BAB I - Nawasis

advertisement
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1.
Geografi, Administratif dan Kondisi Fisik
Kota Mojokerto merupakan Kota kecil disebelah barat ± 50 km dari Ibu Kota
Propinsi Jawa Timur Surabaya. Kota Mojokerto terletak ditengah-tengah Kabupaten
Mojokerto, terhubung pada 7°33 lintang Selatan dan 112°28 Bujur Timur.
Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata – rata 22 m diatas
permukaan laut dengan kondisi permukaan tanah yang agak miring ke timur dan
utara antara 0 – 3 %.
Secara fisik Kota Mojokerto memiliki luas wilayah 1.646 Ha, merupakan satusatunya kota di Jawa Timur yang memiliki satuan wilayah ataupun luas wilayah
terkecil, dengan wilayah administrasi hanya terbagi 2 Kecamatan yakni Kecamatan
Prajuritkulon dan Kecamatan Magersari, 18 kelurahan, 655 Rukun Tetangga (RT),
176 Rukun Warga (RW) dan 72 dusun/lingkungan.
Administrasi Kota Mojokerto berbatasan langsung dengan :
- Batas Utara
: Sungai Brantas
- Batas Selatan
: Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto
- Batas Barat
: Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto
- Batas Timur
: Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto
Secara Geologi/Lapisan batuan yang terdapat di Kota Mojokerto sebagian
besar merupakan seri batuan aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan Alluvium Fasies
Gunung Api. Jenis aluvium mendominasi disebagian besar wilayah di Kota Mojokerto
seluas 902,16 Ha, Plistosen Fasies Sedimen seluas 222,33 Ha terdapat di Kelurahan
Gunung Gedangan dan Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api seluas 393,79 Ha
meliputi Kelurahan Surodinawan, Miji, Prajuritkulon, Blooto, Mentikan, Kauman,
Pulorejo, Jagalan, Sentanan, Purwotengan dan Magersari.
Terdapat 2 jenis tanah di Kota Mojokerto yaitu Grumosol kelabu tua dan
Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan. Aluvial dan Grumosol. Jenis
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 1
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
tanah di Kota Mojokerto dikelompokkan dalam beberapa jenis tanah dengan
karakteristik sebagai berikut :
1. Alluvial
a. Bahan induk : alluvial dari aneka macam asal;
b. Sifat dan Corak :
 warna: kelabu;
 tekstur : liat;
 keasaman : aneka;
 zat organik : kadar lemah;
 kejenuhan : sedang hingga tinggi;
 permeabilitas : rendah;
 kepekaan erosi : tinggi, tetapi karena daerahnya datar tidak sampai
lanjut tingkatnya;
 Pemakaian : padi sawah, palawija dan perikanan.
2. Grumosol
a. Bahan induk : merjel, liat, tuf vulkan;
b. Sifat dan Corak :
 warna: kelabu hingga hitam
 tekstur : liat makin ke bawah makin meningkat
 keasaman : sedikit asam hingga alkalin
 zat organik : kadar rendah
 kejenuhan : basa tinggi
 permeabilitas : rendah
 kepekaan erosi : besar
 pemakaian : padi sawah, jagung, kedele, tebu, kapas dan hutan jati
Jenis tanah Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan terdapat di
Kelurahan Mentikan, Kauman, Pulorejo, dan seluruh wilayah di Kecamatan Magersari
seluas 617,75 Ha. Sedangkan jenis tanah Grumosol cukup mendominasi jenis tanah
di Kota Mojokerto, luas wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah 1.028,55
Ha terdapat di Kelurahan Meri, Gunung Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan,
Santanan dan seluruh wilayah di Kecamatan Prajurit Kulon.
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 2
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Kota Mojokerto memiliki temperature udara maksimum 36,3 0C yang terjadi
pada bulan Nopember, dan minimum sebesar 19,7 0C yang terjadi pada bulan Juni.
Sedangkan kelembaban udara pada bulan Mei mengalami tahap paling rendah
sebesar 95%, sedangkan bulan-bulan lainnya berkisar antara 97-100%. Pada tahun
2010 kecepatan angin berkisar antara 3-6 knot.
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Wilayah Kota Mojokerto secara keseluruhan masuk dalan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Brantas yang merupakan wilayah sungai strategis nasional. Sedangkan
Wilayah Sungai Brantas terdiri dari 4 (empat) DAS yaitu DAS Brantas, DAS Tengah,
DAS Ringin Bandulan dan DAS Kondang Merak, dan memiliki 9 Sub DAS yaitu Sub
DAS Brantas Hulu, Sub DAS Brantas Tengah, Sub DAS Ngorowo/Ngasinan, Sub DAS
Konto, Sub DAS Widas, Sub DAS Brantas Hilir, Sub DAS Tengah, Sub DAS Ringin
Bandulan dan Sub DAS Kondang Merak.
Berdasarkan Sub DAS, Kota Mojokerto masuk dalam Sub DAS Brantas Hilir
meliputi wilayah sebagian Kelurahan Gunung Gedangan, sebagaian Kelurahan Meri,
sebagian Kelurahan Miji, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Jagalan, Kelurahan
Sentanan, Kelurahan Purwotwngah, sebagaian Kelurahan Mentikan, Kelurahan
Kauman, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Magersari, Kelurahan Wates dan
Kelurahan Kedudung.
Tabel 2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Mojokerto
NO
NAMA SUNGAI
PANJANG SUNGAI
(M)
LUAS (M2)
KARAKTER
1.
Sungai Brantas
11.088,661
733.247,014
Bertanggul
2.
Sungai Brangkal
7.616,542
103.337,774
Bertanggul
3.
Sungai Sadar
7.860,713
70.842,839
Bertanggul
4.
Sungai Cemporat
1.874,852
8.533,763
Bertanggul
5.
Sungai Ngrayung
3.818,769
17.779,728
Bertanggul
6.
Watu Dakon
4.211,452
31.708,677
Bertanggul
7.
Ngotok/Pulo
4.902,914
119.103,526
Bertanggul
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 3
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Mojokerto
Peta 2.1.
DAERAH ALIRAN SUNGAI
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 4
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Peta 2.2. Peta Administrasi Kota Mojokerto (Orientasi Terhadap Provinsi Jawa Timur)
Peta 2.2.
ADMINISTRASI KOTA MOJOKERTO
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 5
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Peta 2.3. Wilayah Administrasi Kota Mojokerto
Peta 2.3
WILAYAH ADMINISTRASI
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 6
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.2. Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Desa
Luas Wilayah
No.
Nama Kecamatan
Jumlah
Administrasi
Desa
(Ha)
(%) thd
total
Terbangun
(Ha)
(%) thd
total
010
Prajurit Kulon
8
776
47.20
378.42
44.78
020
Magersari
10
868
52.80
466.71
55.22
1644
100.00
845.13
100.00
Total
Sumber : Kota Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012
2.2.
Demografi
1. Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan
luas wilayah. Kepadatan penduduk tersebut disebut sebagai kepadatan penduduk
kotor. Berdasarkan data yang ada kepadatan penduduk kotor di Kota Mojokerto
mencapai 108 jiwa/ha, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 7
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk 5 Tahun Terakhir Kota Mojokerto
No.
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
010
Prajurit Kulon
50,949
53,819
53,431
54,730
59,836
12,867
15,028
15,153
17,400
18,479
5,31
5.33
(0.73)
2.37
8.53
65.66
69.35
68.85
70.53
23.81
020
Magersari
67,356
69,241
67,497
75,162
73,634
16,711
19,701
19,140
20,494
21,182
0,12
2.72
(2.58)
10.20
(2.08)
77.60
79.77
77.76
86.59
84.83
Total
118,305
123,060
120,928
129,892
133,470
29,578
34,729
34,293
37,894
39,661
5,43
8.06
(3.31)
12.57
6.46
143.26
149.13
146.62
157.12
108.64
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 8
