PENGARUH STATUS GlZl IBU SELAMA KEHAMILAN DAN

advertisement
PGM 2003.26(2): 10-19
Pengamh status gizi ibu selama kehamilan dan menyusui
Anies Irawati; dkk
PENGARUH STATUS GlZl IBU SELAMA KEHAMILAN DAN MENYUSUI TERHADAP
KEBERHASILAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU
Anies Irawati: Agus Triwinarto; SaIbnar dan lrlina RaswaM
ABSTRACT
EFFECT OF MATERNAL NUTRITION STATUS DURING PREGNANCY AND LACTATION
TO SUCCESSFULLY BREASTFEEDING
Background: Infant should be only got breast milk in first six-months, but most of mothers do not successfully
breastfed their infant because infant ccmsumed low enetgy from breast milk. Matemal nutrition status during
preananw and lactation mav contribute to successful breastfeedina. Durino lactation. there is mobilization of fat to
broiuce breast milk. ~ b j e d i v eThe
: objective of this study is to &aluateconblbuti& of maternal nutrillon status
before pregnancv, during
- .pregnancy
- . and lactation to successful breastfeedino. Methods: In the first fourmonth of
de f .nfani consumea energy from breast ml h 5 65% ot RDA categorized as no! s~ccessfulbreastfeealng ma !f
Infant cons~medenerav from breast mr* > 65% of RDA catearnzed as successf~lbreastfeeona Results The
result shows that mat&al nutrition status dunng
doesn't mntrlbute to successf~breastfeeding.
Maternal nutrition status dunna" lactalon sianifican~ccmhbutes to successful breastfeedina after controll~na
" other
factors (mother fanon nfant factors, tooa pattern and s w a l economics factors) D ~ n n glactanon tne r sn of thln
morners (IMT < 18 51 to ~nsuccessfdbreaslfeedlna 1s 2 26 lo 2 56 rlmes comoared ro normal mothers llMT r
18 5-25:0) (RR = 2 26 to RR = 2 56). ~ o n c l u s i o n ~ ~ dshould
h w consume m&e energy and protebn to achieve
sucwsful breastfeeding. [Penel Gizi Makan 2003, 26(2): 10-191.
-
Key Wads: successlullybreasfkeding
PENDAHULUAN
ejalan dengan progam 'Rimery Hedth Care:
yang mendapat dukungan dari WHO dan
diprunosikan oleh UNICEF (1984) yang
melipu6 'growth monitoring: 'oral rehihation:
'breastfeeding promdion' den 'immunizelion'
(GOBI), juga pada 'Intemational Breastfeeding
Week 1 - 4 August 1994' dan keputusan tentang
'47th World Assembly 9 May 1994' tentang 'Infant
and Young Child Nutntion', keduanya secara
khusus menggariskan kebijaksanaan tentang AS1
eksklusif (1). Pada tahun 2004, sesuai anjuran
WHO. Departemen Kesehatan telah menetapkan
program AS1 eksklusf selama enam bulan.
Kenyataannya, di beberapa negara berkembang,
sebagian besar ibu bdum memberikan AS1 secara
eksklusif sebab sebagian besar bayi sudah
mendapat makanan lain sebelum ia berumur empat
bulan.' Alasan pemberian makanan lain secara d~ni
antara lain karena AS1 tidak cukup, yang ditandai
dengan bayi menangis (2.3).
Selama menyusui, terjadi mobilisasi
lemak tubuh lbu untuk memroduksi AS1 dan
simpanan l m a k ibu dengan status gizi kurus lebih
rendah dan simpanan lemak tubuh pada ibu n m a l
S
Sebelum bulan April 2004 progam AS1 eksklusil
selama empat bulan
(4). Status gizi ibu selama menyusui mentpakan
efek dari status gid ibu sebdum hamil dan selana
hamil (peningkatan berat badan sdama hamil) (5).
Ini berarh kemungkinantidak semua ibu mempunyai
kemampuan yang sarna dalam menyusui. Status
gizi ibu sebelum hamil, selama hamil dan selama
menyusul kemungkinan berhubungan dengan
keberhasilan menyusui.
Pertambahan berat badan ibu selana
hamil tergantung pada status gizi ibu sebelum
hamil. Ibu yang memiliki status gizi baik selama
hamil, cadangan l m a k tubuhnya (fat deposfl
cukup untuk menyusui bayinya sampai 4 - 4
bulan*. Sebaliknya, ibu yang status gizinya kurang,
cadangan lemak lubuhnya kemungkinan bdak
cukup untuk menyusui bayinya s a m p a l 4 4 bulan.
Selama kehamilan, metabdisme tubuh ibu becubah
sehingga berat badan ibu berlambah. Keleblhan
energi tubuh disimpan dalam bentuk lemak di
bawah janngan subkutan tubuh dan kaki.
Selanjutnya, simpanan lemak dalam tubuh
d~gunakan untuk mmroduksi AS1 (6.7).
sebagaimana telah dibuktikan bahwa selma
menyusui tejadi penurunan berat badan ibu secara
bermakna (8).
PGM 2003,26(2): 10--19
Pengaruh stafus giziibu selema kehamilandan menyusui
Di Indonesia sekitar 9-21% WUS di
perdesaan memiliki status gizi kurus (IMT < 18,5)
(9) dan selama kehamilan mengalami peningkatan
berat badan ibu sekitar 9 kg (10,ll). Kondisi
tersebut diperparah dengan konsumsi energi dan
protein ibu selama hamil dan menyusui yang lebih
rendah dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
(AKG), yakni hanya mencapai 70--80% dari AKG
(12). Dengan demikian, ada kemungkinan status
gizi ibu selama hamil dan menyusui Edak
mendukung untuk dapat menyusui dengan baik
(berhasil).
