intervensi individu

advertisement
BAB I
TAHAP-TAHAP INTERVENSI
INTERVENSI PSIKOLOGIS

PREVENSI
-Pengembangan

KURATIF

REHABILITATIF
DIRI MANUSIA
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain
sedemikian rupa sehingga terdapat pengertian yang sama pada kedua belah pihak:
-
Penyampaian
-
Penerimaan
-
Pemahaman
Komunikasi melibatkan pengiriman simbol ; a. verbal b. Nonverbal. Ketepatan penyampaian
simbol-simbol dalam komunikasi tergantung pada seberapa jauh ketepatan penerima dalam
menafsirkan informasi yang diberikan.
Ketepatan informasi :

Penerima mengetahui apa yang diketahui pengirim (to know what we know).

Penerima menilai sebagaimana penerima menilai (to know what we value)

Penerima merasakan apa yang dirasakan pengirim dan memutuskan apa yang ingin
diputuskan oleh pengirim (to feel and to decide what we decide)
Proses komunikasi :
a. Komunikator keterampilan
Sikap, pengetahuan, sistem sosial, budaya.
b. Pesan
Unsur, bentuk, isi, kode, pelayanan
c. Saluran
Melihat, mendengar, meraba, mencium bau, merasakan.
d. Komunikan
Keterampilan, sikap, pengetahuan, sistem sosial, budaya.
Fungsi komunikasi :

Fungsi informasi

Fungsi motivasi

Fungsi emosi

Fungsi kontrol
Keterampilan dasar komunikasi :

Saling memahami

Mampu mengkomunikasikan; pikiran dan perasaan secara tepat

Saling menerima dan memberikan dukungan

Saling memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah pribadi secara konstruktif.
Komunikasi efektif :

Komunikasi efektif
-Jelas dan mudah di pahami
-Tidak ambigu (tidak dapat ditafsirkan macam-macam)
-Tidak bertele-tele (langsung menukik pada masalah)
-Effisien (tidak menggunakan bunga-bunga)
-Sesuai dengan konteks (tepat dengan isi pembicaraan)
-Adaptif

Komunikasi interpersonal

Komunikasi Terapeutik
Indikator komunikasi efektif :

Munculnya pengertian

Muncul kesenangan

Mempengaruhi sikap

Hubungan semakin baik

Adanya tindakan
Manfaat komunikasi interpersonal:

Membantu perkembangan intelektual dan sosial individu

Membentuk identitas diri

Alat memahami realitas

Membangun kesehatan mental
BAB II
PSIKOTERAPI DAN KONSELING
PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah interaksi antara profesional yang bertindak sebagai penolong dengan klien
menggunakan berbagai macam teknik intervensi.
Menurut Korchin kondisi-kondisi dalam psikoterapi :
-
Kesempatan untuk belajar kembali. Perilaku manusia dapat dirubah.
-
Dalam psikoterapi klien mengalami emosi-emosinya bukan hamya bicara tentang
pengalaman emosinya.
-
Hubungan yang menyembuhkan. Sikap-sikap yang harus dimiliki terapis adalah
;pengertian, penerimaan, tidak menilai, empati, mendengarkan aktif.
-
Perlu ditumbuhkan motivasi, keyakinan, dan harapan klien.
Tujuan psikoterapi :

Memperkuat motivasi untuk melihat hal-hal yang benar positif (terapi direktifsuportif)

Mengurangi tekanan emosional dengan cara mengekspresikan emosi

Membantu mengembangkan potensi-potensi klien (kognitif, afektif, konasi)

Mengubah kebiasaan (terapi behavior)

Mengubah struktur kognitif klien.

Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas mengambil keputusan dengan tepat

Meningkatkan pengetahuan diri

Meningkatkan hubungan antar pribadi

Mengubah lingkungan sosial klien

Mengubah proses somatik, meningkatkan kesadaran tubuh

Mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreativitas
KONSELING
Konseling adalah seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada klien agar klien
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan klien dalam
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
Tujuan konseling :

Menentang pikiran yang salah dengan menampilkan bukti2 yang bertentangan dengan
masalahnya

Memodifikasi jaringan SKR negatif menjadi SKR positif
BAB III
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PSIKOTERAPI
Tabel 11.1 Filsafat-filsafat dasar
Terapi
Psikoanalitik
:
Terapi
EksistensialHumanistik
:
Terapi
Client-Centered
:
Terapi
Gestalt
:
Analisis
Transaksional
:
Terapi
Laku
Tingkah :
Terapi
Rasional-Emotif
:
Terapi
Realitas
:
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energy psikis dan pengalamanpengalaman dini. Motif-motif dan konflik-konflik tak sadar adalah sentral
dalam tingkah laku sekarang. Kekuatan-kekuatan irasional kuat; orang
didorong oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Perkembangan
dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflikkonflik masa kanak-kanak yang depresi.
Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan
untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri,
kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsure dasar,
pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada
sendirian dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan
dan kematian, dan kencenderungan mengaktualkan diri.
Memandang manusia secara positif; manusia memiliki suatu
kencenderungan kea rah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks
hubungan terapeutik, klien mengalami perasaan-perasaan yang
sebelumnya diingkari. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak kea rah
meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan diri, dan keterarahan
dalam.
Orang terdorong kea rah keseluruhan dan integrasi pemikiran perasaan
serta tingkah laku. Pandangannya antideterministik dalam arti individu
dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh
masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.
Orang dipandang memiliki kemampuan memilih. Apa yang sebelumnya
ditetapkan, bisa ditetapkan ulang. Meskipun orang bisa menjadi korban
dari putusan-putusan dini dan skenario kehidupan, aspek-aspek yang
mengalahkan diri bisa diubah dengan kesadaran.
Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengkondisian sosial-budaya.
Pandangannya deterministik, dalam arti tingkah laku, dipandang sebagai
hasil belajar.
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga
dengan kencenderungan-kecenderungan kea rah berpikir curang. Mereka
cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irasional
dan untuk mereindoktrinasi dengan keyakinan-keyakinan yang irasional
itu. Tetapi berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan
berfikir, menilai, menganalisis, melakukan, dan memutuskan ulang.
Modelnya adalah didaktik-direktif. Terapi dilihat sebagai proses
reedukasi.
Orang membutuhkan identitas dan mampu mengembangkan “identitas
keberhasilan” maupun “identitas kegagalan”. Terapi realitas berlandaskan
motivasi pertumbuhan dan antideterministik.
Tabel 11.2 Konsep-konsep utama
Terapi
Psikoanalitik
:
Terapi
EksistensialHumanistik
:
Terapi
Client-Centered
:
Terapi
Gestalt
:
Analisis
Transaksional
:
Terapi
Laku
Tingkah :
Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan resolusi dan
integrasi fase-fase perkembangan psikoseksual yang berhasil.
