BAB I TAHAP-TAHAP INTERVENSI INTERVENSI PSIKOLOGIS PREVENSI -Pengembangan KURATIF REHABILITATIF DIRI MANUSIA KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga terdapat pengertian yang sama pada kedua belah pihak: - Penyampaian - Penerimaan - Pemahaman Komunikasi melibatkan pengiriman simbol ; a. verbal b. Nonverbal. Ketepatan penyampaian simbol-simbol dalam komunikasi tergantung pada seberapa jauh ketepatan penerima dalam menafsirkan informasi yang diberikan. Ketepatan informasi : Penerima mengetahui apa yang diketahui pengirim (to know what we know). Penerima menilai sebagaimana penerima menilai (to know what we value) Penerima merasakan apa yang dirasakan pengirim dan memutuskan apa yang ingin diputuskan oleh pengirim (to feel and to decide what we decide) Proses komunikasi : a. Komunikator keterampilan Sikap, pengetahuan, sistem sosial, budaya. b. Pesan Unsur, bentuk, isi, kode, pelayanan c. Saluran Melihat, mendengar, meraba, mencium bau, merasakan. d. Komunikan Keterampilan, sikap, pengetahuan, sistem sosial, budaya. Fungsi komunikasi : Fungsi informasi Fungsi motivasi Fungsi emosi Fungsi kontrol Keterampilan dasar komunikasi : Saling memahami Mampu mengkomunikasikan; pikiran dan perasaan secara tepat Saling menerima dan memberikan dukungan Saling memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah pribadi secara konstruktif. Komunikasi efektif : Komunikasi efektif -Jelas dan mudah di pahami -Tidak ambigu (tidak dapat ditafsirkan macam-macam) -Tidak bertele-tele (langsung menukik pada masalah) -Effisien (tidak menggunakan bunga-bunga) -Sesuai dengan konteks (tepat dengan isi pembicaraan) -Adaptif Komunikasi interpersonal Komunikasi Terapeutik Indikator komunikasi efektif : Munculnya pengertian Muncul kesenangan Mempengaruhi sikap Hubungan semakin baik Adanya tindakan Manfaat komunikasi interpersonal: Membantu perkembangan intelektual dan sosial individu Membentuk identitas diri Alat memahami realitas Membangun kesehatan mental BAB II PSIKOTERAPI DAN KONSELING PSIKOTERAPI Psikoterapi adalah interaksi antara profesional yang bertindak sebagai penolong dengan klien menggunakan berbagai macam teknik intervensi. Menurut Korchin kondisi-kondisi dalam psikoterapi : - Kesempatan untuk belajar kembali. Perilaku manusia dapat dirubah. - Dalam psikoterapi klien mengalami emosi-emosinya bukan hamya bicara tentang pengalaman emosinya. - Hubungan yang menyembuhkan. Sikap-sikap yang harus dimiliki terapis adalah ;pengertian, penerimaan, tidak menilai, empati, mendengarkan aktif. - Perlu ditumbuhkan motivasi, keyakinan, dan harapan klien. Tujuan psikoterapi : Memperkuat motivasi untuk melihat hal-hal yang benar positif (terapi direktifsuportif) Mengurangi tekanan emosional dengan cara mengekspresikan emosi Membantu mengembangkan potensi-potensi klien (kognitif, afektif, konasi) Mengubah kebiasaan (terapi behavior) Mengubah struktur kognitif klien. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas mengambil keputusan dengan tepat Meningkatkan pengetahuan diri Meningkatkan hubungan antar pribadi Mengubah lingkungan sosial klien Mengubah proses somatik, meningkatkan kesadaran tubuh Mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreativitas KONSELING Konseling adalah seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada klien agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan klien dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Tujuan konseling : Menentang pikiran yang salah dengan menampilkan bukti2 yang bertentangan dengan masalahnya Memodifikasi jaringan SKR negatif menjadi SKR positif BAB III PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PSIKOTERAPI Tabel 11.1 Filsafat-filsafat dasar Terapi Psikoanalitik : Terapi EksistensialHumanistik : Terapi Client-Centered : Terapi Gestalt : Analisis Transaksional : Terapi Laku Tingkah : Terapi Rasional-Emotif : Terapi Realitas : Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energy psikis dan pengalamanpengalaman dini. Motif-motif dan konflik-konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang. Kekuatan-kekuatan irasional kuat; orang didorong oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflikkonflik masa kanak-kanak yang depresi. Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsure dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendirian dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kencenderungan mengaktualkan diri. Memandang manusia secara positif; manusia memiliki suatu kencenderungan kea rah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan terapeutik, klien mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya diingkari. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak kea rah meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan diri, dan keterarahan dalam. Orang terdorong kea rah keseluruhan dan integrasi pemikiran perasaan serta tingkah laku. Pandangannya antideterministik dalam arti individu dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang. Orang dipandang memiliki kemampuan memilih. Apa yang sebelumnya ditetapkan, bisa ditetapkan ulang. Meskipun orang bisa menjadi korban dari putusan-putusan dini dan skenario kehidupan, aspek-aspek yang mengalahkan diri bisa diubah dengan kesadaran. Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengkondisian sosial-budaya. Pandangannya deterministik, dalam arti tingkah laku, dipandang sebagai hasil belajar. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan kencenderungan-kecenderungan kea rah berpikir curang. Mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irasional dan untuk mereindoktrinasi dengan keyakinan-keyakinan yang irasional itu. Tetapi berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan berfikir, menilai, menganalisis, melakukan, dan memutuskan ulang. Modelnya adalah didaktik-direktif. Terapi dilihat sebagai proses reedukasi. Orang membutuhkan identitas dan mampu mengembangkan “identitas keberhasilan” maupun “identitas kegagalan”. Terapi realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan dan antideterministik. Tabel 11.2 Konsep-konsep utama Terapi Psikoanalitik : Terapi EksistensialHumanistik : Terapi Client-Centered : Terapi Gestalt : Analisis Transaksional : Terapi Laku Tingkah : Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan resolusi dan integrasi fase-fase perkembangan psikoseksual yang berhasil. Perkembangan kepribadian yang gagal merupakan akibat dari resolusi sejumlah fase perkembangan psikoseksual yang tidak memadai. Id, ego, dan superego membentuk dasar bagi struktur kepribadian. Kecemasan adalah akibat perepresian konflik-konflik dasar. Mekanisme-mekanisme pertahanan ego dikembangkan untuk mengendalikan kecemasan. Prosesproses tak dasar berkaitan erat dengan tingkah laku yang muncul sekarang. Pada dasarnya merupakan suatu pendekatan terhadap konseling dan terapi alih-alih suatu model teoritis tetap. Terapi eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia. Perkembangan kepribadian yang normal berandaskan keunikan masing-masing individu. Kesadaran diri berkembang sejak bayi. Determinasi diri dan kecenderungan kea rah pertumbuhan adalah gagasan-gagasan sentral. Psikopatologi adalah akibat dari kegagalan dalam mengaktualkan potensi. Pembedaanpembedaan dibuat antara “rasa bersalah eksistensial” dan “rasa bersalah neurotik”. Berfokus pada saat sekarang dan pada menjadi apa seseorang itu; yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Ia menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Ia adalah terapi eksperiensial. Klien memiliki kemampuan untuk menjadi sadar atas masalahmasalahnya serta cara-cara mengatasinya. Kepercayaan diletakkan pada kesanggupan klien untuk mengarahkan dirinya sendiri. kesehatan mental adalah keselarasan antara diri ideal dan diri riel. Maladjustment adalah akibat dari kesenjangan antara diri idela dengan diri riel. Berfokus pada saat sekarang serta pada mengalami dan mengekspresikan perasaanperasaan. Berfokus pada apa dan bagaimana mengalami di sini-dan-sekarang untuk membantu klien agar menerima polaritas-polaritas dirinya. Konsepkonsep utama mencakup tanggung jawab pribadi, urusan yang tak selesai, penghindaran, mengalami dan menyadari saat sekarang. Ia adalah terapi eksperiensial yang menekankan perasaan-perasaan dan pengaruhpengaruh urusan yang tidak selesai terhadap perkembangan kepribadian sekarang. Berfokus pada permainan-permainan yang dimainkan untuk menghindari keakraban dalam