cara-cara yang khusus
sesuai dengan pengalaman spiritual
pribadinya, tetapi cara pertama yang
dilakukan adalah dengan melakukan
taubat, iaitu kembali kepada fitrah al-ruh
yang terhindar dari segala dosa dan
maksiat, sehingga memancarkan cahaya
ilahi.
•
PSIKODINAMIK
Pendekatan utama
• 1. Individu tidak mempunyai kehendak bebas
• 2. Kelakuan ditentukan oleh biologi
•
dan faktor persekitaran
• 3. Neurosis berpunca konflik didikan semasa
bayi
Proses Terapi
• 1. Arahan
• 2. Diagnosis dan pengalaman lampau penting
• 3. Lisan
• 4. Pemindahan dalam hubungan penting
Peranan Terapis
• 1. Terapis neutral, objektif tetapi juga
empati
• 2. Menafsirkan ketelusan, rintangan,
dan bawah sedar
• 3. Tiada kontrak
Domain
• Perasaan, kognitif
PEMUSATAN KLIEN
Pendekatan utama
• 1. Individdu mempunyai kehendak bebas
• 2. Locus penentuan tingkah laku dalaman
• 3. Neurosis berpunca daripada incongruence
antara konsep kendiri dan persekitaran
Proses Terapi
• Bukan arahan
• Di sini-dan-kini pengalaman penting
• Lisan
• Hubungan empati penting
Peranan Terapis
• 1.Terapis jujur, kongruen, empati,
bukan pertimbangan, penerimaan
tanpa syarat, perhatian positiive
• 2. Keperluan keupayaan untuk
berkomunikasi
• 3. Tiada kontrak
Domain
• Perasaan
PEMUSATAN KLIEN
Pendekatan utama
• 1. Individdu mempunyai kehendak bebas
• 2. Locus penentuan tingkah laku dalaman
• 3. Neurosis berpunca daripada incongruence
antara konsep kendiri dan persekitaran
Proses Terapi
• Bukan arahan
• Di sini-dan-kini pengalaman penting
• Lisan
• Hubungan empati penting
Peranan Terapis
• 1.Terapis jujur, kongruen, empati,
bukan pertimbangan, penerimaan
tanpa syarat, perhatian positiive
• 2. Keperluan keupayaan untuk
berkomunikasi
• 3. Tiada kontrak
Domain
• Perasaan
PENDEKATAN GESTALT
Pendekatan utama
• 1.Individu mempunyai kehendak bebas
• 2. Organisma bekerja sebagai keseluruhan
dalam persekitaran
• 3. Neurosis berpunca daripada kecelaruan
antara diri dan persekitaran
Proses Terapi
• 1. Arahan
• 2. Sini-dan-kini- lisan dan kesedaran kendiri
penting
• 3 Lisan dan bukan lisan – main peranan
• 4. Jujur, mempercayai dan menyokong tetapi
hubungan temu hadap
Peranan Terapis
• 1. Terapis jujur, terbuka,
konfrontatif tetapi pada dasarnya
menyokong
• 2. Menyediakan pengalaman melalui
main peranan lisan dan bukan lisan
• 3. Tiada kontrak
Domain
• Perasaan
PENDEKATAN TINGKAHLAKU
Pendekatan utama
• 1.Individu tidak mempunyai kehendak bebas
• 2. Kelakuan adalah disebabkan oleh
persekitaran dan dibentuk oleh akibat
• 3. Keputusan neurosis dari pembelajaran
maladaptive(tidak sesuai/ditegah)
Proses Terapi
• 1. Arahan
• 2. Tingkah laku Kini dan sejarah pengukuhan
penting
• 3 Lisan:. Aktiviti
• 4. Analisis – tret hubungan
Peranan Terapis
• 1.Terapis menganalisis, objektif,
pemerhatian, menilai
• 2. Menganalisis matlamat,
mengarahkan strategi, menilai,
menyediakan pengukuhan positif,
mengatur kontigensi alam sekitar
• 3. Kontrak yang jelas dan nyata
Domain
• Tingkahlaku
PENDEKATAN KOGNITIF TINGKAHLAKU
Pendekatan utama
• 1.Individu mempunyai kehendak bebas
• 2. Kelakuan ditentukan oleh pemikiran logik
dan tanggungjawab
• 3. Neurosis berpunca daripada pemikiran yang
tidak rasional, pilihan yang tidak
bertanggungjawab
• Proses Terapi
• 1. Arahan
• 2. Tingkah laku Kini, pemikiran dan nilai-nilai
penting
• 3. Lisan - aktiviti
• 4. Instruksional, melibatkan hubungan
Peranan Terapis
• 1. Terapis terlibat dan pertimbangan;
menghadapi pemikiran yang tidak
logik dan tidak bertanggungjawab
• 2. Menolak pemikiran logik dan
tingkah laku yang tidak
bertanggungjawab
• 3. Kontrak yang jelas dan nyata
Domain
• Kognitif dan Tingkahlaku
PENDEKATAN TRANSAKSIONAL
Pendekatan utama
• 1. Individu mempunyai kehendak bebas
• 2. Individu boleh memilih tingkah laku
mereka sendiri
• 3. Neurosis berpunca daripada pencemaran
trait ego dan penyingkiran
Proses Terapi
• 1. Bukan arahan
• 2. Raptai skrip , permainan kini dan transaksi
penting
• 3. Lisan dan bukan lisan
• 4. Kuasa hubungan, perlindungan dan
keizinan
Peranan Terapis
• 1. Terapis menganalisis permainan,
skrip, dan transaksi, dan tret ego
• 2. Menyediakan pengalaman melalui
permainan lisan
• 3. Kontrak yang jelas dan nyata
Domain
• Kognitif ,Perasaan dan Tingkahlaku
PENDEKATAN AL GHAZALI
Pendekatan utama
1.Abid , khadam dan khalifah
2.Tiada ilmu
3.Jiwa tidak tenang / lemah
Proses Terapi
1.Berpandu
2.Dunia dan akhirat
3.Bahasa lisan dan bukan lisan
4.Kesabaran dan solah (doa)
Peranan Terapis
1.Terima klien tanpa prasangka
2.Mula pertemuan dengan salam dan alfatihah
3.Sabar dan solah (doa)
4.Memahami batasan
5.Hormati klien
6.Intervensi Al-Ghazali : Takhalli / Tahalli /
Tajalli
7.Bimbingan : musyaratah / muraqabah /
muhasabah / muaqabah / mujahadah /
muatabah
Domain
•Jasmani , Rohani (Roh, aqal dan qalbu)
`
Download