Perkembangan kepribadian yang gagal merupakan akibat dari resolusi
sejumlah fase perkembangan psikoseksual yang tidak memadai. Id, ego,
dan superego membentuk dasar bagi struktur kepribadian. Kecemasan
adalah akibat perepresian konflik-konflik dasar. Mekanisme-mekanisme
pertahanan ego dikembangkan untuk mengendalikan kecemasan. Prosesproses tak dasar berkaitan erat dengan tingkah laku yang muncul
sekarang.
Pada dasarnya merupakan suatu pendekatan terhadap konseling dan
terapi alih-alih suatu model teoritis tetap. Terapi eksistensial-humanistik
menekankan kondisi-kondisi inti manusia. Perkembangan kepribadian
yang normal berandaskan keunikan masing-masing individu. Kesadaran
diri berkembang sejak bayi. Determinasi diri dan kecenderungan kea rah
pertumbuhan adalah gagasan-gagasan sentral. Psikopatologi adalah
akibat dari kegagalan dalam mengaktualkan potensi. Pembedaanpembedaan dibuat antara “rasa bersalah eksistensial” dan “rasa bersalah
neurotik”. Berfokus pada saat sekarang dan pada menjadi apa seseorang
itu; yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Ia menekankan
kesadaran diri sebelum bertindak. Ia adalah terapi eksperiensial.
Klien memiliki kemampuan untuk menjadi sadar atas masalahmasalahnya serta cara-cara mengatasinya. Kepercayaan diletakkan pada
kesanggupan klien untuk mengarahkan dirinya sendiri. kesehatan mental
adalah keselarasan antara diri ideal dan diri riel. Maladjustment adalah
akibat dari kesenjangan antara diri idela dengan diri riel. Berfokus pada
saat sekarang serta pada mengalami dan mengekspresikan perasaanperasaan.
Berfokus pada apa dan bagaimana mengalami di sini-dan-sekarang untuk
membantu klien agar menerima polaritas-polaritas dirinya. Konsepkonsep utama mencakup tanggung jawab pribadi, urusan yang tak
selesai, penghindaran, mengalami dan menyadari saat sekarang. Ia adalah
terapi eksperiensial yang menekankan perasaan-perasaan dan pengaruhpengaruh urusan yang tidak selesai terhadap perkembangan kepribadian
sekarang.
Berfokus pada permainan-permainan yang dimainkan untuk menghindari
keakraban dalam transaksi-transaksi. Kepribadian terdiri atas ego Orang
Tua, ego Orang Dewasa dan ego Anak. klien diajari untuk menyadari ego
yang mana yang berperan dalam transaksi-transaksi yang dijalankan.
Permainan, penipuan, putusan-putusan dini, scenario kehidupan, dan
internalisasi perintah-perintah adalah konsep-konsep utama.
Berfokus pada tingkah laku yang tampak, ketetapan dalam menyusun
tujuan-tujuan treatment, pengembangan rencana-rencana treatment
yang spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil-hasil terapi. Terapi
berlandaskan prinsip-prinsip teori belajar. Tingkah laku yang normal
dipelajari melalui perkuatan dan peniruan. Tingkah laku yang abnormal
adalah akibat dari belajar yang keliru. Ia menekankan tingkah laku
Terapi
Rasional-Emotif
:
Terapi
Realitas
:
sekarang dan hanya member sedikit perhatian kepada sejarah masa
lampau dan umber-sumber gangguan.
Neurosis adalah pemikiran dan tingkah laku irasional. Gangguangangguan emosional berakar pada masa kanak-kanak, tetapi dikekalkan
melalui reindoktrinasi sekarang. Sistem keyakinan adalah penyebab
masalah-masalah emosional. Oleh karenanya, klien ditantang untuk
menguji kesahihan keyakinan-keyakinan tertentu. Metode ilmiah
diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Pendekatan ini menolak model medis dan konsep tentang penyakit
mental. Berfokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang, dan menolak
masa lampau sebagai variable utama. Pertimbangan nilai dan tanggung
jawab moral ditekankan. Kesehatan mental sama dengan penerimaan
atas tanggung jawab.
Tabel 11.4 Hubungan terapeutik
Terapi
Psikoanalitik
:
Terapi
EksistensialHumanistik
:
Terapi
Client-Centered
:
Terapi
Gestalt
:
Analisis
Transaksional
:
Terapi