Di samping faktw status gizi, faktor ibu
yang berpenga~hnegatif terhadap keberhasilan
menyusui adalah ibu berumur muda, berpendidikan
Cnggi, jumlah anak balita banyak, mengonsumsi pi1
kontrasepsi, konsumsi gizi rendah, status
kesehatan rendah, penundaan inisiasi AS1 dan
status sosial ekonomi tinggi. Faktor biokimia yang
berpengawh negatif pada kebehasilan menyusui
adalah ketersediaan hormon oksitoksin dan
prolaktin rendah, serta kadar karbohidrat, protein
dan lemak AS1 rendah. Faktor bayi yang
berpengawh negalif pada keberhasilan menyusui
adalah jenis kelamin (bayi perempuan mengisap
AS1 kurang kuat), status kesehatan rendah dan
inisiasi makanan lain lebih dini (2,3,6,13).
Untuk mendapatkan inforrnasi yang tepat
tentang p e n g a ~ hstatus gizi ibu selama kehamilan
dan menyusui terhadap keberhasilan pemberian
AS1 sampai bayi berumur 4 bulan, telah dilakukan
penelitian sejak ibu dinyatakan hamil sampai bayi
b e ~ m u r empat bulan. Hasil penelitian dapat
dipergunakan untuk menetapkan waktu pembeiian
PMT pada ibu (sebelum hamil, saat hamil dan atau
saat menyusui).
CARA
Penelitian dilakukan di enam desa di
Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor dengan
desain kohor prospektif t h a d a p sebanyak 234 ibubayi. Jumlah tersebut sudah memenuhi jumlah
sampel minimal, yaitu sebanyak 105 ibu-bayi per
kelompok. Jumlah sampel dihitung dengan
menggunakan lingkat kepercayaan 95% (2, = 5%)
dan kekuatan uji 80% (& = 80%) (14), dengan
indikator konsumsi energi dan protein dari AS1 yang
dikonsumsi bayi menurut Kusin dan Kardjali, 1994.
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara skrining
terhadap ibu hamil b a dengan
~
umur kehamilan 12
minggu sampai jumlah subjek yang dibutuhkan
terpenuhi.
h i e s Irawati; dkk
Penentuan kehamilan ditentukan dalam
dua tahap. Pertama, tes kehamilan dengan
menggunakan lateks yang dilakukan oleh laboran
dari Puslitbang Gizi dan Makanan. Kedua, diikuti
dengan pemetiksaan oleh bidan desa untuk
menentukan umur kehamilan. Kriteria inklusi untuk
pasangan ibu-bayi adalah kehamilan normal, ibu
tidak mendenta penyakit jantung, paw-paru dan
diabetes, kehamilan di atas 37 minggu, bayi
mendapat AS1 sampai umur empat bulan, bayi lidak
menderita penyakit jantung dan bayi lahir normal
(lidak BBLR dan Mak lahir prematur, tidak bibir
sumbing) diikutkan pada penelitian ini.
Pada penelitian ini, keberhasilan
menyusui diukur menuwt kcnsumsi energi dan AS1
yang dikonsumsi bayi sampai umur empat bulan.
KlasMkasi 'menyusui berhasil' adalah bila konsumsi
energi dari AS1 lebih dari 65% AKG (364 kkal),
sedangkan klasifikasi 'menyusui tidak berhasil'
adalah bila konsumsi energi dari AS1 kurang dari
50% AKG (364 kkal). Penetapan tenebut
didasarkan atas perhitungan kecukupan konsumsi
energi dan protein yang dianjurkan untuk bayi umur
kurang dad 6 bulan, yaitu sebanyak 560 kkal dan
12 gram protein (15). Kebutuhan minimal yang
dapat dipenuhi diasumslkan sekitar 65% dari jumlah
tersebut; berarti 364 kkal energi dan 7,8 gram
protein.
Data pcia pemberian makanan pada bayi
yang diukur adalah kuantitas ASI, rasio konsumsi
energi dan zat gizi makro dari AS1 temadap total
(AS1 dan MP-ASI), inisiasi AS1 dan inisiasi MP-ASI.
Kuanlitas AS1 yang dikonsumsi bayi diukur dengan
menggunakan metode 'meighing'. Frekuensi bayi
mengonsumsi AS1 diukur dengan cara menghitung
jumlah kali bayi disusui selama 24 jam (on
demand). Lama bayi disusui diukur dengan cara
menjumlahkan lama (menit) setiap kali bayi disusui
dalam 24 jam (on demand) dengan menggunakan
jam digital (16,17). Kualitas AS1 (energi dan zat gizi
makro) ditetapkan dengan cara sebagai berikut a)
protein dengan metode mikro kjiedahl; b) lemak
dengan metode mikro soxlet; dan c) karbohidrat
dengan metode by difference. Kandungan energi
dalam AS1 dihitung berdasarkan kandungan energi
dari karbohidrat, protein dan lemak ASI.
