DAKWAH DI KALANGAN SELEBRITIS DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH (Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: Yunawati NIM : 105051001878 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H. /2009 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 09 Desember 2009 Yunawati i DAKWAH DI KALANGAN SELEBRITIS DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH (Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) Oleh: Yunawati NIM : 105051001878 Pembimbing Drs. Wahidin Saputra, MA NIP: 19700903 199603 1 001 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H. /2009 M. ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul DAKWAH DI KALANGAN SELEBRITIS DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH (Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Jakarta, 09 Desember 2009 Sidang Munaqasyah Ketua Sekretaris Drs. Study Rizal LK, MA NIP. 19640428 199303 1 002 Dra. Halimah SM, M Ag. NIP. 19590413 199603 2 001 Anggota, Penguji I Penguji II Drs. Jumroni, M.Si NIP. 19630515 199203 1 006 Rubiyanah, MA NIP.19730822 199803 2 001 Pembimbing, Drs. Wahidin Saputra, MA. NIP. 19700903 1996031 001 iii ABSTRAK YUNAWATI Dakwah Di Kalangan Selebritis Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah (Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi) Skripsi ini di buat untuk mengetahui pelaksanaan dakwah dikalangan selebritis dalam meningkatkan pengamalan ibadah di pengajian ORBIT. Pengajian ORBIT Lintas Profesi adalah komunitas lintas profesi yang didominasi oleh para pekerja seni atau yang disebut dengan selebritis. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana pelaksanaan kegiatan dakwah di kalangan selebritis? Serta bagaimana pengaruh pengajian terhadap peningkatan ibadah pada jama’ah selebritis? Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif analitis. Adapun data-data diperoleh dengan cara observasi ketempat pengajian, dokumentasi, pengumpulan bahan dari buku, Internet, dan juga wawancara dengan pengurus internal dan lima informan yang berprofesi sebagai selebritis (presenter, pelawak, konsultan keuangan, pemain sinetron dan penyanyi). Teori yang penulis gunakan adalah: Teori ibadah, teori dakwah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan dakwah pengajian ORBIT Lintas Profesi dalam meningkatkan pengamalan ibadah pada jama’ah Selebritis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan khusus teraplikasikan dalam kegiatan dakwah yang diadakan pengajian ORBIT dalam rangkah meningkatkan pengamalan ibadah jama’ah. Pertama yaitu kegiatan rutin dan kedua kegiatan kondisional atau tahunan. Selain itu ditemukan hubungan positif antara da’i, metode, media dan materi dakwah yang diberikan oleh pengajian ORBIT terhadap peningkatan pengamalan keagamaan kepada jama’ah selebritis. Hal ini terlihat dari intensitas kedatangan dan motivasi jama’ah untuk mengikut i pengajian ORBIT, juga pemahaman mad’u dalam menerima materi yang disampaikan, hingga pada pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hal pengamalan ibadah mereka. iv KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim Assalammu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Puji dan Syukur Penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam juga tak lupa penulis ucapkan kepada Junjungan seluruh alam Baginda Rasulullah SAW, karena dengan semangatnya yang tak kunjung pudar, serta nilainilai kesabaran yang terus ia sampaikan semoga menular kepada kita semua sebagai bekal dikemudian hari. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Disamping itu penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya terutama kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Azizah dan Ayahanda Ghozi (Alm). Yang selalu menjadi garda terdepan dalam kasih sayang yang tak terbatas lewat tetesan keringat serta doa restunya hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Selain itu penulis dengan kerendahan hati menghaturkan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada: v 1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta Pembantu Dekan dan jajarannya. 2. Drs. Wahidin Saputra, MA. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Ibu Umi Musyarofah, MA. selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Wahidin Saputra, MA. selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Para Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah melayani penulis dalam memenuhi literatur dari awal perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi ini. 5. Para Dosen KPI yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis selama Penulis menimba ilmu di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepada keluarga Penulis: Terimakasih kepada Kakak-kakakku yang tercinta: Mbak Laily, Mas Fa’I, Mas Zaki, Mas Ami, Mbak Ririn, Mas Ma’ruf, Mas Afa, Cak Nidhom, Pak De, Bude, Pak Lek, Bu Lek, Terimakasih atas semua bantuannya baik moril dan materiil serta do’a yang tulus dari kalian semua, juga Adik-adikku: Adi dan Adek Putri. Tak lupa keponakanku: Aisyah, Rahma, Syamil, Neeha, Arsyad. Senyuman kalian menjadi semangat bagi penulis. vi 7. Prof. Dr. Din Syamsudin, MA. Selaku pembimbing dan Penasehat Pengajian ORBIT Lintas Profesi. Telah meingizinkan penulis untuk meneliti pengajian tersebut. 8. Bapak Mustofa yang telah memberikan bantuan baik data, maupun sarannya. 9. Jama’ah Selebritis Pengajian ORBIT Lintas Profesi yang ikut berpartisipasi dalam skripsi ini. 10. Teman-teman KPI 2005: Aedah, Qoqom, Fatimah, Lili, Tami, Maya, Eni, Riska, dan semuanya yang tak bisa disebutkan satu persatu. 11. Teman-teman Penulis : Pipit, Elin, Ningsih, Eni, Icha, Iya, Nana, Teh Indah, Santi, Welda. Terimakasih atas Motivasinya dan bantuannya selama ini. 12. Teman-temanku Seperjuangan di IMM Ciputat: Indra, Tarseeh, Ipin, Sita, Rizal, Toto, Amir, Hasbi, Haikal, Jajang, Nunung, Viva, Arfa, Zeky, Ewi, Sarah, Rini, Irma, Welly, Muhib, Yasin, Arji, Aos. 13. Adik-adikku di Ikatan: Muis, Uus, Mila, Eka, Olis, Dimas, Ifa, Bagus, Icha, Merry. 14. Teman-teman ASTRA & ASTRI IMM Cabang Ciputat. 15. Seluruh Pihak yang tidak bisa disebutkan seluruhnya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah Swt memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuannya. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. vii Harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan umumnya bagi teman-teman lainnya. Dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Waalaikum Salam Wr. Wb. Jakarta, 09 Desember 2009 Yunawati viii DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii ABSTRAK .......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 5 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................... 6 D. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7 E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 8 F. Tekhnik Penelitian ................................................................................ 11 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11 BAB II: LANDASAN TEORI A. Pengertian Dakwah .............................................................................. 13 B. Unsur-Unsur Dakwah ............................................................................. 16 1. Subjek Dakwah (Da’i) .................................................................... 17 2. Objek Dakwah (Mad’u) .................................................................... 18 3. Materi Dakwah ................................................................................ 18 4. Media .............................................................................................. 19 5. Metode Dakwah ............................................................................... 19 a. Hikmah ................................................................................... 20 b. Mauidha Hasanah ....................................................................... 21 c. Mujadalah ................................................................................... 22 6. Tujuan Dakwah ................................................................................ 24 ix C. Pengamalan Ibadah ................................................................................ 25 D. Pengajian dan Selebritis ....................................................................... 42 1. Pengajian ........................................................................................ 42 2. Selebritis .......................................................................................... 44 BAB III: GAMBARAN UMUM PENGAJIAN ORBIT LINTAS PROFESI A. Latar Belakang Berdirinya ORBIT ......................................................... 47 B. Visi dan Misi ORBIT ............................................................................. 49 C. Jamaa’ah Pengajian ORBIT ................................................................... 50 D. Struktur Kepengurusan .......................................................................... 50 BAB IV: ANALISIS HASIL DATA A. Pelaksanaan Dakwah Islam di Kalangan Selebritis ................................. 53 B. Pengaruh Pengajian ORBIT Lintas Profesi terhadap peningkatan Ibadah pada jama’ah Selebritis .......................................... 62 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 68 B. Saran-saran ........................................................................................... 69 DAFATAR PUSTAKA ...................................................................................... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Agama Islam adalah agama yang universal, yang berlaku bagi semua ummat manusia diseluruh dunia. Islam tidak membedakan warna kulit, ras, keturunan, dan juga pekerjaan. Apabila orang tersebut telah mengikrarkan dirinya sebagai Islam (muslim) maka kedudukannya sederajat dengan muslim lainnya kecuali yang membedakan adalah ketakwaannya. Mansusia merupakan makhluk yang dibekali dengan daya-daya potensial yang disebut dengan fitrah. Daya-daya tersebut inheren pada diri manusia sehingga ia dapat menduduki potensi sebagai al-Ahsan al-Takwim. Diantara daya tersebut adalah daya intelek, yang merupakan suatu daya yang berpotensi untuk mengenal dan mentauhidkan Allah SWT. Semua daya itu adalah anugrah yang dipersiapkan untuk kepentingan pengaturan hubungan dengan Tuhannya. Dengan anugrah yang berupa naluri, perangkat inderawi, kemampuan akal, fitrah agama yang jika dikembangkan melalui bimbingan dan pembinaan yang dikelola dengan baik akan mampu mengantarkan manusia mencapai sukses dalam kehidupannya sebagai makhluk yang taat mengabdi kepada penciptanya. Sebagaimana Firman Allah SWT: ÇÎÏÈ Èç è÷ ‹u 9Ï žw) b r £̀ gÅ :ø $# M à )ø r߉7 =yz RM}$#u $tBru Î }n§ Artinya “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzaariat : 56)” 1 Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh ummat manusia. Secara umum tujuan dakwah Islam adalah mengajak ummat manusia kepada jalan yang benar dan diridhoi Allah SWT, agar dapat hidup bahagia dan sejahtera dunia dan akhirat.1 Ibadah itu sebenarnya adalah ruhnya agama. Disamping itu, ibadah juga merupakan pilar agama yang kedua setelah aqidah. Kita bisa menyaksikan bagaimana Rasulullah memberikan kalkulasi yang begitu matang ketika memberikan peringatan kepada umatnya dalam masalah ini, sebab ibadah tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan aqidah, karena penyimpangan masalah ibadah akan sangat berpotensi membuka keburukan yang amat besar bagi kaum muslimin. Melalui ibadah pulahlah telah banyak disusupkan unsur bid’ah ataupun sikap ekstrem, dan tidak menutup kemungkinan penyimpangan dalam ibadah berkonsekuensi pada penyimpangan dalam bidang aqidah. 2 Menyadari perubahan sosial yang lebih maju dan berkembang dengan cepat. Dilengkapi dengan kemajuan ilmu dan teknologi, maka cara atau metode serta teknik berdakwah pun harus disesuaikan. Kemajuan peradaban dan cara berfikir manusia modern, mendorong dakwah menjadi organisasi yang sistematis. Berdasarkan hal tersebut, dalam berdakwah banyak sekali metode atau cara yang digunakan, yang disesuaikan dengan keadaan masyarakatnya. 1 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983). Hal.51 Isa As-Salaim Abdurrahman, Manajemen Rasulullah dalam Berdakwah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001), Cet. Ke-1, h.59 2 2 Usaha untuk menyebarkan dan merealisasikan ajaranya ditengah-tengah kehidupan ummat manusia merupakan usaha dakwah yang harus dilaksanakan oleh ummat Islam terutama dimasa yang akan datang akan bertambah berat dan kompleks, hal ini disebabkan masalah-masalah yang dihadapi semakin urgent sehingga dakwah dapat berkembang semakin kompleks pula. 3 Karena itu tugas dakwah hendaklah dilakukan secara kolektif dan tidak cukup secara individual karena dalam kehidupan manusia banyak sekali usaha yang memerlukan kerjasama dan usaha bersama dengan orang lain, contohnya berdakwah melalui pengajian. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat 104. Ç`t $ t rã b tqãô‰ƒt p× ã Zttbƒuröqyg÷ Å rã ÷èpR 'ù ƒt ur Bã ÎŽö s$ ƒø:# ’n<Î) b B̈&é ùQ$$Î/ N ö `3 ä Ft9ø ur ä3YB Ïi ÇÊ É ÍÈ c š ãNd y9ø Í´¯ 7 ß qßsÎ=øÿß # »s9'r&é ur 4 Ì s3YJ $ Jø9$# è “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” Keberadaan pengajian ditengah-tengah masyarakat sudah tidak diragukan lagi, hal ini bisa dilihat dari sejarah ketika para wali menyampaikan dakwahnya. Pengajian merupakan sebuah lembaga pendidikan non formal yang mana waktu belajaranya berkala dan teratur, dengan pengikutnya disebut jama’ah. mempunyai tujuan yang lebih khusus yaitu, memasyarakatkan ajaran Islam, tempat memberi dan memperoleh ilmu serta mengadakan kontak social. Dan memberikan pengajaran khusus keagamaan, contohnya dengan mengadakan 3 Abd. Rasyad shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Cet. Ke-I (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hal.11 3 pengajian yang dilaksanakan secara berkala, seperti belajar membaca Alquran, fiqih dan lain sebagainya. Pengajian sangat cocok untuk masyarakat muslim, baik masyarakat kelas atas, bawah atau menengah. Seperti halnya selebritis yang dikategorikan sebagai masyarakat kelas atas. Dan didasari bahwa untuk dapat merealisasikan sebuah pengajian agar dalam peranannya dapat meningkatkan kehidupan keberagamaan bagi mad’unya, memang bukanlah hal mudah, semudah kita membalikkan telapak tangan, didalamnya perlu upaya dan usaha–usaha agar cita-cita yang diharapkan dapat terwujud. Terlebih lagi bila kita melihat fenomena kehidupan masyarakat modern seperti halnya kehidupan para selebritis yang terbiasa dengan hura-hura, seks bebas dan pola hidup yang semakin hari, semakin bergeser dari nilai-nilai ajaran agama. Sedangkan disisi lain, banyak yang menjadikan mereka figure yang layak dijadikan panutan. Selebritis adalah orang ternama, kesohor, atau dijadikan figure. Tokoh ternama yang dimaksud adalah artis sinetron, foto model, peragawati, cover girl, Presenter, Tokoh politik, Pengusaha, Consultan, dan lain-lain yang kehidupannya tidak lepas dari sorotan kamera. Kadang kita dibuat takjub dengan selebritis yang tiba-tiba berubah. Seorang selebritis yang dulunya dikenal hura-hura, tiba-tiba berubah drastis menjadi sangat Islami. Ada juga yang tiba-tiba mengenakan jilbab, ada yang tiba-tiba sangat religius dan sebagainya. 4 Pada kenyataanya, dewasa ini banyak Selebritis yang berbondongbondong mulai menekuni ilmu Agama dan mereka mulai bergabung dengan majlis-majlis atau pengajian-pengajian. Jama’ah ORBIT Lintas Profesi adalah komunitas lintas profesi yang anggotanya tediri dari artis-seniman-budayawan, insan pres, professional, pengusaha, cendekiawan, politisi, pegiat organisasi, tokoh masyarakat yang bertujuan membangun dan mengembangkan kehidupan berdasarkan cita-cita Ialam berkemajuan. Maka keberadaan pengajian ORBIT Lintas Profesi diharapkan dapat menjadi salah satu basis yang dapat dijadikan wahana dalam rangka menggalang potensi di kalangan umat khususnya para Selebritis, dengan berlandaskan konsep Islam dalam rangka memberikan pembelajaran dan pemahaman ajaran Islam secara utuh, sehingga kehidupan keberagamaan yang mulai carut marut dan menipis ini mulai dapat tertata kembali. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kajian ini menjadi sebuah penelitian dengan judul “Dakwah Di Kalangan Selebritis Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah (Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi)” A. Pembatasan dan Perumusan Masalah. 1. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi hanya pada jama’ah yang mengikuti pengajian di Pengajian ORBIT. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pembatasan ini, maka dibatasi pada: 5 a. Jama’ah Selebritis, yang dimaksud Selebritis disini adalah presenter, pelawak, konsultan keuangan, pemain sinetron dan penyanyi. b. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah Shalat, Zakat, Puasa, Haji. 2. Perumusan Masalah Sedangkan Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian supaya berjalan lancar serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis terlebih dahulu membuat rumusan masalahnya. Rumusan tersebut disusun dalam kerangka pernyataan sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dakwah di kalangan selebritis? b. Bagaimana pengaruh pengajian terhadap peningkatan Ibadah pada jama’ah Selebritis? B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah: a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan dakwah di pengajian ORBIT di kalangan selebritis. b. Untuk mengetahui pengaruh pengajian ORBIT terhadap peningkatan Ibadah pada jama’ah selebritis. 2. Manfaat Penelitian adalah: a. Manfaat Akademis Penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan kita semua tentang pelaksanaan dakwah khususnya di kalangan selebritis. Dan umumnya bagi para mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 6 b. Manfaat Praktis. Agar dapat dijadikan rujukan awal bagi para ilmuan dan pelaku dakwah dalam mengemas nilai-nilai Islam menjadi menarik serta dapat memberikan motivasi bagi para pelaku dakwah untuk terus menyebarkan dakwah Islam. C. Tinjauan Pustaka. Setelah melakukan studi kepustakaan penulis menemukan satu judul skripsi yang masih berkaitan dengan penulis, yaitu masalah selebirtis. Yaitu skripsi Fuyani Akbar dengan NIM: 103053028742 seorang Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2003 dengan Judul “PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH UST. JEFRI AL-BUKHORI DI KALANGAN SELEBRITIS” dalam skripsi tersebut dikatakan bahwa penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui sebuah pemikiran-pemikiran dan aktivitas dakwah dari Ust. Jefri Al-Bukhori di kalangan remaja khususnya jama’ah remaja selebritis yang aktif mengikuti kegiatan pengajian di I Like Monday yang dilaksanakan di minggu ke-3 setiap bulannya bertempat di Masjid Pondok Indah dan diteliti tahun 2007. Walaupun obyek dakwah antara penulis dan Fuyani Akbar adalah sama yakni sama-sama Selebritis, akan tetapi berbeda penelitiannya. Penulis meneliti Pengajian ORBIT. Sedangkan Fuyani Akbar menulis tentang aktivitas Dakwah dari Ust. Jefri Al-Bukhory. Dengan demikian membuktikan bahwa skripsi ini layak dihadirkan karena skripsi ini belum pernah digunakan oleh orang lain. 7 D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Wiradi, “Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dilakukan) yang disusun secara sistematis (urutan logis) 4. Sedangkan metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yatu untuk memahami objek.5 Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif berdasarkan data-data yang dihasilkan dari sumber-sumber tertulis mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji. Menurut Bogdan dan Taylor, seperti dikutip oleh Prof. Dr. 1Syamsir Salam dalam bukunya Metode Penelitian Sosial, menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati.6 Metodologi penelitian yang digunakan penulis untuk menganalisa data adalah metode Deskriptif Analitik. Maksudnya cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian 4 E. Zaenal Arifin, Penulisan Karya Ilmiah Dengan Bahasa Indonesia Yang Benar (Jakarta: Mediatama Sarana Perkasa,1993), Cet.ke-5, h.56. 5 Anis Sudirjana, Metode Riset dan Bimbingan Menulis Skripsi (Yogyakarta: UD Rama, 1980), h.16. 6 Syamsir Salam dan Jaenal Arifin. Metodologi Penelitian Social. (UIN Jakaarta Press). 2006. h. 30. 8 disimpulkan, sehingga terlihat dengan jelas mengenai keberadaan pengajian ORBIT Lintas Profesi sebagai wadah dalam berdakwah. a. Objek dan Subjek Penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah pengajian ORBIT Lintas Profesi, dan sebagai Subjeknya adalah selebritis yang mengikuti pengajian tersebut atau dengan kata lain selebritis yang menjadi jama’ah aktif Pengajian Orbit Lintas Profesi. Dalam hal ini, peneliti mengambil sampel lima Jama’ah dari populasi 50 Jama’ah, yang mana lima Jama’ah tersebut adalah representative dari masing-masing profesi namun masih tergolong sebagai selebritis. b. Waktu dan Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilakukan di tempat Pengajian ORBIT Lintas Profesi yang bertempat di Jl. Pejaten Elok F2, Jakarta Selatan dan waktu yang dibutuhkan adalah selama dua bulan yaitu mulai dari bulan April-Juni. c. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data. 1). Sumber Data. Sumber data ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diambil dari informan yang bersangkutan. Dalam skripsi ini data primer didapat dari wawancara dari informan yaitu lima rerspon. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari pihak kedua, tidak secara langsung dari objek penelitian. 7 yaitu dari pengurus Pengajian ORBIT. 2). Teknik Pengumpulan Data 7 Nana Danapriyatna dan Roni Setiawan, Pengantar Statistika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), cet.Ke-1, h.8. 9 a. Observasi Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. 8 Dalam hal ini penulis melakukan observasi langsung dengan mengikuti pengajian empat sampai lima kali pertemuan. b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil tatap muka antara sipenanya dan sipenjawab atau informan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).9 Dalam hal ini penulis memperoleh data dengan cara interview atau Tanya jawab langsung dengan pengurus internal di pengajian ORBIT. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai Bapak Mustofa salah satu pengurus pengajian ORBIT. c. Dokumentasi. Dokumnetasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen- dokumen yang berkaitan dengan penelitian, seperti laporan-laporan atau arsip, literatur (buku-buku) yang berkaitan dengan penelitian ini. Tekhnik ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang penelitian yang sedang dibahas dalam skripsi ini. Dalam hal ini penulis mendapatkan dokumentasi dari pengurus internal Pengajian ORBIT. 8 9 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi offset,1992). Cet.ke-2 h.129 M.Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalis Indonesia,1985) h.63 10 E. Teknik Penulisan Penulisan skripsi ini, menggunakan buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007. F. Sistematika Penulisan Agar pembahasan dalam skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis membaginya menjadi lima bab pembahasan dengan rincian sebagai berikut : Bab I : PENDAHULUAN: Latar Belakang Masalah: Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, manfaat dan Tujuan penelitian, metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penelitian. Bab II : LANDASAN TEORI : Dakwah dan Ruang Lingkupnya: Pengertian dakwah, Metode Dakwah, Materi dan Media Dakwah, Bentuk-Bentuk Metode Dakwah, Tujuan Dakwah, Pengamalan Ibadah: Pengertian Ibadah, dasar dan Tujuan Ibadah, Motivasi Ibadah, Ruang lingkup Ibadah dan Bentuk-bentuk Ibadah seperti shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Pengertian selebritis, dan kategori yang termasuk selebritis. Bab III: GAMBARAN UMUM PENGAJIAN ORBIT terdiri dari: Latar Belakang Berdirinya ORBIT, Visi dan Misi ORBIT, Struktur Organisasi. BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN: Pelaksanaan dakwah di kalangan selebritis di Pengajian ORBIT Lintas Profesi, Pengaruh 11 Pengajian ORBIT Lintas Profesi terhadap peningkatan Ibadah pada jama’ah Selebritis. PENUTUP : Terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran. DAFATAR PUSTAKA. LAMPIRAN- LAMPIRAN 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Dakwah Secara etimologi kata dakwah berasal dari Bahasa Arab, yaitu: dari fi’il madhi (da’a,-yad’u) yang berarti ajakan, panggilan, seruan, menjamu. Dalam tata bahasa Arab, kata dakwah berbentuk sebagai isim masdar.1 Selain pengertian diatas, Dakwah secara bahasa mempunyai makna yang bermacam-macam; 1. Memanggil dan menyeruh, seperti dalam firman Allah surat Yunus ayat 25: ÇËÎÈ 8LìÉ)tFó¡•B Þ : ºŽu Å À ’n<)Î äâ 4 t `Bt “ωö ÉO»= ‘Í „o !$± k‰uru #yŠ 4’<n n ¡9$# Î) (#ur qþ ㉠ô tƒ ª!#$ “Allah menyeruh (manusia) ke Darussalam (surga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang dikendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” 2. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar maupun yang salah yang positif maupun yang negatif. 3. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu. 4. Doa (permohonan), seperti dalam firman Allah: “…Aku mengabulkan permohonan jika ia meminta kepada-Ku…” 1 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/ Penafsiran Al-Quran.1973), h. 127 13 5. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’a^ bi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman. Dakwah menurut istilah, mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak ahli ilmu dakwah memeberikan definisi dakwah yang berbeda-beda. Hal ini terkait dari sudut mana mereka memberikan pandangannya tentang dakwah. Untuk lebih jelasnya penulis akan kemukakan beberapa definisi menurut para ahli diantaranya: 1. Menurut Abu Bakar Zakaria. Dakwah adalah Aktivitas para ulama dan orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam dalam memberi pengajaran kepada orang banyak (khalayak dakwah) hal-hal yang berkenaan dengan urusan-urusan agama dan kehidupannya sesuai dengan realitas kemampuannya. 2 2. Menurut M. Quraisy Shihab. Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan/ usaha untuk mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadai maupun masyarakat 3. Ia melihat bahwa dakwah bukanlah hanya sekedar amar ma’ruf nahi munkar, tetapi merupakan usaha penyadaran manusia sehingga bersedia diajak kepada kehidupan yang lebih baik dan lebih sempurna, dengan melaksanakan ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan. 2 3 Abu Bakar Zakariah, Ad Da’wah Ila Al-Islam Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, (Jakarta: Mizan , 1993), cet. Ke-19, h.194 14 3. Menurut Amien Rais Dakwah adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islami. 4 4. Menurut M. Nastir. Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat. Konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamanya dalam peri kehidupan berumah tangga (usrah), peri kehidupan bermasyarakat dan kehidupan bernegara. 5 5. Menurut H.M.S. Nasrudin Latif Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah, dan syari’ah akhlak Islamiyah. 