Laku
Tingkah :
Terapis atau analisis tetap anonim dan klien mengambangkan proyeksiproyeksi terhadap terapis. Berfokus pada resistensi-resistensi yang
berkembang dengan menangani transferensi dan pada pengembangan
kendali yang lebih rasional. Klien mengalami analisis jangka panjang yang
intensif, dan terlibat dalam asosiasi bebas untuk menyingkap konflikkonflik. Klien memperoleh pemahaman dengan berbicara. Terapis
membuat penafsiran-penafsiran untuk mengajari klien tentang tingkah
lakunya sekarang sambil menghubungkannya dengan masa lampau klien.
Tugas-tugas utama terapis adalah menangkap secara akurat ada-dalamdunia klien serta menciptakan suatu pertemuan yang personal dan
otentik dengan klien. Klien menemukan keunikan diri dalam
hubungannya dengan terapis. Pertemuan antarmanusia, keberadaan
hubungan terapis-klien, dan keotentikan pertemuan di sini dan sekarang
ditekankan . baik klien maupun terapis bisa berubah melalui pertemuan.
Hubungan terapis-klien sangat penting. Kualitas-kualitas terapis yang
mencakup kesejatian, kehangatan, empati yang akurat, respek, sikap
permisif, dan kemampuan mengkomunikasikan sikap-sikap tersebut
kepada klien, ditekankan. Klien menggunakan hubungan yang nyata
dengan terapis itu untuk menerjemahkan belajar diri ke dalam
hubungan-hubungan yang lain.
Terapis tidak membuat penafsiran bagi klien, tetapi membantu klien
dalam mengembangkan cara-cara membuat penafsiran-penafsiran
sendiri. Klien diharapkan mengenali dan menangani urusan yang tak
selesai itu dengan mengalami ulang situasi-situasi traumatik masa
lampau seakan-akan situasi-situasi tersebut muncul sekarang.
Hubungan yang sederajat dengan mengesampingkan status terapis,
diutamakan. Klien membuat kontrak-kontrak dengan terapis untuk
mencapai perubahan-perubahan spesifik yang diinginkan; apabila kontrak
telah selesai, maka terapi diakhiri. Transferensi dan kebergantungan pada
terapis ditiadakan.
Terapis aktif dan direktif, dan berfungsi sebagai guru atau pelatih dalam
membantu klien belajar tingkah laku yang lebih efektif. Klien harus aktif
dalam proses dan bereksperimen dengan tingkah laku baru. Meskipun
hubungan terapis-klien tidak ditekankan, hubungan kerja yang baik
Terapi
Rasional-Emotif
:
Terapi
Realitas
:
menjadi kerangka landasan bagi pelaksanaan prosedur-prosedur terapi.
Terapis berfungsi sebagai guru dan klien sebagai murid. Hubungan pribadi
antara terapis dank lien tidak esensial. Klien memperoleh pemahaman
atas masalah dirinya dan kemudian harus secara aktif menjalankan
pengubahan tingkah laku yang mengalahkan diri.
Tugas utama terapis adalah melibatkan diri dengan klien dan mendorong
klien untuk menghadapi kenyataan dan untuk membuat pertimbangan
nilai mengenai tingkah lakunya sekarang. Setelah klien menetapkan
perubahan-perubahan spesifik yang diinginkannya, rencana-rencana
dibuat, dan hasil-hasilnya dievaluasi. Pemahaman dan perubahan sikap
tidak dipandang penting.
BAB IV
PENDEKATAN PSIKOANALISA
Teknik dan Prosedur Tereupetik
 Asosiasi Bebas
Metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau da pelepasan emosiemosi yg berkaitan dgn situasi troumatik di masa lampau (katarsis)
 Penafsiran
Suatu prosedur dasar dlm menganalisis asosiasi-asosiasi bebas,mimpi2,resistensi2, dan
transferensi2.
 Analisis Mimpi
sebuah prosedur yang penting utk menyingkap bahan yg tak disadari dan memberikan kpd
klien pemahaman atas beberapa area masalah yg tdk terselesaikan
 Analisis dan Penafsiran Resistensi
Sesuatu yg melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang
tak disadari.
 Analisis dan Penafsiran Transferensi
Teknik mendorong klien utk menghidupkan kembali masa lampaunya dlm terapi.
Metode-metode Psikoterapi
 Ego State Therapy,
 Part Therapy,
 Trance Psychotherapy,
 Free Association,
 Dream Analysis,