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk untuk tahun berikutnya,
digunakan angka kecendurungan (tren) dari rata-rata laju pertumbuhan jumlah
penduduk tahun 2006 - 2010 rumus :
(N+1) = N x (100+r) / 100
Dimana :
N+1
: Jumlah Penduduk proyeksi 1 tahun berikutnya
N
: jumlah penduduk tahun 2012
r
: rata-rata prosentase pertambahan penduduk tahun 2009-2012
Proyeksi penduduk tiap Kecamatan di Kota Mojokerto tahun 2013-2017
disajikan dalam tabel di bawah ini.
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 9
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
No.
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama
Kecamatan
2013
2014
2015
2016
2017
2013
2014
2015
2016
2017
2013
2014
2015
2016
2017
2013
2014
2015
2016
2017
010
Prajurit Kulon
59,836
62,158
64,569
67,075
69,677
20,048
21,750
23,597
25,600
27,773
3,74
3.74
3.74
3.74
3.74
77
80
83
86
18,655
020
Magersari
75,158
76,714
78,302
79,923
81,577
22,353
23,590
24,894
26,271
27,723
2,03
2.03
2.03
2.03
2.03
86.59
88.38
88.38
92.08
93.98
JUMLAH
134,994
138,872
142,871
146,997
151,254
42,401
45,339
48,491
51,870
55,497
6
6
6
6
6
164
168
172
179
18,749
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 10
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
2.3.
Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1 Komponen Penerimaan Daerah
Penerimaan
pendapatan
adalah
penerimaan
yang
merupakan
hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Pendapatan
Daerah bersumber dari :
a) Pendapatan Asli Daerah
b) Dana Perimbangan
c) Lain-lain Pendapatan.
2.3.2 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang
diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah bertujuan memberikan
kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi
daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagai perwujudan desentralisasi.
1) PAD bersumber dari:
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah.
2) Lain-lain PAD yang sah meliputi:
a. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah.
Dalam struktur APBD, jenis pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU
No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dirinci menjadi :
1) Pajak Propinsi terdiri atas:
a.
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 11
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
b.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Kendaraan di Atas Air
c.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d.
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
2) Jenis pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:
a.
Pajak Hotel
b.
Pajak Restoran
c.
Pajak Hiburan
d.
Pajak Reklame
e.
Pajak Penerangan Jalan
f.
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
g.
Pajak Parkir.
3) Retribusi dirinci menjadi:
a. Retribusi Jasa Umum
b. Retribusi Jasa Usaha
c. Retribusi Perijinan Tertentu
2.3.3 Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan mengurangi kesenjangan
fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dan antar Pemerintah Daerah.
Dana Perimbangan terdiri atas:
a) Dana Bagi Hasil
b) Dana Alokasi Umum
c) Dana Alokasi Khusus
Prinsip Kebijakan Perimbangan Keuangan
Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah
suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan,
dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 12
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran
pendanaan penyelenggaraan Dekon-sentrasi dan Tugas Pembantuan.
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemberian sumber keuangan negara
kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan
atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan
memper-hatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal. Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh
dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan
Tugas Pembantuan.
Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu Daerah dalam
mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber
pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi
kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Ketiga komponen Dana
Perimbangan imerupakan sistem transfer dana dari Pemerintah serta merupakan
satu kesatuan yang utuh.
a) Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
1) Bagi Hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas:
a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.
2) Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari:
a. Kehutanan
b. Pertambangan umum
c. Perikanan
d. Pertambangan minyak bumi
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 13
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
e. Pertambangan gas bumi
f. Pertambangan panas bumi.
b) Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan
antar-daerah
pelaksanaan
untuk
desentralisasi.
mendanai
Jumlah
kebutuhan
keseluruhan
DAU
Daerah
dalam
ditetapkan
rangka
sekurang-
kurangnya 26 (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang
ditetapkan dalam APBN. DAU untuk suatu Daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal
dan alokasi dasar.
 Celah Fiskal
Celah fiskal
adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal
Daerah. Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan Daerah untuk
melaksanakan fungsi layanan dasar umum. Layanan dasar publik antara lain adalah
penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan, penyediaan infrastruktur, dan
pengentasan masyarakat dari kemiskinan.
Jumlah penduduk merupakan variabel
yang mencerminkan kebutuhan akan penyediaan layanan publik di setiap Daerah.
Setiap kebutuhan pendanaan diukur secara berturut-turut dengan:
1. Jumlah penduduk
2. Luas wilayah
3. Indeks Kemahalan Konstruksi
4. Produk Domestik Regional Bruto per kapita
5. Indeks Pembangunan Manusia.
Luas wilayah merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas
penyediaan sarana dan prasarana per satuan wilayah. Indeks Kemahalan Konstruksi
merupakan cerminan tingkat kesulitan geografis yang dinilai berdasarkan tingkat
kemahalan harga prasarana fisik secara relatif antar-Daerah. Produk Domestik
Regional Bruto merupakan cerminan potensi dan aktivitas perekonomian suatu
Daerah yang dihitung berdasarkan total seluruh output produksi kotor dalam suatu
wilayah. Indeks Pembangunan Manusia merupakan variabel yang mencerminkan
tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk atas layanan dasar di bidang pendidikan
dan kesehatan
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 14
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Kapasitas fiskal Daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal
dari PAD dan Dana Bagi Hasil. Proporsi DAU antara daerah provinsi dan
kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara provinsi dan
kabupaten/kota. Celah fiskal dihitung berdasarkan selisih antara kebutuhan fiskal
Daerah dan kapasitas fiskal Daerah.
DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah provinsi dihitung berdasarkan
perkalian bobot daerah provinsi yang bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh
daerah provinsi. Bobot daerah provinsi merupakan perbandingan antara celah fiskal
daerah provinsi yang bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah provinsi.
DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah kabupaten/kota dihitung
berdasarkan perkalian bobot daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dengan
jumlah DAU seluruh daerah kabupaten/ kota. Bobot daerah kabupaten/kota
merupakan
perbandingan
antara
celah
fiskal
daerah
kabupaten/kota
yang
bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah kabupaten/kota.
Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan nol menerima DAU
sebesar alokasi dasar. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif
tersebut lebih kecil dari alokasi dasar menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah
dikurangi nilai celah Fiskal. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai
negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak menerima DAU. Data
untuk menghitung kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal diperoleh dari lembaga
statistik pemerintah dan/atau lembaga pemerintah yang berwenang menerbitkan
data yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Alokasi Dasar
Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah gaji pokok ditambah tunjangan
keluarga dan tunjangan jabatan sesuai dengan peraturan penggajian Pegawai
Negeri Sipil. Pemerintah merumuskan formula dan penghitungan DAU dengan
memperhatikan pertimbangan dewan yang bertugas memberikan saran dan
pertimbangan terhadap kebijakan otonomi daerah. Hasil penghitungan DAU per
provinsi, kabupaten, dan kota ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Penyaluran
DAU dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 1/12 (satu perdua belas) dari
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 15
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
DAU Daerah yang bersangkutan. Penyaluran DAU dilaksanakan sebelum bulan
bersangkutan.
Alokasi DAU secara proporsional menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya DAU
masing-masing
Bobot daerah bersangkutan
=
Jumlah
x
Jumlah bobot seluruh daerah
DAU untuk
daerah
daerah
c) Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan
sesuai dengan prioritas nasional. Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN.
DAK dialokasikan kepada Daerah tertentu yang memenuhi kriteria untuk mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah. Kegiatan khusus sesuai dengan
fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Fungsi dalam rincian Belanja Negara
antara lain terdiri atas
layanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan,
ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata,
budaya, agama, pendidikan dan perlindungan sosial.
Pemerintah menetapkan kriteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria
khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan
kemampuan Keuangan Daerah dalam APBD. Kriteria umum dihitung untuk melihat
kemampuan
APBD
untuk
membiayai
kebutuhan-kebutuhan
dalam
rangka
pembangunan Daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD dikurangi
dengan belanja pegawai.
Kemampuan daerah (APBD) dihitung sebagai berikut.
Kemampuan
Keuangan Daerah
=
Penerimaan
Umum APBD
_
Belanja
pegawai
Penerimaan Umum APBD = PAD + DAU + ( DBH – DBHR)
DBH
= Dana Bagi Hasil
DBHR
= Dana bagi Hasil yang dibagikan merata untuk daerah
Belanja Pegawai
= Belanja Pegawai Pegawai Negeri Sipil Daerah
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 16
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang mengatur tentang kekhususan suatu Daerah dan karakteristik
Daerah. Karakteristik Daerah antara lain adalah daerah pesisir dan kepulauan,
daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah yang
termasuk rawan banjir dan longsor, serta daerah yang termasuk daerah ketahanan
pangan.
Kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian Negara/departemen teknis.
peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Kriteria teknis antara lain
meliputi standar kualitas/kuantitas konstruksi, serta perkiraan manfaat lokal dan
nasional yang menjadi indikator dalam perhitungan teknis.
 Dana Pendamping
Daerah penerima DAK wajib menyediakan Dana Pendamping sekurangkurangnya 10 (sepuluh persen) dari alokasi DAK. Dana Pendamping dianggarkan
dalam APBD. Namun Daerah dengan kemampuan fiskal tertentu tidak diwajibkan
menyediakan Dana Pendamping
2.3.4 Lain-lain Pendapatan
Lain-lain Pendapatan bertujuan memberi peluang kepada Daerah untuk
memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, Dana perimbangan dan
Pinjaman
daerah.Lain-lain
Pendapatan
terdiri
atas
pendapatan
hibah
dan
pendapatan Dana Darurat. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari
pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional,
Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk
devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan
yang tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat. Hibah kepada
Daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui Pemerintah. Hibah
dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara Pemerintah Daerah dan pemberi
hibah. Hibah digunakan sesuai dengan naskah perjanjian. Tata cara pemberian,
penerimaan, dan penggunaan hibah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pemerintah mengalokasikan Dana Darurat
yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 17
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh Daerah
dengan menggunakan sumber APBD.
Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada
Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau krisis
solvabilitas. Keadaan yang dapat digolongkan sebagai bencana nasional dan/atau
peristiwa luar biasa ditetapkan oleh Presiden Pemerintah dapat mengalokasikan
Dana Darurat pada Daerah yang dinyatakan mengalami krisis solvabilitas. Krisis
solvabilitas adalah krisis keuangan berkepan-jangan yang dialami Daerah selama 2
(dua) tahun anggaran dan tidak dapat diatasi melalui APBD.
Daerah dinyatakan mengalami krisis solvabilitas berdasarkan evaluasi
Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Krisis solvabilitas
ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
a) Pinjaman Daerah
Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah
menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain
sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. Pinjaman
Daerah bertujuan memperoleh sumber pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan
urusan Pemerintahan Daerah.
b) Batas Pinjaman
Pemerintah menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dengan memperhatikan keadaan dan prakiraan perkembangan
perekonomian nasional. Batas maksimal kumulatif pinjaman tidak melebihi 60 (enam
puluh persen) dari Produk Domestik Bruto tahun bersangkutan. Menteri Keuangan
menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah Daerah secara
keseluruhan selambat-lambatnya bulan Agustus untuk tahun anggaran Berikutnya.
Pengendalian batas maksimal kumulatif Pinjaman Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung
kepada pihak luar negeri. Pelanggaran terhadap ketentuan, dikenakan sanksi
administratif berupa penundaan dan/atau pemotongan atas penyaluran Dana
Perimbangan oleh Menteri Keuangan.
c) Sumber Pinjaman
Pinjaman Daerah bersumber dari:
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 18
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013