6 Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian dakwah. Sebenarnya masih banyak lagi pengertian- pengertian dakwah yang dikemukakan oleh para ulama yang lain akan tetapi beberapa pengertian diatas sudah dapat memberikan gambaran tentang pengertian dakwah itu. Walaupun beberapa pengertian dakwah diatas berbeda redaksinya akan tetapi setiap redaksinya memiliki tiga unsur pengertian pokok, yaitu: 4 Amien Rais, Cakrawala Islam, (Bandung: Mizan, 1996), h. 25-26 M.Nastir, Fungsi Da’wah Isalam dalam Rangka Perjuangan. (Jakarta: Media Dakwah, 1979), Jilid 1, h.7 6 Nasaruddin Latif, Teori Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta :Firma Dana, tt), h.11 5 15 a. Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam dari seseorang kepada orang lain. b. Dakwah adalah penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa amar ma’ruf (ajaran kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran). c. Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengna tujuan terbentuknya suatu indvidu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan sepenuhnya seluruh ajaran Islam. d. Dakwah adalah interaksi dan dakwah merupakan perubahan. Dengan demikian dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang berisi cara-cara dan tuntutantuntutan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, untuk mengajak manusia kepada ajaran Allah SWT menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di Akhirat. B. UNSUR-UNSUR DAKWAH Agama Islam dapat bertahan sampai saat ini berkat adanya kegiatankegiatan dakwah. Karena dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajarkan dan mewariskan suatu kewajiban bagi setiap pemeluk agama, tidak hanya menjadi kewajiban da’i. Hal ini disadari pada tugas dasar mansia yang hidup dimuka bumi ini, yaitu: 1. Sebagai hamba Allah SWT. 2. Sebagai khalifah di muka bumi. 16 3. Berdakwah di jalan Allah. Dari tugas manusia diatas j elaslah bahwa berdakwah merupakan sebuah kewajiban. Dalam kegiatan dakwah di butuhkan adanya saling mendukung antara unsur-unsur dakwah tersebut. dan unsur-unsur dakwah antara lain: 1. Subjek Dakwah (Da’i) Pada dasarnya da’i (subjek dakwah) merupakan orang/sekelompok orang yang melaksanakan atau menyiarkan dakwah.7 Sedangkan menurut Siti Muri’ah, da’i dalam pengertian umum yaitu seluruh pribadi muslim menjadi da’i dalam dakwah Islamiyah, kedua da’i dalam pengertian khusus yakni seseorang atau kelompok orang yang menekuni ajaran Islam kemudian menyampaikan ajaran tersebut dalam bentuk penerangan, pendidikan, serta peningkatan-peningkatan dengan tujuan agar orang yang menerima benar-benar dapat berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah. 8 Seorang da’i harus memiliki bekal yang cukup dalam berdakwah dan harus mampu membimbing untuk memahami realitas, memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan akhirnya memperbaiki objek dakwah (mad’u). Dengan demikian dakwah yang disampaikan oleh da’i menjadi luas, tidak terbatas hanya sekedar menyampaikan ayat-ayat Allah SWT secara harfiah semata-mata, lebih dari itu bagaimana da’i bisa menggantarkan mad’u dari yang buruk menjadi lebih baik, dengan menggunakan segala metode yang benar dan dapat di pertanggungjawabkan. Selain itu dalam berdakwah seorang da’i harus memiliki akhlaqul karimah sebagaimana yang terkandung didalam al-Qur’an dan As-Sunnah, 7 Sayid, M. Nuh, Dakwah Fardiyyah dalam Manhaj Amal Islam, (Solo: Citra Islami Press,1996), h.13-14 8 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000), hal.24 17 diantranya adalah: jujur, ikhlas, arif, sabar, lembut, kasih sayang, pemaaf, rendah hati, tepat janji, wara’ dan sebagainya. Sebagaimana diwariskan oleh Rasulullah SAW. 2. Objek Dakwah (Mad’u) Objek dakwah (mad’u) merupakan penerima pesan dakwah dari subjek dakwah. Keberadaan mad’u yang sangat heterogen baik dalam ideologi, pendidikan, status sosial, serta pekerjaan, dan sebagainya. Dalam kegiatan dakwah unsur ini harus diperhatikan karena ini merupakan sasaran dakwah yang melaksanakan tujuan dakwah. Oleh sebab itu, dalam berdakwah seorang da’i harus memahami karakteristik objek dakwah agar dakwah yang disampaikan dapat diterima dan diamalkan. 3. Materi Apapun materi dakwah yang disampaikan pada dasarnya bersumber dari Al-quran dan Hadist sebagian sumber utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak. Materi yang diperlukan untuk suatu kelompok masyarakat belum tentu cocok untuk kelompok masyarakat yang lainnya. Oleh sebab itu pemilihan materi haruslah sesuai dengan karakteristik mad’u. Baik materi itu untuk pemuda, mahasiswa, petani, pekerja kasar, pegawai tinggi, juga apakah pendengar itu heterogen artinya berbagai tingkat dan mutu pengetahuannya ataukah sejenisnya. 9 Hal yang terpenting dalam pemberian materi (pesan dakwah) adalah tidak boleh menyimpang dari al-Qur’an dan hadist. 9 M.Syafa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah (Jakarta: Widjaya. 1982), h. 99 18 4. Media Dakwah Selain materi, media dakwah juga menentukan sebuah keberhasilan dakwah. Media adalah sarana atau perantara, yang membantu juru dakwah (da’i) dalam menyampaikan isi dakwah secara efektif dan efisien. 10 Media bisa dijadikan juga sebagai perantara. Maka sebagai perantara atau alat bantu yang digunakan oleh da’i untuk menyampaikan dakwahnya kepada mad’u itulah yang disebut sebagai media dakwah. Media dakwah saat ini mulai berkembang tidak hanya mimbar ke mimbar tetapi telah mampu mengikuti perkembangan zaman. Dakwah kini bisa dilakukan diberbagai media, mulai dari media cetak sampai media elektronik seperti internet. Oleh karena itu da’I harus mampu memanfaatkan berbagai hal yang dapat mendukung proses dakwah termasuk media-media yang saat ini mulai digandrungi. 5. Metode Dakwah Metode dakwah artinya cara atau jalan yang ditempuh untuk menarik atau mengajak manusia baik dengan perkataan atau perbuatan menuju jalan yang diridhoi Allah Swt dengan efektif dan efisien. Metode dakwah dalam menjalankan fungsinya memiliki beberapa bentuk yang setiap bentuknya memiliki fungsi masing-masing. Bentuk metode dakwah bersumber pada Al-qur’an surah An-Nahl. Ayat 125: 10 Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta : Media Dakwah, 1984), H.225 19 ÓÉL Oßgø9ω»y _ur r( ÏpuÏpyZ|¡ ptø:$# ©9$$ ÏpsàÏãöqyJø9$#u Jõ3Ïtø:$$Î/ Î/ ÞOn èdur ( ™ ôãr&= uq¾Ï&Î#‹Î6y `tã ¨@| JÎ/ Ê `y ÞOn =ôãr& y/u‘ nÎ @‹Î6y 7 ™ qudè y7 -/u‘ ¨bÎ) ’<n) íŠ# 4ß`| mr& ¡ô }‘Ïd ÇÊ ÎÈ GôgßJø9$ tûËïωt $Î/ Artinya “serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya. Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa metode dakwah ada tiga, yakni : Hikmah, Mauidzatil Hasanah, dan Mujadalah. a. Hikmah (dengan Hikmah) Dalam kamus dan kitab-kitab tafsir, kata al-Hikmah diartikan al’adl (keadilan), al’hilm (kesabaran dan ketabahan), an’nubuwwah (kenabian), al’ilm (ilmu pengetahuan), Al-Qur’an, falsasah kebijakan pemikiran atau pendapat yang baik, al-haq (kebenaran), meletakkan sesuatu pada tempatnya. Kebenaran sesuatu, dan mengetahui sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang paling utama. Kata hikmah disebutkan dalam Al-qur’an sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan dakwah maka menghindari dari hal-hal yang kurang relevan dalam hal dakwah. Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an-Nasafi, arti hikmah, yaitu : “Dakwah bil hikmah adalah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti, yakni dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan”. 20 Sedangkan menurut tafsir dalam al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125, Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Jadi, dapat dipahami bahwa al-Hikmah adalah kemampuan dan ketepatan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif oleh sebab itu al-Hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah. b. Mauidzatil Hasanah (pelajaran yang baik) Beberapa deskripsi pengertian Mauidzatil Hasanah menurut beberapa ahli bahasa dan ahli tafsir. Adalah melalui pelajaran, keterangan, petutur, peringatan, pengarahan dengan gaya bahasa yang mengesankan atau menyentuh dan terpatri dalam nurani. 11 Berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran agama Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. Metode ini diarahkan terhadap mad’u yang kapasitas intelektualnya dan pemikiran spiritulnya tergolong kelompok awam. Maka dalam hal ini, peranan juru dakwah adalah selain sebagai pembimbing, juga yang bisa membahagiakan mad’unya. Dalam metode ini harus memperhatikan tiga faktor berikut ini: i. Menggunakan tutur kata yang lembut 11 Asep Muhidin, Dakwah adalam Prespektif Al-qur’an, (Bandnug : CV. Pustaka Aetia 2002), Cet. Ke1, Hal, 163. 21 ii. Menghindari sikap sinis dan kasar iii. Tidak menyebut-nyebut kesalahan atau bersikap menghakimi orang yang diajak bicara. 12 Pengajian-pengajian umum atau ceramah-ceramah keagamaan lain bisa dimasukan dalam kategori ini. Sikap–sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan etika agama, dijelaskan dan diperingatkan sehingga bisa kembali ke jalan yang benar. c. Al- Mujadalah Bi- al-lati Hiya Ahsan (bantahlah mereka dengan cara yang baik). Metode dakwah ketiga yang disodorkan Al-Qur’an dalam surat an-Nahl, adalah Mujadalah, yakni upaya dakwah melalui jalan bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara yang baik, sopan, saling menghargai dan tidak arogan. Dari segi etimologi (Bahasa) lafazh mujadalah terambil dari kata “jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambah alif pada huruf jim yang mengikuti wajan Faa ala, “jaa dala” dapat bermakna berdebat, dan “mujaadalah” perdebatan.13 Kata “jadala” dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik 12 Ibid, hal. 163 Ahmad Warson Al-munawwir, al-munawwir, (Jakarta: Pustaka Progressif,1997) ,Cet. Ke-14. h.175 13 22 dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.14 Dari segi istilah (Termoinologi), terdapat beberapa pengertian alMujadalah (al-Hiwar) dari segi istilah. Al-Mujadalah (al-Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya. 15 Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah, suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat. 16 Dakwah model ini, lebih banyak dilakukan oleh para intelektual atau ahli agama untuk masalah-masalah yang berat yang memerlukan kajian-kajian ilmiah. Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa alMujadalah adalah perdebatan yang sinergis antara dua pihak dengan memberikan argument dan bukti yang kuat. Namun dengan cara yang baik, sopan sehingga tidak menimbulkan pertengkaran antar keduanya. Dari penjabaran diatas, tentang metode dakwah dapat ditemukan titik cerahnya bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai satu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Dalam 14 Quraisy Shihab, Tafsir al Misbah, (Lentera Hati: 2000) Cet. Ke-1, h.553 15 World Assembly of Muslim Youth (WAMY), Fii Ushulil Hiwar, (Maktabah Wahbah Cairo, Mesir), diterjemahkan oleh Abdus Ssalam M. dan Muhil Dhafir, dengan judul terjemahan “Etika Diskusi”, (Era Inter Media, 2000), Cet. Ke-2, h.21 16 Sayyid Muhammad Thantawi, Adab al-khiwar fil Islam, Dar al-Nagdhah, Mesir, Diterjemahkan oleh Zuhairi Misrawi dan Zamroni Kamal, (Jakarta: Azan, 2001), Cet. Ke-1 pada kata pengantar. 23 kegiatan dakwah, metode dakwah harus disesuaikan dengan kondisi mad’u (penerima dakwah) baik dari segi pendidikan, ekonomi, social, serta adat agar tercapainya keberhasilan dakwah. Jadi sebuah metode dakwah itu harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented dan mendapatkan penghargaan yang mulia atas diri manusuia sebagai komunikator dalam kehidupan yang lebih baik. 6. Tujuan Dakwah Dalam melaksanakan usaha dakwah agar sesuai dengan rancana harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia.17 Menurut Syekh Ali Mahfudz tujuan dakwah terdiri dari lima perkara yaitu: a. Menyiarkan tuntunan Islam, membetulkan aqidah, dan meluruskan amal perbuatan manusia, terutama budi pekerti. b. Memindahkan hati dari keadaan yang jelek kepada yang baik. c. Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara kaum muslimin. d. Menolak faham atheisme, dengan menhgimbangi cara-cara mereka bekerja. e. Menolak syubhat-syubhat, bid’ah dan khurafat/ kepercayaan yang tidak bersumber dari agama dengan mendalami ilmu ushuluddin. 17 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.49 24 Namun Prof. Dr. H. Moh. Ardani menyatakan bahwa tujuan dakwah terdiri dari tujuan umum (mayor objektive) dan tujuan khusus (minor objective). a) Tujuan Umum. Tujuan umum adalah mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin, kafir, atau musrik) kepda jalan yang benar yang diridhoi oleh Allah agar dapat hidup bahagia sejahtera di dunia dan akhirat. b) Tujuan Khusus Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara yang bagaimana dan sebagaimana terjemahan dari tujuan umum dakwah. Dari paparan tujuan dakwah diatas, maka menurut penulis tujuan yang ingin dicapai oleh dakwah adalah menuntun untuk memperoleh kebahagiaan hidup baik di dunia dan di akhirat serta terhindar dari kesulitan- kesulitan hidup. C. Pengamalan Ibadah 1. Pengertian Pengamalan berasal dari kata “amal” yang berarti perbuatan-perbuatan yang baik maupun yang buruk, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan untuk kebaikan tingkah laku. Kata amal mendapatkan awalan “peng” dan 25 akhiran “an” menjadi pengamalan yang berarti hal, cara, hasil atau proses kerja mengamalkan.18 Ibadah mengandung banyak arti, berdasarkan pada sudut pandang para ahli, dalam hal ini penulis melihat pengertian dari etimologi dan terminologi. Kata ibadah berasal dari Bahasa Arab yang artinya: menyembah atau mengabdi.19 Menurut Bahasa, ibadah dalam arti yang lain dalam Ensiklopedi Islam yang diterbitkan oleh Depag RI (1993,2:385) terhadap penjelasan ibadah berarti mematuhi, tunduk dan berdo’a. Dalam Al-quran terdapat kata “ta’budu” dalam arti taat, misalnya dalam surat Yaasin 36:60 yang berbunyi: /3s9 ¼mR) ( z`»Ü s ‹±9# (#r߉ç7 û ö 9s3 N ä)Î y‰ óO9sr& ÷ès? žw cr& PtŠy #uä Ó Í_6t »ƒt ‹ö gôã ô &r * ÇÏÉÈ ûüÎ7•B r‰tã Artinya “Bukankah Aku Telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu". Pengertian ibadah menurut istilah adalah kepatuhan atau tunduk kepada Dzat yang memiiki puncak keagungan, Tuhan Yang Maha Esa. Ibadah mencakup segala bentuk kegiatan (perbuatan dan perkataan) yang dilakukan setiap muslim dengan tujuan mencari keridhaan Allah SWT.20 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ibadah sebagai berikut: perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Atau 18 JS. Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), Cet Ke-1, h.40 19 M. Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), Cet Ke-8, h.525 20 H. Baihaqi A.K, Fiqh Ibadah, (Bandung: M2S Bandung, 1996) Cet, Ke-1, h.31 26 dengan kata lain, segala usaha lahir batin, sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagian dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta.21 Macam-macam pengertian Ibadah menurut para ulama, antara lain: a. Menurut Ulama Tauhid, Ibadah adalah: meng-Esakan Allah dan mengagungkan Allah SWTsepenuhnya serta menghinakan diri dan menundukkan jiwa kepada-Nya.22 b. Menurut Ulama Akhlak, Ibadah adalah: mengerjakan segala taat badaniyah dan menyelenggarakan syariat.23 c. Menurut Ulama Tasawuf, Ibadah merupakan: pekerjaan seorang mukallaf yang berlawanan keinginan nafsunya untuk membesarkan Tuhannya. 24 d. Menurut Ulama Ahli Fiqh, mendefinisikan Ibadah ialah segala bentuk ketaatan yang engkau kerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT, dan mengharapkan pahalanya di akhirat.25 Dari seluruh pengertian ibadah diatas dapat disimpulkan bahwa ibadah segala perbuatan yang dilaksanakan oleh hamba baik perkataan, maupun perbuatan yang disukai Allah SWT, baik secara teran-terangan maupun sembunyi-sembunyi, dalam rangka mengharapkan ridho dari Allah SWT. 21 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1996), h. 364 A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Utama, 1997) Cet. Ke-1 h.2 23 Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1989) Cet. Ke-1h.19 24 A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Op Cit, h.3 25 Ibid, h.4 22 27 2. Dasar Tujuan Ibadah. Menurut syariat Islam, seluruh manusia haruslah beribadah atau melaksanakan yang diperintahkan oleh Allah, dan menjauhi yang dilarangNya, kalau tidak maka manusia tersebut akan tersesat dan tidak mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 21: öNä `Ï N ö ä 3Î=ö6s B ûtïÏ%©! s)=ns{3 % $#ur “% Ï N ã â$ $Ÿ ©!$# ä 3 9# ‘u -/ #(r߉6 ôã$#ç ¨ $pk‰š 'r»¯ tƒ ÇËÊÈ tbqà)-Gs? öNä3ª=yès9 Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” Dr. Ir. Hidayat Nata Atmaja menegaskan bahwa: Al-Quran seharusnya dipandang sebagai sumber dari segala keilmuan, tidak perlu kita permasalahkan lagi, dan Al-Quran merupakan petunjuk yang sebaik-baiknya untuk kehidupan umat. Jelaslah apabila manusia ingin sukses dan selamat dalam kehidupannya, maka ia harus mendasarkan segala aktivitasnya dalam segala aspek kehidupannya kepada kitab Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW.26 Dengan demikian dasar dari ibadah yaitu, Al-Quran dan Hadist Rasulullah, yang isi didalamnya memerintahkan manusia untuk tunduk dan taat kepada Allah SWT, karena dengan taat kepada Allah SWT, manusia akan mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya, sedangkan tujuan ibadah yaitu untuk menjadi menusia sejati. Ciri-ciri manusia sejati adalah bertaqwa 26 Syahminan Zaini, Op Cit, h.33 28 kepada Allah SWT. Ibadah dalam pengertian tidak terbatas pada masalah ritual saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan dalam hubungannya dengan Allah maupun sesama manusia serta lingkungannya. 27 3. Motivasi Ibadah Motivasi itu sendiri merupakan istilah yang lebih umum digunakan untuk menggantikan tema “motif- motif”, yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan motive yang berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.28 Yaitu gerakan yang dilakukan manusia yang dapat membangkitkan tenaga sehingga menimbulkan tingkah laku yang mengarah kepada tujuan-tujuan. Motivasi merupakan penggerak utama didalam suatu pekerjaan, oleh karena itu besar kecilnya motivasi yang ditimbulkan terhadap pekerjaan itu. Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh kemungkinan besar akan mendapatkan hasil yang besar, dan begitu pula sebaliknya bila suatu pekerjaan dilakukan dengan tidak sungguh- sungguh kemungkinan tidak akan mendapatkan hasil yang besar. Dengan demikian bila umat muslim ingin ibadah mereka mendapatkan hasil yang baik disisi Allah SWT, maka umat muslim tersebut harus memaksimalkan motivasi yang dimilikinya untuk beribadah dengan baik, dengan mengikuti ajaran agama Islam. Dr. Sarlito Wiraman Sarwono mengemukakan bahwa: 27 28 M. Qutub, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1984), h.21-22 H. Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. Ke-2 h.79 29 “Apabila kita menginginkan suatu pekerjaan berhasil dengan baik, maka kita harus menimbulkan gairah yang besar terhadap pekerjaan tersebut, sehingga kalau bisa menjadi motivasi bagi pekerjaan yang lainnya.”29 Motivasi ibadah dalam buku “Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia” diungkapkan beberapa motivasi ibadah, yaitu karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadangh, karena manusia sudah berjanji untuk taat dan tunduk kepada Allah SWT, karena bahagia yang diinginkan, karena manusia yang harus kembali ke negeri asalnya (surga). 30 Dengan demikian motivasi ibadah adalah suatu gerakan atau rangsangan yang ditimbulkan dalam diri manusia untuk taat kepada Allah. Dengan mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki sehingga tercapainya sebuah tujuan didalam hidupnya. Karena ibadah itu sendiri mempunyai pengaruh yang positif dalam kehidupan sehari-hari. 4. Ruang Lingkup Ibadah. Ibadah ditinjau dari ruang lingkupnya dapat dibagi menjadi dua macam,31 antara lain: 1) Ibadah Khashah, adalah ibadah cara dan ketentuan pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain. 29 Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1989) Cet. Ke-1h.34 30 Ibid, h.80 31 A. Rahman Ritonga, M.A. dkk, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), cet. Ke-2, h.62 30 2) Ibadah Ammnah, adalah semua perbuatan yang dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah SWT atau dikerjakan dengan iklas, seperti makan, minum, bekerja, berbuat baik kepada orang dan lain sebagainya. Menurut Ibn. Taimiyah, ibadah mencakup semua cinta dan keselarasan karena Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, lahir dan batin. Maka yang termasuk dalam hal ini adalah shalat, zakat, puasa, benar dalam perkataan, menjalankan amanat, amar ma’ruf nahi munkar, jihad terhadap orang munafik dan kafir, berbuat baik terhadap tetangga, anak yatim, fakir, miskin, dan Ibn Sabil, berdoa, berdzikir, membaca al-quran, ikhlas, sabar, syukur, rela menerima ketentuan Allah, tawakal, raji’(berharap atas rahmat), khauf (takut terhadap adzab), dan lain sebagainya. 32 Menurut pemaparan Ibn. Taimiyah diatas terlalu luas, bahkan menurut beliau semua ajaran agama itu termasuk ibadah, jadi jika ruang lingkup ibadah tersebut klasifikasikan semuanya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok saja, diantaranya: a. Kewajiban- kewajiban atau rukun-rukun syari’at seperti shalat, puasa, zakat, haji. b. Tambahan dari kewajiban-kewajiban diatas dalam bentuk ibadah sunnat, seperti dzikir, membaca al-quran, doa, dan istighfar. 32 Ibid, h. 63 31 c. Semua bentuk hubungan sosial yang baik, dan memenuhi hak-hak manusia, seperti berbakti pada kedua orang tua, menghubungkan tali silaturrahmi, berbuat baik kepada fakir miskin, anak yatim dan lainnya. d. Akhlak yang bersifat kemanusiaan (Akhlak Insaniyah), seperti benar dalam berbicara, menempati janji dan menjalankan amanah. e. Ahlak yang bersifat ketuhanan (Akhlak Rabbaniyah), seperti mencintai Allah SWT, dan Rasul-rasul-Nya, takut kepada siksaan Allah SWT, ikhlas dan sabar atas hukum-hukum Allah SWT. 5. Bentuk-Bentuk Ibadah. Berdasarkan bentuk dan manfaatnya ibadah terbagi kepada: a. Ibadah yang terdiri atas perbuatan atau ucapan lidah, seperti dzikir, bertasbih, bertahlil, bertauhid, bershalawat, dan lain sebagainya. b. Ibadah yang sudah jelas dan terinci perkataan dan perbuatannya. Seperti: shalat, zakat, puasa dan haji. c. Ibadah yang tidak ditentukan tehnik penulisannya, seperti menolong orang lain,berjihad, membela diri, mendirikan masjid, rumah, madrasah, dan rumah sakit. d. Ibadah yang pelaksanaannya dalam bentuk menahan diri seperti puasa,ihram, dan i’tikaf. 32 e. Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan seseorang dari kewajiban membayar hutang kepada kita, memaafkan kesalahan orang lain, dan sebagainya.33 Allah SWT menciptakan manusia agar mereka beribadah kepada-Nya. Manusia memang diperintahkan Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya, dan ibadah tersebut harus dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan alquran dan As-sunnah. Ibadah yang menjadi tugas utama manusia merupakan penyerahan total yang tumbuh dari kesadarn yang dalam, akan keagungan Tuhan yang disembah. Ibadah mempunyai bentuk yang bermacam-macam dalam setiap agama, disyariatkan Allah untuk mengingatkan manusia akan keagungan dan kekuasaan-Nya, yang memang keduanya merupakan jiwa dan rahasia ibadah. Manusia dengan ibadah yang dilakukannya akan senantiasa selalu ingat kepada Allah dan merasa dekat dengan-Nya. Ibadah yang benar adalah ibadah yang mempunyai pengaruh efektif terhadap pembentukan akhlak mulia serta pendidikan jiwa manusia, sehingga ia mampu berbuat baik kepada saudara-saudaranya yang muslim, dan orang lain tidak terganggu oleh ucapan dan perbuatannya. 34 Adapun ibadah-ibadah yang dimaksud ialah shalat, zakat, puasa, haji, dimana ibadah tersebut merupakan bentuk ibadah yang klasik, yang dikenal sejak zaman dulu dan ibadah berupa amar ma’ruf nahi munkar. 33 Al-Habsy & Muhammad Baqir, Fiqh Praktis Menurut Al-Qur’an As-sunnah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Mizan, 1999), cet. Ke-1, h.27 34 Rif’at Syauqi Nawawi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh Kajian masalah Akidah dan Ibadah, (Jakarta: Paramadina, 2002), cet. Ke-1, h.160 33 1) Ibadah Shalat. a) Pengertian Shalat. Shalat menurut bahasa adalah Do’a.35 Sedangkan sholat menurut istilah ialah suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.36 b) Hikmah Shalat. Shalat merupakan kewajiban umat Islam yang paling utama sesudah mengucapkan kalimat syahadat. Shalat merupakan pembeda anatara orang muslim dengan non-muslim. Disyari’atkan dalam rangka mensyukuri nikmat Allah SWT. Yang mempunyai manfaat yang bersifat religius atau keagamaan, serta mengandung kunsur pendidikan terhadap individu dan masyarakat. Shalat bukan hanya berfungsi membentengi pelakunya dari perbuatan keji dan perbuatan munkar, tetapi shalat itu seharusnya mendorong pelakunya untuk berbuat baik kepada orang lain. Shalat tidak berguna bagi pelakunya, jika ia masih tidak membuahkan moral yang baik bagi pelakunya, sehingga masih muda melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Terbentuknya moral yang baik melalui shalat bisa terjadi, karena seperti diketahui diantara bentuk-bentuk ibadah Islam, shalatlah yang 35 A. Rahman Ritonga, M.A. dkk, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), cet. Ke-2, h.65 36 Ibid, h.67 34 paling dapat membawa manusia dekat dengan Allah. Didalamnya terdapat dialog antar manusia dengan Tuhannya, seperti memuji kemahasucian-Nya, menyerahkan diri kepada-Nya, memohon supaya dilindungi dari godaan syetan, memohon diberi ampunan dan dibersihkan dari segala dosa, dijauhkan dari kesesatan serta perbuatanperbuatan yang tidak baik. Didalam shalat seseorang meminta agar ruh dan jiwanya disucikan, sehingga dengan demikian ia cenderung kepada perbuatan- perbuatan baik dan perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana dalam firman Allah surat Al-‘Ankabut ayat 45: 3 Žç 9t2 ò r#$ &! « ã Ì s3ZJ ßÆ t s ó xÿ ‘4 ¢9# c ž )Î (ã Ï%s!.øru 3ø9$# Ç ø9#$ ur Ïä$ t !± ã sS÷Z?s no$q4 n=Á ÇÍÎÈ ª!