Automatic Writing,
 Ventilation,

Catharsis
BAB V
PENDEKATAN HUMANISTIK
Konsep Dasar
 Memandang manusia dengan pembawaan yang baik, bertujuan positif, konstruktif,
raional, sosial, ingin maju, realistis, mampu menilai diri, dan berperilaku sehat,
aktualisasi diri, memliki harga dan martabat diri. Mampu mengatasi masalahnya.
 Memberi kesempatandan kebebasan mengekspresikan diri dan emosi, dipercaya
memikul sebagian besar tanggung jawab atas pemecahan masalah.
 Menciptakan suasana, hubungan dan kondisi terapiutis.
Sikap dan Orientas Trapis
 Congruen and genuiness (harmonis dan tulus)
 Feeling Self (terbuka terhadap diri dan perasaannya)
 Accurate Emphatic Understanding
 Unconditional positive regard
 Acceptance
 Realness dan otentik
 Caring
Metode dan Teknik
 Menjadi pendengar yang baik
 Berusaha memahami “frame of reference”
 Dapat menjernihkan dan merefleksikan perasaan emotional klien
 Fungsi konselor lebih banyak sebagai fasilitator
 Silence atau sikap diam
 Tidak diperlukan diagnosis dan interprestasi

Teknik-teknik lain : rapport, tanpa kritik, menghindari unsur sugest, memilih saat
yang tepat untuk bicara
Perubahan Klien
 Awal Terapi:
-sangat percaya dan yakin terhadap sesuatu disertai
tingkah laku yang kaku.
-memperhatikan sikap terhadap orang lain dan sekitarnya kaku.
-sangat dikuasai pengamatan dan penilaian dalam dirinya
-kurang/tidak mampu berkonsentrasi
-merasakan ada sesuatu yang menekan perasaannya
-self confidence rendah
-cemas dan takut pada suasana akrab
-merasakan adanya kepribadian yang pecah dalam dirinya
-kontrol diri sangat kuat, terkesan tidak butuh orang lain
 Setelah terapi :
-lebih seimbang, terbuka, tidak defensif lagi
-lebih realitas, tidak subyektif
-pikiran dan tingkah laku lebih efektif
-bebas berekspresi
-tidak merasa terancam
-persepsi terhadap self lebih realitis
-berkurangnya berbagai jenis tekanan
-menghargai diri sendiri
-lebih percaya diri dan berterus terang
-bertambah penerimaannya atas orang lain
-perilaku lebih terkontrol dan kreatif
Metode-metode Psikoterapi
 Gestalt Therapy
 Client Centered
 Depth Therapy Psychotherapy
 Sensitivity Training
 Family Therapies
 Transpersonal Psychotherapy
 Existential Psychotherapy
Client Centered
 Di kembangkan Carl R.Rogers
 Pendekatan ini menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk
mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.
 Fungsi utama terapis sebagai penunjang pertumbuhan pribadi klien dengan jalan
membantu klien menemukan kesanggupan-kesanggupan menghadapi masalah
Ciri Pendekatan Client Centered
 Difokuskan kepada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan caracara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
 Menekankan dunia fenomenal klien, dengan empati dan usaha memahami klien.
 Diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya pada taraf relatif normal maupun
pada individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar.
 Kerjasama yang selaras antara terapis dan klien
Tujuan Terepeutik Client Centered
 Keterbukaan pada pengalaman
 Kepercayaan terhadap organisme sendiri
 Tempat evaluasi internal
 Kesediaan menjadi suatu prosess
BAB VI
PENDEKATAN KOGNITIF
Psikologi Kognitif adalah kajian tentang proses pikiran, penggunaan pengetahuan dengan
berbagai struktur dan proses mental
Terapi Kognitif
 Salah satu perintis utamanya dalam bidang terapi kognitif adalah Albert Ellis
 Pendekatannya dikenal dengan istilah RET (Rational Emotive Therapy)
 Pekerjaan terapis adalah mengungkapkan gagsan-gagasan keliru klien, menantang
gagasan-gagasan keliru tersebut, dan membantu klien untuk menggantinya dengan ide
yang benar dan adaptif
Karakteristik Inti Terapi Kognitif
 Keterkaitan antara berbagai kejadian kejadian, penilaian terhadapnya, dan keadaan
emosional psikologis .yang dihasilkan dikemukakan kepada klien.
 Intervensi biasanya berjangka pendek (kurang dari 20 sesi)
 Terapi dimaksudkan untuk memodifikasi pikiran-pikiran otomatis yang timbul secara
habitual, dan bukan reaksi rasional atas kejadian
 Terapi dilakukan untuk memodifikasi kesalahan /distrosi kognitif
 Terapi sering melibatkan kegiatan di luar sesi yang dimaksudkan untuk
mendiskonfirmasikan keyakinan maladaftif dan kesalahan kognitif
 Klient dan terapis berklaborasi sepenuhnya

Terapi bersifat berorientasi tujuan (goal oriented)dan terfokus pada masalah (problem
focused
Kanfer dan Goldstein..
 Perubahan perilaku diarahkan pada self regulation
 Memfokuskan pada tiga tahap:
-mengadopsi sebuah standar
-membandingkan fungsi saa ini dengan standar tersebut
-mengubah perilaku, bila perilaku saat ini tidak dapat mencapaistandar yang telah diadobsi
Metode-metode Psikoterapi
 Collaborative Empiricm
 Guided Discovery
 Socratic Questioning
 Neurolinguistic Programming
 Rational Emotive Therapy (RET)
 Cognitive Shifting
 Cognitive Analytic Therapy (CAT)
BAB VII
PENDEKATAN BEHAVIORISTIK
Prinsip
 Tingkah laku manusia sebagian besar dipelajari
 Tingkah laku manusia dapat berubah
 Tingkah laku manusia dapat dihilangkan
-misalnya: neurosis merupakan kebiasaan yang tidak sesuai dan menetap
-takut : perasaan timbul karena ada objek pembuat takutnya
-cemas : objek belum muncul atau tidak ada tapi merasa takut
Gangguan Yang Perlu Digali
 Masa lampau dan konflik
 Tingkah laku yang nampak
-untuk memahami dan menyembuhkan gangguan perilaku
-perlu untuk diketahui keadaan kini yang langsung mencetus gejala
-contoh:tidak mau naik motor karena pernah mengalami “accident”
A
-
B
-
C
antecedent behavior concequency
(pemicu)
(perilaku)
(akibat)
Psikopatologi
 Merupakan perilaku yang tidak sesuai dalam beradabtasi (maladaptif)
 Perilaku yang berlebihan (behavior exersess)
 Perilaku yang berkurang (behavior deficit)
perilaku hiperaktif karena perhatian terpecah-pecah
perilaku apatis yaitu tenang yang kelewatan, tidak ada atensi terhadap
lingkungan
 Perilaku anomali (behavior anomalies)
tidak sesuai dengan situasi ,aturan, tergantung budaya.
Contoh: kuda lumping makan beling
Psikopatologi Merupakan Hasil Belajar
 Terbentuknya perilaku didasarkan pada paragdima yang sama, oleh karena itu untuk
mengubah perilaku dengan cara belajar yang sama
 Setiap norma/perilaku abnormal dihasilkan dari faktor stimulus-respon, kadang
ditambah reinforcement’
 S1 - R1...
Sn - Rn
S2 –R2 ...
Prinsip-prinsip Belajar (terbentuknya perilaku)
1. Kondisioning Klasik
.Bentuk belajar : kesanggupan berespon terhadap
dipindahkan pada stimulus yang lain.
.Stimulus makan : respon terhadap air liur (Pavloff)
.Stimulus suara
: respon air liur
.Stimulus makan+suara : respon air liur
stimulus tertentu dapat
2. Kondisioning Operan
.Stimulus berkali-kali : respon, karena adanya upah (reinforcement)
3. Belajar Model (imitasi)
.Perubahan tingkah laku atas pengaruh/tekanan sosial;Perhatian, sikap yang
membenarkan, memberi penghargaan.
.Contoh : Pemerintah memberi kalpataru agar kota-kota bersemangat untuk menjadi
yang terbersih
.Proses social modelling : akibat pengaruh lingkungan
Teori lntibisi Reciprokal
 Menahan dengan cara yang berlawanan
 Suatu rasa takut dihambat dengan rasa senang
-contoh : anak yang dphobia pada hewan berbulu;
yang disenangi : kue, coklat
yang ditakuti
: kelinci, tikus, dll.
 Intibisi resiprokal dilandasi 2 prinsip :
-antagonis resiprokal
-bertahap
 Menurut Walpe, yang dapat digunakan dalam praktek klinis untuk
menghambat ras takut
-Respon Asertif
-Respon Rileks
Metode-metode Psikoterapi
 Exposure and Respon Prevention (ERP),

Systematic Desensitization,
 Behavior Modification,

Flooding,
 Operant Conditioning,
 Observational Learning,
 Contingency Management,

Matching Law,
 Habit Reversal Training (HRT)
Download