Pemerintah

Pemerintah Daerah lain

Lembaga keuangan bank

Lembaga keuangan bukan bank

Masyarakat.
Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah diberikan melalui Menteri
Keuangan. Pinjaman Daerah yang bersumber dari masyarakat berupa Obligasi
Daerah diterbitkan melalui pasar modal.
d) Jenis dan Jangka Waktu Pinjaman
Jenis Pinjaman terdiri atas,

Pinjaman Jangka Pendek

Pinjaman Jangka Menengah

Pinjaman Jangka Panjang
Pinjaman Jangka Pendek merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu
kurang atau sama dengan satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali
pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain seluruhnya harus
dilunasi dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Pinjaman jangka pendek tidak
termasuk kredit jangka pendek yang lazim terjadi dalam jasa tidak dilakukan pada
saat barang dan atau jasa dimaksud diterima.
Pinjaman Jangka Menengah merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman
yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi dalam kurun
waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan Kepala Daerah yang bersangkutan.
Pinjaman Jangka Panjang merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang
meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi pada tahun-tahun
anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman yang
bersangkutan.
e) Penggunaan Pinjaman
Pinjaman Jangka Pendek dipergunakan hanya untuk menutup kekurangan
arus kas. Pinjaman Jangka Menengah dipergunakan untuk membiayai penyediaan
layanan umum yang tidak menghasilkan penerimaan. Pinjaman Jangka Panjang
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 19
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
dipergunakan untuk membiayai proyek investasi yang menghasilkan penerimaan.
Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka Panjang wajib mendapatkan persetujuan
DPRD.
f) Persyaratan Pinjaman
Dalam melakukan pinjaman, Daerah wajib memenuhi persyaratan:
 Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan
ditarik tidak melebihi 75 (tujuh puluh lima persen) dari jumlah
penerimaan umum APBD tahun sebelumnya.
 Rasio kemampuan keuangan Daerah untuk mengembalikan pinjaman
ditetapkan oleh Pemerintah.
 Daerah tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang
berasal dari Pemerintah. Daerah tidak dapat memberikan jaminan atas
pinjaman pihak lain. Pendapatan Daerah dan/atau barang milik Daerah
tidak boleh dijadikan jaminan Pinjaman Daerah. Proyek yang dibiayai
dari Obligasi Daerah beserta barang milik Daerah yang melekat dalam
proyek tersebut dapat dijadikan jaminan Obligasi Daerah.
2.3.5 Komponen Pengeluaran Belanja
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:
a)
Belanja Operasi
b) Belanja Modal
c)
Tranfer ke Desa/kelurahan
d) Belanja tak Terduga.
Sub-komponen Pengeluaran Belanja Daerah meliputi:
1) Belanja Operasi

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Bunga

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 20
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
2) Belanja Modal

Belanja Tanah

Belanja Peralatan dan mesin

Belanja Gedung dan bangunan

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Aset Tetatp Lainnya

Belanja Aset Lainnya
3) Transfer ke Desa/Kelurahan

Bagi hasil Pajak

Bagi Hasil Retribusi

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
4) Belanja tak Terduga
Perencanaan belanja daerah mengikuti pedoman sebagai berikut :
1) Belanja daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kewajiban daerah
dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan
dalam bentuk peningkatan:

Pelayanan dasar berupa pendidikan dan kesehatan

Fasilitas sosial

Fasilitas umum
2) Belanja daerah disusun berdasarkan

Standar pelayanan minimal

Standar analisis belanja

Standar harga

Tolok ukur kinerja
3) Belanja DPRD meliputi :