Data tinggi badan ibu diukur satu kali,
yaitu ketika ibu menyatakan bersedia tedibat pada
penelitian ini. Data berat badan, dan lingkar lengan
atas ibu diukur setiap bulan sejak awal kehamilan
sampai bayi berumur 4 (empat) bulan untuk
mengetahuhi pertambahan berat badan ibu
menurut trimester kehamilan. Berat badan ibu
PGM 2003,26(2): 10--19
Pengamh status gizi ibu selama kehamilan dan menyusui
ditimbang dengan menggunakan timbangan digital
SECCA dengan ketelilian 0,l kg. Berat badan ibu
sebelum hamii ditentukan dengan menggunakan
rumus esbmasi berat badan ibu sebelum ham I yang
d~kembangkanolen Achadl (10) (terlamplr) T~nggi
badan ibu ditentukan dengan menggunakan
' m i ~ t o i s e dengan
'
ketelilian 0.1 cm. Selanjutnya,
status gizi ibu (pra-hamil dan menyusui) ditetapkan
menurut lndeks Massa Tubuh (IMT), yaitu berat
badan (dalam kilogram) per Enggi badan (dalam
meter) kuadrat, dan dikategwikan sebagai berikut
(9): Ibu kurus bila IMT < 18,5 dan ibu normallgemuk
bila IMT 2 18.5. Status gizi ibu hamil ditentukan
menurut peningkatan berat badan selama
kehamilan yang dihitung atas dasar berat badan ibu
sebelum melahirkan dikurangi berat badan ibu prahamii (18). Ibu dengan status gizi pra-hamil kurus
tetap diikutkan dalam penelidan ini dan
diperlakukan sebagai variabel pengganggu.
Status kesehatan ibu ditentukan menurut
pemeriksaan dokter Puskesmasbidan setempat.
Konsumsi gizi ibu selama menyusui diukur setiap
bulan dengan menggunakan metode fwd recall2 x
24 jam (19). Umur, pendidikan, pekerjaan, paritas,
jumlah anggota mmah tangga, pengeluaran ~ m a h
tangga per bulan dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner tersbuktur dan ditanyakan
kepada ibu oleh pembantu ahli gizi. Data tersebut
dikurnpulkan satu kali, yaitu pada saat ibu
menyatakan bersedia terlibat pada penelitian ini.
Berat badan bayi (termasuk bwat badan
bayi lahir) diukur dengan menggunakan timbangan
bay1 (baby scale) digital merk Hitachi denqan
ketelifian 10 gram. ~ a n j a nbadan
~
bayi diikur
dengan menggunakan papan pengukur panjang
badan bayi dengan ketelitian 0.1 cm. Status
kesehatan bayi ditentukan setiap bulan sejak bayi
lahir sampai bayi berurnur 4 bulan yang dilakukan
menurut pemeriksaan dokter Puskesmaslbidan.
Jenis kelamin bayi, dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner tersbuktur. Pola makan
bayi dikumpulkan dengan cara wawancara dengan
bantuan kuesioner teflt~ktur.Beberapa faktor lain
tidak dikumpulkan datanya, seperti stres.
pemeriksaan hormon oksitoksin dan prolaktin,
karena indikator untuk menentukan faktor tersebut
belum tersedia. Penggunaan konbasepsi hormonal
juga tidak dianalisis datanya karena semua ibu
belum menggunakan konbasepsi h o m a l selama
penelitian ini berlangsung.
Untuk mengetahui karakteristik subjek,
dilakukan analisis distribusi hekuensi dan besar
Anies Irawati: dkk
pmporsi. Penga~hstatus gizi ibu (sebelum dan
seiama hamii, serta selama menyusui) dan masingmasing faktor lainnya tehadap kebehasitan
menyusui dianalisis dengan regresi logistik. Regresi
logistik ganda dipergunakan untuk mengonfirmasi
kontribusi p e n g a ~ hstatus gizi ibu (sebelum dan
selama hamil, serta selama menyusui) dengan
mengontml faktor lainnya. Analisis yang sama juga
dilakukan untuk mengetahui besar risiko status gizi
ibu (selama harnil dan selama menyusui) terhadap
keberhasilan menyusui. Analisis dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak komputer.
HASlL DAN BAHASAN
Hasil penelitian ini disajikan dalam empat
bagian. Bagian pettama, data tentang kuanlitas dan
kualitas AS1 yang dikonsurnsi bayi. Bagian kedua
tentang karakteristik ibu, bayi dan sosial ekonomi.
Bagian ketiga tentang status gizi ibu selama harnil
dan selama menyusui dalam hubungannya dengan
keberhasilan menyusui. Bagian keempat tentang
faktor yang berkaitan dengan kebethasilan
menyusui.
Jumlah ibu yang direkrut sebagai
responden penelitian ini S e l ~ ~ h n ybejumlah
a
270
ibu dengan umur kehamilan kurang dari 12 minggu.
Di antara jumlah tersebut hanya sebanyak 234 ibubayi yang dapat dianalisis datanya, sedangkan
sebanyak 36 ibu-bayi dmpout karena bayi
meninggal, ibu-bayi meninggal, bayi sakit, ibu sakit,
pindah, lahir prematur dan lahir BBLR, dan enam
bayi lidak dianalisis sebab datanya tidak lengkap.
Kuantkas dan Kualkas AS1 yang Dikonsuml
Bay1
Kuantitas AS1 yang dikonsumsi oleh bayi
kelompok 'menyusui behasil' secara bermakna
lebih besar dibandingkan dengan kelompok
'menyusui tidak berhasil' (P=O,OO) (Tabel 1). Makin
bertambah umur bayi, kuantitas AS1 yang
dikonsurnsi m n d e ~ n gsemakin banyak. Kuantitas
AS1 yang dikonsumsi bayi pada umur satu sampai
ernpat bulan lebih rendah dari bayi di Madura pada
umur yang sama (12). Perbedaan tersebut
kemungkinan terjadi karena cara pengukuran yang
berbeda, di mana pada penelitian ini setiap kali
penimbangan untuk pengukuran kuantitas ASI.
koreksi banyaknya urinlfeses (insensible water loss)
diukur melalui penimbangan baby diapers yang
dipakai bayi setiap kali disusui. Dengan cara ini,
kemungkinan terjadi kebowran dapat dieliminasi
PGM 2003.26(2): 10--19
Pengamhstatus gizi ibu selama kehamilan dan menyusui
sehingga data kuantitas AS1 yang dipemleh lebih
akurat.
