DAKWAH DI KALANGAN SELEBRITIS DALAM MENINGKATKAN

advertisement
DAKWAH DI KALANGAN SELEBRITIS
DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH
(Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Yunawati
NIM : 105051001878
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H. /2009 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 09 Desember 2009
Yunawati
i
DAKWAH DI KALANGAN SELEBRITIS
DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH
(Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
Yunawati
NIM : 105051001878
Pembimbing
Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP: 19700903 199603 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H. /2009 M.
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul DAKWAH DI KALANGAN SELEBRITIS DALAM
MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH (Study Atas Pengajian
ORBIT Lintas Profesi) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 09 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
Jakarta, 09 Desember 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua
Sekretaris
Drs. Study Rizal LK, MA
NIP. 19640428 199303 1 002
Dra. Halimah SM, M Ag.
NIP. 19590413 199603 2 001
Anggota,
Penguji I
Penguji II
Drs. Jumroni, M.Si
NIP. 19630515 199203 1 006
Rubiyanah, MA
NIP.19730822 199803 2 001
Pembimbing,
Drs. Wahidin Saputra, MA.
NIP. 19700903 1996031 001
iii
ABSTRAK
YUNAWATI
Dakwah Di Kalangan Selebritis Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah
(Study Atas Pengajian ORBIT Lintas Profesi)
Skripsi ini di buat untuk mengetahui pelaksanaan dakwah dikalangan
selebritis dalam meningkatkan pengamalan ibadah di pengajian ORBIT. Pengajian
ORBIT Lintas Profesi adalah komunitas lintas profesi yang didominasi oleh para
pekerja seni atau yang disebut dengan selebritis.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana
pelaksanaan kegiatan dakwah di kalangan selebritis? Serta bagaimana pengaruh
pengajian terhadap peningkatan ibadah pada jama’ah selebritis?
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif
analitis. Adapun data-data diperoleh dengan cara observasi ketempat pengajian,
dokumentasi, pengumpulan bahan dari buku, Internet, dan juga wawancara
dengan pengurus internal dan lima informan yang berprofesi sebagai selebritis
(presenter, pelawak, konsultan keuangan, pemain sinetron dan penyanyi).
Teori yang penulis gunakan adalah: Teori ibadah, teori dakwah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan dakwah pengajian ORBIT Lintas
Profesi dalam meningkatkan pengamalan ibadah pada jama’ah Selebritis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan khusus teraplikasikan
dalam kegiatan dakwah yang diadakan pengajian ORBIT dalam rangkah
meningkatkan pengamalan ibadah jama’ah. Pertama yaitu kegiatan rutin dan
kedua kegiatan kondisional atau tahunan. Selain itu ditemukan hubungan positif
antara da’i, metode, media dan materi dakwah yang diberikan oleh pengajian
ORBIT terhadap peningkatan pengamalan keagamaan kepada jama’ah selebritis.
Hal ini terlihat dari intensitas kedatangan dan motivasi jama’ah untuk mengikut i
pengajian ORBIT, juga pemahaman mad’u dalam menerima materi yang
disampaikan, hingga pada pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
hal pengamalan ibadah mereka.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Puji dan Syukur Penulis haturkan kepada
Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya yang luar
biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan
salam juga tak lupa penulis ucapkan kepada Junjungan seluruh alam Baginda
Rasulullah SAW, karena dengan semangatnya yang tak kunjung pudar, serta nilainilai kesabaran yang terus ia sampaikan semoga menular kepada kita semua
sebagai bekal dikemudian hari.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disamping itu penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini, penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya terutama kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Azizah dan
Ayahanda Ghozi (Alm). Yang selalu menjadi garda terdepan dalam kasih sayang
yang tak terbatas lewat tetesan keringat serta doa restunya hingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
Selain itu penulis dengan kerendahan hati menghaturkan rasa terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada:
v
1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta Pembantu
Dekan dan jajarannya.
2. Drs. Wahidin Saputra, MA. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) dan Ibu Umi Musyarofah, MA. selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Drs. Wahidin
Saputra, MA.
selaku pembimbing
penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah melayani penulis
dalam memenuhi literatur dari awal perkuliahan sampai akhir penulisan
skripsi ini.
5. Para Dosen KPI yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis selama
Penulis menimba ilmu di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada keluarga Penulis: Terimakasih kepada Kakak-kakakku yang
tercinta: Mbak Laily, Mas Fa’I, Mas Zaki, Mas Ami, Mbak Ririn, Mas
Ma’ruf, Mas Afa, Cak Nidhom, Pak De, Bude,
Pak Lek, Bu Lek,
Terimakasih atas semua bantuannya baik moril dan materiil serta do’a
yang tulus dari kalian semua, juga Adik-adikku: Adi dan Adek Putri. Tak
lupa keponakanku: Aisyah, Rahma, Syamil, Neeha, Arsyad. Senyuman
kalian menjadi semangat bagi penulis.
vi
7. Prof. Dr. Din Syamsudin, MA. Selaku pembimbing dan Penasehat
Pengajian ORBIT Lintas Profesi. Telah meingizinkan penulis untuk
meneliti pengajian tersebut.
8. Bapak Mustofa yang telah memberikan bantuan baik data, maupun
sarannya.
9. Jama’ah Selebritis Pengajian
ORBIT
Lintas
Profesi yang
ikut
berpartisipasi dalam skripsi ini.
10. Teman-teman KPI 2005: Aedah, Qoqom, Fatimah, Lili, Tami, Maya, Eni,
Riska, dan semuanya yang tak bisa disebutkan satu persatu.
11. Teman-teman Penulis : Pipit, Elin, Ningsih, Eni, Icha, Iya, Nana, Teh
Indah, Santi, Welda. Terimakasih atas Motivasinya dan bantuannya selama
ini.
12. Teman-temanku Seperjuangan di IMM Ciputat: Indra, Tarseeh, Ipin, Sita,
Rizal, Toto, Amir, Hasbi, Haikal, Jajang, Nunung, Viva, Arfa, Zeky, Ewi,
Sarah, Rini, Irma, Welly, Muhib, Yasin, Arji, Aos.
13. Adik-adikku di Ikatan: Muis, Uus, Mila, Eka, Olis, Dimas, Ifa, Bagus,
Icha, Merry.
14. Teman-teman ASTRA & ASTRI IMM Cabang Ciputat.
15. Seluruh Pihak yang tidak bisa disebutkan seluruhnya yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah Swt memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuannya. Kritik dan
saran
yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan karena penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan.
vii
Harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan umumnya bagi teman-teman lainnya. Dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya.
Waalaikum Salam Wr. Wb.
Jakarta, 09 Desember 2009
Yunawati
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7
E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 8
F. Tekhnik Penelitian ................................................................................ 11
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dakwah .............................................................................. 13
B. Unsur-Unsur Dakwah ............................................................................. 16
1. Subjek Dakwah (Da’i) .................................................................... 17
2. Objek Dakwah (Mad’u) .................................................................... 18
3. Materi Dakwah ................................................................................ 18
4. Media .............................................................................................. 19
5. Metode Dakwah ............................................................................... 19
a. Hikmah
................................................................................... 20
b. Mauidha Hasanah ....................................................................... 21
c. Mujadalah ................................................................................... 22
6. Tujuan Dakwah ................................................................................ 24
ix
C. Pengamalan Ibadah ................................................................................ 25
D. Pengajian dan Selebritis
....................................................................... 42
1. Pengajian ........................................................................................ 42
2. Selebritis .......................................................................................... 44
BAB III: GAMBARAN UMUM PENGAJIAN ORBIT LINTAS PROFESI
A. Latar Belakang Berdirinya ORBIT ......................................................... 47
B. Visi dan Misi ORBIT ............................................................................. 49
C. Jamaa’ah Pengajian ORBIT ................................................................... 50
D. Struktur Kepengurusan .......................................................................... 50
BAB IV: ANALISIS HASIL DATA
A. Pelaksanaan Dakwah Islam di Kalangan Selebritis ................................. 53
B. Pengaruh Pengajian ORBIT Lintas Profesi terhadap
peningkatan Ibadah pada jama’ah Selebritis .......................................... 62
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 68
B. Saran-saran ........................................................................................... 69
DAFATAR PUSTAKA ...................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang universal, yang berlaku bagi semua
ummat manusia diseluruh dunia. Islam tidak membedakan warna kulit, ras,
keturunan, dan juga pekerjaan. Apabila orang tersebut telah mengikrarkan
dirinya sebagai Islam (muslim) maka kedudukannya sederajat dengan muslim
lainnya kecuali yang membedakan adalah ketakwaannya.
Mansusia merupakan makhluk yang dibekali dengan daya-daya potensial
yang disebut dengan fitrah. Daya-daya tersebut inheren pada diri manusia
sehingga ia dapat menduduki potensi sebagai al-Ahsan al-Takwim. Diantara
daya tersebut adalah daya intelek, yang merupakan suatu daya yang berpotensi
untuk mengenal dan mentauhidkan Allah SWT.
Semua daya itu adalah anugrah yang dipersiapkan untuk kepentingan
pengaturan hubungan dengan Tuhannya. Dengan anugrah yang berupa naluri,
perangkat inderawi, kemampuan akal, fitrah agama yang jika dikembangkan
melalui bimbingan dan pembinaan yang dikelola dengan baik akan mampu
mengantarkan manusia mencapai sukses dalam kehidupannya sebagai
makhluk yang taat mengabdi kepada penciptanya.
Sebagaimana Firman Allah SWT:
ÇÎÏÈ
Èç è÷ ‹u 9Ï žw)
b
r £̀ gÅ :ø $# M
à )ø
r߉7
=yz RM}$#u
$tBru
Î }n§
Artinya “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzaariat : 56)”
1
Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya
untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh ummat manusia.
Secara umum tujuan dakwah Islam adalah mengajak ummat manusia kepada
jalan yang benar dan diridhoi Allah SWT, agar dapat hidup bahagia dan
sejahtera dunia dan akhirat.1
Ibadah itu sebenarnya adalah ruhnya agama. Disamping itu, ibadah juga
merupakan pilar agama yang kedua setelah aqidah. Kita bisa menyaksikan
bagaimana Rasulullah memberikan kalkulasi yang begitu matang ketika
memberikan peringatan kepada umatnya dalam masalah ini, sebab ibadah
tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan aqidah, karena penyimpangan
masalah ibadah akan sangat berpotensi membuka keburukan yang amat besar
bagi kaum muslimin. Melalui ibadah pulahlah telah banyak disusupkan unsur
bid’ah ataupun sikap ekstrem, dan tidak menutup kemungkinan penyimpangan
dalam ibadah berkonsekuensi pada penyimpangan dalam bidang aqidah. 2
Menyadari perubahan sosial yang lebih maju dan berkembang dengan
cepat. Dilengkapi dengan kemajuan ilmu dan teknologi, maka cara atau
metode serta teknik berdakwah pun harus disesuaikan. Kemajuan peradaban
dan cara berfikir manusia modern, mendorong dakwah menjadi organisasi
yang sistematis. Berdasarkan hal tersebut, dalam berdakwah banyak sekali
metode atau cara yang digunakan, yang disesuaikan dengan keadaan
masyarakatnya.
1
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983). Hal.51
Isa As-Salaim Abdurrahman, Manajemen Rasulullah dalam Berdakwah, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2001), Cet. Ke-1, h.59
2
2
Usaha untuk menyebarkan dan merealisasikan ajaranya ditengah-tengah
kehidupan ummat manusia merupakan usaha dakwah yang harus dilaksanakan
oleh ummat Islam terutama dimasa yang akan datang akan bertambah berat
dan kompleks, hal ini disebabkan masalah-masalah yang dihadapi semakin
urgent sehingga dakwah dapat berkembang semakin kompleks pula.
3
Karena itu tugas dakwah hendaklah dilakukan secara kolektif dan tidak
cukup secara individual karena dalam kehidupan manusia banyak sekali usaha
yang memerlukan kerjasama dan usaha bersama dengan orang lain, contohnya
berdakwah melalui pengajian. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Al-Imran ayat 104.
Ç`t
$
t rã
b
tqãô‰ƒt p×
ã Zttbƒuröqyg÷ Å
rã ÷èpR 'ù
ƒt ur Bã ÎŽö
s$
ƒø:# ’n<Î) b
B̈&é
ùQ$$Î/
N
ö
`3
ä Ft9ø ur
ä3YB
Ïi
ÇÊ
É ÍÈ c
š ãNd
y9ø Í´¯
7
ß
qßsÎ=øÿß
# »s9'r&é ur 4 Ì s3YJ
$
Jø9$#
è
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar merekalah orang-orang yang beruntung.”
Keberadaan pengajian ditengah-tengah masyarakat sudah tidak diragukan
lagi, hal ini bisa dilihat dari sejarah ketika para wali menyampaikan
dakwahnya.
Pengajian merupakan sebuah lembaga pendidikan non formal yang mana
waktu belajaranya berkala dan teratur, dengan pengikutnya disebut jama’ah.
mempunyai tujuan yang lebih khusus yaitu, memasyarakatkan ajaran Islam,
tempat memberi dan memperoleh ilmu serta mengadakan kontak social. Dan
memberikan pengajaran khusus keagamaan, contohnya dengan mengadakan
3
Abd. Rasyad shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Cet. Ke-I (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hal.11
3
pengajian yang dilaksanakan secara berkala, seperti belajar membaca Alquran, fiqih dan lain sebagainya.
Pengajian sangat cocok untuk masyarakat muslim, baik masyarakat kelas
atas, bawah atau menengah. Seperti halnya selebritis yang dikategorikan
sebagai masyarakat kelas atas.
Dan didasari bahwa untuk dapat merealisasikan sebuah pengajian agar
dalam peranannya dapat meningkatkan kehidupan keberagamaan bagi
mad’unya, memang bukanlah hal mudah, semudah kita membalikkan telapak
tangan, didalamnya perlu upaya dan usaha–usaha agar cita-cita yang
diharapkan dapat terwujud. Terlebih lagi bila kita melihat fenomena
kehidupan masyarakat modern seperti halnya kehidupan para selebritis yang
terbiasa dengan hura-hura, seks bebas dan pola hidup yang semakin hari,
semakin bergeser dari nilai-nilai ajaran agama. Sedangkan disisi lain, banyak
yang menjadikan mereka figure yang layak dijadikan panutan.
Selebritis adalah orang ternama, kesohor, atau dijadikan figure. Tokoh
ternama yang dimaksud adalah artis sinetron, foto model, peragawati, cover
girl, Presenter, Tokoh politik, Pengusaha, Consultan, dan lain-lain yang
kehidupannya tidak lepas dari sorotan kamera.
Kadang kita dibuat takjub dengan selebritis yang tiba-tiba berubah.
Seorang selebritis yang dulunya dikenal hura-hura, tiba-tiba berubah drastis
menjadi sangat Islami. Ada juga yang tiba-tiba mengenakan jilbab, ada yang
tiba-tiba sangat religius dan sebagainya.
4
Pada kenyataanya, dewasa ini banyak Selebritis yang berbondongbondong mulai menekuni ilmu Agama dan mereka mulai bergabung dengan
majlis-majlis atau pengajian-pengajian.
Jama’ah ORBIT Lintas Profesi adalah komunitas lintas profesi yang
anggotanya tediri dari artis-seniman-budayawan, insan pres, professional,
pengusaha, cendekiawan, politisi, pegiat organisasi, tokoh masyarakat yang
bertujuan membangun dan mengembangkan kehidupan berdasarkan cita-cita
Ialam berkemajuan.
Maka keberadaan pengajian ORBIT Lintas Profesi diharapkan dapat
menjadi salah satu basis yang dapat dijadikan wahana dalam rangka
menggalang potensi di kalangan umat khususnya para Selebritis, dengan
berlandaskan konsep Islam dalam rangka memberikan pembelajaran dan
pemahaman ajaran Islam secara utuh, sehingga kehidupan keberagamaan yang
mulai carut marut dan menipis ini mulai dapat tertata kembali.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kajian
ini menjadi sebuah penelitian dengan judul “Dakwah Di Kalangan Selebritis
Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah (Study Atas Pengajian ORBIT
Lintas Profesi)”
A. Pembatasan dan Perumusan Masalah.
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada jama’ah yang mengikuti pengajian di
Pengajian ORBIT. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami
pembatasan ini, maka dibatasi pada:
5
a. Jama’ah Selebritis, yang dimaksud Selebritis disini adalah presenter,
pelawak, konsultan keuangan, pemain sinetron dan penyanyi.
b. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah Shalat, Zakat, Puasa, Haji.
2. Perumusan Masalah
Sedangkan Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian supaya berjalan
lancar serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis terlebih
dahulu membuat rumusan masalahnya.
Rumusan tersebut disusun dalam kerangka pernyataan sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dakwah di kalangan selebritis?
b. Bagaimana pengaruh pengajian terhadap peningkatan Ibadah pada
jama’ah Selebritis?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan dakwah di pengajian ORBIT di
kalangan selebritis.
b. Untuk mengetahui pengaruh pengajian ORBIT terhadap peningkatan
Ibadah pada jama’ah selebritis.
2. Manfaat Penelitian adalah:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan kita semua tentang
pelaksanaan dakwah khususnya di kalangan selebritis. Dan umumnya bagi
para mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
6
b. Manfaat Praktis.
Agar dapat dijadikan rujukan awal bagi para ilmuan dan pelaku
dakwah dalam mengemas nilai-nilai Islam menjadi menarik serta dapat
memberikan motivasi bagi para pelaku dakwah untuk terus menyebarkan
dakwah Islam.
C. Tinjauan Pustaka.
Setelah melakukan studi kepustakaan penulis menemukan satu judul
skripsi yang masih berkaitan dengan penulis, yaitu masalah selebirtis. Yaitu
skripsi Fuyani Akbar dengan NIM: 103053028742 seorang Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2003 dengan Judul “PEMIKIRAN DAN
AKTIVITAS DAKWAH UST. JEFRI AL-BUKHORI DI KALANGAN
SELEBRITIS” dalam skripsi tersebut dikatakan bahwa penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui sebuah pemikiran-pemikiran dan aktivitas
dakwah dari Ust. Jefri Al-Bukhori di kalangan remaja khususnya jama’ah
remaja selebritis yang aktif mengikuti kegiatan pengajian di I Like Monday
yang dilaksanakan di minggu ke-3 setiap bulannya bertempat di Masjid
Pondok Indah dan diteliti tahun 2007.
Walaupun obyek dakwah antara penulis dan Fuyani Akbar adalah sama
yakni sama-sama Selebritis, akan tetapi berbeda penelitiannya. Penulis
meneliti Pengajian ORBIT. Sedangkan Fuyani Akbar menulis tentang
aktivitas Dakwah dari Ust. Jefri Al-Bukhory. Dengan demikian membuktikan
bahwa skripsi ini layak dihadirkan karena skripsi ini belum pernah digunakan
oleh orang lain.
7
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Wiradi, “Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus
dilakukan) yang disusun secara sistematis (urutan logis) 4. Sedangkan
metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan
dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yatu untuk
memahami objek.5
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif berdasarkan data-data
yang dihasilkan dari sumber-sumber tertulis
mengenai pokok-pokok
permasalahan yang akan dikaji. Menurut Bogdan dan Taylor, seperti dikutip
oleh Prof. Dr. 1Syamsir Salam dalam bukunya Metode Penelitian Sosial,
menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati.6
Metodologi penelitian yang digunakan penulis untuk menganalisa data
adalah metode Deskriptif Analitik. Maksudnya cara melaporkan data dengan
menerangkan,
memberi
gambaran
dan
mengklasifikasikan
serta
menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian
4
E. Zaenal Arifin, Penulisan Karya Ilmiah Dengan Bahasa Indonesia Yang Benar (Jakarta:
Mediatama Sarana Perkasa,1993), Cet.ke-5, h.56.
5
Anis Sudirjana, Metode Riset dan Bimbingan Menulis Skripsi (Yogyakarta: UD Rama, 1980),
h.16.
6
Syamsir Salam dan Jaenal Arifin. Metodologi Penelitian Social. (UIN Jakaarta Press). 2006. h.
30.
8
disimpulkan, sehingga terlihat dengan jelas mengenai keberadaan pengajian
ORBIT Lintas Profesi sebagai wadah dalam berdakwah.
a. Objek dan Subjek Penelitian.
Objek dalam penelitian ini adalah pengajian ORBIT Lintas Profesi,
dan sebagai Subjeknya adalah selebritis yang mengikuti pengajian tersebut
atau dengan kata lain selebritis yang menjadi jama’ah aktif Pengajian
Orbit Lintas Profesi. Dalam hal ini, peneliti mengambil sampel lima
Jama’ah dari populasi 50 Jama’ah, yang mana lima Jama’ah tersebut
adalah representative dari masing-masing profesi namun masih tergolong
sebagai selebritis.
b. Waktu dan Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di tempat Pengajian ORBIT Lintas Profesi
yang bertempat di Jl. Pejaten Elok F2, Jakarta Selatan dan waktu yang
dibutuhkan adalah selama dua bulan yaitu mulai dari bulan April-Juni.
c. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data.
1). Sumber Data.
Sumber data ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang langsung diambil dari informan yang
bersangkutan. Dalam skripsi ini data primer didapat dari wawancara
dari informan yaitu lima rerspon. Sedangkan data sekunder adalah data
yang didapat dari pihak kedua, tidak secara langsung dari objek
penelitian. 7 yaitu dari pengurus Pengajian ORBIT.
2). Teknik Pengumpulan Data
7
Nana Danapriyatna dan Roni Setiawan, Pengantar Statistika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005),
cet.Ke-1, h.8.
9
a. Observasi
Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
terhadap fenomena yang diselidiki. 8 Dalam hal ini penulis
melakukan observasi langsung dengan mengikuti pengajian empat
sampai lima kali pertemuan.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil tatap muka antara
sipenanya dan sipenjawab atau informan dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).9
Dalam hal ini penulis memperoleh data dengan cara interview
atau Tanya jawab langsung dengan pengurus internal di pengajian
ORBIT. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai Bapak
Mustofa salah satu pengurus pengajian ORBIT.
c. Dokumentasi.
Dokumnetasi
dilakukan
untuk
mengumpulkan
dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan penelitian, seperti laporan-laporan
atau arsip, literatur (buku-buku) yang berkaitan dengan penelitian
ini. Tekhnik ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data
tambahan tentang penelitian yang sedang dibahas dalam skripsi ini.
Dalam hal ini penulis mendapatkan dokumentasi dari pengurus
internal Pengajian ORBIT.
8
9
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi offset,1992). Cet.ke-2 h.129
M.Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalis Indonesia,1985) h.63
10
E. Teknik Penulisan
Penulisan skripsi ini, menggunakan buku pedoman penulisan skripsi, tesis,
dan disertasi yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun
2007.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis
membaginya menjadi lima bab pembahasan dengan rincian sebagai berikut :
Bab I :
PENDAHULUAN: Latar Belakang Masalah: Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, manfaat dan Tujuan
penelitian, metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika
Penelitian.
Bab II :
LANDASAN TEORI : Dakwah dan Ruang Lingkupnya:
Pengertian dakwah, Metode Dakwah, Materi dan Media Dakwah,
Bentuk-Bentuk Metode Dakwah, Tujuan Dakwah, Pengamalan
Ibadah: Pengertian Ibadah, dasar dan Tujuan Ibadah, Motivasi
Ibadah, Ruang lingkup Ibadah dan Bentuk-bentuk Ibadah seperti
shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Pengertian selebritis, dan kategori
yang termasuk selebritis.
Bab III:
GAMBARAN UMUM PENGAJIAN ORBIT terdiri dari: Latar
Belakang Berdirinya ORBIT, Visi dan Misi ORBIT, Struktur
Organisasi.
BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN: Pelaksanaan dakwah di
kalangan selebritis di Pengajian ORBIT Lintas Profesi, Pengaruh
11
Pengajian ORBIT Lintas Profesi terhadap peningkatan Ibadah
pada jama’ah Selebritis.
PENUTUP : Terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.
DAFATAR PUSTAKA.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Dakwah
Secara etimologi kata dakwah berasal dari Bahasa Arab, yaitu: dari fi’il
madhi (da’a,-yad’u) yang berarti ajakan, panggilan, seruan, menjamu. Dalam
tata bahasa Arab, kata dakwah berbentuk sebagai isim masdar.1
Selain pengertian diatas, Dakwah secara bahasa mempunyai makna yang
bermacam-macam;
1. Memanggil dan menyeruh, seperti dalam firman Allah surat Yunus ayat
25:
ÇËÎÈ
8LìÉ)tFó¡•B Þ
: ºŽu
Å
À
’n<)Î äâ
4
t `Bt “ωö
ÉO»=
‘Í
„o !$±
k‰uru
#yŠ 4’<n n ¡9$#
Î)
(#ur qþ ã‰
ô tƒ ª!#$
“Allah menyeruh (manusia) ke Darussalam (surga) dan memberikan
petunjuk kepada orang yang dikendaki-Nya kepada jalan yang lurus
(Islam).”
2. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar maupun yang salah
yang positif maupun yang negatif.
3. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang
kepada suatu aliran atau agama tertentu.
4. Doa (permohonan), seperti dalam firman Allah:
“…Aku mengabulkan permohonan jika ia meminta kepada-Ku…”
1
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/
Penafsiran Al-Quran.1973), h. 127
13
5. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’a^ bi as-syai’ yang artinya
meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.
Dakwah menurut istilah, mengandung beberapa arti yang beraneka ragam.
Banyak ahli ilmu dakwah memeberikan definisi dakwah yang berbeda-beda.
Hal ini terkait dari sudut mana mereka memberikan pandangannya tentang
dakwah. Untuk lebih jelasnya penulis akan kemukakan beberapa definisi
menurut para ahli diantaranya:
1. Menurut Abu Bakar Zakaria.
Dakwah adalah Aktivitas para ulama dan orang-orang yang memiliki
pengetahuan agama Islam dalam memberi pengajaran kepada orang banyak
(khalayak dakwah) hal-hal yang berkenaan dengan urusan-urusan agama
dan kehidupannya sesuai dengan realitas kemampuannya. 2
2. Menurut M. Quraisy Shihab.
Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan/ usaha untuk
mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadai
maupun masyarakat 3. Ia melihat bahwa dakwah bukanlah hanya sekedar
amar ma’ruf nahi munkar, tetapi merupakan usaha penyadaran manusia
sehingga bersedia diajak kepada kehidupan yang lebih baik dan lebih
sempurna, dengan melaksanakan ajaran Islam dalam seluruh aspek
kehidupan.
2
3
Abu Bakar Zakariah, Ad Da’wah Ila Al-Islam
Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, (Jakarta: Mizan , 1993), cet. Ke-19, h.194
14
3. Menurut Amien Rais
Dakwah adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih
mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islami. 4
4. Menurut M. Nastir.
Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada
perorangan manusia dan seluruh umat. Konsepsi Islam tentang pandangan
dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi
munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan
akhlak dan membimbing pengalamanya dalam peri kehidupan berumah
tangga (usrah), peri kehidupan bermasyarakat dan kehidupan bernegara. 5
5. Menurut H.M.S. Nasrudin Latif
Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan
yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk
beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah, dan
syari’ah akhlak Islamiyah. 6
Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian dakwah. Sebenarnya
masih banyak lagi pengertian- pengertian dakwah yang dikemukakan oleh
para ulama yang lain akan tetapi beberapa pengertian diatas sudah dapat
memberikan gambaran tentang pengertian dakwah itu.
Walaupun beberapa pengertian dakwah diatas berbeda redaksinya akan
tetapi setiap redaksinya memiliki tiga unsur pengertian pokok, yaitu:
4
Amien Rais, Cakrawala Islam, (Bandung: Mizan, 1996), h. 25-26
M.Nastir, Fungsi Da’wah Isalam dalam Rangka Perjuangan. (Jakarta: Media Dakwah, 1979), Jilid
1, h.7
6
Nasaruddin Latif, Teori Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta :Firma Dana, tt), h.11
5
15
a. Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam dari seseorang kepada
orang lain.
b. Dakwah adalah penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa amar
ma’ruf (ajaran kepada
kebaikan)
dan nahi
munkar
(mencegah
kemungkaran).
c. Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengna tujuan terbentuknya suatu
indvidu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan sepenuhnya seluruh
ajaran Islam.
d. Dakwah adalah interaksi dan dakwah merupakan perubahan.
Dengan demikian dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha
yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang berisi cara-cara dan tuntutantuntutan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut,
menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, untuk mengajak manusia kepada
ajaran Allah SWT menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
di Akhirat.
B. UNSUR-UNSUR DAKWAH
Agama Islam dapat bertahan sampai saat ini berkat adanya kegiatankegiatan dakwah. Karena dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajarkan
dan mewariskan suatu kewajiban bagi setiap pemeluk agama, tidak hanya
menjadi kewajiban da’i. Hal ini disadari pada tugas dasar mansia yang hidup
dimuka bumi ini, yaitu:
1. Sebagai hamba Allah SWT.
2. Sebagai khalifah di muka bumi.
16
3. Berdakwah di jalan Allah.
Dari tugas manusia diatas j elaslah bahwa berdakwah merupakan sebuah kewajiban. Dalam kegiatan dakwah
di butuhkan adanya saling mendukung antara unsur-unsur dakwah tersebut. dan unsur-unsur dakwah antara lain:
1. Subjek Dakwah (Da’i)
Pada dasarnya da’i (subjek dakwah) merupakan orang/sekelompok
orang yang melaksanakan atau menyiarkan dakwah.7
Sedangkan menurut Siti Muri’ah, da’i dalam pengertian umum yaitu
seluruh pribadi muslim menjadi da’i dalam dakwah Islamiyah, kedua da’i
dalam pengertian khusus yakni seseorang atau kelompok orang yang
menekuni ajaran Islam kemudian menyampaikan ajaran tersebut dalam
bentuk penerangan, pendidikan, serta peningkatan-peningkatan dengan
tujuan agar orang yang menerima benar-benar dapat berbuat atau
bertingkah laku sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah. 8
Seorang da’i harus memiliki bekal yang cukup dalam berdakwah dan
harus mampu membimbing untuk memahami realitas, memaksimalkan
potensi yang mereka miliki dan akhirnya memperbaiki objek dakwah
(mad’u). Dengan demikian dakwah yang disampaikan oleh da’i menjadi
luas, tidak terbatas hanya sekedar menyampaikan ayat-ayat Allah SWT
secara harfiah semata-mata, lebih dari itu bagaimana da’i bisa
menggantarkan mad’u dari yang buruk menjadi lebih baik, dengan
menggunakan
segala
metode
yang
benar
dan
dapat
di
pertanggungjawabkan.
Selain itu dalam berdakwah seorang da’i harus memiliki akhlaqul
karimah sebagaimana yang terkandung didalam al-Qur’an dan As-Sunnah,
7
Sayid, M. Nuh, Dakwah Fardiyyah dalam Manhaj Amal Islam, (Solo: Citra Islami Press,1996),
h.13-14
8
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000), hal.24
17
diantranya adalah: jujur, ikhlas, arif, sabar, lembut, kasih sayang, pemaaf,
rendah hati, tepat janji, wara’ dan sebagainya. Sebagaimana diwariskan
oleh Rasulullah SAW.
2. Objek Dakwah (Mad’u)
Objek dakwah (mad’u) merupakan penerima pesan dakwah dari subjek
dakwah. Keberadaan mad’u yang sangat heterogen baik dalam ideologi,
pendidikan, status sosial, serta pekerjaan, dan sebagainya.
Dalam kegiatan dakwah unsur ini harus diperhatikan karena ini
merupakan sasaran dakwah yang melaksanakan tujuan dakwah. Oleh
sebab itu, dalam berdakwah seorang da’i harus memahami karakteristik
objek dakwah agar dakwah yang disampaikan dapat diterima dan
diamalkan.
3. Materi
Apapun materi dakwah yang disampaikan pada dasarnya bersumber
dari Al-quran dan Hadist sebagian sumber utama yang meliputi aqidah,
syariah, dan akhlak. Materi yang diperlukan untuk suatu kelompok
masyarakat belum tentu cocok untuk kelompok masyarakat yang lainnya.
Oleh sebab itu pemilihan materi haruslah sesuai dengan karakteristik
mad’u. Baik materi itu untuk pemuda, mahasiswa, petani, pekerja kasar,
pegawai tinggi, juga apakah pendengar itu heterogen artinya berbagai
tingkat dan mutu pengetahuannya ataukah sejenisnya. 9 Hal yang terpenting
dalam pemberian materi (pesan dakwah) adalah tidak boleh menyimpang
dari al-Qur’an dan hadist.
9
M.Syafa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah (Jakarta: Widjaya. 1982), h. 99
18
4. Media Dakwah
Selain materi, media dakwah juga menentukan sebuah keberhasilan
dakwah. Media adalah sarana atau perantara, yang membantu juru dakwah
(da’i) dalam menyampaikan isi dakwah secara efektif dan efisien. 10 Media
bisa dijadikan juga sebagai perantara. Maka sebagai perantara atau alat
bantu yang digunakan oleh da’i untuk menyampaikan dakwahnya kepada
mad’u itulah yang disebut sebagai media dakwah. Media dakwah saat ini
mulai berkembang tidak hanya mimbar ke mimbar tetapi telah mampu
mengikuti perkembangan zaman. Dakwah kini bisa dilakukan diberbagai
media, mulai dari media cetak sampai media elektronik seperti internet.
Oleh karena itu da’I harus mampu memanfaatkan berbagai hal yang dapat
mendukung proses dakwah termasuk media-media yang saat ini mulai
digandrungi.
5. Metode Dakwah
Metode dakwah artinya cara atau jalan yang ditempuh untuk menarik
atau mengajak manusia baik dengan perkataan atau perbuatan menuju
jalan yang diridhoi Allah Swt dengan efektif dan efisien. Metode dakwah
dalam menjalankan fungsinya memiliki beberapa bentuk yang setiap
bentuknya memiliki fungsi masing-masing. Bentuk metode dakwah
bersumber pada Al-qur’an surah An-Nahl. Ayat 125:
10
Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta : Media Dakwah, 1984), H.225
19
ÓÉL
Oßgø9ω»y
_ur r( ÏpuÏpyZ|¡
ptø:$#
©9$$
ÏpsàÏãöqyJø9$#u
Jõ3Ïtø:$$Î/
Î/
ÞOn
èdur ( ™
ôãr&= uq¾Ï&Î#‹Î6y
`tã ¨@|
JÎ/
Ê `y
ÞOn
=ôãr&
y/u‘ nÎ @‹Î6y
7
™
qudè y7
-/u‘
¨bÎ)
’<n) íŠ#
4ß`|
mr& ¡ô }‘Ïd
ÇÊ
ÎÈ GôgßJø9$
tûËïωt
$Î/
Artinya
“serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah, dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di
jalan-Nya.
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa metode dakwah ada tiga,
yakni : Hikmah, Mauidzatil Hasanah, dan Mujadalah.
a. Hikmah (dengan Hikmah)
Dalam kamus dan kitab-kitab tafsir, kata al-Hikmah diartikan
al’adl (keadilan), al’hilm (kesabaran dan ketabahan), an’nubuwwah
(kenabian), al’ilm (ilmu pengetahuan), Al-Qur’an, falsasah kebijakan
pemikiran atau pendapat yang baik, al-haq (kebenaran), meletakkan
sesuatu pada tempatnya. Kebenaran sesuatu, dan mengetahui sesuatu
yang paling utama dengan ilmu yang paling utama.
Kata hikmah disebutkan dalam Al-qur’an sebanyak 20 kali baik
dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah
“hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika
dikaitkan dengan dakwah maka menghindari dari hal-hal yang kurang
relevan dalam hal dakwah. Menurut Imam Abdullah bin Ahmad
Mahmud an-Nasafi, arti hikmah, yaitu :
“Dakwah bil hikmah adalah dengan menggunakan perkataan
yang benar dan pasti, yakni dalil yang menjelaskan kebenaran dan
menghilangkan keraguan”.
20
Sedangkan menurut tafsir dalam al-Qur’an Surat An-Nahl ayat
125, Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Jadi, dapat dipahami bahwa al-Hikmah adalah kemampuan dan
ketepatan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas
yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif oleh
sebab itu al-Hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara
kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.
b. Mauidzatil Hasanah (pelajaran yang baik)
Beberapa deskripsi pengertian Mauidzatil Hasanah menurut
beberapa ahli bahasa dan ahli tafsir. Adalah melalui pelajaran,
keterangan, petutur, peringatan, pengarahan dengan gaya bahasa yang
mengesankan atau menyentuh dan terpatri dalam nurani. 11
Berdakwah
dengan
memberikan
nasihat-nasihat
atau
menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga
nasehat dan ajaran agama Islam yang disampaikan itu dapat
menyentuh hati mereka. Metode ini diarahkan terhadap mad’u yang
kapasitas intelektualnya dan pemikiran spiritulnya tergolong kelompok
awam. Maka dalam hal ini, peranan juru dakwah adalah selain sebagai
pembimbing, juga yang bisa membahagiakan mad’unya. Dalam
metode ini harus memperhatikan tiga faktor berikut ini:
i.
Menggunakan tutur kata yang lembut
11
Asep Muhidin, Dakwah adalam Prespektif Al-qur’an, (Bandnug : CV. Pustaka Aetia 2002), Cet. Ke1, Hal, 163.
21
ii.
Menghindari sikap sinis dan kasar
iii.
Tidak menyebut-nyebut kesalahan atau bersikap menghakimi
orang yang diajak bicara. 12
Pengajian-pengajian umum atau ceramah-ceramah keagamaan
lain bisa dimasukan dalam kategori ini. Sikap–sikap dan perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan etika agama,
dijelaskan dan diperingatkan sehingga bisa kembali ke jalan yang
benar.
c. Al- Mujadalah Bi- al-lati Hiya Ahsan (bantahlah mereka dengan cara
yang baik).
Metode dakwah ketiga yang disodorkan Al-Qur’an dalam surat
an-Nahl, adalah Mujadalah, yakni upaya dakwah melalui jalan
bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara yang baik, sopan, saling
menghargai dan tidak arogan.
Dari segi etimologi (Bahasa) lafazh mujadalah terambil dari kata
“jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambah alif
pada huruf jim yang mengikuti wajan Faa ala, “jaa dala” dapat
bermakna berdebat, dan “mujaadalah” perdebatan.13
Kata “jadala” dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya
guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik
12
Ibid, hal. 163
Ahmad Warson Al-munawwir, al-munawwir, (Jakarta: Pustaka Progressif,1997) ,Cet. Ke-14.
h.175
13
22
dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan
pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.14
Dari segi istilah (Termoinologi), terdapat beberapa pengertian alMujadalah (al-Hiwar) dari segi istilah. Al-Mujadalah (al-Hiwar) berarti
upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis,
tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan
diantara keduanya. 15 Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad
Thantawi ialah, suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan
pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang
kuat. 16
Dakwah model ini, lebih banyak dilakukan oleh para intelektual
atau ahli agama untuk masalah-masalah yang berat yang memerlukan
kajian-kajian ilmiah.
Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa alMujadalah adalah perdebatan yang sinergis antara dua pihak dengan
memberikan argument dan bukti yang kuat. Namun dengan cara yang
baik, sopan sehingga tidak menimbulkan pertengkaran antar keduanya.
Dari penjabaran diatas, tentang metode dakwah dapat ditemukan
titik cerahnya bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang
dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk
mencapai satu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Dalam
14
Quraisy Shihab, Tafsir al Misbah, (Lentera Hati: 2000) Cet. Ke-1, h.553
15
World Assembly of Muslim Youth (WAMY), Fii Ushulil Hiwar, (Maktabah Wahbah Cairo,
Mesir), diterjemahkan oleh Abdus Ssalam M. dan Muhil Dhafir, dengan judul terjemahan “Etika
Diskusi”, (Era Inter Media, 2000), Cet. Ke-2, h.21
16
Sayyid Muhammad Thantawi, Adab al-khiwar fil Islam, Dar al-Nagdhah, Mesir, Diterjemahkan
oleh Zuhairi Misrawi dan Zamroni Kamal, (Jakarta: Azan, 2001), Cet. Ke-1 pada kata pengantar.
23
kegiatan dakwah, metode dakwah harus disesuaikan dengan kondisi
mad’u (penerima dakwah) baik dari segi pendidikan, ekonomi, social,
serta adat agar tercapainya keberhasilan dakwah.
Jadi sebuah metode dakwah itu harus bertumpu pada suatu
pandangan human oriented dan mendapatkan penghargaan yang mulia
atas diri manusuia sebagai komunikator dalam kehidupan yang lebih
baik.
6. Tujuan Dakwah
Dalam melaksanakan usaha dakwah agar sesuai dengan rancana harus
memiliki tujuan yang jelas.
Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman bagi gerak
langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas
dakwah akan sia-sia.17 Menurut Syekh Ali Mahfudz tujuan dakwah terdiri
dari lima perkara yaitu:
a. Menyiarkan tuntunan Islam, membetulkan aqidah, dan meluruskan
amal perbuatan manusia, terutama budi pekerti.
b. Memindahkan hati dari keadaan yang jelek kepada yang baik.
c. Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara
kaum muslimin.
d. Menolak faham atheisme, dengan menhgimbangi cara-cara mereka
bekerja.
e. Menolak syubhat-syubhat, bid’ah dan khurafat/ kepercayaan yang
tidak bersumber dari agama dengan mendalami ilmu ushuluddin.
17
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.49
24
Namun Prof. Dr. H. Moh. Ardani menyatakan bahwa tujuan dakwah
terdiri dari tujuan umum (mayor objektive) dan tujuan khusus (minor
objective).
a) Tujuan Umum.
Tujuan umum adalah mengajak umat manusia (meliputi orang
mukmin, kafir, atau musrik) kepda jalan yang benar yang diridhoi oleh
Allah agar dapat hidup bahagia sejahtera di dunia dan akhirat.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai
perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar
dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat diketahui kemana
arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada
siapa berdakwah, dengan cara yang bagaimana dan sebagaimana
terjemahan dari tujuan umum dakwah.
Dari paparan tujuan dakwah diatas, maka menurut penulis tujuan
yang ingin dicapai oleh dakwah adalah menuntun untuk memperoleh
kebahagiaan hidup baik di dunia dan di akhirat serta terhindar dari
kesulitan- kesulitan hidup.
C. Pengamalan Ibadah
1. Pengertian
Pengamalan berasal dari kata “amal” yang berarti perbuatan-perbuatan
yang baik maupun yang buruk, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan
untuk kebaikan tingkah laku. Kata amal mendapatkan awalan “peng” dan
25
akhiran “an” menjadi pengamalan yang berarti hal, cara, hasil atau proses
kerja mengamalkan.18
Ibadah mengandung banyak arti, berdasarkan pada sudut pandang para
ahli, dalam hal ini penulis melihat pengertian dari etimologi dan terminologi.
Kata ibadah berasal dari Bahasa Arab yang artinya: menyembah atau
mengabdi.19 Menurut Bahasa, ibadah dalam arti yang lain dalam Ensiklopedi
Islam yang diterbitkan oleh Depag RI (1993,2:385) terhadap penjelasan
ibadah berarti mematuhi, tunduk dan berdo’a. Dalam Al-quran terdapat kata
“ta’budu” dalam arti taat, misalnya dalam surat Yaasin 36:60 yang berbunyi:
/3s9 ¼mR) ( z`»Ü
s ‹±9# (#r߉ç7
û
ö 9s3
N
ä)Î y‰
óO9sr&
÷ès? žw cr& PtŠy #uä Ó
Í_6t »ƒt ‹ö
gôã
ô &r *
ÇÏÉÈ ûüÎ7•B r‰tã
Artinya “Bukankah Aku Telah memerintahkan kepadamu Hai Bani
Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu".
Pengertian ibadah menurut istilah adalah kepatuhan atau tunduk kepada
Dzat yang memiiki puncak keagungan, Tuhan Yang Maha Esa. Ibadah
mencakup segala bentuk kegiatan (perbuatan dan perkataan) yang dilakukan
setiap muslim dengan tujuan mencari keridhaan Allah SWT.20
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ibadah sebagai
berikut: perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari
ketaatan mengerjakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Atau
18
JS. Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), Cet Ke-1,
h.40
19
M. Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), Cet Ke-8, h.525
20
H. Baihaqi A.K, Fiqh Ibadah, (Bandung: M2S Bandung, 1996) Cet, Ke-1, h.31
26
dengan kata lain, segala usaha lahir batin, sesuai dengan perintah Tuhan
untuk mendapatkan kebahagian dan keselarasan hidup, baik terhadap diri
sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta.21
Macam-macam pengertian Ibadah menurut para ulama, antara lain:
a. Menurut Ulama Tauhid, Ibadah adalah:
meng-Esakan Allah dan
mengagungkan Allah SWTsepenuhnya serta menghinakan diri dan
menundukkan jiwa kepada-Nya.22
b. Menurut Ulama Akhlak, Ibadah adalah: mengerjakan segala taat
badaniyah dan menyelenggarakan syariat.23
c. Menurut Ulama Tasawuf, Ibadah merupakan: pekerjaan seorang
mukallaf yang berlawanan keinginan nafsunya untuk membesarkan
Tuhannya. 24
d. Menurut Ulama Ahli Fiqh, mendefinisikan Ibadah ialah segala bentuk
ketaatan yang engkau kerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT,
dan mengharapkan pahalanya di akhirat.25
Dari seluruh pengertian ibadah diatas dapat disimpulkan bahwa ibadah
segala perbuatan yang dilaksanakan oleh hamba baik perkataan, maupun
perbuatan yang disukai Allah SWT, baik secara teran-terangan maupun
sembunyi-sembunyi, dalam rangka mengharapkan ridho dari Allah SWT.
21
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1996), h. 364
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Utama, 1997) Cet. Ke-1
h.2
23
Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia,
1989) Cet. Ke-1h.19
24
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Op Cit, h.3
25
Ibid, h.4
22
27
2. Dasar Tujuan Ibadah.
Menurut syariat Islam, seluruh manusia haruslah beribadah atau
melaksanakan yang diperintahkan oleh Allah, dan menjauhi yang dilarangNya, kalau tidak maka manusia tersebut akan tersesat dan tidak mendapatkan
hidayah dari Allah SWT. Sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al-Baqarah
ayat 21:
öNä
`Ï
N
ö
ä
3Î=ö6s
B ûtïÏ%©!
s)=ns{3
%
$#ur
“%
Ï
N
ã
â$ $Ÿ
©!$#
ä
3
9#
‘u -/ #(r߉6
ôã$#ç ¨
$pk‰š 'r»¯ tƒ
ÇËÊÈ tbqà)-Gs? öNä3ª=yès9
Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu
dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”
Dr. Ir. Hidayat Nata Atmaja menegaskan bahwa:
Al-Quran seharusnya dipandang sebagai sumber dari segala keilmuan,
tidak perlu kita permasalahkan lagi, dan Al-Quran merupakan petunjuk yang
sebaik-baiknya untuk kehidupan umat. Jelaslah apabila manusia ingin sukses
dan selamat dalam kehidupannya, maka ia harus mendasarkan segala
aktivitasnya dalam segala aspek kehidupannya kepada kitab Allah SWT dan
sunnah Rasulullah SAW.26
Dengan demikian dasar dari ibadah yaitu, Al-Quran dan Hadist Rasulullah,
yang isi didalamnya memerintahkan manusia untuk tunduk dan taat kepada
Allah SWT, karena dengan taat kepada Allah SWT, manusia akan
mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya, sedangkan tujuan ibadah
yaitu untuk menjadi menusia sejati. Ciri-ciri manusia sejati adalah bertaqwa
26
Syahminan Zaini, Op Cit, h.33
28
kepada Allah SWT. Ibadah dalam pengertian tidak terbatas pada masalah
ritual saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan dalam hubungannya
dengan Allah maupun sesama manusia serta lingkungannya. 27
3. Motivasi Ibadah
Motivasi itu sendiri merupakan istilah yang lebih umum digunakan untuk
menggantikan tema “motif- motif”, yang dalam Bahasa Inggris disebut
dengan motive yang berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau
sesuatu yang bergerak.28 Yaitu gerakan yang dilakukan manusia yang dapat
membangkitkan tenaga sehingga menimbulkan tingkah laku yang mengarah
kepada tujuan-tujuan.
Motivasi merupakan penggerak utama didalam suatu pekerjaan, oleh
karena itu besar kecilnya motivasi yang ditimbulkan terhadap pekerjaan itu.
Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh kemungkinan
besar akan mendapatkan hasil yang besar, dan begitu pula sebaliknya bila
suatu pekerjaan dilakukan dengan tidak sungguh- sungguh kemungkinan
tidak akan mendapatkan hasil yang besar.
Dengan demikian bila umat muslim ingin ibadah mereka mendapatkan
hasil yang baik disisi Allah SWT, maka umat muslim tersebut harus
memaksimalkan motivasi yang dimilikinya untuk beribadah dengan baik,
dengan mengikuti ajaran agama Islam.
Dr. Sarlito Wiraman Sarwono mengemukakan bahwa:
27
28
M. Qutub, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1984), h.21-22
H. Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. Ke-2 h.79
29
“Apabila kita menginginkan suatu pekerjaan berhasil dengan baik, maka
kita harus menimbulkan gairah yang besar terhadap pekerjaan tersebut,
sehingga kalau bisa menjadi motivasi bagi pekerjaan yang lainnya.”29
Motivasi ibadah dalam buku “Problematika Ibadah dalam Kehidupan
Manusia” diungkapkan beberapa motivasi ibadah, yaitu karena tujuan Allah
menciptakan manusia adalah untuk beribadangh, karena manusia sudah
berjanji untuk taat dan tunduk kepada Allah SWT, karena bahagia yang
diinginkan, karena manusia yang harus kembali ke negeri asalnya (surga). 30
Dengan demikian motivasi ibadah adalah suatu gerakan atau rangsangan
yang ditimbulkan dalam diri manusia untuk taat kepada Allah. Dengan
mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki sehingga tercapainya
sebuah tujuan didalam hidupnya. Karena ibadah itu sendiri mempunyai
pengaruh yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
4. Ruang Lingkup Ibadah.
Ibadah ditinjau dari ruang lingkupnya dapat dibagi menjadi dua macam,31
antara lain:
1) Ibadah Khashah, adalah ibadah cara dan ketentuan pelaksanaannya
secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan
lain-lain.
29
Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia,
1989) Cet. Ke-1h.34
30
Ibid, h.80
31
A. Rahman Ritonga, M.A. dkk, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), cet. Ke-2,
h.62
30
2) Ibadah Ammnah, adalah semua perbuatan yang dilakukan dengan niat
yang baik dan semata-mata karena Allah SWT atau dikerjakan dengan
iklas, seperti makan, minum, bekerja, berbuat baik kepada orang dan
lain sebagainya.
Menurut Ibn. Taimiyah, ibadah mencakup semua cinta dan keselarasan
karena Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, lahir dan batin.
Maka yang termasuk dalam hal ini adalah shalat, zakat, puasa, benar dalam
perkataan, menjalankan amanat, amar ma’ruf nahi munkar, jihad terhadap
orang munafik dan kafir, berbuat baik terhadap tetangga, anak yatim, fakir,
miskin, dan Ibn Sabil, berdoa, berdzikir, membaca al-quran, ikhlas, sabar,
syukur, rela menerima ketentuan Allah, tawakal, raji’(berharap atas rahmat),
khauf (takut terhadap adzab), dan lain sebagainya. 32
Menurut pemaparan Ibn. Taimiyah diatas terlalu luas, bahkan menurut
beliau semua ajaran agama itu termasuk ibadah, jadi jika ruang lingkup
ibadah tersebut klasifikasikan semuanya dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok saja, diantaranya:
a. Kewajiban- kewajiban atau rukun-rukun syari’at seperti shalat, puasa,
zakat, haji.
b. Tambahan dari kewajiban-kewajiban diatas dalam bentuk ibadah sunnat,
seperti dzikir, membaca al-quran, doa, dan istighfar.
32
Ibid, h. 63
31
c. Semua bentuk hubungan sosial yang baik, dan memenuhi hak-hak
manusia, seperti berbakti pada kedua orang tua, menghubungkan tali
silaturrahmi, berbuat baik kepada fakir miskin, anak yatim dan lainnya.
d. Akhlak yang bersifat kemanusiaan (Akhlak Insaniyah), seperti benar
dalam berbicara, menempati janji dan menjalankan amanah.
e. Ahlak yang bersifat ketuhanan (Akhlak Rabbaniyah), seperti mencintai
Allah SWT, dan Rasul-rasul-Nya, takut kepada siksaan Allah SWT,
ikhlas dan sabar atas hukum-hukum Allah SWT.
5. Bentuk-Bentuk Ibadah.
Berdasarkan bentuk dan manfaatnya ibadah terbagi kepada:
a. Ibadah yang terdiri atas perbuatan atau ucapan lidah, seperti dzikir,
bertasbih, bertahlil, bertauhid, bershalawat, dan lain sebagainya.
b. Ibadah yang sudah jelas dan terinci perkataan dan perbuatannya.
Seperti: shalat, zakat, puasa dan haji.
c. Ibadah yang tidak ditentukan tehnik penulisannya, seperti menolong
orang lain,berjihad, membela diri, mendirikan masjid, rumah,
madrasah, dan rumah sakit.
d. Ibadah yang pelaksanaannya dalam bentuk menahan diri seperti
puasa,ihram, dan i’tikaf.
32
e. Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan
seseorang dari kewajiban membayar hutang kepada kita, memaafkan
kesalahan orang lain, dan sebagainya.33
Allah SWT menciptakan manusia agar mereka beribadah kepada-Nya.
Manusia memang diperintahkan Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya,
dan ibadah tersebut harus dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan alquran dan As-sunnah. Ibadah yang menjadi tugas utama manusia merupakan
penyerahan total yang tumbuh dari kesadarn yang dalam, akan keagungan
Tuhan yang disembah.
Ibadah mempunyai bentuk yang bermacam-macam dalam setiap agama,
disyariatkan Allah untuk mengingatkan manusia akan keagungan dan
kekuasaan-Nya, yang memang keduanya merupakan jiwa dan rahasia
ibadah. Manusia dengan ibadah yang dilakukannya akan senantiasa selalu
ingat kepada Allah dan merasa dekat dengan-Nya.
Ibadah yang benar adalah ibadah yang mempunyai pengaruh efektif
terhadap pembentukan akhlak mulia serta pendidikan jiwa manusia,
sehingga ia mampu berbuat baik kepada saudara-saudaranya yang muslim,
dan orang lain tidak terganggu oleh ucapan dan perbuatannya. 34
Adapun ibadah-ibadah yang dimaksud ialah shalat, zakat, puasa, haji,
dimana ibadah tersebut merupakan bentuk ibadah yang klasik, yang dikenal
sejak zaman dulu dan ibadah berupa amar ma’ruf nahi munkar.
33
Al-Habsy & Muhammad Baqir, Fiqh Praktis Menurut Al-Qur’an As-sunnah dan Pendapat Para
Ulama, (Bandung: Mizan, 1999), cet. Ke-1, h.27
34
Rif’at Syauqi Nawawi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh Kajian masalah Akidah dan
Ibadah, (Jakarta: Paramadina, 2002), cet. Ke-1, h.160
33
1) Ibadah Shalat.
a) Pengertian Shalat.
Shalat menurut bahasa adalah Do’a.35 Sedangkan sholat menurut
istilah ialah suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan
tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.36
b) Hikmah Shalat.
Shalat merupakan kewajiban umat Islam yang paling utama sesudah
mengucapkan kalimat syahadat. Shalat merupakan pembeda anatara
orang muslim dengan non-muslim. Disyari’atkan dalam rangka
mensyukuri nikmat Allah SWT. Yang mempunyai manfaat yang
bersifat religius atau keagamaan, serta mengandung kunsur pendidikan
terhadap individu dan masyarakat.
Shalat bukan hanya berfungsi membentengi pelakunya dari perbuatan
keji dan perbuatan munkar, tetapi shalat itu seharusnya mendorong
pelakunya untuk berbuat baik kepada orang lain. Shalat tidak berguna
bagi pelakunya, jika ia masih tidak membuahkan moral yang baik bagi
pelakunya, sehingga masih muda melakukan perbuatan-perbuatan yang
kurang baik.
Terbentuknya moral yang baik melalui shalat bisa terjadi, karena
seperti diketahui diantara bentuk-bentuk ibadah Islam, shalatlah yang
35
A. Rahman Ritonga, M.A. dkk, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), cet. Ke-2,
h.65
36
Ibid, h.67
34
paling dapat membawa manusia dekat dengan Allah. Didalamnya
terdapat dialog antar manusia dengan Tuhannya, seperti memuji
kemahasucian-Nya, menyerahkan diri kepada-Nya, memohon supaya
dilindungi dari godaan syetan, memohon diberi ampunan dan
dibersihkan dari segala dosa, dijauhkan dari kesesatan serta perbuatanperbuatan yang tidak baik.
Didalam shalat seseorang meminta agar ruh dan jiwanya disucikan,
sehingga dengan demikian ia cenderung kepada perbuatan- perbuatan
baik dan perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana dalam firman Allah
surat Al-‘Ankabut ayat 45:
3 Žç 9t2
ò r#$
&!
« ã
Ì s3ZJ
ßÆ
t s
ó xÿ ‘4
¢9# c
ž )Î (ã
Ï%s!.øru 3ø9$#
Ç ø9#$ ur Ïä$
t !±
ã
sS÷Z?s no$q4 n=Á
ÇÍÎÈ
ª!$#utbrqãèoYóÁs? $tB ÞOn=÷ètƒ
“....Dan dirikanlah shalat sesungguhnya shalat itu mencegah
perbuatan keji dan munkar”. (Al-‘Ankabut ayat 45)
Sebenarnya bukan perbuatan shalat itu yang mencegah seseorang dari
perbuatan- perbuatan tidak baik, tetapi jiwa suci yang cenderung kepada
kebaikan sebagai hasil bentukan shalatlah yang mencegah dari
perbuatan jahat dan tidak baik. Hal itu berarti, sungguh pun seseorang
rajin melaksanakan shalat, tetapi jiwanya kotor dan cenderung pada
perbuatan maksiat maka ia belum memperoleh kemanfaatan dari
shalatnya. Shalat yang diterima adalah yang membuat pelakunya
terhindar dari perbuatan yang tidak baik, juga membuatnya menjadi
35
manusia yang merendahkan diri dan tidak sombong, senantiasa ingat
kepada Allah SWT, dan memiliki rasa kepedulian sosial untuk
mendorong orang-orang dalam kesusahan, seperti anak yatim, fakir
miskin, orang yang dalam perjalanan, janda tua dan yang terkena
bencana. Dengan kata lain, shalat yang diterima Allah SWT, ialah shalat
yang menjauhkan manusia dari perbuatan jahat dan mendorongnya
untuk berbuat hal- hal yang baik.
Shalat dapat mengajak seseorang untuk berdisiplin dan mentaati
peraturan dan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terlihat dari
penetapan waktu shalat yang mesti dipelihara oleh setiap muslim dan
tata tertib yang terkandung didalamnya. Dengan demikian shalat yang
wajib dijalankan lima kali dalam sehari intinya bukan pada gerakangerakan lahiriyahnya, akan tetapi terlerak pada penghayatan sedalamdalamnya akan kehadiran diri individu dihadapan Tuhan Yang Maha
Agung, yang dalam prakteknya disertai rasa khusyu’.37 Maka tidaklah
berlebihan bisa dikatakan bahwa shalat yang sempurna itu ialah shalat
yang dilakukan dengan kekhusyu’an dan kehadiran hati yang disertai
ketenangan seluruh anggota badan.
Didalam gerakan dan bacaan shalat tersebut banyak mengandung
hikmah, baik dari segi ruhaniyah maupun jasmaniyah, antara lain:
37
Rif’at Syauqi Nawawi, Op Cit, h.164
36
1)
Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, karena melalui bacaan
yang diucapkan pada waktu shalat berarti kita selalu ingat kepada
Allah SWT.
2)
Mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar.
3)
Mendekatkan dan menyerahkan diri kepada Allah SWT secara
tulus ikhlas, karena segalanya hanya milik Allah.
4)
Meningkatkan disiplin, sabar da khusyu’.
5)
Menjaga kebersihan dan kesucian jiwa-raga.
2) Ibadah Puasa.
a. Pengertian Puasa.
Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari apa yang dirindukan
hawa nasfu.38 Sedangkan menurut istilah agama Islam adalah menahan
diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari
terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari, dengan niat dan
beberapa syarat.39
b. Hikmah Puasa.
Berangkat dari pengertian diatas, inti dari puasa ialah terletak pada
menahan makan dan minum, serta hubungan seksual, walaupun
sebenarnya termasuk didalamnya menahan diri dari ucapan yang tidak
baik, seperti ghibah, berdusta, memaki, mencerca, dan mengadu domba
38
39
Ibnu Muhammad, Puasa Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-Bayan, 1996), Cet. Ke-2, h.21
H. Sulaiman, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), Cet. Ke-35, h. 220
37
orang, dengan mengharap ridha Allah dan mempersiapkan diri untuk
semakin bertaqwa kepada-Nya, dengan jalan mendekatkan serta
mendidik kemauan melalui pengekangan hawa nafsu, agar mendapatkan
kesanggupan danketangguhan meninggalkan hal-hal yang diharamkan.
Kalau
shalat merupakan bentuk pertama dari bentuk ibadah
jasmaniah dan ruhaniah, maka yang kedua adalah puasa. Salah satunya
adalah puasa dibulan Ramadhan, bulan ramadhan merupakan jalan
terbaik bagi umat muslim untuk meningkatkan amal ibadah, karena
segala amal perbuatan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya oleh
Allah SWT. Puasa juga merupakan alat untuk secara suka rela
meninggalkan berbagai kesenangan yang halal dengan tujuan menguji
jiwa mereka dan memperkuat ketekunan serta kesungguhan dalam
bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga memiliki semangat yang tinggi
dan kuat untuk menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat, dan
mencapai tujuan yaitu menjadi manusia yang bertaqwa.
Dalam Islam tidak ada ibadah yang diperintahkan Allah SWT yang
tidak mengandung hikmah, contohnya puasa, menurut Zakiyah
Daradjat, ibadah puasa mengandung hikmah terhadap jasmani dan
rohani manusia. Hikmanya terhadap rohani antara lain ialah melatih
rohani agar disiplin mengendalikan dan mengontrol hawa nafsu agar
tidak semena-mena memunculkan keinginannya.40
Dalam ibadah puasa disamping melatih hawa nafsu juga terdapat
nilai-nilai moral yang luhur kepada sesama umat manusia, yaitu
40
A. Rahman Ritongah, M.A. Op Cit, h. 159-154
38
menyiapkan menjadi manusia yang berjiwa sosial dan gemar beramal
sholeh. Hal ini merupakan manifestasi dari rasa lapar dan dahaga yang
dirasakan selama berpuasa, sehingga dapat merasakan bagaimana
rasanya ketika seseorang dalam keadaan lapar, tentunya hal ini
mengingatkan kita kepada para fakir miskin, sehingga perasaan dan hati
kita pun terdorong untuk membantu mereka.
3) Ibadah Zakat
a. Pengertian Zakat.
Zakat menurut bahasa berarti subur, bertambah.41 Sedangkan menurut
istilah ialah, jumlah harta yang dikeluarkan untuk diberikan kepda
golongan-golongan yang ditetapkan syara’.
b. Hikmah Zakat.
Zakat merupakan ibadah harta benda yang diwajibkan Islam kepada
orang yang berkecukupan dengan tujuan membantu kebutuhan orang
miskin, dan memberikan sumbangan untuk memelihara kepentingan
umum. Ibadah zakat merupakan cara yang terbaik untuk menaikkan
taraf kesejahteraan masyrakat untuk saling menghargai, sayang
menyayangi, serta menyebarkan rasa kasih dikalangan anggota
masyarakat.
Zakat jelas merupakan manifestasi dari iman, bukti syukur kepada
Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada manusia, maka
41
Teuku Muhammad Hasbi As-Shiddiqi, Kuliah Ibadah, (Ibadah ditinjau dari segi hokum dan
hikmah), (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), Cet. Ke-1, h.212)
39
sudah sepantasnya manusia menyisihkan harta yang telah dikaruniakan
kepadanya kejalan Allah, yaitu untuk menolong saudara- saudaranya
yang kekurangan dan demi membantu mereka mencapai kesejahteraan
hidup. Adanya kepedulian dari orang kaya kepada orang-orang miskin
sangat penting karena dengan bantuan yang diberikan akan menambah
rasa kebersamaan, dan tidak adanya perbedaan diantara orang-orang
kaya dan miskin.
Adapun hikmah-hikmah zakat bagi orang yang melaksanakannya,
yaitu:
1) Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat
kekayaan yang diberikan.
2) Membersihkan diri dari harta yang dimilikinya, mengikis sifat kikir,
dan mendidik agar bersifat pemurah.
3) Mendidik manusia agar sadar bahwa harta yang dimilikinya, itu
bukanlah merupakan miliknya secara mutlak, dan bukan merupakan
tujuan hidup. Tetapi merupakan sebuah titipan atau amanat dari
Allah SWT.
4) Sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sedangkan hikmah mengeluarkan zakat bagi masyarakat ialah:
1) Menolong orang yang lemah dan susah agar mereka dapat
melaksanakan kewajibannya, baik terhadap Allah maupun manusia.
40
2) Memperkecil jurang perbedaan secara ekonomi, sehingga orang
miskin dapat memperbaiki ekonominya, sehingga ada rasa
persaudaraan dan saling membantu satu dengan yang lainnya.
3) mendidik jiwa masyarakat agar memiliki jiwa sosial, suka
berkorban, menghindari sifat egoistis terhadap sesama manusia. 42
Dengan demikian zakat yang diajarkan oleh umat Islam sangat
relevan bagi kehidupan dimasyarakat, dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat, khususnya Indonesia. Jika zakat dikelola dengan benar
maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
4) Ibadah Haji.
a. Pengertian Haji
Dalam pengertian bahasa, haji berarti menuju ke suatu tempat secara
berulang-ulang, atau menuju ke tempat yang diagungkan. Ibadah haji ke
Baitullah adalah tempat yang diagungkan dan disucikan oleh umat
Islam serta diberkahi oleh Allah SWT.
Sedangkan dalam pengertian syar’i haji adalah
menyengaja
mengunjungi Mekkah untuk melaksanakan ibadah thawaf, sa’I, wukuf
di arafah, dan manasik-manasik haji lainnya, dalam rangka menunaikan
perintah Allah, dan mengharapkan ridho-Nya. 43
42
Departemen Agama RI, Fiqh untuk Madrasah Aliyah, (Jakarta: Dirjen Depertemen RI, 2002),
h.107
43
Ibid, h. 120
41
Kewajiban ibadah haji hanya untuk satu kali seumur hidup, itupun
dikerjakan bagi orang yang mampu. Mampu dalam segala hal, baik dari
segi ekonomi maupun kesehatan.
b. Hikmah Ibadah Haji
Segala bentuk dan jenis ibadah yang disyari’atkan Allah kepada
manusia, selain dijanjikan pahala, juga mengandung hikmah yang
sangat besar bagi siapa saja yang mentaatinya.
Demikian juga dengan ibadah haji. Diantara hikmah haji tersebut
adalah:
1)
Memperteguh dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT.
2)
Sebagai sarana untuk lebih mempererat rasa ukhuwah Islamiyah
serta saling mengenal sesama muslim dari beragai penjuru dunia.
3)
Segala pengalaman yang didapat dari ibadah haji, dapat diambil
sebagai pelajaran. Dan mendorong setiap muslim untuk selalu
menjaga kesehatan fisik dan mental.
D. PENGAJIAN DAN SELEBRITIS
1. Pengajian
a. Pengertian Pengajian.
Pengajian dalam Bahasa Arab disebut At-Ta’liimu asal kata ‘allamaYu’allimu, Ta’liiman. Yang artinya mengajar, mengajarkan.
Pengajian menurut istilah berasal dari “kaji” yang berarti pelajaran
(terutama dalam hal agama). Pengajian adalah (1) ajaran dan pengajaran,
42
(2) pembacaan Al-qur’an. 44 Kata pengajian berbentuk awalan pe dan
akhiran “an” yang memiliki dua pengertian. Pertama, yang berarti
pengajaran ilmu-ilmu agama Islam. Yang kedua, sebagai kata benda yang
menyatakan tempat untuk melaksanakan pengajian Islam. Yang
mendalam pemakaianya banyak istilah yang digunakan seperti dalam
bahasa Arab disebut kuttab, di masyarakat minangkabau disebut dengan
surau dan dimasyarakat Jawa disebut pengajian. 45
Pengajian merupakan kegiatan yang senantiasa berusaha untuk
menanamkan nilai-nilai keagamaan, meningkatkan ketakwaan dan
pengetahuan agama Islam serta kecakapan dalam rangkah mencari ridho
Allah SWT. Dengan demikian pengajian adalah kegiatan Islam yang
bercorak sederhana sebagai media penyampaian dakwah Islam yang
dilaksanakan secara berkala, teratur dan diikuti oleh para jama’ahnya.
Kegiatan pengajian terdapat beberapa elemen diantaranya ialah
adanya narasumber atau ustadz, adanya jamaah, adanya sarana serta
materi yang di pelajari. Dan dalam penyampaian adalah metode ceramah.
b. Peran Pengajian.
Pertama dilihat dari segi tujuannya, pengajian adalah termasuk
pelaksanaan dakwah sebagai syi’ar Islam yang berlandaskan al-qur’an
dan Hadist. Kedua dilihat dari segi strategi pembinaan umat, pengajian
merupakan wahana dakwah Islamiyah yang murni ajarannya.
44
45
Poerwadarminta, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h.33
Ibid, h.34
43
c. Fungsi Pengajian
1. Fungsi kemasyarakatan, pengajian merupakan salah satu lembaga
social yang ada disebuah instansi baik atau di masyarakat, yang turut
serta menata keseimbagan dan keselarasan dalam masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya menampung zakat,
infak, dan sodaqoh untuk disalurkan demi menyantuni fakir miskin
dan anak yatim piatu.
2. Fungsi pengajian sebagai pengajaran nonformal, dimana pengjian itu
mengadakan pengajaran yang fungsinya menambah wawasan ke
Islaman.
2. Pengertian Selebritis
Selebritis berasal dari bahasa Inggris, celebrity, yang berarti orang
terkenal karena terlalu dekatnya dengan dunia pemberiataan (pers).
Kata selebrity, sebenarnya berakar kata dari celebrate yang artinya
“rayakan, merayakan” maka tak mengherankan, seseorang yang sudah
menjadi selebritis kemungkinan besar mengalami perubahan dalam
kehidupan yang cenderung eksklusif, glamour, dan dekat dengan dunia
pesta (hura-hura).46
Sedangkan menurut Abu Al-Ghifari, Selebritis adalah orang ternama,
kesohor, atau dijadikan figure. Tokoh ternama yang dimaksud adalah artis
sinetron, foto model, peragawati, cover girl, presenter, dan lain-lain.
Kategori selebritis antara lain:
1.
46
Penyanyi.
http://id.wikipedia.org/wiki/selebritis
44
2.
Musisi
3.
Group Band
4.
Group Lawak
5.
Aktris/ aktor film dan sinetron.
6.
Bintang Iklan.
7.
Disk Jocker (DJ)
8.
Pesulap.
9.
Presenter.
10. Sutradara
11. Penata Musik
12. Dalang
13. Penata Artistik.
14. Bintang Olah raga
15. Tokoh Masyarakat
16. Tokoh Politik
17. Pejabat
18. Birokrat
19. Peneliti
20. Pakar Politik
21. Budayawan
22. Pakar Multimedia
23. Orang Terkaya ternama
24. Penyair
25. Novelis
45
26. Cerpenis
27. Penulis
28. Puteri Indonesia
29. Dokter
30. Psikolog
31. Desainer
32. Dan lain-lain. 47
47
Abu Al-Ghifari, Fiqh Remaja Kontemporer, (Media Qalbu,2005), h. 115
46
BAB III
GAMBARAN UMUM PENGAJIAN ORBIT LINTAS PROFESI
A. Latar Belakang Pengajian ORBIT Lintas Profesi
Dari tangan dingin Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, MA. inilah pengajian
ORBIT
Lintas
Profesi (nama
kini)
berkembang besar dan
sudah
menampakkan eksistensi serta pengaruhnya terhadap jama’ahnya khususnya
para pekerja seni.
Awal terbentuknya pengajian ORBIT Lintas Profesi didahului adanya
sebuah perkumpulan sekelompok orang yang terhimpun dalam sebuah wadah
yang bernama Masyarakat Peduli Reformasi (MPR) pada Tahun 2004, dimana
anggotanya diantaranya adalah para selebritis, wartawan, pengusaha juga
pengamat politik. Wadah atau perkumpulan yang diketuai oleh Prof. Dr. HM.
Din Syamsuddin, M.A. ini awalnya hanya ingin mendorong salah satu tokoh
politik maju ke pentas Pemilihan Presiden (PilPres) yakni Prof. Dr. Amien
Rais. Kegiatan Masyarakat Peduli Reformasi (MPR), awalnya melakukan
survey ke berbagai kota untuk meminta pendapat rakyat tentang siapa calon
yang diinginkan oleh rakyat sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden
2004. Selain itu diskusi masalah politik, seni dan budaya juga menjadi
kegiatan mereka di perkumpulan Masyarakat Peduli Reformasi (MPR).1
Setelah PilPres 2004 berlangsung, tokoh yang diusung oleh perkumpulan
MPR tidak lolos pada putaran pertama, setelah kekalahan Amien Rais,
1
Wawancara dengan Pak Mustofa Pengurus ORBIT di CDCC Menteng
47
perkumpulan MPR kemudian bubar dan anggotanya juga kembali pada profesi
masing-masing. 2
Pada saat itu Pak. Din Syamsuddin menyayangkan jika para anggota MPR
membubarkan diri. Melihat keadaan ini kemudian timbullah keinginan Pak
Din Syamsuddin untuk melanjutkan kembali perkumpulan tersebut, namun
dengan diskusi yang tidak hanya dengan permasalahan politik saja, akan tetapi
mengkaji ilmu agama. Akhirnya pada bulan Agustus perkumpulan MPR
membentuk pengajian yang pada saat itu bertempat di kediaman artis Inneke
Koesherawati.di Jl. Syamsu Rizal. 3 Sehingga saat itu pengajian diberi nama
JSR atau Jama’ah Syamsu Rizal.
Walaupun pertemuan pertama di pengajian Jama’ah Syamsu Rizal (JSR)
hanya diikuti oleh 9-10 Orang saja akan tetapi pengajian tersebut tetap
terlaksana 4 pada saat itu hanya mendatangkan satu Ustad saja dan itu berjalan
hingga pada tahun 2006, dikarenakan ada kebosanan dengan metode yang
diterapkan maka pengajian Jama’ah Syamsu Rizal (JSR) sempat mengalami
kekosongan atau berhenti selama satu tahun.5
Setelah satu tahun berhenti, Pak Din Syamsuddin akhirnya merasa bahwa
pengajian tersebut perlu dihidupkan kembali karena dirasakan bahwa mencari
ilmu agama itu sangat penting sebagai muslim yang taat dan tunduk pada
Tuhannya. Akhirnya pengajian pun dimulai kembali dengan menggunakan
metode yang berbeda, tempat yang berbeda dan dengan nama yang berbeda
pula. Jika dulunya (baca: JSR) bertempat di kediaman salah satu anggota
2
Ibid
Ibid
4
Ibid
5
Ibid
3
48
jama’ah yakni di kediaman Inneke Koesherawati, akhirnya berpindah di
kediaman Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yakni di Jl. Pejaten
Elok F2, Jakarta Selatan.6
Nama JSR berganti menjadi ORBIT, nama tersebut terinspirasi dari Bapak
Qomaruddin Hidayat pada waktu memberikan materi yang ke-lima tentang
alam semesta. Hinga tercetuslah nama ORBIT dan dengan nama ORBIT yang
berarti lintasan semesta diharapkan jama’ah ORBIT bisa tetap dijalannya
sesuai dengan lintasannya dengan apapun pekerjaan mereka. Itulah awal mula
atau cikal bakal dari adanya sebuah kelompok pengajian ORBIT Lintas
Profesi. 7
B. Visi dan Misi Pengajian ORBIT Lintas Profesi
Sebagai sebuah lembaga Dakwah Islam. Pengajian ORBIT Lintas Profesi
diharapkan dapat menjadi kegiatan tambahan yang dapat menambah
pengetahuan terutama dalam hal ilmu keagamaan khususnya bagi para pekerja
seni atau selebritis di tanah air. Hal ini dianggap penting karena dalam
lingkungan selebritis atau pekerja seni tidak sedikit yang memberikan
pengaruh negatif. Selain itu seseorang selebritis dijadikan panutan oleh
masyarakat banyak. Untuk itu pengajian ORBIT Lintas Profesi merasa perlu
untuk terus merangkul mereka dan diharapakan dapat membekali mereka
dalam hal Ilmu Keagamaan supaya ada control dalam diri seorang selebritis.
Itulah yang dijadikan tujuaan dalam menggerakkan Pengajian ORBIT Lintas
6
7
Ibid
Ibid.
49
Profesi. Membangun dan mengembangkan kehidupan berdasarkan cita-cita
Islam berkemajuan adalah visi sebuah pengajian ORBIT. 8
C. Jama’ah Pengajian ORBIT Lintas Profesi
Pada awal terbentuknya pengajian ORBIT atau JSR hanya diikuti oleh
para selebirtis –Pemain Sinetron, Pembawa Acara, Pelawak, Pengusaha dan
lain-lain—tetapi setelah pengajian ini lebih dikenal dikalangannya, pengajian
ini pun hanya dibatasi oleh orang-orang yang mempunyai profesi saja kerena
dikhawatirkan jika tidak dibatasi, maka akan banyak orang yang mengikuti
pengajian ini hanya karena ada selebritis saja. 9 Selain para selebritis yang
bergabung dalam pengjian tersebut ada juga jama’ah sekitar tempat pengajian
tersebut. Orbiters nama panggilan Jama’ahnya berjumlah sekitar 50 orang
namun yang datang dalam pengajian setiap minggunya bisa melebihi dari 50
jama’ah.10
D. Struktur Kepengurusan Pengajian ORBIT Lintas Profesi.
Pengajian ORBIT awal dibentuknya belum dalam sebuah yayasan, namun
melihat kedepannya (saat ini) pengajian ORBIT mulai berkembang dan
membutuhkan kepengurusan yang lebih baik dan terorganisir, maka dari itu
dibentuklah sebuah yayasan dan pengajian ORBIT menjadi salah satu kegiatan
didalamnya. 11
8
Arsip Pengajian ORBIT
Ibid
10
Wawancara dengan Pak Mustofa Pengurus ORBIT.
11
Ibid
9
50
YAYASAN ORBIT berdiri pada tanggal 22 Nopember 2007 dengan
legalitas dari Kantor Notaris Elly R. Yudo Paripurno Jalan Lauharhary No 17
Menteng Jakarta Pusat.
Pendiri:
Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA (Ketua PP Muhammadiyah)
Yunan Sawidji (Mantan Jampidsus Republik Indonesia)
Fahmi Dharmawansyah (Pengusaha/Professional)
Gunadi Soekemi (Pengusaha/Professional)
Sri Wahyuningsih/Cici Tegal (Artis/Pelawak)
Teuku Muhammad Revikashah (Pengusaha/Professional/Suami Berliana
Fibrianti)
Le Roy Osmani (Artis Sinetron/Film)
Mustofa (Wartawan/Professional)
Imam Prihadiyoko (Wartawan)
Dwiki Dharmawan (Musisi)
Ernawati Ernalibby (Artis/almarhumah)
Dr. Lucky Azizah Bawazier (Direktur JMC/Professional)
Edy Kuscahyanto (Professional)
Astrie Feizatie Ivo (Artis) 12
Badan Pengurus Yayasan:
12
Ketua Umum
: Sri Wahyuningsih (Cici Tegal)
Ketua I
: Baby Zelvia
Arsip Yayasan ORBIT
51
Sekretaris Umum
: Meidiana Hutomo
Seretaris I
: Zafruddin Antemas
Bendahara Umum
: Nita Bonita Yunan
Bendahara I
: Nick Yanara
Pengurus Pengajian ORBIT :
Ketua
: Eksanti
Wakil Ketua
: Ramzy
Sekretaris
: Anneke Putri
Bendahara
: Indah Kusumaningrum Susilo
Anggota
:
Yati Theo, Iis Dahlia, Indah Meitasari, Yolanda Yusuf, Pipik “Uje”, Ernisusi,
Mustofa, Raka Hafiz, dan Yulaverdi. 13
13
Ibid
52
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Kegiataan Dakwah Di Pengajian ORBIT.
Pengajian merupakan kegiatan yang senantiasa berusaha untuk menanamkan
nilai-nilai keagamaan, meningkatkan ketakwaan dan pengetahuan agama Islam
serta kecakapan dalam rangkah mencari ridho Allah SWT. Pengajian Sebagai
komunitas sosial dengan rasa persaudaraan dan solidaritas yang tinggi yang dapat
melahirkan kegiatan dalam bidang kemasyarakatan. Adapun pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang ada dalam pengajian ORBIT Lintas Profesi antara lain
Sebagai berikut:
1. Pengajian rutin.
2. Kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
3. Pegelaran seni.
Kegiatan Pengajian ORBIT Lintas Profesi
1. Pengajian Rutin
Mengenal Islam secara Kaffah adalah tugas bagi seluruh muslim yang
dalam pelaksanaannya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada
pelaksanaan Islam secara setengah-setengah. Salah satu cara memperoleh
ilmu agama adalah dengan belajar. Menyadari pentingnya ilmu agama Islam
dalam hal ini pengajian ORBIT Lintas Profesi berusaha memberikan yang
terbaik bagi jamahnya untuk belajar agama Islam dengan mengadakan
53
pengajian rutin setiap minggunya. Yang dilaksanakan setiap hari Kamis pukul
20:00-22:00 WIB. Bertempat di kediaman Bapak Din Syamsuddin. (Ketua
Umum PP. Muhammadiyah) di Jl. Pejaten Elok Blok F2, Jakarta Selatan.
Adapun bentuk pengajiannya diawali dengan shalat Isya’ berjamaah (bagi
jama’ah yang telah datang terlebih dahulu) dilanjutkan dengan pembacaan
ayat suci Al-qur’an serta saritilawah yang sesuai dengan tema yang akan
dibahas. Dibacakan secara bergiliran setiap minggunya oleh Orbiter’s 1 dengan
tujuan agar pembacaan saritilawah ini akan dapat menambah pemahaman
tentang makna ayat suci al-qur’an yang telah di bacakan. Kemudian
dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh ustad. Lalu dilanjutkan
dengan dialog atau Tanya jawab pada jama’ah Orbiter’s yang kurang
memahami apa yangdisampaikan oleh ustad biasanya hanya dibatasi 2-3
orang saja karena waktu yang terbatas. Sebelum pengajian diakhiri dengan
do’a yang dipimpin oleh ustad, ada pengumuman yang dilakukan pengurus
pengajian ORBIT untuk mengumumkan siapa yang memberikan dana untuk
konsumsi pada hari itu. dan diakhiri dengan makan bersama untuk
mempererat kebersamaan antar Orbiter’s. Di sela-sela pengajian ada yang
menarik yaitu kotak infak yang “berjalan” di anatara Orbiter’s. ini bermakna
bahwa mereka di ajarkan untuk belajar menyisihkan uang mereka untuk
kepentingan bersama. Selain itu dalam pengajian berlangsung, tidak
diperbolehkan satu media apapun untuk meliput atau ada kegiatan transaksi
lainnya diantara Orbiter’s. Disini terlihat bahwa mereka ingin benar-benar
1
Sebutan Jama’ah Pengajian ORBIT
54
mengkaji ilmu Agama dengan khusyuk. Dan disini mereka mampu
memisahkan antara kepentingan pekerjaan mereka dengan mencari ilmu
Agama.
Dalam pelaksaan dakwah, unsur dakwah lain juga perlu diperhatikan.
Seperti da’I, jama’ah (mad’u), materi dan metode serta media yang
digunakan, adalah:
i) Da’I atau Ustad
Dalam kegiatan dakwah, da’I menjadi penting mengingat pesan yang
disampaikan oleh da’I atau ustadz akan berpengaruh terhadap pemahaman
dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-sehari jama’ahnya. Melihat hal
itu, maka pengajian ORBIT dalam hal ini, memberikan yang terbaik bagi
para jama’ahnya dengan
menghadirkan Ustadz-Ustadz pilihan dan
beragam sesuai dengan kemampuan pembahasanya. Dan berbeda-beda
setiap minggunya. Dalam pengayampaian pesannya da’i menggunakan
tutur bahasa yang lembut, ringan, dan menyejukkan serta tidak kaku
sehingga jama’ah ORBIT mampu menyerap ilmu yang disampaikan
dengan tanpa mengurangi esensinya.
Diantaranya adalah Ustad Bahtiar Natsir, Ustad Iip Wijayanto, UJE
(Ustad Jefri Al-Bukhori), Ustad Didin Hafinuddin, Ustad Sambo. Dan
masih banyak lagi yang lainnya.
ii) Objek Dakwah (Mad’u)
Dalam pengajian ini objek dakwah disebut dengan Jama’ah. adalah
bagian dari sasaran dakwah yang biasa disebut dengan mad’u, adapun
55
Jama’ah Pengajian ORBIT Lintas Profesi selain beranggotakan seniman,
artis, politisi, dan tokoh masyarakat ini juga diikuti oleh bapak-bapak dan
ibu-ibu warga sekitar kediaman Bapak Din Syamsuddin. Panggilan pada
jama’ah ORBIT adalah Orbiter’s2. Setiap minggunya Orbiter’s mencapai
sekitar 100 Orang, akan tetapi yang menjadi Anggota tetap Orbiter’s
adalah berjumlah sekitar 50 Orang. Dengan berbagai Profesi yang digeluti
para Jama’ah sesuai dengan namanya ORBIT Lintas Profesi, mulai dari
pengusaha, karyawan, Politisi dan lain-lain yang biasa disebut dengan
Selebritis. Namun tidak semua orang disana adalah Selebritis. Akan tetapi
Orbiter’s didominasi oleh Selebritis.
iii) Materi yang diajarkan.
Adapun materi yang dikaji atau diajarkan oleh Ustadz di pengajian
ORBIT Lintas Profesi ini adalah:
a) Keyakinan atau akidah. Misalnya memaknai Ayat “LaaIlaa ha Illahu,
Muhammad Ar-Rasuulullah”. Bahwa Allah adalah satu-satunya yang
layak disembah tidak ada yang lainnya dan Muhammad adalah Rasul
Allah. Selain itu materi tentang bahaya Syirik yang termasuk dosa besar
dengan menyekutukan Allah. Materi ini lebih ditekankan bahwa satusatunya yang pantas disembah adalah Allah SWT.
b) Akhlak atau Moral. Dalam materi ini dijelaskan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, misalnya yang paling terdekat adalah
akhlak terhadap kedua orang tua kita, akhlak terhadap anak-anak kita,
2
Orbiter’s adalah penggilan Anggota dan pengikut jama’ah pengajian ORBIT.
56
atau akhlak terhadap tetangga kita dan lain sebagainya. Materi ini
mengajarkan sopan santun, menghormati sesama, pelajaran sabar, tabah
dan tolong menolong kepada saudara-saudara yang membutuhkan.
Materi ini juga ditekankan karena merupakan pendidikan jiwa agar jiwa
Orbiter’s dapat bersih dari sifat-sifat yang tercela dan dihiasi dengan
sifat-sifat yang terpuji. Dengan adanya materi akhlak ini diharapkan
Orbiter’s dapat bersikap sesuai dengan syari’at agama sehingga mereka
bisa memberikan contoh yang baik bagi khalayak atau masyarakat yang
mengikuti mereka dan menjadikan mereka panutan. Dan ini terlihat saat
mereka menerima kita (red: saya dan teman saya). Mereka terlihat sopan
dan tidak membedakan kita yang notabenenya kita adalah orang yang
bukan termasuk kalangan mereka yakni public figure.
c) Syari’ah. Salah satu implementasi dari pelajaran syari’ah adalah Fiqih:
Banyak ruang lingkup dan materi yang ada di pelajaran fiqh. Misalnya
bagian Ibadat. Misalnya Ibadah Shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Dalam
materi ini disampaikan mulai dari manfaatnya, tata cara pelaksanaanya,
hukuman dan pahala bagi yang mengamalkannya. Misalnya pada materi
ibadah shalat. Supaya lebih bisa diterima oleh jama’ah ORBIT maka
materi ini disampaikan dengan teori dan praktek. Seperti yang
disampaikan oleh Ust. Ansufri Idrus Sambo yang biasa dipanggil dengan
Ustad Sambo untuk memberikan materi tentang Manajemen Sholat.
Dengan Penyampaian yang runut dan bertahap ust Sambo mampu
57
“membius” para Jama’ah yang kebanyakan artis ini untuk belajar
bagaimana tips agar sholat yang kita lakukan menjadi sholat yang khusyu’
lagi nikmat. Bahasa yang jelas dan segar membuat para peserta tidak
bosan dan apalagi Ust Sambo juga memberikan contoh-contoh riil dan
lucu yang menjadi fenomena disekitar kita mengapa sholat yang
kebanyakan orang lakukan tidak Khusyu’. Materi Manajemen Sholat yang
dibuat selama empat minggu ini, dimulai dari penjelasan tentang
fenomena sholat yang dilakukan orang-orang pada umumnya, dilanjutkan
dengan Modal dan hambatan Sholat Khusyu. Berikutnya diterangkan 5
tahapan menuju sholat Khusyu dan langsung dipraktekkan. Diujung acara
disampaikan Pengamalan sholat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak lupa disetiap sesi diadakan tanya jawab yang makin membuat
suasana tambah hidup dan semarak.
iv) Metode
Metode dakwah yang digunakan oleh Pengajian ORBIT dengan Bil
Hikmah, Mauidzatul Hasanah dan Mujadalah. Namun sebagian besar
ustad atau da’I
menggunakan
metode mauidza
hasanah.
Da’I
menyampaikan pesannya dengan bijak dan memperhatikan kondisi
psikologis mad’u. Misalnya pada saat salah satu jama’ah menanyakan
tentang bagaimana menjaga mulut (baca:lisan) pada saat sedang akting,
bisanya tuntutan kerja di haruskan menghina orang lain didalam syuting
tersebut. Lalu ustad menjawab dengan bijak bahwa sebisa mungkin mulai
58
sekarang jangan terlalu banyak menghina orang lain baik didalam syuting
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
v) Media
Walaupun ustad menjelaskan didepan mad’u sama halnya dengan
pengajian biasanya, namun ada yang berbeda dengan ORBIT yakni media
yang digunakan. pengajian ORBIT sudah memanfaatkan media berupa
laptop dengan OHP. Dalam hal ini, pengajian ORBIT tidak terpaku hanya
pada mimbar saja. Selain itu dakwah yang dilakukan oleh Pengajian
ORBIT, tidak hanya semata-mata lewat ceramah. Namun melakukan
dakwahnya lewat seni seperti dilakukan pada pegelaran seni yang seirng
diadakan ORBIT atau dengan dakwah lewat media elekronik/TV dengan
memproduksi acara yang bertema Jelang Senja Ramadhan dan Tajuk
Ramadhan bekerja sama dengan TVRI dan METRO TV.
2. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan.
Pada dasarnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis)
yang dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam
bidang kemasyarakatan, yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi
cara, merasa, berfikir, bersikap dan bertingkah laku secara individual dan
sosiocultural, dalam rangkah mengusahakan terwujudnya ajaran Islami
dalam segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.