Penghasilan pimpinan dan anggota DPRD

Tunjangan kesehatan

Uang jasa pengabdian

Belanja pebubjang kegiatan DPRD
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 21
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
4) Belanja Kepala daerah dan wakil Kepala daerah
Anggaran Belanja Kepala daerah dan wakil Kepala daerah harus
mencerminkan
efisiensi,
efektifitas
dengan
memperhatikan
aspek
keadailan dan kepatutan.
2.3.6 Komponen Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain
dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya,
dan pencairan dana cadangan.
Komponen Pembiayaan daerah adalah sebagai berikut.
1) Penerimaan Pembiayaan
 Penggunaan SILPA
 Pencairan dana Cadangan
 Pinjaman dalam Negeri-Pemerintah Pusat
 Pinjaman dalam Negeri – Pemda lain
 Pinjaman dalam Negeri – bank
 Pinjaman dalam Negeri – Non bank
 Pinjaman dalam Negeri – Obligasi
 Pinjaman dalam Negeri – Lainnya
 Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara
 Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah
 Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda Lainnya
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 22
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
2) Pengeluaran pembiayaan
 Pembentukan dana cadangan
 Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Pem Pusat
 Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda Lainnya
 Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Bank
 Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Non Bnak
 Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Obligasi
 Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya
 Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara
 Pemberian Pinjaman kpd Pers. Daerah
 Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 23
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013
Tahun
No
Realisasi Anggaran
Rata-Rata
pertumbuhan
2009
2010
2011
2012
2013
331,732,353,300
387,808,605,750
400,921,234,400
505,013,905,650
527,903,132,750
12.70
(%)
A
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
a.1
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
21,080,818,400
33,058,282,350
34,632,664,350
51,266,697,350
60,806,126,250
32.05
a.1.1
Pajak daerah
5,666,038,000
6,906,700,000
10,245,000,000
13,360,000,000
16,788,057,900
-
a.1.2
Retribusi daerah
9,863,336,400
19,114,724,350
17,167,978,350
25,967,073,350
6,913,205,750
-
a.1.3
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan
900,000,000
1,650,000,000
1,800,000,000
2,426,474,700
5,000,000,000
-
a.1.4
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
4,651,444,000
5,386,858,000
5,419,686,000
9,513,149,300
32,104,862,600
-
a.2
Dana Perimbangan (Transfer)
287,830,766,250
296,744,684,700
318,429,867,800
370,092,779,600
407,905,538,500
a.2.1
Dana bagi hasil
22,992,506,250
36,732,721,700
32,383,319,800
45,526,008,600
32,173,591,500
-
a.2.2
Dana alokasi umum
238,050,260,000
244,969,563,000
265,654,548,000
309,102,871,000
354,452,407,000
-
a.2.3
Dana alokasi khusus
26,788,000,000
15,042,400,000
20,392,000,000
15,463,900,000
21,279,540,000
-
a.3
Lain-lain Pendapatan yang Sah
22,820,768,650
58,005,638,700
47,858,702,250
83,654,428,700
59,191,468,000
a.3.1
Hibah
6,247,631,400
29,289,113,800
15,054,238,800
2,000,000,000
-
-
a.3.2
Dana darurat
-
-
-
-
-
-
a.3.3
Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota
16,545,964,900
25,018,014,300
29,734,282,850
30,870,424,200
30,870,423,000
-
a.3.4
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
27,922,735,000
27,922,735,000
-
22,861,269,500
398,310,000
-
a.3.5
Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah
lainnya
Bab II Gambaran Umum Wilayah
27,172,350
3,698,510,600
3,070,180,600
9.21
45.56
II - 24
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tahun
No
Realisasi Anggaran
Rata-Rata
pertumbuhan
2009
2010
2011
2012
2013
419,278,350,300
419,194,665,467
415,883,016,900
540,631,955,813
562,063,747,750
8.29
(%)
B
Belanja (b1 + b.2)
b.1
Belanja Tidak Langsung
160,734,893,100
185,898,977,167
178,503,429,150
222,237,806,863
245,748,970,300
11.69
b.1.1
Belanja pegawai
132,277,196,600
151,025,778,600
141,486,137,900
186,306,488,250
215,137,648,350
-
b.1.2
Bunga
-
-
-
-
-
-
b.1.3
Subsidi
150,000,000
150,000,000
150,000,000
-
-
b.1.4
Hibah
14,469,696,500
12,531,660,000
12,731,540,000
29,920,055,700
24,627,872,000
-
b.1.5
Bantuan sosial
3,988,000,000
19,478,776,000
23,186,690,000
912,000,000
1,796,500,000
-
b.1.6
Belanja bagi hasil
-
-
-
-
-
-
b.1.7
Bantuan keuangan
-
500,000,000
-
487,949,950
487,949,950
-
b.1.8
Belanja tidak terduga
10,000,000,000
2,212,762,567
949,061,250
4,461,312,963
3,699,000,000