Kandungan energi dan karbohirat per 100
gram AS1 yang dikonsumsi bayi kelompok
'menyusui berhasil' lebih besar secara benakna
dibandingkan dengan kelompok bayi 'menyusui
tidak berhasil'. Kandungan protein dan lemak per
100 gram AS1 yang dikonsumsi bayi kelompok
'menyusui berhasil' cenderung sama dengan bayi
kelompok 'menyusui tidak berhasil' (Tabel 1).
Keberhasilan
menyusui
ditentukan
bedasarkan konsumsi energi dari AS1 yang
Anies Irawati; dkk
dikonsumsi bayi. Atas dasar titik potong 65% dari
AKG, konsumsi energi dari AS1 sedikitnya sebanyak
364 kkal (Muhilal et a/, 1996). Atas dasar titik
potong tersebut, terdapat sebanyak 50,4% (116
bayi) y a y mengonsumsi energi sebanyak > 65%
dari AKG (2 364 kkal) dan sebanyak 49,6% (116
bayi) yang mengonsumsi energi dari AS1 < 65% dari
AKG (< 364 kkal). Ini berarti. sebanyak 50,4% ibubayi yang 'menyusui berhasil' dan sebanyak 49,696
ibu-bayi yang 'menyusui tidak berhasil'.
Tabel 1
Kuantitas dan Kualitar AS1 Menurut Keberhasilan Menyusul
I
Kebe~
Karakterlstik Me"""-'
Kuantitas (graW4 jam)
Kualitas AS1 per 100 gr AS1
Energi (kkal)
Protein laraml
Lemak (gramj
Karbohidrat (gram)
Kelcinwk 'menvusui bemasil'
~elo~npok
'menyusui tidak bemasil'
2,5 f 0,4
9,4f 1,7
:konsumsi enemi dari AS1 I65% AKG
: konsumsi eneii dad AS1 < 65% AKG
Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
inisiasi AS1 pada kelompok 'menyusui berhasil' dan
kelompok 'rnenyusui tidak berhasil' tidak berbeda
bermakna. Demikian juga inisiasi makanan lain
pada kelompok 'menyusui tidak berhasil' tidak beda
bermakna dengan kelompok 'menyusui berhasil'.
Namun, ada kecenderungan bayi pada kelompok
'menyusui berhasil' mendapat makanan lain lebih
lambat (38.2 hari) dibandingkan dengan kelompok
'menyusui tidak berhasil' (347 hari). Sebagian
besar bayi mendapat inisiasi AS1 pada umur lebih
dari 2 hari (sekitar 4 M O % ) dan sebagian besar
bayi juga mendapat makanan lain pada umur 1-2
hari, yaitu sebanyak 5&&0%.
2,4
8,l
* 0,5
* 1,3
0,05
0,00
Konsumsi energi, lemak dan karbohidrat
dari AS1 pada bayi kelompok 'menyusui berhasil'
secara bermakna lebih besar dibandingkan dengan
kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Namun,
konsumsi pmtein dari AS1 pada bayi kelompok
'menyusui berhasil' tidak berbeda dibandingkan
dengan kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Rasio
konsumsi energi dari AS1 terhadap total konsumsi
energi (dari AS1 + makanan lain) pada kelompok
'menyusui berhasil' lebih besar secara bermakna
dibandingkan dengan kelompok 'menyusui tidak
behasil'.
PGM 2003.26(2): 10--19
P e n g a ~ hstahfs gizi ibu selama kehamilan dan menyusui
Anies Irawati; dkk
label 2
Pola Pemberirn M a h n pada Bayl Menurut Kebethasllan Menyusui
KaraMerhtik Menyusui
Keberhasilan Menyusui
Berhasil
Tidak
n = 116
n.118
Nilal P
lnlsiasi AS1 (hari)
inisiasi AS1 umur 1 hari
lnisiasi ASi umur 2 hari
lnisiasi AS1 umur 3 hari
lnisiasi AS1 umur r 4 hari
1.9*1,3
52,5 (62)
22.9 (27)
17.8 (21)
6,8 (8)
2,1 f 1,7
45,7 (53)
25,O (29)
19,s (23)
9,5 (11)
0,28
0,58
lnlsiasi Makanan lain (hari)
lnislasi AS1 umur 1 hari
lnisiasi AS1 umur 2 hari
lnisiasi AS1 umur 3 hari
lnisiasi AS1 umur r 4 hari
38,2 i 55
37,2 (44)
21,2 (25)
1,7 (2)
39,8 (47)
347 f 52
36,2 (42)
25,O (29)
1,7 (2)
37,l (43)
0.62
Konsumsi energi dari AS1 per hari (kkal)
Energi (kkal)
Protein (gram)
Lemak (gram)
Karbohidrat (gram)
387 i 44
4,4 i 0,8
22,9 i 2,5
43,O i 3,7
346 r 36
4.3 i 0,7
19,9 i 2,5
37,4 i 3,l
0,Ol
0,85
0,OO
0,OO
Rasio konsumsi energi dari AS1 lhdp total
87,3 i 9,4
80,5 i 7,2
(AS1 + makanan lain)
Rasio konsumsi energi dari AS1 lhdp AKG
646 i 7,2
60,7 i 8,9
Kelmpok 'nmnyusui berhasil'
: konsumsi energi dari AS1 r 65% AKG
Kelmpok 'nmnyusui tidak berhasil' :konsumsi energl dari AS1 c 65% AKG
0.00
Karakteristik Bayl, lbu dan Sosial Ekonoml
Hasil analisis pada Tabel 3 berikut
menunjukkan bahwa karakteristik ibu, bayi dan
keadaan sosial ekonomi kedua kelompok tersebut
tidak berbeda bennakna. Pada kedua kelompok,
proporsi bayi laki-iaki lebih banyak dari bayi
perempuan. Walaupun Mak berbeda bennakna,
ada kecenderungan bayi kelompok 'menyusui tidak
behasil' lebih sering dan lebih lama mengalami
sakit infeksi dibandingkan dengan kelompok
'menyusui berhasil'.