transaksi-transaksi. Kepribadian terdiri atas ego Orang Tua, ego Orang Dewasa dan ego Anak. klien diajari untuk menyadari ego yang mana yang berperan dalam transaksi-transaksi yang dijalankan. Permainan, penipuan, putusan-putusan dini, scenario kehidupan, dan internalisasi perintah-perintah adalah konsep-konsep utama. Berfokus pada tingkah laku yang tampak, ketetapan dalam menyusun tujuan-tujuan treatment, pengembangan rencana-rencana treatment yang spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil-hasil terapi. Terapi berlandaskan prinsip-prinsip teori belajar. Tingkah laku yang normal dipelajari melalui perkuatan dan peniruan. Tingkah laku yang abnormal adalah akibat dari belajar yang keliru. Ia menekankan tingkah laku Terapi Rasional-Emotif : Terapi Realitas : sekarang dan hanya member sedikit perhatian kepada sejarah masa lampau dan umber-sumber gangguan. Neurosis adalah pemikiran dan tingkah laku irasional. Gangguangangguan emosional berakar pada masa kanak-kanak, tetapi dikekalkan melalui reindoktrinasi sekarang. Sistem keyakinan adalah penyebab masalah-masalah emosional. Oleh karenanya, klien ditantang untuk menguji kesahihan keyakinan-keyakinan tertentu. Metode ilmiah diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini menolak model medis dan konsep tentang penyakit mental. Berfokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang, dan menolak masa lampau sebagai variable utama. Pertimbangan nilai dan tanggung jawab moral ditekankan. Kesehatan mental sama dengan penerimaan atas tanggung jawab. Tabel 11.4 Hubungan terapeutik Terapi Psikoanalitik : Terapi EksistensialHumanistik : Terapi Client-Centered : Terapi Gestalt : Analisis Transaksional : Terapi Laku Tingkah : Terapis atau analisis tetap anonim dan klien mengambangkan proyeksiproyeksi terhadap terapis. Berfokus pada resistensi-resistensi yang berkembang dengan menangani transferensi dan pada pengembangan kendali yang lebih rasional. Klien mengalami analisis jangka panjang yang intensif, dan terlibat dalam asosiasi bebas untuk menyingkap konflikkonflik. Klien memperoleh pemahaman dengan berbicara. Terapis membuat penafsiran-penafsiran untuk mengajari klien tentang tingkah lakunya sekarang sambil menghubungkannya dengan masa lampau klien. Tugas-tugas utama terapis adalah menangkap secara akurat ada-dalamdunia klien serta menciptakan suatu pertemuan yang personal dan otentik dengan klien. Klien menemukan keunikan diri dalam hubungannya dengan terapis. Pertemuan antarmanusia, keberadaan hubungan terapis-klien, dan keotentikan pertemuan di sini dan sekarang ditekankan . baik klien maupun terapis bisa berubah melalui pertemuan. Hubungan terapis-klien sangat penting. Kualitas-kualitas terapis yang mencakup kesejatian, kehangatan, empati yang akurat, respek, sikap permisif, dan kemampuan mengkomunikasikan sikap-sikap tersebut kepada klien, ditekankan. Klien menggunakan hubungan yang nyata dengan terapis itu untuk menerjemahkan belajar diri ke dalam hubungan-hubungan yang lain. Terapis tidak membuat penafsiran bagi klien, tetapi membantu klien dalam mengembangkan cara-cara membuat penafsiran-penafsiran sendiri. Klien diharapkan mengenali dan menangani urusan yang tak selesai itu dengan mengalami ulang situasi-situasi traumatik masa lampau seakan-akan situasi-situasi tersebut muncul sekarang. Hubungan yang sederajat dengan mengesampingkan status terapis, diutamakan. Klien membuat kontrak-kontrak dengan terapis untuk mencapai perubahan-perubahan spesifik yang diinginkan; apabila kontrak telah selesai, maka terapi diakhiri. Transferensi dan kebergantungan pada terapis ditiadakan. Terapis aktif dan direktif, dan berfungsi sebagai guru atau pelatih dalam membantu klien belajar tingkah laku yang lebih efektif. Klien harus aktif dalam proses dan bereksperimen dengan tingkah laku baru. Meskipun hubungan terapis-klien tidak ditekankan, hubungan kerja yang baik Terapi Rasional-Emotif : Terapi Realitas : menjadi kerangka landasan bagi pelaksanaan prosedur-prosedur terapi. Terapis berfungsi sebagai guru dan klien sebagai murid. Hubungan pribadi antara terapis dank lien tidak esensial. Klien memperoleh pemahaman atas masalah dirinya dan kemudian harus secara aktif menjalankan pengubahan