-
b.2
Belanja Langsung
258,543,457,200
233,295,688,300
237,379,587,750
318,394,148,950
316,314,777,450
b.2.1
Belanja pegawai
20,287,048,100
25,593,365,000
32,268,330,700
33,579,332,750
41,290,401,100
-
b.2.2
Belanja barang dan jasa
107,891,218,900
106,732,710,850
110,556,444,650
135,378,965,800
163,615,545,050
-
b.2.3
Belanja modal
130,365,190,200
100,969,612,450
94,554,812,400
149,435,850,400
111,408,831,300
-
C
Pembiayaan
87,545,997,000
31,386,059,717
14,961,782,500
35,618,050,163
43,205,615,000
10.72
Surplus/Defisit Anggaran
87,545,997,000
31,386,059,717
14,961,782,500
35,618,050,163
43,205,615,000
10.72
6.37
Sumber : DPA APBD Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 25
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Mojokerto Tahun 2009 - 2013
No
1
PU-CK+Pengairan (Drainase)
1.a
Investasi
1.b
operasional/pemeliharaan (OM)
2
KLH
2.a
Investasi
2.b
operasional/pemeliharaan (OM)
3
Tahun
SKPD
PU-CK (Air Limbah)
3.a
Investasi
3.b
operasional/pemeliharaan (OM)
4
Dinkes
4.a
Investasi
4.b
operasional/pemeliharaan (OM)
5
Bappeko
5.a
Investasi
Bab II Gambaran Umum Wilayah
2009
2010
2011
2012
2013
12.888.708.950
4.049.228.400
3.536.317.000
6.951.725.000
3.920.000.000
7.845.383.100
3.049.228.400
3.023.317.000
4.012.325.000
2.100.000.000
5.043.325.850
1.000.000.000
513.000.000
2.939.400.000
1.820.000.000
50.000.000
100.000.000
100.000.000
172.545.000
50.000.000
100.000.000
100.000.000
172.545.000
-
-
-
-
-
2.831.876.950
1.279.410.000
808.170.000
928.944.900
685.755.500
2.831.876.950
1.279.410.000
808.170.000
928.944.900
685.755.500
-
-
-
-
-
2.171.573.100
1.203.502.000
528.134.000
705.000.000
705.000.000
857.244.500
1.203.502.000
528.134.000
705.000.000
705.000.000
1.314.328.600
-
-
-
-
297.690.000
75.000.000
100.000.000
-
540.000.000
297.690.000
75.000.000
100.000.000
-
540.000.000
Rata-Rata
pertumbuhan (%)
-7,07
(25,72)
(16,80)
II - 26
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
5.b
6
operasional/pemeliharaan (OM)
Bapermas
6.a
Investasi
6.b
operasional/pemeliharaan (OM)
7
SKPD lainnya (DKP)
7.a
Investasi
7.b
operasional/pemeliharaan (OM)
8
Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)
9
Pendanaan investasi sanitasi Total
(1a+2a+3a+…na)
10
Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)
11
Belanja Langsung
12
13
14
Proporsi Belanja Sanitasi –
Belanja Langsung(8/11)
Proporsi Investasi Sanitasi – Total
Belanja Sanitasi (9/8)
Proporsi OM Sanitasi – Total
Belanja Sanitasi (10/8)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.314.328.600
1.259.326.450
1.046.370.950
1.018.585.100
1.665.000.000
-
-
-
-
-
1.314.328.600
1.259.326.450
1.046.370.950
1.018.585.100
1.665.000.000
19.554.177.600
7.966.466.850
6.118.991.950
9.604.255.000
7.688.300.500
(4,00)
9.050.317.600
4.427.730.400
3.751.451.000
4.717.325.000
3.517.545.000
11,82
7.671.983.050
2.259.326.450
1.559.370.950
3.957.985.100
3.485.000.000
(2,05)
237.379.587.750
318.394.148.950
316.314.777.450
6,37
258.543.457.200
233.295.688.300
9,93
0,08
0,03
0,03
0,03
0,02
(9,36)
0,46
0,56
0,61
0,49
0,46
22,10
0,39
0,28
0,25
0,41
0,45
(2,09)
Sumber : DPA APBD Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 27
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.7. Belanja Sanitasi Perkapita Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013
Tahun
No
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi Kabupaten
2
Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Rata-rata
2009
2010
2011
2012
2013
19.554.177.600
7.966.466.850
6.118.991.950
9.604.255.000
7.688.300.500
(4,00)
123.060
120.928
129.892
133.470
134.994
2,39
158.900
65.878
47.108
71.958
56.953
(6,38)
Sumber : DPA APBD Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 28
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.8. Perekonomian Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013
No
Tahun
Deskripsi
1
PDRB harga konstan (struktur
perekonomian) (Rp.)
2
Pendapatan Perkapita
Kabupaten (Rp.)
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
2009
2010
2011
2012
2013
1.157.930
1.228.437
1.309.817
1.403.457
Belum
ditetapkan
158.900
65.878
47.108
71.958
56.953
13,72
5,36
3,60
5,13
3,85
Sumber : DPA APBD Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
2.4.
Tata Ruang Wilayah
Lingkup kegiatan yakni output yang akan dihasilkan dari Penyusunan
Rencana Tata Ruang di Wilayah Kota Mojokerto, yang sesuai dengan Undangundang No. 26 Tahun 2007, meliputi :
1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Mojokerto
a. Rencana sistem pusat pelayanan kegiatan kota yang berhirarki
b. Rencana sistem jaringan prasarana wilayah kota
 Prasarana utama
- Sistem jaringan transportasi