Status Gizl Ibu Sebelum Hamll, Selama Hamll,
dan Selama Menyusui Menurut Keberhasilan
menyusul
.. ~.
~
Sebagian besar ibu memulai kehamllan
dengan status gizi baik. Hanya sekitar 18% ibu
kelompok 'menyusui berhasil' dan sekitar 19% ibu
kelompok 'menyusui Gdak berhasil' yang bentatus
gizi kurus (IMT c 18,5) sebelum hamil. Nilai IMT ibu
0,M
kurus dan ibu nonnal pada kelompok 'menyusui
Gdak berhasil' lebih rendah dari kelompok
'menyusui berhasil'.
Rata-rata pertambahan berat badan ibu
selama kehamilan pada penelitian ini tidak berbeda
dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebanyak 9,O
kg (10,ll) dan lebih tinggi dari peningkatan berat
badan selama hamil pada ibu di Madura (6,6 kg)
(12). Hasil analisis menunjukkan, tidak ada
perbedaan peningkatan berat badan ibu, baik pada
trimester 2, trimester 3 maupun total (selama
hamil), pada kedua kelompok tersebut. ~amun,
peningkatan berat badan selama kehamilan pada
ibu kurus pada kelompok 'menyusui berhasil' lebih
besar dibandingkan dengan kelompok 'menyusui
Gdak berhasil'. Walaupun Mak berbeda bennakna,
proporsi ibu kurus dengan peningkatan berat badan
s 9 kg pada kelompok 'menyusui berhasil' lebih
sedikit dibandingkan dengan ibu kurus pada
kelompok'menyusuiGdak berhasil'.
PGM 2003.26(2):
Anies Irawati; dkk
Pengawh status gizi ibu selarna keharnilan dan menyusui
10-19
label 3
Karakteristik Ibu, Bay1 dan Sosial Ekonomi Menurut Keberhasllan Menyusui
4
4
asilan Men usu~
.""Umur (tahun)
mean f SD
mean f SD
mean f SD
mean f SD
Penddikan (tahun)
Paritas (kali)
Frekuensi sakit infeksi (kali)
Bayi
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Berat bayi lahir (gram)
Panjang bayi lahir (cm)
Lama sakit infeksi (hari)
25.6 f 5,9
5,2 f 2,s
2.7 f 2.0
2.9 f 2.7
Nilai I
1
25,2 f 5,8
5,2 f 2,2
2,9 f 2.0
3.4 f 2.9
%
%
mean f SO
mean f SD
mean f SO
Sosial ekonmi
76.0 f 16.3
mean f SD
Rasio pengeluaran panganttotal
mean f SD
4 , 6 i 1,9
Jumlah anggota rumah tangea
: konsurnsi energi dari AS1 r 65%AKG
Kelompok'menyusuiberhasil'
Kelompok'menyusui tidak behasil' : konsumsi energi dari AS1 < 65% AKG
76,O f 16.1
4,s f 2.0
0,98
0.64
Tabel 4
Status G l d Ibu Sebelum Hamil, Selama Hamil dan Selama Menyusui Menurut
Keberhasilan Menyusui
I
Antropometri
dan Status G i d
I
Keberhasilan Menyusui
Tidak Berhasil
Berhasil
(n= 116)
(n=118)
Kurus
Normal
Normal
Kurus
I
Pra hamll:
17.2f2.2
21.1*2,5
rneanfSD
IMT
18,1*2.3
19,8
81.4
Slatus gizi
18.6
%
Selama hamil:
7.9 f2,O
9.8 f 2.6
Peningkatan beat meant SD
8,3 i2,l
badan (kg)
mean f SO
4.8 f 2.2
3.8 f 2,O
3,9 f 2,7
Trimester 2
mean f SD
4.1 f 2.5
5.0 f 2,4
$9 i2,6
Trimester 3
80,O
21,6
Status gizi'
%
20,O
Selama menyusui:
IMT pasca
24,9f2,5
18.2t2.3
meanfSD
melahikan
18,3t2.6
meanfSD 18,0f2,6
1 bulan
24,8f2,7
18,0f2.4
24,6f2,7
17,7*2.3
2 bulan
meanfSD
17.8f2.5
17.6f2.6
24,5f2,5
17.4i2.4
3 bulan
meanfSD
24.4+2,6
17.1i2.4
4 bu!an
meanfSD
17.3f2.3
Status gizi' parca
melahikan
1 bulan
2 bulan
11.0
89,O
3 bulan
14.4
85.6
9.5
4 bulan
16.1
12,O
: konsumsi energi dari AS1 r 65% AKG
Kelompok 'menyusui brhssil'
: konsumsi enemi dari AS1 < 65% AKG
Kelmwk 'rnenvusui
, - tidak
~ berhasil'
~
pen ngratan b r a t badan mama harnil S 9 rg (ralbata)
K.rang
: pen ngratan bra! owan seama ham11> 9 kg (ralbrala)
Ba~r
'Antar ibu kurus
'
~
~
F~
~
~~
~~
~~
~
~
~
~
Nilai
P
20,8f2,4
80.2
0,W2
0.05
* 2,8
0,882
4,6 f 2.2
4.8 2.4
78,4
*
0,4@
0.44'
0.45
25.3i2.5
25,1f2,4
25,0f2,6
25.0f2.6
24.9f2.5
0.Z2
0,512
0.622
0.342
0.43?