tingkah laku yang mengalahkan diri. Tugas utama terapis adalah melibatkan diri dengan klien dan mendorong klien untuk menghadapi kenyataan dan untuk membuat pertimbangan nilai mengenai tingkah lakunya sekarang. Setelah klien menetapkan perubahan-perubahan spesifik yang diinginkannya, rencana-rencana dibuat, dan hasil-hasilnya dievaluasi. Pemahaman dan perubahan sikap tidak dipandang penting. BAB IV PENDEKATAN PSIKOANALISA Teknik dan Prosedur Tereupetik Asosiasi Bebas Metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau da pelepasan emosiemosi yg berkaitan dgn situasi troumatik di masa lampau (katarsis) Penafsiran Suatu prosedur dasar dlm menganalisis asosiasi-asosiasi bebas,mimpi2,resistensi2, dan transferensi2. Analisis Mimpi sebuah prosedur yang penting utk menyingkap bahan yg tak disadari dan memberikan kpd klien pemahaman atas beberapa area masalah yg tdk terselesaikan Analisis dan Penafsiran Resistensi Sesuatu yg melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari. Analisis dan Penafsiran Transferensi Teknik mendorong klien utk menghidupkan kembali masa lampaunya dlm terapi. Metode-metode Psikoterapi Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis BAB V PENDEKATAN HUMANISTIK Konsep Dasar Memandang manusia dengan pembawaan yang baik, bertujuan positif, konstruktif, raional, sosial, ingin maju, realistis, mampu menilai diri, dan berperilaku sehat, aktualisasi diri, memliki harga dan martabat diri. Mampu mengatasi masalahnya. Memberi kesempatandan kebebasan mengekspresikan diri dan emosi, dipercaya memikul sebagian besar tanggung jawab atas pemecahan masalah. Menciptakan suasana, hubungan dan kondisi terapiutis. Sikap dan Orientas Trapis Congruen and genuiness (harmonis dan tulus) Feeling Self (terbuka terhadap diri dan perasaannya) Accurate Emphatic Understanding Unconditional positive regard Acceptance Realness dan otentik Caring Metode dan Teknik Menjadi pendengar yang baik Berusaha memahami “frame of reference” Dapat menjernihkan dan merefleksikan perasaan emotional klien Fungsi konselor lebih banyak sebagai fasilitator Silence atau sikap diam Tidak diperlukan diagnosis dan interprestasi Teknik-teknik lain : rapport, tanpa kritik, menghindari unsur sugest, memilih saat yang tepat untuk bicara Perubahan Klien Awal Terapi: -sangat percaya dan yakin terhadap sesuatu disertai tingkah laku yang kaku. -memperhatikan sikap terhadap orang lain dan sekitarnya kaku. -sangat dikuasai pengamatan dan penilaian dalam dirinya -kurang/tidak mampu berkonsentrasi -merasakan ada sesuatu yang menekan perasaannya -self confidence rendah -cemas dan takut pada suasana akrab -merasakan adanya kepribadian yang pecah dalam dirinya -kontrol diri sangat kuat, terkesan tidak butuh orang lain Setelah terapi : -lebih seimbang, terbuka, tidak defensif lagi -lebih realitas, tidak subyektif -pikiran dan tingkah laku lebih efektif -bebas berekspresi -tidak merasa terancam -persepsi terhadap self lebih realitis -berkurangnya berbagai jenis tekanan -menghargai diri sendiri -lebih percaya diri dan berterus terang -bertambah penerimaannya atas orang lain -perilaku lebih terkontrol dan kreatif Metode-metode Psikoterapi Gestalt Therapy Client Centered Depth Therapy Psychotherapy Sensitivity Training Family Therapies Transpersonal Psychotherapy Existential Psychotherapy Client Centered Di kembangkan Carl R.Rogers Pendekatan ini menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Fungsi utama terapis sebagai penunjang pertumbuhan pribadi klien dengan jalan membantu klien menemukan kesanggupan-kesanggupan menghadapi masalah Ciri Pendekatan Client Centered Difokuskan kepada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan caracara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Menekankan dunia fenomenal klien, dengan empati dan usaha memahami klien. Diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya pada taraf relatif normal maupun pada individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar. Kerjasama yang selaras antara terapis dan klien Tujuan Terepeutik Client Centered Keterbukaan pada pengalaman Kepercayaan terhadap organisme sendiri Tempat evaluasi internal Kesediaan menjadi suatu prosess BAB VI PENDEKATAN KOGNITIF Psikologi