$#utbrqãèoYóÁs? $tB ÞOn=÷ètƒ “....Dan dirikanlah shalat sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar”. (Al-‘Ankabut ayat 45) Sebenarnya bukan perbuatan shalat itu yang mencegah seseorang dari perbuatan- perbuatan tidak baik, tetapi jiwa suci yang cenderung kepada kebaikan sebagai hasil bentukan shalatlah yang mencegah dari perbuatan jahat dan tidak baik. Hal itu berarti, sungguh pun seseorang rajin melaksanakan shalat, tetapi jiwanya kotor dan cenderung pada perbuatan maksiat maka ia belum memperoleh kemanfaatan dari shalatnya. Shalat yang diterima adalah yang membuat pelakunya terhindar dari perbuatan yang tidak baik, juga membuatnya menjadi 35 manusia yang merendahkan diri dan tidak sombong, senantiasa ingat kepada Allah SWT, dan memiliki rasa kepedulian sosial untuk mendorong orang-orang dalam kesusahan, seperti anak yatim, fakir miskin, orang yang dalam perjalanan, janda tua dan yang terkena bencana. Dengan kata lain, shalat yang diterima Allah SWT, ialah shalat yang menjauhkan manusia dari perbuatan jahat dan mendorongnya untuk berbuat hal- hal yang baik. Shalat dapat mengajak seseorang untuk berdisiplin dan mentaati peraturan dan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terlihat dari penetapan waktu shalat yang mesti dipelihara oleh setiap muslim dan tata tertib yang terkandung didalamnya. Dengan demikian shalat yang wajib dijalankan lima kali dalam sehari intinya bukan pada gerakangerakan lahiriyahnya, akan tetapi terlerak pada penghayatan sedalamdalamnya akan kehadiran diri individu dihadapan Tuhan Yang Maha Agung, yang dalam prakteknya disertai rasa khusyu’.37 Maka tidaklah berlebihan bisa dikatakan bahwa shalat yang sempurna itu ialah shalat yang dilakukan dengan kekhusyu’an dan kehadiran hati yang disertai ketenangan seluruh anggota badan. Didalam gerakan dan bacaan shalat tersebut banyak mengandung hikmah, baik dari segi ruhaniyah maupun jasmaniyah, antara lain: 37 Rif’at Syauqi Nawawi, Op Cit, h.164 36 1) Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, karena melalui bacaan yang diucapkan pada waktu shalat berarti kita selalu ingat kepada Allah SWT. 2) Mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar. 3) Mendekatkan dan menyerahkan diri kepada Allah SWT secara tulus ikhlas, karena segalanya hanya milik Allah. 4) Meningkatkan disiplin, sabar da khusyu’. 5) Menjaga kebersihan dan kesucian jiwa-raga. 2) Ibadah Puasa. a. Pengertian Puasa. Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari apa yang dirindukan hawa nasfu.38 Sedangkan menurut istilah agama Islam adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari, dengan niat dan beberapa syarat.39 b. Hikmah Puasa. Berangkat dari pengertian diatas, inti dari puasa ialah terletak pada menahan makan dan minum, serta hubungan seksual, walaupun sebenarnya termasuk didalamnya menahan diri dari ucapan yang tidak baik, seperti ghibah, berdusta, memaki, mencerca, dan mengadu domba 38 39 Ibnu Muhammad, Puasa Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-Bayan, 1996), Cet. Ke-2, h.21 H. Sulaiman, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), Cet. Ke-35, h. 220 37 orang, dengan mengharap ridha Allah dan mempersiapkan diri untuk semakin bertaqwa kepada-Nya, dengan jalan mendekatkan serta mendidik kemauan melalui pengekangan hawa nafsu, agar mendapatkan kesanggupan danketangguhan meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Kalau shalat merupakan bentuk pertama dari bentuk ibadah jasmaniah dan ruhaniah, maka yang kedua adalah puasa. Salah satunya adalah puasa dibulan Ramadhan, bulan ramadhan merupakan jalan terbaik bagi umat muslim untuk meningkatkan amal ibadah, karena segala amal perbuatan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Puasa juga merupakan alat untuk secara suka rela meninggalkan berbagai kesenangan yang halal dengan tujuan menguji jiwa mereka dan memperkuat ketekunan serta kesungguhan dalam bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga memiliki semangat yang tinggi dan kuat untuk menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat, dan mencapai tujuan yaitu menjadi manusia yang bertaqwa. Dalam Islam tidak ada ibadah yang diperintahkan Allah SWT yang tidak mengandung hikmah, contohnya puasa, menurut Zakiyah Daradjat, ibadah puasa mengandung hikmah terhadap jasmani dan rohani manusia. Hikmanya terhadap rohani antara lain ialah melatih rohani agar disiplin mengendalikan dan mengontrol hawa nafsu agar tidak semena-mena memunculkan keinginannya.40 Dalam ibadah puasa disamping melatih hawa nafsu juga terdapat nilai-nilai moral yang luhur kepada sesama umat manusia, yaitu 40 A. Rahman Ritongah, M.A. Op Cit, h. 159-154 38 menyiapkan menjadi manusia yang berjiwa sosial dan gemar beramal sholeh. Hal ini merupakan manifestasi dari rasa lapar dan dahaga yang dirasakan selama berpuasa, sehingga dapat merasakan bagaimana rasanya ketika seseorang dalam keadaan lapar, tentunya hal ini mengingatkan kita kepada para fakir miskin, sehingga perasaan dan hati kita pun terdorong untuk membantu mereka. 3) Ibadah Zakat a. Pengertian Zakat. Zakat menurut bahasa berarti subur, bertambah.41 Sedangkan menurut istilah ialah, jumlah harta yang dikeluarkan untuk diberikan kepda golongan-golongan yang ditetapkan syara’. b. Hikmah Zakat. Zakat merupakan ibadah harta benda yang diwajibkan Islam kepada orang yang berkecukupan dengan tujuan membantu kebutuhan orang miskin, dan memberikan sumbangan untuk memelihara kepentingan umum. Ibadah zakat merupakan cara yang terbaik untuk menaikkan taraf kesejahteraan masyrakat untuk saling menghargai, sayang menyayangi, serta menyebarkan rasa kasih dikalangan anggota masyarakat. Zakat jelas merupakan manifestasi dari iman, bukti syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada manusia, maka 41 Teuku Muhammad Hasbi As-Shiddiqi, Kuliah Ibadah, (Ibadah ditinjau dari segi hokum dan hikmah), (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), Cet. Ke-1, h.212) 39 sudah sepantasnya manusia menyisihkan harta yang telah dikaruniakan kepadanya kejalan Allah, yaitu untuk menolong saudara- saudaranya yang kekurangan dan demi membantu mereka mencapai kesejahteraan hidup. Adanya kepedulian dari orang kaya kepada orang-orang miskin sangat penting karena dengan bantuan yang diberikan akan menambah rasa kebersamaan, dan tidak adanya perbedaan diantara orang-orang kaya dan miskin. Adapun hikmah-hikmah zakat bagi orang yang melaksanakannya, yaitu: 1) Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat kekayaan yang diberikan. 2) Membersihkan diri dari harta yang dimilikinya, mengikis sifat kikir, dan mendidik agar bersifat pemurah. 3) Mendidik manusia agar sadar bahwa harta yang dimilikinya, itu bukanlah merupakan miliknya secara mutlak, dan bukan merupakan tujuan hidup. Tetapi merupakan sebuah titipan atau amanat dari Allah SWT. 4) Sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan hikmah mengeluarkan zakat bagi masyarakat ialah: 1) Menolong orang yang lemah dan susah agar mereka dapat melaksanakan kewajibannya, baik terhadap Allah maupun manusia. 40 2) Memperkecil jurang perbedaan secara ekonomi, sehingga orang miskin dapat memperbaiki ekonominya, sehingga ada rasa persaudaraan dan saling membantu satu dengan yang lainnya. 3) mendidik jiwa masyarakat agar memiliki jiwa sosial, suka berkorban, menghindari sifat egoistis terhadap sesama manusia. 42 Dengan demikian zakat yang diajarkan oleh umat Islam sangat relevan bagi kehidupan dimasyarakat, dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya Indonesia. Jika zakat dikelola dengan benar maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat. 4) Ibadah Haji. a. Pengertian Haji Dalam pengertian bahasa, haji berarti menuju ke suatu tempat secara berulang-ulang, atau menuju ke tempat yang diagungkan. Ibadah haji ke Baitullah adalah tempat yang diagungkan dan disucikan oleh umat Islam serta diberkahi oleh Allah SWT. Sedangkan dalam pengertian syar’i haji adalah menyengaja mengunjungi Mekkah untuk melaksanakan ibadah thawaf, sa’I, wukuf di arafah, dan manasik-manasik haji lainnya, dalam rangka menunaikan perintah Allah, dan mengharapkan ridho-Nya. 43 42 Departemen Agama RI, Fiqh untuk Madrasah Aliyah, (Jakarta: Dirjen Depertemen RI, 2002), h.107 43 Ibid, h. 120 41 Kewajiban ibadah haji hanya untuk satu kali seumur hidup, itupun dikerjakan bagi orang yang mampu. Mampu dalam segala hal, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. b. Hikmah Ibadah Haji Segala bentuk dan jenis ibadah yang disyari’atkan Allah kepada manusia, selain dijanjikan pahala, juga mengandung hikmah yang sangat besar bagi siapa saja yang mentaatinya. Demikian juga dengan ibadah haji. Diantara hikmah haji tersebut adalah: 1) Memperteguh dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. 2) Sebagai sarana untuk lebih mempererat rasa ukhuwah Islamiyah serta saling mengenal sesama muslim dari beragai penjuru dunia. 3) Segala pengalaman yang didapat dari ibadah haji, dapat diambil sebagai pelajaran. Dan mendorong setiap muslim untuk selalu menjaga kesehatan fisik dan mental. D. PENGAJIAN DAN SELEBRITIS 1. Pengajian a. Pengertian Pengajian. Pengajian dalam Bahasa Arab disebut At-Ta’liimu asal kata ‘allamaYu’allimu, Ta’liiman. Yang artinya mengajar, mengajarkan. Pengajian menurut istilah berasal dari “kaji” yang berarti pelajaran (terutama dalam hal agama). Pengajian adalah (1) ajaran dan pengajaran, 42 (2) pembacaan Al-qur’an. 44 Kata pengajian berbentuk awalan pe dan akhiran “an” yang memiliki dua pengertian. Pertama, yang berarti pengajaran ilmu-ilmu agama Islam. Yang kedua, sebagai kata benda yang menyatakan tempat untuk melaksanakan pengajian Islam. Yang mendalam pemakaianya banyak istilah yang digunakan seperti dalam bahasa Arab disebut kuttab, di masyarakat minangkabau disebut dengan surau dan dimasyarakat Jawa disebut pengajian. 45 Pengajian merupakan kegiatan yang senantiasa berusaha untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, meningkatkan ketakwaan dan pengetahuan agama Islam serta kecakapan dalam rangkah mencari ridho Allah SWT. Dengan demikian pengajian adalah kegiatan Islam yang bercorak sederhana sebagai media penyampaian dakwah Islam yang dilaksanakan secara berkala, teratur dan diikuti oleh para jama’ahnya. Kegiatan pengajian terdapat beberapa elemen diantaranya ialah adanya narasumber atau ustadz, adanya jamaah, adanya sarana serta materi yang di pelajari. Dan dalam penyampaian adalah metode ceramah. b. Peran Pengajian. Pertama dilihat dari segi tujuannya, pengajian adalah termasuk pelaksanaan dakwah sebagai syi’ar Islam yang berlandaskan al-qur’an dan Hadist. Kedua dilihat dari segi strategi pembinaan umat, pengajian merupakan wahana dakwah Islamiyah yang murni ajarannya. 44 45 Poerwadarminta, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h.33 Ibid, h.34 43 c. Fungsi Pengajian 1. Fungsi kemasyarakatan, pengajian merupakan salah satu lembaga social yang ada disebuah instansi baik atau di masyarakat, yang turut serta menata keseimbagan dan keselarasan dalam masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya menampung zakat, infak, dan sodaqoh untuk disalurkan demi menyantuni fakir miskin dan anak yatim piatu. 2. Fungsi pengajian sebagai pengajaran nonformal, dimana pengjian itu mengadakan pengajaran yang fungsinya menambah wawasan ke Islaman. 2. Pengertian Selebritis Selebritis berasal dari bahasa Inggris, celebrity, yang berarti orang terkenal karena terlalu dekatnya dengan dunia pemberiataan (pers). Kata selebrity, sebenarnya berakar kata dari celebrate yang artinya “rayakan, merayakan” maka tak mengherankan, seseorang yang sudah menjadi selebritis kemungkinan besar mengalami perubahan dalam kehidupan yang cenderung eksklusif, glamour, dan dekat dengan dunia pesta (hura-hura).46 Sedangkan menurut Abu Al-Ghifari, Selebritis adalah orang ternama, kesohor, atau dijadikan figure. Tokoh ternama yang dimaksud adalah artis sinetron, foto model, peragawati, cover girl, presenter, dan lain-lain. Kategori selebritis antara lain: 1. 46 Penyanyi. http://id.wikipedia.org/wiki/selebritis 44 2. Musisi 3. Group Band 4. Group Lawak 5. Aktris/ aktor film dan sinetron. 6. Bintang Iklan. 7. Disk Jocker (DJ) 8. Pesulap. 9. Presenter. 10. Sutradara 11. Penata Musik 12. Dalang 13. Penata Artistik. 14. Bintang Olah raga 15. Tokoh Masyarakat 16. Tokoh Politik 17. Pejabat 18. Birokrat 19. Peneliti 20. Pakar Politik 21. Budayawan 22. Pakar Multimedia 23. Orang Terkaya ternama 24. Penyair 25. Novelis 45 26. Cerpenis 27. Penulis 28. Puteri Indonesia 29. Dokter 30. Psikolog 31. Desainer 32. Dan lain-lain. 47 47 Abu Al-Ghifari, Fiqh Remaja Kontemporer, (Media Qalbu,2005), h. 115 46 BAB III GAMBARAN UMUM PENGAJIAN ORBIT LINTAS PROFESI A. Latar Belakang Pengajian ORBIT Lintas Profesi Dari tangan dingin Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, MA. inilah pengajian ORBIT Lintas Profesi (nama kini) berkembang besar dan sudah menampakkan eksistensi serta pengaruhnya terhadap jama’ahnya khususnya para pekerja seni. Awal terbentuknya pengajian ORBIT Lintas Profesi didahului adanya sebuah perkumpulan sekelompok orang yang terhimpun dalam sebuah wadah yang bernama Masyarakat Peduli Reformasi (MPR) pada Tahun 2004, dimana anggotanya diantaranya adalah para selebritis, wartawan, pengusaha juga pengamat politik. Wadah atau perkumpulan yang diketuai oleh Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, M.A. ini awalnya hanya ingin mendorong salah satu tokoh politik maju ke pentas Pemilihan Presiden (PilPres) yakni Prof. Dr. Amien Rais. Kegiatan Masyarakat Peduli Reformasi (MPR), awalnya melakukan survey ke berbagai kota untuk meminta pendapat rakyat tentang siapa calon yang diinginkan oleh rakyat sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2004. Selain itu diskusi masalah politik, seni dan budaya juga menjadi kegiatan mereka di perkumpulan Masyarakat Peduli Reformasi (MPR).1 Setelah PilPres 2004 berlangsung, tokoh yang diusung oleh perkumpulan MPR tidak lolos pada putaran pertama, setelah kekalahan Amien Rais, 1 Wawancara dengan Pak Mustofa Pengurus ORBIT di CDCC Menteng 47 perkumpulan MPR kemudian bubar dan anggotanya juga kembali pada profesi masing-masing. 2 Pada saat itu Pak. Din Syamsuddin menyayangkan jika para anggota MPR membubarkan diri. Melihat keadaan ini kemudian timbullah keinginan Pak Din Syamsuddin untuk melanjutkan kembali perkumpulan tersebut, namun dengan diskusi yang tidak hanya dengan permasalahan politik saja, akan tetapi mengkaji ilmu agama. Akhirnya pada bulan Agustus perkumpulan MPR membentuk pengajian yang pada saat itu bertempat di kediaman artis Inneke Koesherawati.di Jl. Syamsu Rizal. 