9.8
P e n g e ~ hsfatus gizi ibu selama kehamilan den menyusui
PGM 2003.26(2): 10--19
Anies Irawati; dkk
makin turun dan pmporsi ibu kuws semakin
bertambah. Pmporsi ibu kurus pada kelompok
'menyusui behasir lebih banyak dibandingkan
dengan kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Cieh
sebab itu, agar status gizi ibu selama menyusui
tidak bertambah b u ~ kmaka
,
selama menyusui ibu
hams mengonsumsi zat gizi daiam jumlah yang
cukup (20). Gambaran proporsi ibu kurus selama
menyusui disajikan pada Gambar 1 berikut.
Nilai IMT ibu selama menyusui pada
kelompok 'menyusui berhasil' dan kelompok
'menyusui tidak berhasil' berbeda bermakna
(P<0,05). Sebelum menyusui, nilai rata-rata IMT ibu
dan pmporsi ibu kurus pada kedua kelompok juga
tidak berbeda bermakna. Arlinya, ibu pada kedua
kelompok tersebut muiai menyusui dengan status
gizi yang sama. Pada kedua kelompok tersebut
teriihat bahwa makin lama ibu menyusui, nilai IMT
20
% 18
16
14
12
10
8
6
Fd Berhasil
OTdk Berhasil
4
2
0
0
1
2
3
4
Bulan
Garnbar 1
Pmponl Ibu Kurus (IMT e f8,5) Selama Menyusul Ernpat Bulan
Menurut Keberhaallan Menyusul
Faktor yang BerpeIIga~hpada Keberhasllan
Menyusul
Di antara faktor-faklor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan menyusui, temyata status
gizi ibu selama menyusui (umur satu sampai empat
bulan), inisiasi AS1 dan inisiasi makanan lain
merupakan faktor-faktor yang secara bermakna
berpengamh pada kebethasilan menyusui. ~ b yang
u
kurus keCka menyusui mempunyai risiko 2,24--234
kali menyusui tidak berhasil dibandingkan dengan
ibu yang tidak kurus. Bayi yang mendapat inisiasi
AS1 lebih dari sehari mempunyai risiko untuk
menyusui tidak berhasil sebesar 2,46 kali
dibandingkan dengan bayi yang mendapat inisiasi
AS1 kurang dari sehari.
Bayi yang mendapat inisiasi makanan lain
kurang dari sehari mempunyai risiko untuk
menyusui tidak berhasil sebesar 2,23 kali
dibandingkan dengan bayi yang mendapat inisiasi
makanan lain lebih dari sehari. Interaksi antara
inisiasi AS1 dan inisiasi makanan lain mempebesar
risiko untuk menyusui tidak berhasil (RR = 3.11).
Artinya, ibu yang bayinya diinisiasi AS1 lambat (lebih
dari sehari) dan inisiasi makanan lain terlalu dini
(kurang dari sehari) mempunyai risiko untuk
menyusui tidak berhasil sebesar 3.11 kali
dibandinakan denoan ibu vano
bavinva
,
. . diinisiasi
AS1 c e p i (kurang dan senan) aan in siasi makanan
la n lerla L dini (lebin dan sehari)
-
PGM 2003,26(2):10--19
P e n g a ~ status
h
giziibuselarna kehamilan dan menyusui
h i e s Irawali; dkk
Tabel 5
Pengafuh Faktor Ibu. Bayi dan Soaial Ekonomi terhadap Keberhasilan Menyusui
Faktor
Nilai P
RR
95% CI
0,30
0,21
1.09
1,12
0,83; 1,42
0,87; 1,46
0.39
1.13
0.71;1.75
0.44
0,12
0,39
1 ,M
1,19
1,05
0,80;1.34
0,92; 1,s
0,81; 1,37
0,03
0,02
0,03
0,Ol
0,17
2,24
2,29
2,33
2 3
1,02
1,70; 2,57
1,73; 2,89
1,19;2.61
1,16;2.72
0,87; 1.76
0,m
0,48
0,49
0,54
0.01
0,M
0,Ol
1,m
2,46
2,23
3.11
0.84; 1,41
0,73; 1,49
0,78; 1,32
0.74; 1,32
1,18;2,89
1,78;2,83
1.99;3.77
0.57
0.53
1.04
1,Ol
0,74; 1.37
0,76; 1,35
Ibu:
Umur
Paritas
o Status gizi
Pra hamil (IMT)
Hamil
Peningkatan BB trimester 2
Peningkatan BB trimester 3
Peningkatan BB selama hamil
Menyusui
I bulan
2 bulan
3 bulan
4 buian
o Sakit infeksi
Bayi:
o Berat bayi lahir
o Panjang bayi lahir
o Jenis keiamin
o Frekuensi sakit infeksi
o lnisiasi AS1 2 1 hari
o lnisiasi makanan lain S 1 hari
o lnisiasi AS1 ' lnisiasi makanan lain
Sosial ekonomi:
o Rasio pengeluaran pangan
o Jumlah anggota ~ m a tangga
h
o
o
Analisis
regresi
logistik
ganda
mempejeias bahwa status gizi ibu selama
menyusui (umur 1-4bulan) berpengamh pada
keberhasilan menyusui, walaupun telah dikontrol
oleh faktor lainnya (faktor ibu, faktor bayi, faktor
poia makan bayi dan faktor sosial ekonomi). Makin
lama ibu menyusui, risiko untuk 'menyusui tidak
berhasil' semakin besar (niiai RR dari 2.262,56).
1,04
1,02
1,OO
Artinya, peluang 'menyusui tidak berhasil' lebih
besar tejadi pada ibu menyusui yang kurus (IMT
< 18,5). Faktor lain yang berpengaruh pada
keberhasilan rnenyusui selama 4 bulan setelah
dikontrol faktor lainnya (faktor ibu, faktor bayi, faktor
pola makan bayi dan faktor sosial ekonomi) adaiah
inisiasi AS1 dan inisiasi makanan lain (MP-ASI).