Kognitif adalah kajian tentang proses pikiran, penggunaan pengetahuan dengan berbagai struktur dan proses mental Terapi Kognitif Salah satu perintis utamanya dalam bidang terapi kognitif adalah Albert Ellis Pendekatannya dikenal dengan istilah RET (Rational Emotive Therapy) Pekerjaan terapis adalah mengungkapkan gagsan-gagasan keliru klien, menantang gagasan-gagasan keliru tersebut, dan membantu klien untuk menggantinya dengan ide yang benar dan adaptif Karakteristik Inti Terapi Kognitif Keterkaitan antara berbagai kejadian kejadian, penilaian terhadapnya, dan keadaan emosional psikologis .yang dihasilkan dikemukakan kepada klien. Intervensi biasanya berjangka pendek (kurang dari 20 sesi) Terapi dimaksudkan untuk memodifikasi pikiran-pikiran otomatis yang timbul secara habitual, dan bukan reaksi rasional atas kejadian Terapi dilakukan untuk memodifikasi kesalahan /distrosi kognitif Terapi sering melibatkan kegiatan di luar sesi yang dimaksudkan untuk mendiskonfirmasikan keyakinan maladaftif dan kesalahan kognitif Klient dan terapis berklaborasi sepenuhnya Terapi bersifat berorientasi tujuan (goal oriented)dan terfokus pada masalah (problem focused Kanfer dan Goldstein.. Perubahan perilaku diarahkan pada self regulation Memfokuskan pada tiga tahap: -mengadopsi sebuah standar -membandingkan fungsi saa ini dengan standar tersebut -mengubah perilaku, bila perilaku saat ini tidak dapat mencapaistandar yang telah diadobsi Metode-metode Psikoterapi Collaborative Empiricm Guided Discovery Socratic Questioning Neurolinguistic Programming Rational Emotive Therapy (RET) Cognitive Shifting Cognitive Analytic Therapy (CAT) BAB VII PENDEKATAN BEHAVIORISTIK Prinsip Tingkah laku manusia sebagian besar dipelajari Tingkah laku manusia dapat berubah Tingkah laku manusia dapat dihilangkan -misalnya: neurosis merupakan kebiasaan yang tidak sesuai dan menetap -takut : perasaan timbul karena ada objek pembuat takutnya -cemas : objek belum muncul atau tidak ada tapi merasa takut Gangguan Yang Perlu Digali Masa lampau dan konflik Tingkah laku yang nampak -untuk memahami dan menyembuhkan gangguan perilaku -perlu untuk diketahui keadaan kini yang langsung mencetus gejala -contoh:tidak mau naik motor karena pernah mengalami “accident” A - B - C antecedent behavior concequency (pemicu) (perilaku) (akibat) Psikopatologi Merupakan perilaku yang tidak sesuai dalam beradabtasi (maladaptif) Perilaku yang berlebihan (behavior exersess) Perilaku yang berkurang (behavior deficit) perilaku hiperaktif karena perhatian terpecah-pecah perilaku apatis yaitu tenang yang kelewatan, tidak ada atensi terhadap lingkungan Perilaku anomali (behavior anomalies) tidak sesuai dengan situasi ,aturan, tergantung budaya. Contoh: kuda lumping makan beling Psikopatologi Merupakan Hasil Belajar Terbentuknya perilaku didasarkan pada paragdima yang sama, oleh karena itu untuk mengubah perilaku dengan cara belajar yang sama Setiap norma/perilaku abnormal dihasilkan dari faktor stimulus-respon, kadang ditambah reinforcement’ S1 - R1... Sn - Rn S2 –R2 ... Prinsip-prinsip Belajar (terbentuknya perilaku) 1. Kondisioning Klasik .Bentuk belajar : kesanggupan berespon terhadap dipindahkan pada stimulus yang lain. .Stimulus makan : respon terhadap air liur (Pavloff) .Stimulus suara : respon air liur .Stimulus makan+suara : respon air liur stimulus tertentu dapat 2. Kondisioning Operan .Stimulus berkali-kali : respon, karena adanya upah (reinforcement) 3. Belajar Model (imitasi) .Perubahan tingkah laku atas pengaruh/tekanan sosial;Perhatian, sikap yang membenarkan, memberi penghargaan. .Contoh : Pemerintah memberi kalpataru agar kota-kota bersemangat untuk menjadi yang terbersih .Proses social modelling : akibat pengaruh lingkungan Teori lntibisi Reciprokal Menahan dengan cara yang berlawanan Suatu rasa takut dihambat dengan rasa senang -contoh : anak yang dphobia pada hewan berbulu; yang disenangi : kue, coklat yang ditakuti : kelinci, tikus, dll. Intibisi resiprokal dilandasi 2 prinsip : -antagonis resiprokal -bertahap Menurut Walpe, yang dapat digunakan dalam praktek klinis untuk menghambat ras takut -Respon Asertif -Respon Rileks Metode-metode Psikoterapi Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT)