pengurus besar perhimpunan dokter hewan indonesia dan asosiasi

advertisement
PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA
DAN
ASOSIASI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA
PENGANUGERAHAN BREVET SPESIALIS KEHORMATAN
KATA PENGANTAR
Revitalisasi Program Pendidikan Kedokteran Hewan
Program Pendidikan Kedokteran Hewan di Indonesia yang menjadi dokumen hukum pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, cq Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi saat
ini, telah mengalami REVITALISASI yang pengesahannya adalah oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Dasar hukum diadakannya REVITALISASI termaksud adalah UU No.12 tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi,khususnya pasal 24 ayat 2 yang menyatakan bahwa :
”Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi bekerjasama dengan kementerian, kementerian lain, LPNK dan/atau
organisasi profesi yang bertanggungjawab atas mutu layanan profesi”.
Kewenangan organisasi profesi sebagaimana PDHI untuk menerbitkan sertifikat kompetensi
profesi bersama perguruan tinggi adalah berdasarkan UU No.18 tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan,pasal 72 ayat (1) dan (2) serta Peraturan Menteri
Pertanian No.02/permentan/OT.140/1/2010.
Revitalisasi telah dilakukan melalui serangkaian pertemuan di tahun 2013 yang didukung
dan difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dihadiri dan dibahas oleh seluruh anggota Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan
Indonesia (AFKHI), beberapa Penyelenggara Pendidikan Diploma (D3) Paramedik Veteriner
dan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PBPDHI) yaitu Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal serta pengurus PBPDHI bidang Ilmiah, Pendidikan Berkelanjutan dan
Kompetensi/Akreditasi.
Hal-hal yang telah disepakati dalam REVITALISASI program pendidikan kedokteran hewan
terdiri dari :
I.
Learning Outcomes (LO) diwujudkan melalui kurikulum :
a. Pendidikan Diploma 3 Paramedik Veteriner
b. Pendidikan Sarjana Kedokteran Hewan(PSKH/S1)
c. Pendidikan Profesi Dokter Hewan(PPDH)
d. Pendidikan Profesi Dokter Hewan Spesialis(PPDHS)
II.
Akreditasi Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan terdiri atas Pendidikan Sarjana
Kedokteran Hewan (S1) dan Pendidikan Profesi Dokter Hewan yang merupakan satu
kesatuan proses pendidikan akademik dan pendidikan profesi kedokteran hewan.
III.
Menyusun standar Rumah Sakit Hewan Pendidikan
1|Kata Pengantar
Pembukaan Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan Spesialis
Menghadapi persaingan terbuka dengan tenaga asing dokter hewan spesialis yang akan
memasuki Indonesia tahun 2015, sesuai dengan perjanjian AFTA, AFAS dan GATS maka
keberadaan tenaga dokter hewan spesialis di Indonesia dipandang sebagai hal yang
mendesak. Untuk dapat menghasilkan dokter hewan spesialis Indonesia secara formal,
sesuai dengan PP no. 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
pasal 85 (3) dan UU 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pasal 26, bahwa pendidikan
profesi dan spesialis diselenggarakan oleh perguruan tinggi bersama dengan organisasi
profesi yang bertanggung jawab terhadap mutu layanan profesi, maka program pendidikan
profesi dokter hewan spesialis (PPDHS) akan diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran
Hewan dengan Akreditasi A bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia.
Berdasarkan UU nomor 12 tahun 2012 pasal 25, Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan
Spesialis (PPDHS) wajib memiliki dosen bergelar spesialis dan atau yang telah bergelar
doktor. Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan Spesialis memerlukan dosen spesialis
yang telah ada di Indonesia, baik karena memperoleh gelar spesialis dari pendidikan formal
di luar negeri maupun melalui penganugerahan brevet spesialis kehormatan oleh AFKHI
bersama PBPDHI.
Untuk keperluan dibukanya 4 program PPDHS yang pertama di Indonesia (Spesialis Bedah
Veteriner, Spesialis Penyakit Dalam Veteriner, Spesialis Hewan Laboratorium dan Spesialis
Patologi Veteriner) oleh 3 FKH berakreditasi A yaitu IPB, UGM dan UNAIR, maka AFKHI
bersama PBPDHI mengadakan penjaringan para dokter hewan Indonesia baik dari kalangan
dosen/tenaga
pendidik
maupun
organisasi
non
teritorial
(ONT)
PDHI
(seminat/sekeahlian/sebidang kerja) yang dinyatakan dan diakui kelayakannya untuk
memperoleh brevet gelar dokter hewan spesialis kehormatan.
Adapun maksud dan tujuan memberikan brevet spesialis kehormatan untuk pertama dan
terakhir adalah menugaskan serta bersifat mengikat kepada penerima brevet spesialis
kehormatan untuk bergabung dalam Kolegium Dokter Hewan Spesialis untuk menyusun dan
menetapkan (1) learning outcome dan kurikulum utama, (2) kompetensi utama, dan (3)
pengembangan keilmuan kedokteran hewan dari masing-masing PPDHS yang akan dibentuk
serta menjadi pengajar/dosen pada PPDHS pertama ini.
Besar pengharapan dan ucapan terima kasih kami kepada sejawat untuk bersedia
memperoleh gelar kehormatan (honoris causa).
AFKHI dan PBPDHI berkeyakinan bahwa dedikasi dan komitmen sejawat untuk memperoleh
penilaian dari tim penilai (assessor) yang dibentuk bersama oleh AFKHI dan PBPDHI adalah
sebagai wujud kepatuhan dan komitmen terhadap sumpah dan kode etik dokter hewan
yang diamanatkan dalam UU no.18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan,
khususnya pasal 71 ayat 4.
Semoga Tuhan YME merahmati segala niat baik dan dedikasi untuk melakukan layanan
mulia profesi veteriner yang lebih profesional ini karena bermanfaat langsung untuk
kemaslahatan masyarakat bangsa dan negara Indonesia tercinta. Amin.
2|Kata Pengantar
Download