Tabel 6
Faktor yang Berpengafuh pada Keberhasilan Menyusui
I
Faktor
I
Nilai P
IMT menyusui 1 bulan (< 18,5)
0.03
IMT menyusui 2 bulan (< 18,5)
0,Ol
iMT menyusui 3 bulan (< 18,5)
0,M
IMT menyusui 4 bulan (< 18,5)
0,03
inisiasi AS1 2 1 hari
0,02
inisiasi makanan lain S 1 hari
0,03
lnisiasi AS1 'lnisiasi makanan lain
0,m
Kmsfanta
Analisis qresi logistik ganda metode backward LR
I
RR
2.26
2.43
2.51
256
2,32
2.29
3,21
3,7421
I
95%CI
1,14;2,87
1,35;2,91
1,21; 2,s
1,53; 2,98
1.35 ; 2,99
1.27 ;2,86
2.1 1 ;3,43
I
PGM 2003.26(2): 10-19
Pengaruh stahrs giziibu selama kehamilan den menyusui
Bayi yang diinisiasi AS1 dan diinisiasi
makanan lain lebih dari satu hari berisiko menyusui
tidak berhasil lebih besar dibandingkan dengan bayi
yang diinisiasi AS1 dan diinisiasi makanan lain
kurang dari satu hari (RR = 2,32 dan RR = 2,39).
lnteraksi antara inisiasi AS1 dan inisiasi makanan
lain memberi risiko lebih besar terhadap menyusui
tidak berhasil dibandingkan dengan masing-masing
faktor (RR = 3,21). Ibu yang bayinya mendapat
inisiasi AS1 lambat (lebih dari sehari) dan mendapat
inisiasi makanan lain tedalu cepat (kurang dari
sehari) mempunyai risiko menyusui tidak berhasil
sebesar 3,21 kali dibandingkan dengan ibu yang
bayinya mendapat insiasi AS1 cepat (kurang dari
sehari) dan mendapat inisiasi makanan lain lambat
(lebih dari sehari). Penundaan inisiasi AS1 memberi
peluang bayi mendapat makanan prelaktal (21)
sehingga kemampuan mengisap AS1 rendah.
Akibatnya, kuantitasAS1 yang dikonsumsi bayi tidak
banyak (13). Keadaan ini yang memiw ibu memberi
makanan lain secara dini karena kuantitas AS1 yang
dikonsumsi dianggap tidak cukup sehingga
kuantitas AS1 yang dikonsumsi bayi sedikit.
Penelitian yang dilakukan di daerah
perdesaan dengan kondisi lingkungan yang beium
baik ini memberi gambaran bahwa status gizi ibu
selama menyusui menyebabkan konsumsi energi
dari AS1 yang dikonsumsi bayi kurang dari 60%
AKG. Rendahnya konsumsi energi dari AS1
dipengaruhi oleh status gizi ibu selama menyusui;
tidak dipengaruhi oleh status gizi ibu sebelum hamil
dan selama hamil (Tabel 4).
Pada penelitian ini, waiaupun ibu memulai
kehamilan dengan status gizi baik, tetapi
pertambahan berat badan selama kehamilan lebih
rendah dari ~ e h a ~ s n y(13
a kg) (18). Keadaan ini
dapat menyebabkan simpanan lemak dalam tubuh
ibu sedikit (22,23). Akibabrya, walaupun setelah
melahirkan sebagian besar status gizi ibu normal,
namun selama menyusui makin banyak ibu yang
kurus. Selama menyusui lerjadi mobilisasi lemak
tubuh ibu untuk memmduksi AS1 (22,24,25).
Konsumsi energi dan zat gizi makro yang belum
mencukupi kebutuhan ibu selama menyusui
kemungkinan sebagai penyebab status gizi ibu
kurus semakin bertambah (26). Pada penelitian ini,
konsumsi energi dan protein ibu selama menyusui
pada kelompok 'menyusui berhasil' tidak berbeda
dengan kelompok 'menyusui Cdak berhasil, yaitu
sebanyak 1162 482 kkalori dan 1098 i 369
kkalori serta 31 9 gram dan 30 i 9 gram pmtein
(data tidak disajikan). Jumlah tenebul hanya
memenuhi kecukuoan sebesar 48-51% AKG untuk
*
*
Anies Irawali: dkk
energi dan 4 M % dari AKG untuk pmtein (15).
Dengan dernikian, konsumsi energi dan pmtein ibu
selama menyusui belum wkup untuk memenuhi
kebutuhan bayi.
KESIMPULAN
1.
Status gizi ibu selama hamil tidak berpengaruh
pada keberhasilan menyusui. Ini berarti, status
gizi ibu sebelum dan seiama hamil bukan
menjadi hambatan bagi bayi untuk
mengmsumsi energi dari AS1 sedikiblya 65%
dari AKG.
2.
Status gizi ibu selama menyusui berpengaruh
pada keberhasilan menyusui. Ini berarti, status
gizi ibu selama menyusui dapat menjadi
hambatan bagi bayi untuk mengonsumsi
energi dari AS1 sedikitnya 65% dari AKG.
Makin lama menyusui, jumlah ibu dengan
status gizi kurus semakin bertambah, dan
proporsi ibu kurus pada kelompok 'menyusui
berhasil' lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Selama
masa menyusui, ibu kurus berisiko menyusui
kali
tidak berhasil sebesar 2,26-2,56
dibandingkan dengan ibu berstatus gizi
normallgemuk.
