Pelaksana Rehabilitasi ABK

advertisement
PELAKSANA REHABILITASI ABK
Kegiatan rehabilitasi dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak dan berbagai
tempat. Para petugas rehabilitasi itu dapat dari bagian medik, juga dapat dari bagian
non medik.
Agar dapat mengetahui serba sedikit perihal tugas-tugas dalam rehabilitasi,
berikut ini akan dibahas para petugas yang tergabung dalam tim rehabilitasi di suatu
sekolah serta pembagian tugasnya.
Tiap-tiap satuan pendidikan PLB, sudah tentu yang menjadi anggota tim
rehabilitasi jumlah dan kualifikasinyadisesuaikan dengan kebu-tuhan anak/peserta
didik dan kemampuan sekolah yang bersangkutan.
1. Tenaga Rehabilitasi
Ahli rehabilitasi pada satuan PLB, paling tidak terdiri dari 4 bidang
keahlian, berdasarkan aspek yang perlu memperoleh pelayanan rehabilitasi.
a. Aspek Medis
1) Dokter spesialis, seperti dokter spesialis rehabilitasi, ortopedi, THT,
Mesta, jiwa dan spesialis anak.
Tugas utamanya
adalah
memeriksa, menegakkan diagnoses dan menentukan garis besar
program rehabilitasi medis untuk dilaksanakan oleh pelaksana
rehabilitasi.
2) Para medis, terdiri dari:
a) Fisioterapis
Mempunyai keahlian dalam memanfaatkan tenaga fisik dalam
pengobatan, melaksanakan program sesuai dengan yang telah
ditentukan oleh tim rehabilitasi. Sebelum dilaksanakan program
perlu diteliti lebih dahulu baik bentuk maupun Cara pelaksanaannya
(assesmen). Target utamanya adalah melatih mobilisasi.
b) Okupasional terapis
Mempunyai keahlian dalam mengadakan evaluasi gangguan fungsi
tangan serta memberikan latihan pengembaliannya sesuai dengan
program yang telah ditentukan oleh tim rehabilitasi. Sebelum
dilaksanakan program perlu diteliti lebih dahulu baik bentuk
maupun cara
pelaksanannya (assesmen). Target utamanya
adalah melatih mobilisasi.
c) Protetis dan ortotis
Mempunyai keahlian sebagai tehnisi dalam mengukur, membuat
dan mengepas komponen tubuh palsu (protesa) atau alai penunjang
(ortosa) baqian tubuh yang lumpuh, lemah, sakit, sesuai program
keputusan tim.
d) Terapis bicara
Mempunyai keahlian dalam mengadakan evaluasi serta melatih
gangguan komunikasi (speech problem).
e) Perawat rehabilitasi
Mempunyai keahlian selain perawatan umum, juga perawatan
khusus problem rehabilitasi seperti mencegah komplikasi istirahat
lama.
f) Ahli optical
Mempunyai keahlian dalam mengadakan pengukuran tajam
penglihatan, dan memilih alat bantu melihat.
g) Ahli audiologi
Mempunyai keahlian dalam mengadakan pengukuran tajafn
pendengaran, dan memilih alat bantu mendengar.
b. Aspek psikologi
Tenaga ahli rehabilitasi di bidang psikologi adalah seorang psikolog, yang
mempunyai keahlian dalam mengadakan evaluasi dan mengobati gangguan
mental psikologis akibat cacat untuk meningkatkan motivasi, berusaha
mengatasi kecacatan serta akibatnya.
c. Aspek Sosial
Seorang pekerja sosial memiliki peranan dalam mengevaluasi dan
membantu memecahkan masalah - masalah sosial yang berhubungan
dengan keberadaan kecacatan.
d. Aspek vokasional
Seorang ahli rehabilitasi harus mampu mengarahkan kegiatan rehabilitasi
itu menuju berbagai bentuk kegiatan yang bersifat
ketrampilan / kecakapan kerja, yang nantinya akan berguna dalam hidup /kehidupan
anak di masa datang. Anak didik diharapkan akan memperoleh keahlian /
kecakapan dalam suatu bentuk pekeriaan tertentu yang akan dapat dijadikan
modal / pegangan dalam hidupnya.
2. Guru
Buku pedoman rehabilitasi ini memang diperuntukkan bagi para guru di
satuan pendidikan luar biasa dan orangtua yang diharapkan juga dapat
menangani kegiatan rehabilitasi.
Dalam hal ini guru pendidikan luar biasa berfungsi sebagai asisten ahli
rehabilitasi, karena sebelum sebagai guru telah
dibekali berbagai disi-plin
ilmu yang berhubungan dengan
kegiatan rehabilitasi. Tugas utama guru
dalam hal ini adalah:
a. Melakukan assesmen dalam rangka pengumpulan data anak berkelainan
yang ada di sekolahnya, baik yang berhubungan dengan aspek fisik, psikhis
dan sosial dan ketrampilan. Terutama assesmen untuk memperoleh data
kemampuan dan ketidakmampuan anak. Data yang dapat dikumpulkan oleh
guru antara lain :
1) Identitas anak
2) Keadaan fisik dan kesehatan umum
3) Kemampuan/kecekatan fisik ( ADL)
4) Kesehatan gigi (umum)
5) Aspek psikologis (kecuali tes IQ)
6) Aspek psikhiatris
7) Aspek sosial anak
8) Aspek Agama dan budi pekerti
9) Aspek ketrampilan.
b. Mengadakan pencatatan yang berhubungan dengan kecacatannya, termasuk
perkembangan kemampuan, dan ketidaktinampuannya.
c. Melaksanakan bentuk-bentuk kegiatan rehabilitasi, yang sebenarnya
melaksanakan proses belajar mengajar, yang disesuaikan dengan batasbatas tertentu yang dipedomankan oleh bagian medik, sosial psikolgis dan
ketrampilan serta dilatar belakangi oleh pengetahuan, pengalaman dan
tujuan rehabilitasi secara keseluruhan.
d. Melakukan pembinaan kepada orangtua untuk membantu melakukan
rehabilitasi dan pengawasan terhadap aktivitas anak keseharian di
lingkungan keluarga.
e. Melakukanperujukan anak untuk memperoleh pelayanan rehabilitasi sesuai
dengan kebutuhan.
3. Orang Tua
Di samping kedua petugas rehabilitasi di atas, tidak kalah pentingnya
peranan orangtua dan masyarakat. Para orangtua anak berkelainan banyak
berperan dalam tugas-tugas rehabilitasi. Pada hakekatnya, banyak macam dan
bentuk serta corak kegiatan rehabilitasi yang erat hubungannya dengan kegiatan
sehari-hari (bagi anak sendiri, dalam kebersamaannya dengan keluarga dan
dengan lingkungannya).
Dengan demikian, kedudukan dan peranan prang tua dalam
hubungannya dengan kegiatan rehabilitasi sangat penting. Orang tua dan
masyarakat pada umumnya diharapkan berperan serta dalam kegiatan
pelayanan rehabilitasi, terutama pads saat anak tinggal di rumah.
Sebagaimana persyaratan bagi para petugas rehabilitasi lainnya,
orangtua dan masyarakat juga perlu dibekali ilmu dan cara melaksanakan
rehabilitasi, terutama yang berkaitan dengan kegiatan praktis keseharian anak
di rumah.
Bekal ilmu dan Cara melaksanakan rehabilitasi itu dapat dilakukan
oleh ahli rehabilitasi dan guru terutama dalam hal:
a. Cara memberikan rehabilitasi anak di rumah sesuai dengan jenis
kecacatan anak.
b. Cara mengatasi kesulitan yang timbal dalam pelaksanaan rehabilitasi di
rumah.
c. Untuk memecahkan masalah secara bersama, perlu diadakan konsultasi
dan dialog antara guru dengan orangtua anak.
Antara tenaga rehabilitasi, guru dan orangtua, perlu bekerjasama
secara baik dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan rehabilitasi, yang
pada gilirannya akan mengantarkan anak menjadi mampu mengikuti
pendidikan dengan baik di sekolah dan mampu melaksanakan fungsi social
secara wajar di lingkungan masyarakat.
Download