- Sistem jaringan perkeretaapian
 Prasarana lainnya
- Sistem jaringan energi/kelistrikan
- Sistem jaringan telekomunikasi
- Sistem jaringan sumber daya air
- Infrastruktur perkotaan, meliputi :
 Kawasan pariwisata (wisata buatan)
 Kawasan ruang terbuka non hijau
 Kawasan ruang evakuasi bencana
 Kawasan pertanian
 Kawasan ruang bagi kegiatan sektor informal
 Kawasan
peruntukan
lainnya
(kesehatan,
pendidikan,
peribadatan, olah raga dan rekreasi, fasilitas seni dan budaya,
pertahanan dan keamanan)
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 29
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
2.
Rencana Kawasan Strategis Kota :
Rencana kawasan strategis kota berdasarkan aspek ekonomi, antara lain
meliputi Kawasan perdagangan dan jasa.
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 30
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Peta 2.4. Rencana Pusat Layanan Kota Mojokerto
Peta 2.4
RENCANA PUSAT LAYANAN KOTA MOJOKERTO
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 31
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
3. Rencana Pola Ruang Kota Mojokerto
a. Kawasan Lindung
 Kawasan perlindungan setempat (meliputi : kawasan sempadan
sungai)
 Kawasan RTH Kota
- RTH skala kota
- RTH skala subpusat pelayanan dan lingkungan
- RTH permukiman dan fasilitas umum
 Kawasan cagar budaya
 Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir
b. Kawasan budi daya
 Kawasan perumahan (kepadatan tinggi, sedang, rendah)
 Kawasan perdagangan dan jasa (pasar tradisional, pusat perbelanjaan,
toko modern)
 Kawasan perkantoran (pemerintah dan swasta)
 Kawasan industri (industri kecil dan sedang)
 Kawasan pariwisata (wisata buatan)
 Kawasan ruang terbuka non hijau
 Kawasan ruang evakuasi bencana
 Kawasan pertanian
 Kawasan ruang bagi kegiatan sektor informal
 Kawasan peruntukan lainnya (kesehatan, pendidikan, , peribadatan,
olah raga dan rekreasi, fasilitas seni dan budaya, pertahanan dan
keamanan)
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 32
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Peta 2.5. Rencana Pola Ruang Kota Mojokerto
Peta 2.5
RENCANA POLA RUANG
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 33
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
2.5.
SOSIAL DAN BUDAYA
Fasilitas pendidikan di Kota Mojokerto diantaranya adalah TK, SD, SMP,
SMU/SMK yang tersebar diseluruh kelurahan di Kota Mojokerto. Jumlah Taman
Kanak-Kanak di Kota Mojokerto secara keseluruhan sebanyak 51 unit Sekolah
Dasar, secara keseluruhan memiliki jumlah sebanyak 59 unit yang tersebar di
Kecamatan Prajuritkulon 23 unit dan Magersari 36 unit, Fasilitas pendidikan
setingkat SLTP memiliki jumlah sebanyak 19 unit yang tersebar di Kecamatan
Prajuritkulon 7 unit dan Magersari 12 unit. Jumlah SMU di Kota Mojokerto
sebanyak 12 unit , sedangkan SMK sebanyak 9 unit Lebih jelasnya data jumlah
sekolah, murid dan guru di Kota Mojokerto terlihat pada Tabel 2.9
Tabel 2.9. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Mojokerto
Jumlah Sarana Pendidikan
No.
Nama Kecamatan
Umum
dan Kelurahan
Agama
SD
SLTP
SMA
SMK
MI
MTs
MA
010
Prajurit Kulon
23
7
6
3
4
0
1
020
Magersari
36
12
6
6
3
0
1
JUMLAH
59
19
12
9
7
0
2
Sumber : Kota Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012
Fasilitas kesehatan di Kota Mojokerto meliputi Rumah Sakit Umum
sebanyak 7 unit masing-masing terdapat di Kelurahan Kranggan, Balongsari,
Jagalan, dan Wates, Puskesmas sebanyak 5 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak
14 unit, Puskesmas Keliling 5 unit,
Posyandu 160 unit dan Rumah Bersalin
sebanyak 3 unit.
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 34
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan
No.
Jumlah keluarga
Nama Kecamatan
miskin (KK)
010
Prajurit Kulon
18,479
020
Magersari
21,182
JUMLAH
39,661
Sumber : Kota Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012
Tabel 2.11. Jumlah rumah per kecamatan
No.
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
010
Prajurit Kulon
15,665
020
Magersari
16,902
JUMLAH
32,567
Sumber : Kota Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012
2.6.
KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Mojokerto mempunyai
landasan/Dasar Hukum pada Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 1 Tahun
2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto.
1. Tugas dan Fungsi
Berdasar Perda tersebut maka Sekretaris Daerah mempunyai tugas
membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi
Pamong Praja, Lembaga Lain, Kecamatan dan Kelurahan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Sekretaris Daerah
mempunyai fungsi :

Penyusunan kebijakan pemerintah daerah
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 35
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013

Pengkoordinasian pelaksaan tugas Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga Lain,
Kecamatan dan Kelurahan

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan Daerah

Pembinaan administrasi dan aparatur Pemerintahan Daerah

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Mojokerto
a. Asisten Pemerintahan, terdiri dari :
1) Bagian Adm Pemerintahan Umum
2) Bagian Adm Kesra
3) Bagian Adm Perekonomian
4) Bagian Pembangunan
b. Asisten Umum, terdiri dari :
1) Bagian Hukum dan Perundang-undangan
2) Bagian Organisasi dan Tata laksana
3) Bagian Humas dan Protokol
4) Bagian Umum
Secara detail termuat di Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota
Mojokerto
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 36
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
Walikota
DPRD
Wakil Walikota
1.
2.
Sekretariat Daerah
Staf Ahli
3.
Assisten Pemerintahan, Perekonomian
dan Pembangunan
1.
2.
3.
4.
Kecamatan
2 Kecamatan
Assisten Administrasi Pemerintahan
Umum
Bagian Adm Pemerintahan Umum
Bagian Adm Kesra
Bagian Adm Perekonomian
Bagian Pembangunan
Inspektorat
Kalurahan
18 Kelurahan
1.
2.
3.
4.
Badan
1. BAPPEKO
2. BKD
3. BPM
4. BAKESBANGLI
MASPOL
5. BALITBANG
Bagian Tata Usaha
Bagian Risalah dan
Persidangan.l
Kelompok Jabatan Fungsional
Dinas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Dinas Kesehatan
Disperindagkop
Dispenduk
DPPKA
DPU
Dinsos
DKP
Din P&K
Disapkominfo
Din Pertanian
Disnaker
Kantor
Bagian Hukum dan Perundangundangan
Bagian Organisasi dan Tata
Laksana
Bagian Humas dan Protokol
Bagian Umum
RSUD WAHIDIN
SUDIRO HUSODO
1. KLH
2. Kantor
Perpustakaan &
Arsip
3. Kantor Satpol PP
4. KBPP
5. KPPT
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Mojokerto
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 37
Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
Tahun 2013
WALIKOTA
BADAN
BAPPEDA
PEMBERDAYAAN
DINAS PEKERJAAN
UMUM
MASYARAKAT DESA

Bidang perencanaan Fisik dan


Prasarana

Bidang Cipta
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN,
DINAS KESEHATAN
PERLINDUNGAN ANAK, DAN
KELUARGA BERENCANA

Bidang P2PL

Karya
Bidang Pemerintahan,
kependudukan, Tenaga Kerja dan
Pemberdayaan Masyarakat
DINAS
DINAS PENDIDIKAN
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PEMUDA DAN
OLAHRAGA

Bidang Pelestarian Sumber Daya
Alam
PERHUBUNGAN,
DINAS KEBERSIHAN DAN
PDAM
KOMUNIKASI DAN
PERTAMANAN
INFORMATIKA


Bidang Teknik

Bidang Kebersihan
PDAM
Gambar 2.2. Bagan Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan Pengelolaan Sanitasi di Kota Mojokerto
Bab II Gambaran Umum Wilayah
II - 38
Download