SARAN
Konsumsi energi dan zat gizi ibu selama
menyusui h m s diupayakan menwkupi kebutuhan
agar bayi mendapat energi dari AS1 dengan jumlah
yang lebih dari 65% AKG.
RUJUKAN
1.
2.
3.
Departemen Kesehatan RI. Sehat dan Cedas
berkat Air Susu Ibu Eksklusif. Seminar Sehari.
Jakarta, 19 Juli 1994.
Utomo 6. HeaHh and Social Dimensions of
Infant Feeding: Lessons from lndramayu, West
Java. A Thesis submitted for the degree of
Doctor of Philosophy, Demography Program.
Division of Demography and Sociology,
Research School of Social Sdence.
lrawati A; dkk. P e n g a ~ hStatus Gizi lbu
Sebelum den Selama Kehamilan Terhadap
Keb?rhasilan Pemberian Air Susu Ibu. Bogor:
Pusat Penelitien dan Pengembangen Giu' dan
Makanan. 2002. Laporan Penelitian
Pengamh status gizi ibu selama kehamilan dan menyusui
PGM 2003.26(2):91-21
4.
Institute of Medicine. Nutrition during
pregnancy. Washington. DC: National
Academy Press. 1990. p. 21 130.
Krasovec K. Parts 1: Prepregnancy weight.
Background issues. Maternal nutrition and
Anthropometric
pregnancy
outcomes.
assessment.
Pan
American
Health
Organization 1991: 59 - 68.
Soeharyono. Air Susu lbu. Breast Feeding. the
Biological Option. Yogyakarta: Yayasan
Essentia Medica, 1997.
Guthrie HA. Introduction Nutrition. St. LouisMissouri: Mosby College Publishing, 1989: p.
455 - 59,473.
Kac G, Benicia MHDA, Melendez GV, Valenle
JG and St~chiner C. Breastfeeding and
poslpartum weight retention in a cohort of
Brazilian women. American Joumal of Clinical
Nutrition 2004.79: 487- 93.
Atmarita dan Lucia V. Penggunaan indeks
massa tubuh (body mass index) sebagai
indikator status gizi orang dewasa. Gizi
Indonesia 1992,17: 50 51.
Achadi EL, Hansel MJ, Sloan NL, and
Anderson MA. Women's nutritional status, imn
wnsumption and weight gain during
pregnancy in relation to neonatal weght and
length in West Java, Indonesia. International
Journal of Gynecology 8 Obstretics 1995,
48(Suppl.): S103 - S109.
Husaini MA; Husaini YK; Sandjaja; Kartono D;
Jahari AB; Barizi and Karyadi D. Maternal
anthropometd and pregnancy outcomes in
Indonesia. WHO Bulletin OMS 1995;
73(Suppl.): 77 - 79.
Kusin dan Kardjati S (editor). Matemal and
child nubition in Madura. Indonesia. Royal
Tropical Institute the Netherlands 1994:
83- 110.
Cameron M and Hofvander Y. Manual on
Feeding Infants and Young Children. Third
Edition. Oxford Medical Publications, 1983.
Lameshow S, Hosmer DW, Klar J and Langa
SK. Adequacy of Sample Size in Health
Studies. Geneva: World Health Organization,
1990. p. 39.
Muhilal, Jalal F dan Hardinsyah (1998). Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Pmsiding
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI.
-
5.
6.
7.
8.
9.
16.
17.
11.
12.
13.
14.
15.
Jakarta: Lembaga llmu Pengetahuan
Indonesia, 1998. p. 843 - 880.
World Health Organization. The Quantiv and
Quality of Breast Milk. Report on the WHO
Collaborative Study on Breast-leading.
Geneva: WHO, 1985.
Scanlon KS. Alexander MP, Serdula MK, Davis
MK and Bowman BA. Assessment of infant
feeding: The validity of measuring milk intake.
Nutrition Review 2002.60(8): 235 51.
Krasovec K. Part 1: Weight gain in pregnancy.
Background issues. Maternal nutrition and
pregnancy
outwmes.
Anthropometdc
assessment.
Pan
American
Health
Organizafion 1991: 15 - 28.
Sanjur D and Rodriguez M. Assessing Food
Consumption: Selected Issues in Data
Cdlection and Analysis. New York: Division of
Nutritional Sciences, Comell University. 1997.
p.13-31.
Chen DC, Rivers L, Dewey KG and Lonenerdal
B. Stress during labor and delivety and early
lactation performance. American Joumal of
Cliniwl Nutrition 1998,67: 335 - 44.
World Health Organization. The Qtimal
Duration of Exdusive Breastfeeding: Result of
a WHO Systematic Review. Geneva: WHO.
2W1. www.who.invint-pr-2001/en/note200107.htm
Institute of Medicine. Nutrition during ladation.
Washington, DC: National Academy Press,
1991; 14-15.
Prentice A. Constituent of Human Milk. 2001.
h~:Nwww.unu.edulunupresslfoodI8Fl74eI8Fl
74E04.htm
Butte NF, Wong WW, Hopkinson JM, Smith E,
and Ellis KJ. Infant feeding mode affects early
growth and body composition. Pediatrics
2000,106: 1355 66.
Dewev KG. Crosscultural pattems of smwth
and iutnoonal status of breast feed ng ifants
Amencan Journal of Clrn~caiNutnt~on1998 6 7
1Ch-17.
h~:lh.ennmline.neVfexlO7lrs6.html
Haas JD. Weight gain. In:Pregnancy. maternal
nutrition
and
pregnancy
outcomes.
Anthropomebic assessment. Pan American
Heath Oqanization 1991: 29 51.
-
18.
19.
20.
-
10.
Anies Irawati; dkk
21.
22.
23.
24.
-
25.
26.
27.
-
Download