3 Sehingga saat itu pengajian diberi nama JSR atau Jama’ah Syamsu Rizal. Walaupun pertemuan pertama di pengajian Jama’ah Syamsu Rizal (JSR) hanya diikuti oleh 9-10 Orang saja akan tetapi pengajian tersebut tetap terlaksana 4 pada saat itu hanya mendatangkan satu Ustad saja dan itu berjalan hingga pada tahun 2006, dikarenakan ada kebosanan dengan metode yang diterapkan maka pengajian Jama’ah Syamsu Rizal (JSR) sempat mengalami kekosongan atau berhenti selama satu tahun.5 Setelah satu tahun berhenti, Pak Din Syamsuddin akhirnya merasa bahwa pengajian tersebut perlu dihidupkan kembali karena dirasakan bahwa mencari ilmu agama itu sangat penting sebagai muslim yang taat dan tunduk pada Tuhannya. Akhirnya pengajian pun dimulai kembali dengan menggunakan metode yang berbeda, tempat yang berbeda dan dengan nama yang berbeda pula. Jika dulunya (baca: JSR) bertempat di kediaman salah satu anggota 2 Ibid Ibid 4 Ibid 5 Ibid 3 48 jama’ah yakni di kediaman Inneke Koesherawati, akhirnya berpindah di kediaman Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yakni di Jl. Pejaten Elok F2, Jakarta Selatan.6 Nama JSR berganti menjadi ORBIT, nama tersebut terinspirasi dari Bapak Qomaruddin Hidayat pada waktu memberikan materi yang ke-lima tentang alam semesta. Hinga tercetuslah nama ORBIT dan dengan nama ORBIT yang berarti lintasan semesta diharapkan jama’ah ORBIT bisa tetap dijalannya sesuai dengan lintasannya dengan apapun pekerjaan mereka. Itulah awal mula atau cikal bakal dari adanya sebuah kelompok pengajian ORBIT Lintas Profesi. 7 B. Visi dan Misi Pengajian ORBIT Lintas Profesi Sebagai sebuah lembaga Dakwah Islam. Pengajian ORBIT Lintas Profesi diharapkan dapat menjadi kegiatan tambahan yang dapat menambah pengetahuan terutama dalam hal ilmu keagamaan khususnya bagi para pekerja seni atau selebritis di tanah air. Hal ini dianggap penting karena dalam lingkungan selebritis atau pekerja seni tidak sedikit yang memberikan pengaruh negatif. Selain itu seseorang selebritis dijadikan panutan oleh masyarakat banyak. Untuk itu pengajian ORBIT Lintas Profesi merasa perlu untuk terus merangkul mereka dan diharapakan dapat membekali mereka dalam hal Ilmu Keagamaan supaya ada control dalam diri seorang selebritis. Itulah yang dijadikan tujuaan dalam menggerakkan Pengajian ORBIT Lintas 6 7 Ibid Ibid. 49 Profesi. Membangun dan mengembangkan kehidupan berdasarkan cita-cita Islam berkemajuan adalah visi sebuah pengajian ORBIT. 8 C. Jama’ah Pengajian ORBIT Lintas Profesi Pada awal terbentuknya pengajian ORBIT atau JSR hanya diikuti oleh para selebirtis –Pemain Sinetron, Pembawa Acara, Pelawak, Pengusaha dan lain-lain—tetapi setelah pengajian ini lebih dikenal dikalangannya, pengajian ini pun hanya dibatasi oleh orang-orang yang mempunyai profesi saja kerena dikhawatirkan jika tidak dibatasi, maka akan banyak orang yang mengikuti pengajian ini hanya karena ada selebritis saja. 9 Selain para selebritis yang bergabung dalam pengjian tersebut ada juga jama’ah sekitar tempat pengajian tersebut. Orbiters nama panggilan Jama’ahnya berjumlah sekitar 50 orang namun yang datang dalam pengajian setiap minggunya bisa melebihi dari 50 jama’ah.10 D. Struktur Kepengurusan Pengajian ORBIT Lintas Profesi. Pengajian ORBIT awal dibentuknya belum dalam sebuah yayasan, namun melihat kedepannya (saat ini) pengajian ORBIT mulai berkembang dan membutuhkan kepengurusan yang lebih baik dan terorganisir, maka dari itu dibentuklah sebuah yayasan dan pengajian ORBIT menjadi salah satu kegiatan didalamnya. 11 8 Arsip Pengajian ORBIT Ibid 10 Wawancara dengan Pak Mustofa Pengurus ORBIT. 11 Ibid 9 50 YAYASAN ORBIT berdiri pada tanggal 22 Nopember 2007 dengan legalitas dari Kantor Notaris Elly R. Yudo Paripurno Jalan Lauharhary No 17 Menteng Jakarta Pusat. Pendiri: Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA (Ketua PP Muhammadiyah) Yunan Sawidji (Mantan Jampidsus Republik Indonesia) Fahmi Dharmawansyah (Pengusaha/Professional) Gunadi Soekemi (Pengusaha/Professional) Sri Wahyuningsih/Cici Tegal (Artis/Pelawak) Teuku Muhammad Revikashah (Pengusaha/Professional/Suami Berliana Fibrianti) Le Roy Osmani (Artis Sinetron/Film) Mustofa (Wartawan/Professional) Imam Prihadiyoko (Wartawan) Dwiki Dharmawan (Musisi) Ernawati Ernalibby (Artis/almarhumah) Dr. Lucky Azizah Bawazier (Direktur JMC/Professional) Edy Kuscahyanto (Professional) Astrie Feizatie Ivo (Artis) 12 Badan Pengurus Yayasan: 12 Ketua Umum : Sri Wahyuningsih (Cici Tegal) Ketua I : Baby Zelvia Arsip Yayasan ORBIT 51 Sekretaris Umum : Meidiana Hutomo Seretaris I : Zafruddin Antemas Bendahara Umum : Nita Bonita Yunan Bendahara I : Nick Yanara Pengurus Pengajian ORBIT : Ketua : Eksanti Wakil Ketua : Ramzy Sekretaris : Anneke Putri Bendahara : Indah Kusumaningrum Susilo Anggota : Yati Theo, Iis Dahlia, Indah Meitasari, Yolanda Yusuf, Pipik “Uje”, Ernisusi, Mustofa, Raka Hafiz, dan Yulaverdi. 13 13 Ibid 52 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Kegiataan Dakwah Di Pengajian ORBIT. Pengajian merupakan kegiatan yang senantiasa berusaha untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, meningkatkan ketakwaan dan pengetahuan agama Islam serta kecakapan dalam rangkah mencari ridho Allah SWT. Pengajian Sebagai komunitas sosial dengan rasa persaudaraan dan solidaritas yang tinggi yang dapat melahirkan kegiatan dalam bidang kemasyarakatan. Adapun pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada dalam pengajian ORBIT Lintas Profesi antara lain Sebagai berikut: 1. Pengajian rutin. 2. Kegiatan sosial dan kemasyarakatan. 3. Pegelaran seni. Kegiatan Pengajian ORBIT Lintas Profesi 1. Pengajian Rutin Mengenal Islam secara Kaffah adalah tugas bagi seluruh muslim yang dalam pelaksanaannya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada pelaksanaan Islam secara setengah-setengah. Salah satu cara memperoleh ilmu agama adalah dengan belajar. Menyadari pentingnya ilmu agama Islam dalam hal ini pengajian ORBIT Lintas Profesi berusaha memberikan yang terbaik bagi jamahnya untuk belajar agama Islam dengan mengadakan 53 pengajian rutin setiap minggunya. Yang dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 20:00-22:00 WIB. Bertempat di kediaman Bapak Din Syamsuddin. (Ketua Umum PP. Muhammadiyah) di Jl. Pejaten Elok Blok F2, Jakarta Selatan. Adapun bentuk pengajiannya diawali dengan shalat Isya’ berjamaah (bagi jama’ah yang telah datang terlebih dahulu) dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-qur’an serta saritilawah yang sesuai dengan tema yang akan dibahas. Dibacakan secara bergiliran setiap minggunya oleh Orbiter’s 1 dengan tujuan agar pembacaan saritilawah ini akan dapat menambah pemahaman tentang makna ayat suci al-qur’an yang telah di bacakan. Kemudian dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh ustad. Lalu dilanjutkan dengan dialog atau Tanya jawab pada jama’ah Orbiter’s yang kurang memahami apa yangdisampaikan oleh ustad biasanya hanya dibatasi 2-3 orang saja karena waktu yang terbatas. Sebelum pengajian diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh ustad, ada pengumuman yang dilakukan pengurus pengajian ORBIT untuk mengumumkan siapa yang memberikan dana untuk konsumsi pada hari itu. dan diakhiri dengan makan bersama untuk mempererat kebersamaan antar Orbiter’s. Di sela-sela pengajian ada yang menarik yaitu kotak infak yang “berjalan” di anatara Orbiter’s. ini bermakna bahwa mereka di ajarkan untuk belajar menyisihkan uang mereka untuk kepentingan bersama. Selain itu dalam pengajian berlangsung, tidak diperbolehkan satu media apapun untuk meliput atau ada kegiatan transaksi lainnya diantara Orbiter’s. Disini terlihat bahwa mereka ingin benar-benar 1 Sebutan Jama’ah Pengajian ORBIT 54 mengkaji ilmu Agama dengan khusyuk. Dan disini mereka mampu memisahkan antara kepentingan pekerjaan mereka dengan mencari ilmu Agama. Dalam pelaksaan dakwah, unsur dakwah lain juga perlu diperhatikan. Seperti da’I, jama’ah (mad’u), materi dan metode serta media yang digunakan, adalah: i) Da’I atau Ustad Dalam kegiatan dakwah, da’I menjadi penting mengingat pesan yang disampaikan oleh da’I atau ustadz akan berpengaruh terhadap pemahaman dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-sehari jama’ahnya. Melihat hal itu, maka pengajian ORBIT dalam hal ini, memberikan yang terbaik bagi para jama’ahnya dengan menghadirkan Ustadz-Ustadz pilihan dan beragam sesuai dengan kemampuan pembahasanya. Dan berbeda-beda setiap minggunya. Dalam pengayampaian pesannya da’i menggunakan tutur bahasa yang lembut, ringan, dan menyejukkan serta tidak kaku sehingga jama’ah ORBIT mampu menyerap ilmu yang disampaikan dengan tanpa mengurangi esensinya. Diantaranya adalah Ustad Bahtiar Natsir, Ustad Iip Wijayanto, UJE (Ustad Jefri Al-Bukhori), Ustad Didin Hafinuddin, Ustad Sambo. Dan masih banyak lagi yang lainnya. ii) Objek Dakwah (Mad’u) Dalam pengajian ini objek dakwah disebut dengan Jama’ah. adalah bagian dari sasaran dakwah yang biasa disebut dengan mad’u, adapun 55 Jama’ah Pengajian ORBIT Lintas Profesi selain beranggotakan seniman, artis, politisi, dan tokoh masyarakat ini juga diikuti oleh bapak-bapak dan ibu-ibu warga sekitar kediaman Bapak Din Syamsuddin. Panggilan pada jama’ah ORBIT adalah Orbiter’s2. Setiap minggunya Orbiter’s mencapai sekitar 100 Orang, akan tetapi yang menjadi Anggota tetap Orbiter’s adalah berjumlah sekitar 50 Orang. Dengan berbagai Profesi yang digeluti para Jama’ah sesuai dengan namanya ORBIT Lintas Profesi, mulai dari pengusaha, karyawan, Politisi dan lain-lain yang biasa disebut dengan Selebritis. Namun tidak semua orang disana adalah Selebritis. Akan tetapi Orbiter’s didominasi oleh Selebritis. iii) Materi yang diajarkan. Adapun materi yang dikaji atau diajarkan oleh Ustadz di pengajian ORBIT Lintas Profesi ini adalah: a) Keyakinan atau akidah. Misalnya memaknai Ayat “LaaIlaa ha Illahu, Muhammad Ar-Rasuulullah”. Bahwa Allah adalah satu-satunya yang layak disembah tidak ada yang lainnya dan Muhammad adalah Rasul Allah. Selain itu materi tentang bahaya Syirik yang termasuk dosa besar dengan menyekutukan Allah. Materi ini lebih ditekankan bahwa satusatunya yang pantas disembah adalah Allah SWT. b) Akhlak atau Moral. Dalam materi ini dijelaskan bagaimana berhubungan dengan orang lain, misalnya yang paling terdekat adalah akhlak terhadap kedua orang tua kita, akhlak terhadap anak-anak kita, 2 Orbiter’s adalah penggilan Anggota dan pengikut jama’ah pengajian ORBIT. 56 atau akhlak terhadap tetangga kita dan lain sebagainya. Materi ini mengajarkan sopan santun, menghormati sesama, pelajaran sabar, tabah dan tolong menolong kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Materi ini juga ditekankan karena merupakan pendidikan jiwa agar jiwa Orbiter’s dapat bersih dari sifat-sifat yang tercela dan dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji. Dengan adanya materi akhlak ini diharapkan Orbiter’s dapat bersikap sesuai dengan syari’at agama sehingga mereka bisa memberikan contoh yang baik bagi khalayak atau masyarakat yang mengikuti mereka dan menjadikan mereka panutan. Dan ini terlihat saat mereka menerima kita (red: saya dan teman saya). Mereka terlihat sopan dan tidak membedakan kita yang notabenenya kita adalah orang yang bukan termasuk kalangan mereka yakni public figure. c) Syari’ah. Salah satu implementasi dari pelajaran syari’ah adalah Fiqih: Banyak ruang lingkup dan materi yang ada di pelajaran fiqh. Misalnya bagian Ibadat. Misalnya Ibadah Shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Dalam materi ini disampaikan mulai dari manfaatnya, tata cara pelaksanaanya, hukuman dan pahala bagi yang mengamalkannya. Misalnya pada materi ibadah shalat. Supaya lebih bisa diterima oleh jama’ah ORBIT maka materi ini disampaikan dengan teori dan praktek. Seperti yang disampaikan oleh Ust. Ansufri Idrus Sambo yang biasa dipanggil dengan Ustad Sambo untuk memberikan materi tentang Manajemen Sholat. Dengan Penyampaian yang runut dan bertahap ust Sambo mampu 57 “membius” para Jama’ah yang kebanyakan artis ini untuk belajar bagaimana tips agar sholat yang kita lakukan menjadi sholat yang khusyu’ lagi nikmat. Bahasa yang jelas dan segar membuat para peserta tidak bosan dan apalagi Ust Sambo juga memberikan contoh-contoh riil dan lucu yang menjadi fenomena disekitar kita mengapa sholat yang kebanyakan orang lakukan tidak Khusyu’. Materi Manajemen Sholat yang dibuat selama empat minggu ini, dimulai dari penjelasan tentang fenomena sholat yang dilakukan orang-orang pada umumnya, dilanjutkan dengan Modal dan hambatan Sholat Khusyu. Berikutnya diterangkan 5 tahapan menuju sholat Khusyu dan langsung dipraktekkan. Diujung acara disampaikan Pengamalan sholat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak lupa disetiap sesi diadakan tanya jawab yang makin membuat suasana tambah hidup dan semarak. iv) Metode Metode dakwah yang digunakan oleh Pengajian ORBIT dengan Bil Hikmah, Mauidzatul Hasanah dan Mujadalah. Namun sebagian besar ustad atau da’I menggunakan metode mauidza hasanah. Da’I menyampaikan pesannya dengan bijak dan memperhatikan kondisi psikologis mad’u. Misalnya pada saat salah satu jama’ah menanyakan tentang bagaimana menjaga mulut (baca:lisan) pada saat sedang akting, bisanya tuntutan kerja di haruskan menghina orang lain didalam syuting tersebut. Lalu ustad menjawab dengan bijak bahwa sebisa mungkin mulai 58 sekarang jangan terlalu banyak menghina orang lain baik didalam syuting maupun dalam kehidupan sehari-hari. v) Media Walaupun ustad menjelaskan didepan mad’u sama halnya dengan pengajian biasanya, namun ada yang berbeda dengan ORBIT yakni media yang digunakan. pengajian ORBIT sudah memanfaatkan media berupa laptop dengan OHP. Dalam hal ini, pengajian ORBIT tidak terpaku hanya pada mimbar saja. Selain itu dakwah yang dilakukan oleh Pengajian ORBIT, tidak hanya semata-mata lewat ceramah. Namun melakukan dakwahnya lewat seni seperti dilakukan pada pegelaran seni yang seirng diadakan ORBIT atau dengan dakwah lewat media elekronik/TV dengan memproduksi acara yang bertema Jelang Senja Ramadhan dan Tajuk Ramadhan bekerja sama dengan TVRI dan METRO TV. 2. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan. Pada dasarnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan, yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara, merasa, berfikir, bersikap dan bertingkah laku secara individual dan sosiocultural, dalam rangkah mengusahakan terwujudnya ajaran Islami dalam segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu. Adapun kepedulian social dalam bidang kemasyarakatan ditunjukkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 59 i. Penyembelihan Hewan Qurban Sebagai rasa syukur jama’ah kepada Allah SWT. Kegiatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali pada hari raya idul adha, dengan memberikan hewan qurban ke tempat yang membutuhkan. Dan kegiatan ini sudah berjalan selama tiga tahun. ii. Kunjungan bakti sosial Diantaranya: Tsunami Aceh (2004), Gempa Jogjakarta (2006), Bakti Sosial di Padang bersama Lion Air (2008), Mendirikan Sekolah Alam Bantar Gebang (2009).3 Dan yang paling terbaru adalah bakti sosial di Situ Gintung (2009). iii. Mengadakan Desa Binaan Yang bekerja sama dengan ORMAS Muhammadiyah. Dalam hal ini Pengajian ORBIT hanya sebagai tim Pendukung saja. Dan seluruh tim ahli didatangkan dari Muhammadiyah. Dengan datang pada saat panen. misalnya Panen Raya Padi di Banjarnegara (2008), Panen Raya Padi Garut (2008), Panen Raya Padi Indramayu (2008), Panen Kentang di Pangalengan (2008), Panen Raya di Pangalengan (2009).4 3. Pagelaran Seni. Selain pengajian rutin, bakti social dan kegiatan kebersamaan lainnya. Pengajian jama’ah ORBIT menyebarkan dakwahnya lewat pagelaran seni 3 4 Arsip Pengajian ORBIT. Ibid 60 ini sesuai dengan profesi jama’ah itu sendiri. Pagelaran seni ada yang diadakan setahun sekali atau kondisional misalnya untuk Meperingati HariHari Besar Umat Islam. i) Peringatan Hari-Hari Besar Umat Islam Memperingati hari-hari besar agama Islam merupakan suatu bentuk penghornatan dan kepedulian kita terhadap ajaran-ajaran Islam. Dan begitu juga didalam kegiatan dakwahnya pengajian ORBIT Lintas Profesi setiap tahunnya. Peringatan hari-hari besar Islam itu diwujudkan dalam bentuk pagelaran seni, diantaranya adalah: a) Festival Muharram 1 (2004), Festival Muharam II (2005) dan Festival Muharam III (2006). kegiatan ini diadakan sebagai bentuk partisipasi dalam memperingati Hari Besar Islam. b) Gerak Tahiyat (2007), pagelaran seni ini adalah pengganti dari Festival Muharram, Gerak Hijrah (2007), dan Gerak Merdeka (2008). c) Gerak Merdeka untuk Indonesia Berjaya acara ini bertujuan untuk memaknai HUT Kemerdekaan RI. Yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta. d) Memproduksi Jelang Senja Ramadhan dan Tajuk Ramadhan di TVRI serta Metro TV sejak tahun 2005-2009. Acara ini berdurasi 30 menit ditayangkan di televisi tersebut selama 30 hari penuh. 61 e) Mengisi acara MUI Award, yakni acara penganugerahan MUI terhadap televisi seluruh Indonesia, live Metro TV tahun 2005 dan 2007. f) Mengisi panggung “Pengumpulan Dana Solidaritas Palestina” (2009) di Hotel Aryaduta Jakarta.5 B. Pengaruh Pengajian ORBIT Lintas Profesi Terhadap Peningkatan Pengamalan Ibadah Pada Jama’ah Selebritis Sebagai agen pembentuk dan perubah masyarakat agar lebih baik maka dakwah jelas mempunyai peranan dan pengaruh yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Antara masyarakat dan dakwah akan selalu terlibat dalam hubungan yang pengaruh dan mempengaruhi. Dakwah akan membentuk masyarakat yang bertanggung jawab, bahkan lebih dari itu dakwah akan membentuk masyarakat yang baik, berakhlak mulia, dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbakti kepada-Nya dan mengetahui fungsinya sebagai manusia. Dan disinilah peran pengajian ORBIT untuk tetap menyiarkan dakwahnya ditengah kehidupan para jama’ahnya yang dikenal dengan penuh tantangan dan penuh dengan godaan mulai dari masalah kehidupan pribadinya sampai pada kehidupan dengan masyarakat yang selalu saja diperlihatkan kepada kahalayak umum oleh media massa. Yang nantinya akan dijadikan tuntunan khalayak umum. Indikasi peningkatan ibadah jama’ah ORBIT setelah mengikuti pengajian ORBIT, dari jawaban lima informan atau jama’ah selebritis, diantaranya adalah: 5 Wawancara langsung dengan Mustofa Pengurus ORBIT 62 1. Intensitas Keaktifan Jama’ah dalam mengikuti Pengajian ORBIT Setelah melakukan penelitian dan observasi dengan mengikuti pengajian tersebut selama 3 bulan (april-Juni), peneliti melihat para jama’ah ORBIT atau Orbitre’s terlihat begitu antusias dalam mengikuti pengajian. Ada 100 atau lebih Orbiter’s6 yang datang setiap minggunya. Hasil dari wawancara dengan 5 jama’ah yang berproesi sebagai selebritis (presenter, pemain sinetron, pelawak, pengusaha dan lain-lain) menyatakan bahwa kehadiran mereka dalam pengajian ORBIT sudah menjadi kewajiban bagi mereka. Karena dirasakan bahwa dengan mengikuti pengajian tersebut mereka seakan terisi kembali jiwanya dengan ilmu-ilmu keagamaan. Yang mana semua itu secara langsung atau tidak lansung dan bertahap akan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan ibadah mereka. 2. Motivasi dan hambatan mengikuti pengajian ORBIT Motivasi merupakan penggerak utama didalam suatu pekerjaan, oleh karena itu besar kecilnya motivasi untuk mengerjakan suatu pekerjaan tergantung pada besar kecilnya motivasi yang ditimbulkan terhadap pekerjaan tersebut. Suatu pekerjaan yang sungguh-sungguh kemungkinan besar akan mendapatkan hasil yang besar begitu juga sebaliknya. Begitu juga dengan motivasi Orbiter’s. Untuk mengetahui motivasi Orbiter’s dalam mengikuti pengajian ORBIT. Penulis melakukan wawancara kepada 5 jama’ah Orbit yang berprofesi sebagai selebritis, dan mereka menyatakan bahwa motivasi mereka dalam mengikuti pengajian ORBIT 6 Panggilan kepada Jama’ah ORBIT 63 adalah untuk menuntut ilmu agama dan bersilaturrahmi. Walaupun awal mula mengikuti pengajian ini sebagian informan mengatakan atas ajakan teman sesama selebritis dan sebagian yang lain mengatakan diajak langsung oleh Pak.Din Syamsuddin. Namun ajakan pertama tersebut tidak mempengaruhi motivasi informan saat ini dalam mengikuti pengajian. Dari motivasi tersebut. –menuntut ilmu dan bersilaturrahim- hal ini menjelaskan bahwa keinginan jama’ah khususnya jama’ah selebritis adalah untuk menuntut ilmu. Karena mereka menganggap bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, dan mereka sangat bangga bisa mengikuti pengajian tersebut. Jadi motivasi akan mendorong jama’ah untuk selalu datang ke pengajian tersebut dan semua itu akan berkorelasi pada peningkatan pengamalan Ibadah mereka. Karena semakin banyak ilmu yang didapat semakin bertambah keyakinan mereka dalam hal ibadah. Terkadang motivasi yang baik akan terhalang oleh factor dari luar, hambatan yang mereka hadapi sebagian besar informan adalah pekerjaan mereka yang tidak mengenal tempat dan waktu sehingga mereka harus absent dari pengajian tersebut. Namun jika tidak halangan apapun khususnya peerjaan, maka mengikuti pengajian adalah prioritas pertama bagi mereka pada hari setiap hari kamis malam jum’at. 64 3. Pemahaman Materi Materi yang diberikan dalam pengajian merupakan hal inti dalam meningkatkan pengamalan ibadah para jama’ahnya khususnya bagi kelompok jama’ah selebritis, dalam hal ini pengajian ORBIT memberikan materi secara bertahap dan bervariasi serta disesuaikan dengan kondisi lingkuangan pada umumnya. Untuk mengetahui materi yang paling disukai para jama’ah ORBIT khususnya kelompok jama’ah Selebritis. Peneliti melakukan wawancara dan dapat diketahui bahwa hampir semua materi yang diberikan oleh pengajian ORBIT diminati atau disukai oleh informan karena materi yang diberikan sesuai dengan kondisi mad’u artinya semua materi menjadi penting mengingat sebagian besar mereka masih haus akan ilmu agama. Semua itu juga tidak terlepas dari da’I atau Ustada yang menyampaikan materi agama dan ustadznya pun berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya dan kecakapan materi yang dimiliki. 4. Metode yang digunakan Pengaruh materi yang diajarkan di pengajian ORBIT. Tidak terlepas dari metode yang digunakan dalam menyampaikan materi-materi kepada para Orbiter’s. bentuk metode yang banyak dipraktekan adalah mauidhotil hasanah. Dan penyampaianya dengan teknik ceramah dan Tanya jawab. Untuk mengetahui penilaian jama’ah terhadap metode yang digunakan di pengajian ORBIT. Peneliti kemudian mencari tahu dengan melakukan wawancara terhadap 5 informan jama’ah selebritis dan hasilnya menunjukkan 65 bahwa kelima informan menyatakan menyukai metode dan cara penyampaiannya. artinya metode dan cara penyampaiannya. sudah cukup bagus. Penyamapaiannya dengan ceramah dan praktek merupakan cara penyamapaian yang diminati oleh mereka. Tapi tidak menampik cara yang lain. Dengan demikian, hal ini menandai bahwa jama’ah selebritis mudah memahami materi yang disampaikan. Artinya Jika mad’u mampu menyerap materi dengan mudah maka akan mudah pula mereka mengerjakan amalan ibadahnya hingga bisa meningkatkan pengamalan ibadah jama’ah selebritis. Mereka juga menyukai bentuk metode yang diaplikan oleh ustad dengan mauidhotil hasanah. Karena dengan seperti itu mereka merasa tidak dipojokkan atau digurui tetapi diberitahu dengan cara yang baik yang menenangkan hati mereka. 5. Pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan proses dakwah, diperlukan kegiatan yang dapat menarik simpati jama’ah. Dengan simpati kegiatan yang dilaksanakan akan terasa mudah, dan mendapatkan kesuksesan. Di pengajian ORBIT telah melaksanakan kegiatan -kegiatan yang diikuti oleh para jama’ahnya dan kegiatan tersebut mempunyai pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari jama’ah. Setelah melakukan wawancara dengan lima informan hasilnya adalah 5 jama’ah tersebut merasakan pengaruhnya setelah melakukan mengikuti pengajian ORBIT. Mereka merasakan bahwa mereka lebih bisa menjaga sikap, mereka bisa bertemu dengan orang-orang sholeh, berbuat baik kepada orang lain. Dan dari observasi terlihat dalam pengajian mereka 66 mengeluarkan uang infak yang diedarkan pengurus pada setiap minggunya. Artinya jama’ah tersebut mau berbagi untuk kepentingan bersama. 6. Pengaruh dalam hal pengamalan ibadah Jika dalam hal kehidupan sehari-hari ada pengaruh positif terhadap mereka. Maka dalam hal ibadah pun mereka menyatakan bahwa ada pengaruh positif terhadap mereka. 5 informan jama’ah ORBIT menyatakan bahwa dalam hal ini. Shalat dan puasa, mereka sudah mulai konsisten untuk melaksanakannya, sebelumnya dalam melaksanakan ibadah shalat dan puasa mereka masih belum konsisten dan masih menganggap hal itu sebagai perintah saja. Akan tetapi setelah mengikuti pengajian secara berkala pengamalan ibadah mereka meningkat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan walaupun tidak semua informan belum konsisten memakai busana muslimah sebagai bentuk ibadah mereka, namun mereka tetap berusaha untuk selalu mengamalkan hal-hal lainnya. Yang paling penting bagi mereka adalah memaknai hidup dan ibadah itu sendiri. Artinya setelah mereka mengikuti pengajian ORBIT mereka lebih memaknai hidup hanya sebagai Ibadah kepada Allah SWT bukan karena mereka ingin dipuji oleh halayak. Mereka juga melaksanakan ibadahnya menjadi lebih terasa ringan. 67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mempelajari dan mengaanalisa berbagai permasalahan dari skripsi yang berjudul “Dakwah Dikalangan Selebritis dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah: Study atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi”. Akhirnya penulis sampai pada tahap kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam bab-bab tersebut. Maka Penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan pengajian ORBIT dibagi menjadi dua, pertama kegiatan rutin dan kegiatan kondisional atau tahunan, kegiatan rutin seperti pengajian dilaksanakan setiap hari Kamis malam pukul 20:00-22:00 WIB. Bertempat di kediaman Bapak Din Syamsuddin. (Ketua Umum PP. Muhammadiyah) di Jl. Pejaten Elok Blok F2, Jakarta Selatan. Dengan materi yang meliputi: Aqidah, Syari’ah dan Akhlak. Dan da’inya pun beragam sesuai dengan tema dan materi yang diberikan. Sedangkan kegiatan kondisional atau tahunan berupa kegiatan-kegiatan sosial seperti, penyembelihan hewan kurban, bakti sosial. Juga kegiatan yang dibentuk dalam pagelaran seni seperti pagelaran seni gerak hijrah, gerak tahiyat dan lain sebagainya. 2. Pengaruh kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh pengajian ORBIT dirasakan cukup berhasil dan berpengruh positif terhadap peningkatan 68 pengamalan ibadah khususnya yang dirsakan oleh jama’ah selebritis. Baik dalam ibadah yang bersifat Hablumminnas (kepada sesama manusia) maupun dalam hal Hablumminnallah (ibadah kepada Allah). Selain itu ditemukan hubungan positif antara da’I, metode, media dan materi dakwah yang diberikan oleh pengajian ORBIT terhadap peningkatan pengamalan keagamaan kepada jama’ah selebritis. Hal ini terlihat dari intensitas kedatangan dan motivasi jama’ah untuk mengikuti pengajian ORBIT, juga pemahaman mad’u dalam menerima materi yang disampaikan, hingga pada pengaplikasian dalam kehidupan sehari- hari dan dalam hal pengamalan ibadah mereka. B. Saran 1. Kepada pembimbing dan para pengurus pengajian ORBIT Lintas Profesi supaya menambahkan kegiatan-kegiatan yang fokus pada pembinaan mental spiritual selain kegiatan pengajian untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya. 2. Bagi para jama’ah selebritis semoga dalam mengikuti pengajian setiap minggunya tidak hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai seorang muslim menuntut ilmu agama, tapi juga dapat mengambil ilmunya serta mengamalkannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat. Sehingga bisa menjadi panutan yang baik bagi masyarakat yang mengagumi mereka. Juga dapat mengajak kepada teman-teman selebritis lainnya untuk ikut serta bersama-sama dalam menggali ilmu agama. 69 DAFTAR PUSTAKA A.K, H Baihaqi. Fiqh Ibadah. Bandung: M2S Bandung, 1996. Al-Ghifari, Abu. Fiqh Remaja Kotemporer. Media Qalbu, 2005. Al-Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir. Jakarta: Pustaka Progressif, 1997. As-Shiddiqi, Hasbi dan Teuku Muhammad. Kuliah Ibadah (Ibadah ditinjau dari Segi Hukum dan Hikmah). Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000. Badudu, JS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994. Bahtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Balai Pustaka, 1996. Baqir, Muhammad. Al-Habsy & Fiqh Praktis Menurut Al-Qur’an As-Sunnah dan Pendapat Para Ulama. Bandung: Mizan, 1999. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996. Departemen Agama RI. Fiqh untuk Madrasah Aliyah. Jakarta: Dirjen Departemen Agama RI, 2002. Habib, M. Syafa’at. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Widjaya, 1982. Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset, 1992. Isa As-Salaim, Abdurrahman. Manajemen Rasulullah dalam Berdakwah. Jakarta: Pustaka Azzam, 2001. Koordinasi Dakwah Islam. Pengelolaan Majlis Ta’lim dalam Pengembangan Dakwah Islam. Jakarta: KODI, 1994. Latif, Nasaruddin. Teori Praktek Dakwah Islamiyah. Jakarta: Firma Dana. M. Nuh, Sayid. Dakwah Fardiyah dalam Manhaj Amal Islam. Solo: Citra Islami Press, 1996. Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2000. Muhidin, Asep. Dakwah dalam Prespektif Al-Qur’an. Bandung: GCV. Pustaka Aetia, 2002. 70 Muhammad, Ibnu. Puasa Bersama Rasulullah. Bandung: Al-Bayan, 1996. Nazir, M. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalis Indonesia, 1985. Nastir, M. Fungsi Da’wah Islam dalam Rangka Perjuangan. Jakarta: Media Dakwah, 1979. Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, 1999. Nawawi, Rif’at Syauqi. Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh Kajian Masalah Akidah dan Ibadah. Jakarta: Paramadina, 2002. Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Press, 2006 Poerwadarminta, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Qutub, M. Sistem Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1984. Ramayulis, H. Psikologi Agama. Jakart: Kalam Mulia, 2002. Rasyad Shaleh, Abd. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang:, 1993. Rais, Amien. Cakrawala Islam. Bandung: Mizan, 1996. Ritonga, A. Rahman. Dan Zainuddin. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Utama, 1997. Ritonga, A. Rahman. M.A. dkk. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002. Sulaiman, H. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002. Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Shihab, Quraisy. Membumikan Al-Qur’an. Jakarta: Mizan, 1983. Shihab, Quraisy. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Mizan, 1993. Thantawi, Sayyid Muhamma. Adab Al-Khiwar Fil Isla, Dar al-Nagdhah. Pada Kata Pengantar. Mesir, diterjemahkan Oleh Zuhairi Miswari dan Zamroni Kamal. Jakarta: Azan, 2001. World Assembly Of Muslim Youth (WAMY). Fii Ushulil Hiwar. (Maktabah Wahbah Cairo, Mesir), Diterjemahkan Oleh Abdus Salam M. dan Muhil 71 Dhafir, dengan Judul Terjemahan “Etika Diskusi”. ___: Era Inter Media, 2000. Yunus, M. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990. Yunus, Muhammad. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/ Penafsiran Al-Qur’an, 1973. Zakariah, Abu Bakar. Ad-Da’wah Illa Al-Islam. Zaidan, Abu Karim. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Jakarta: Media Dakwah, 1984 Zaini, Syahminan. Problematika Ibadah Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Kalam Mulia, 1989. Internet http://id.wikipedia.org/wiki/selebritis www.okeozne.com//pengajianORBIT 72 Lampiran-Lampiran LEMBAR WAWANCARA DENGAN SELEBRITIS Nama : Natalie Sarah Pekerjaan : Pemain Sinetron Pertanyaan: 1. T: Sejak kapan Anda mengikuti pengajian ORBIT? J: Sejak masih JSR sekitar tahun 2005 ya..klo nggak salah. 2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian ORBIT? J: ya..klo nggak ada pekerjaan saya pasti datang ke pengajian, jadi rutin tiap minggunya saya usahain datang kesini. 3. T: Apa yang membuat anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT? J: Pertamakali saya mengikuti pengajian ORBIT waktu itu saya diajak oleh temen saya sesama selebritis dan saya langsung tertarik dengan pengajian ini, penyampaian dakwahnya nggak kaku, modern tapi apa yang disampaikan bisa langsung kena dan tidak mengurangi esensi dari pesan tersebut...orang yag didalamnya juga ramah-ramah pokoknya aku suka banget ama pengajian ini. 4. T:Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT ? J: Semua materi saya suka, karena saya masih haus akan ilmu agama, apalagi materi yang penghitungan amal-amal, misalnya kita zakat trus kita itung-itung amalnya tapi yang penting waktu zakat jangan bilang ke orang banyak jadinya nanti riya’ trus amalnya tadi hilang dech... 5. T:Ustad yang Anda sukai? J: Semua Ustad saya suka. Karena disini ustadnya pilihan semua ya mbak.. 6. T:Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan? J: Pekerjaan mbak...pengenya sich masuk terus, tapi kadang kalau ada pekerjaan ya...terpaksa saya nggak bisa dateng dech.. 7. T:Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda? Khususnya dalam hal peningkatan ibadah ? J: Pengaruhnya..yang saya rasakan setelah mengikuti pengajian ini adalah ada penyeimbangan antara pekerjaan dan kewajiban sebagai muslimah, walaupun belum terlalu sempurna ya mbak, misalnya pakai jilbab saya memang belum pakai jilbab, tapi saya berusaha untuk tidak berbuat yang macem-macem mbak ya..dalam artian, masih tetap yang sewajarnya aja. Kalau dalam hal ibadah saya alhamdulillah saya sekarang bisa lebih baik dari pada sebelumya, misalnya shalat saya lebih baik dari dulu, pokoknya lebih bermakna aja mbak.. Nama : Cici Tegal Pekerjaan : Pemain Sinetron, Pelawak Pertanyaan 1. T: Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT? J: Sejak tahun 2005 2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian ORBIT? J: klo saya sudah mewajibkan untuk datang ke pengajian ini, kalau ada pekerjaan yang bisa digeser ya..mending saya geser pekerjaannya, jadi udah ibaratnya penting banget buat saya, soalnya kapan lagi saya bisa mendapatkan ilmu agama selain disini. 3. T: Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT? J: Awal saya mengkuti pengajian diajak oleh Astri Ivo, walaupun tadinya saya agak kurang setuju, tapi setelah mengikuti pengajiannya sekali saya langsung suka. Karena metodenya bagus dan ustadnya juga beragam jadi nggak hanya satu ilmu saja yang digali. 4. T: Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT? J: Saya suka materi yang berhubungan dengan ketauhidan ya... 5. T: Ustad yang Anda sukai? J: metodenya yang beda, karena yang mengaji disini adalah orang kritis semua jadi disini nggak 6. T: Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan? J: Pekerjaan, kalau udah teken kontrak gitukan kita nggak bisa seenaknya ya... selain itu alhamdulillah tidak ada. 7. T: Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda? Khususnya dalam hal peningkatan Ibadah? J: Banyak mbak..alhamdulillah perilaku lebih terjaga yang tadinya sikapnya cuek, sekarang bisa lebih berpikir lagi misalnya saya mau melakukan hal-hal yang jelek misalnya sekarang harus berpikir lagi kalau itu tidak baik menurut agama ya..tidak jadi dilakukan. Kalau dalam hal ibadah alhamdulillah setelah ikut ORBIT ini ada peningkatan karena sekarang sudah lebih banyak ilmunya dibanding dulu ya mbak dan niat aktifitas saya lebih ke ibadah aja. Nama : Ramzi Pekerjaan : Presenter Pertanyaan 1. T: Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT? J: Sejak tahun 2005 2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian ORBIT? J: Pokoknya, kalau tidak ada pekerjaan saya sudah mewajibkan untuk datang kesini mbak. 3. T:Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT? J: Pengajiannya bagus, ustadnya beragam dan yang pasti disini kekeluargaannya kental sekali ya mbak. 4. T:Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT? J: materi fiqh, tapi semuanya juga sich..Cuma saya lebih suka yang fiqh. 5. T:Ustad yang Anda sukai? J: Semuanya saya suka. Soalnya semuanya itu bagus-bagus. Ustadnya semua pilihan mbak. 6. T:Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan? J: Alhamdulillah cuma pekerjaan saja. 7. T:Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda? Khususnya dalam hal peningkatan ibadah? J: Kalau kehidupan sehari-hari, bisa lebih menghargai orang lain walaupun dia bukan dari kalngan kita. Karena semua dimata Allah itukan sama mbak ya..kalau ke ibadah alhamdulillah udah nggak berani mainmain dengan kewajiban kita. Nama : Yolanda Yusuf Pekerjaan : Penyanyi religi Pertanyaan 1. T:Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT? J: Sejak tahun 2005 2. T:Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian ORBIT? J: Rutin, diusahakan setiap minggu sekali saya datang. 3. T: Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT? J: Pertama kali saya ikut, memang diajak Pak. Din ya,.tapi setelah saya tahu mengikuti pengajian ini, saya suka dengan metodenya dan juga materi-materinya. 4. T: Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT? J: Semua suka, soalnya saya masih haus dengan ilmu agama. 5. T: Ustad yang Anda sukai? J: Semua ustad juga saya suka, soalnya semua punya kekhususan materi sendiri ya..jadi semua suka. 6. T: Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan? J: Alhamdulillah saya tidak menemukan hambatan berarti, Cuma kalau saya dapat pekerjaan nyanyi buat kampanye misalnya baru saya nggak bisa datang ke sini, selebihnya masih bisa diusahain. 7. T: Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda? Khususnya dalam hal peningkatan ibadah, misalnya? J: Lebih sering ketemudengan orang-orang shaleh. Klo lebih ke ibadahnya saya lebih memahami esensi dari sebuah ibadah itu sendiri dan jadinya kuantitasnya dan kualitas ibadahnya lebih meningkat dari sebelum mengikuti pengajian ORBIT itu, dan akhlakul karimah saya juga lebih baik dan lebih terjaga. Nama : Aidil Akbar Pekerjaan : Consultan Keuangan dan penulis buku. Pertanyaan 1. T: Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT? J: Satu setengah tahun yang lalu, sekitar tahun 2007-2008 2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian ORBIT? J: Pokoknya diusahakan datang, kalau ada pekerjaan minimal harus dua kali dalam sebulan itu wajib datang. 3. T: Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT? J: Saya ikut pengajian pertamakali diajak oleh teman, 4. T: Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT? J: Saya lebih suka materi fiqih, soalnya banyak yang kita nggak tahu masalah fiqih. Misalnya 5. T: Ustad yang Anda sukai? J: Semua ustad..karena ustadnya berbeda beda kemampuan ilmunya artinya semuanya punya bidang masing-masing misalnya ustad sambo dengan materi sholatnya...jadi saya suka semua. 6. T: Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan? J: Pertama macet, soalnya rumah saya kan jauh...kedua pekerjaan.. 7. T: Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda? Khususnya dalam hal peningkatan ibadah, misalnya? J: Berbuat baik kepada orang lain, itu yang paling kecil ya...tapi kalau untuk perubahannya yang ke ibadah jadi lebih memaknai esensi dari sebuah ibadah tersebut. Jadi udah ngak main-main dengan kewajibankewajiban kita. SUASANA PENGAJIAN ORBIT LINTAS PROFESI PEJATEN JAKARTA SELATAN CURRICULUM VITAE A. PERSONAL DATA Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat No Telfon/Hp Alamat e-mail : Yunawati : Lamongan, 30 Juni 1986 : Perempuan : Islam : Jl. Kertamukti Gang H. Nipan Rt.01 Rw.08 No. 74 Pisangan Ciputat 15415. : 0219320448 / Hp: 081310777317 : [email protected] B. PENDIDIKAN FORMAL 2005-2009 : S1- Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 2002-2005 : MA Muhammadiyah 02 Pondok Modern Paciran Lamongan 1999-2002 : MTS Muhammadiyah Paciran Lamongan 1993-1999 : MI Muhammadiyah 02 Pondok Modern Paciran Lamongan 01 Pondok Modern C. PENDIDIKAN NON FORMAL 2008 : Workshop Enterprenuership Keluarga Mahasiswa Bogor (KBMB) “Aktualisasi Peran Pemuda Dalam Memajukan Iklim Usaha Menuju Kemndirian Bangsa” 2007 : Pelatihan Perbankan Syariah Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia “PROGRAM NASIONAL PENGENALAN EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH BAGI PARA MUBALIGH DAN MUBALLIGHOH” 2006 : Pelatihan Jurnalistik Televisi II ANTV bekerjasama dengan Komunitas Mahasiswa Kreatif Audio-Visual (KOMKA) dan BEM Konsentrasi Jurnalistik. D. PENGALAMAN ORGANISASI 2008-2009 : Bendahara Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat. 2007-2008 : Sekretaris Bidang Sosial Budaya Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat. 2006-2007 : 1. 2. Ketua Umum Pimpinan Komisariat Dakwah dan Komunikasi Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) Cabang Ciputat. Sekretaris Menteri Gender BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.