Adapun kepedulian social dalam bidang kemasyarakatan ditunjukkan
dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
59
i. Penyembelihan Hewan Qurban
Sebagai rasa syukur jama’ah kepada Allah SWT. Kegiatan ini
dilakukan setiap satu tahun sekali pada hari raya idul adha, dengan
memberikan hewan qurban ke tempat yang membutuhkan. Dan
kegiatan ini sudah berjalan selama tiga tahun.
ii. Kunjungan bakti sosial
Diantaranya: Tsunami Aceh (2004), Gempa Jogjakarta (2006),
Bakti Sosial di Padang bersama Lion Air (2008), Mendirikan Sekolah
Alam Bantar Gebang (2009).3 Dan yang paling terbaru adalah bakti
sosial di Situ Gintung (2009).
iii. Mengadakan Desa Binaan
Yang bekerja sama dengan ORMAS Muhammadiyah. Dalam hal ini
Pengajian ORBIT hanya sebagai tim Pendukung saja. Dan seluruh tim
ahli didatangkan dari Muhammadiyah. Dengan datang pada saat
panen. misalnya Panen Raya Padi di Banjarnegara (2008), Panen Raya
Padi Garut (2008), Panen Raya Padi
Indramayu (2008), Panen
Kentang di Pangalengan (2008), Panen Raya di Pangalengan (2009).4
3. Pagelaran Seni.
Selain pengajian rutin, bakti social dan kegiatan kebersamaan lainnya.
Pengajian jama’ah ORBIT menyebarkan dakwahnya lewat pagelaran seni
3
4
Arsip Pengajian ORBIT.
Ibid
60
ini sesuai dengan profesi jama’ah itu sendiri. Pagelaran seni ada yang
diadakan setahun sekali atau kondisional misalnya untuk Meperingati HariHari Besar Umat Islam.
i)
Peringatan Hari-Hari Besar Umat Islam
Memperingati hari-hari besar agama Islam merupakan suatu bentuk
penghornatan dan kepedulian kita terhadap ajaran-ajaran Islam. Dan
begitu juga didalam kegiatan dakwahnya pengajian ORBIT Lintas
Profesi setiap tahunnya. Peringatan hari-hari besar Islam itu diwujudkan
dalam bentuk pagelaran seni, diantaranya adalah:
a)
Festival Muharram 1 (2004), Festival Muharam II (2005) dan
Festival Muharam III (2006). kegiatan ini diadakan sebagai bentuk
partisipasi dalam memperingati Hari Besar Islam.
b)
Gerak Tahiyat (2007), pagelaran seni ini adalah pengganti dari
Festival Muharram, Gerak Hijrah (2007), dan Gerak Merdeka
(2008).
c)
Gerak Merdeka untuk Indonesia Berjaya acara ini bertujuan untuk
memaknai HUT Kemerdekaan RI. Yang berlangsung di Istora
Senayan Jakarta.
d)
Memproduksi Jelang Senja Ramadhan dan Tajuk Ramadhan di
TVRI serta Metro TV sejak tahun 2005-2009. Acara ini berdurasi
30 menit ditayangkan di televisi tersebut selama 30 hari penuh.
61
e)
Mengisi acara MUI Award, yakni acara penganugerahan MUI
terhadap televisi seluruh Indonesia, live Metro TV tahun 2005 dan
2007.
f)
Mengisi panggung “Pengumpulan Dana Solidaritas Palestina”
(2009) di Hotel Aryaduta Jakarta.5
B. Pengaruh Pengajian ORBIT
Lintas Profesi
Terhadap
Peningkatan
Pengamalan Ibadah Pada Jama’ah Selebritis
Sebagai agen pembentuk dan perubah masyarakat agar lebih baik maka
dakwah jelas mempunyai peranan dan pengaruh yang sangat luas dalam
kehidupan masyarakat. Antara masyarakat dan dakwah akan selalu terlibat dalam
hubungan yang pengaruh dan mempengaruhi. Dakwah akan membentuk
masyarakat yang bertanggung jawab, bahkan lebih dari itu dakwah akan
membentuk masyarakat yang baik, berakhlak mulia, dan bertaqwa kepada Allah
SWT, berbakti kepada-Nya dan mengetahui fungsinya sebagai manusia. Dan
disinilah peran pengajian ORBIT untuk tetap menyiarkan dakwahnya ditengah
kehidupan para jama’ahnya yang dikenal dengan penuh tantangan dan penuh
dengan godaan mulai dari masalah kehidupan pribadinya sampai pada kehidupan
dengan masyarakat yang selalu saja diperlihatkan kepada kahalayak umum oleh
media massa. Yang nantinya akan dijadikan tuntunan khalayak umum.
Indikasi peningkatan ibadah jama’ah ORBIT setelah mengikuti pengajian
ORBIT, dari jawaban lima informan atau jama’ah selebritis, diantaranya adalah:
5
Wawancara langsung dengan Mustofa Pengurus ORBIT
62
1. Intensitas Keaktifan Jama’ah dalam mengikuti Pengajian ORBIT
Setelah melakukan penelitian dan observasi dengan mengikuti pengajian
tersebut selama 3 bulan (april-Juni), peneliti melihat para jama’ah ORBIT
atau Orbitre’s terlihat begitu antusias dalam mengikuti pengajian. Ada 100
atau lebih Orbiter’s6 yang datang setiap minggunya. Hasil dari wawancara
dengan 5 jama’ah yang berproesi sebagai selebritis (presenter, pemain
sinetron, pelawak, pengusaha dan lain-lain) menyatakan bahwa kehadiran
mereka dalam pengajian ORBIT sudah menjadi kewajiban bagi mereka.
Karena dirasakan bahwa dengan mengikuti pengajian tersebut mereka seakan
terisi kembali jiwanya dengan ilmu-ilmu keagamaan. Yang mana semua itu
secara langsung atau tidak lansung dan bertahap akan memberikan pengaruh
positif terhadap peningkatan ibadah mereka.
2. Motivasi dan hambatan mengikuti pengajian ORBIT
Motivasi merupakan penggerak utama didalam suatu pekerjaan, oleh karena
itu besar kecilnya motivasi untuk mengerjakan suatu pekerjaan tergantung
pada besar kecilnya motivasi yang ditimbulkan terhadap pekerjaan tersebut.
Suatu
pekerjaan
yang
sungguh-sungguh
kemungkinan
besar
akan
mendapatkan hasil yang besar begitu juga sebaliknya.
Begitu juga dengan motivasi Orbiter’s. Untuk mengetahui motivasi
Orbiter’s dalam mengikuti pengajian ORBIT. Penulis melakukan wawancara
kepada 5 jama’ah Orbit yang berprofesi sebagai selebritis, dan mereka
menyatakan bahwa motivasi mereka dalam mengikuti pengajian ORBIT
6
Panggilan kepada Jama’ah ORBIT
63
adalah untuk menuntut ilmu agama dan bersilaturrahmi. Walaupun awal mula
mengikuti pengajian ini sebagian informan mengatakan atas ajakan teman
sesama selebritis dan sebagian yang lain mengatakan diajak langsung oleh
Pak.Din Syamsuddin. Namun ajakan pertama tersebut tidak mempengaruhi
motivasi informan saat ini dalam mengikuti pengajian. Dari motivasi tersebut.
–menuntut ilmu dan bersilaturrahim- hal ini menjelaskan bahwa keinginan
jama’ah khususnya jama’ah selebritis adalah untuk menuntut ilmu. Karena
mereka menganggap bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, dan
mereka sangat bangga bisa mengikuti pengajian tersebut. Jadi motivasi akan
mendorong jama’ah untuk selalu datang ke pengajian tersebut dan semua itu
akan berkorelasi pada peningkatan pengamalan Ibadah mereka. Karena
semakin banyak ilmu yang didapat semakin bertambah keyakinan mereka
dalam hal ibadah.
Terkadang motivasi yang baik akan terhalang oleh factor dari luar,
hambatan yang mereka hadapi sebagian besar informan adalah pekerjaan
mereka yang tidak mengenal tempat dan waktu sehingga mereka harus absent
dari pengajian tersebut. Namun jika tidak halangan apapun khususnya
peerjaan, maka mengikuti pengajian adalah prioritas pertama bagi mereka
pada hari setiap hari kamis malam jum’at.
64
3. Pemahaman Materi
Materi yang diberikan dalam pengajian merupakan hal inti dalam
meningkatkan pengamalan ibadah para jama’ahnya khususnya bagi kelompok
jama’ah selebritis, dalam hal ini pengajian ORBIT memberikan materi secara
bertahap dan bervariasi serta disesuaikan dengan kondisi lingkuangan pada
umumnya.
Untuk mengetahui materi yang paling disukai para jama’ah ORBIT
khususnya kelompok jama’ah Selebritis. Peneliti melakukan wawancara dan
dapat diketahui bahwa hampir semua materi yang diberikan oleh pengajian
ORBIT diminati atau disukai oleh informan karena materi yang diberikan
sesuai dengan kondisi mad’u artinya semua materi menjadi penting mengingat
sebagian besar mereka masih haus akan ilmu agama. Semua itu juga tidak
terlepas dari da’I atau Ustada yang menyampaikan materi agama dan
ustadznya pun berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya dan kecakapan
materi yang dimiliki.
4. Metode yang digunakan
Pengaruh materi yang diajarkan di pengajian ORBIT. Tidak terlepas dari
metode yang digunakan dalam menyampaikan materi-materi kepada para
Orbiter’s. bentuk metode yang banyak dipraktekan adalah mauidhotil
hasanah. Dan penyampaianya dengan teknik ceramah dan Tanya jawab.
Untuk mengetahui penilaian jama’ah terhadap metode yang digunakan di
pengajian ORBIT. Peneliti kemudian mencari tahu dengan melakukan
wawancara terhadap 5 informan jama’ah selebritis dan hasilnya menunjukkan
65
bahwa
kelima
informan
menyatakan
menyukai
metode dan
cara
penyampaiannya. artinya metode dan cara penyampaiannya. sudah cukup
bagus. Penyamapaiannya dengan ceramah dan praktek merupakan cara
penyamapaian yang diminati oleh mereka. Tapi tidak menampik cara yang
lain. Dengan demikian, hal ini menandai bahwa jama’ah selebritis mudah
memahami materi yang disampaikan. Artinya Jika mad’u mampu menyerap
materi dengan mudah maka akan mudah pula mereka mengerjakan amalan
ibadahnya hingga bisa meningkatkan pengamalan ibadah jama’ah selebritis.
Mereka juga menyukai bentuk metode yang diaplikan oleh ustad dengan
mauidhotil hasanah. Karena dengan seperti itu mereka merasa tidak
dipojokkan atau digurui tetapi diberitahu dengan cara yang baik yang
menenangkan hati mereka.
5. Pengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melaksanakan proses dakwah, diperlukan kegiatan yang dapat
menarik simpati jama’ah. Dengan simpati kegiatan yang dilaksanakan akan
terasa mudah, dan mendapatkan kesuksesan. Di pengajian ORBIT telah
melaksanakan kegiatan -kegiatan yang diikuti oleh para jama’ahnya dan
kegiatan tersebut mempunyai pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
jama’ah. Setelah melakukan wawancara dengan lima informan hasilnya
adalah 5 jama’ah tersebut merasakan pengaruhnya setelah melakukan
mengikuti pengajian ORBIT. Mereka merasakan bahwa mereka lebih bisa
menjaga sikap, mereka bisa bertemu dengan orang-orang sholeh, berbuat baik
kepada orang lain. Dan dari observasi terlihat dalam pengajian mereka
66
mengeluarkan uang infak yang diedarkan pengurus pada setiap minggunya.
Artinya jama’ah tersebut mau berbagi untuk kepentingan bersama.
6. Pengaruh dalam hal pengamalan ibadah
Jika dalam hal kehidupan sehari-hari ada pengaruh positif terhadap mereka.
Maka dalam hal ibadah pun mereka menyatakan bahwa ada pengaruh positif
terhadap mereka. 5 informan jama’ah ORBIT menyatakan bahwa dalam hal
ini. Shalat dan puasa, mereka sudah mulai konsisten untuk melaksanakannya,
sebelumnya dalam melaksanakan ibadah shalat dan puasa mereka masih
belum konsisten dan masih menganggap hal itu sebagai perintah saja. Akan
tetapi setelah mengikuti pengajian secara berkala pengamalan ibadah mereka
meningkat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan walaupun tidak semua
informan belum konsisten memakai busana muslimah sebagai bentuk ibadah
mereka, namun mereka tetap berusaha untuk selalu mengamalkan hal-hal
lainnya. Yang paling penting bagi mereka adalah memaknai hidup dan ibadah
itu sendiri. Artinya setelah mereka mengikuti pengajian ORBIT mereka lebih
memaknai hidup hanya sebagai Ibadah kepada Allah SWT bukan karena
mereka ingin dipuji oleh halayak. Mereka juga melaksanakan ibadahnya
menjadi lebih terasa ringan.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan mengaanalisa berbagai permasalahan
dari skripsi
yang berjudul “Dakwah Dikalangan Selebritis dalam
Meningkatkan Pengamalan Ibadah: Study atas Pengajian ORBIT Lintas
Profesi”.
Akhirnya penulis sampai pada tahap kesimpulan dari seluruh
pembahasan dalam bab-bab tersebut. Maka Penulis merumuskan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kegiatan pengajian ORBIT dibagi menjadi dua, pertama kegiatan rutin
dan kegiatan kondisional atau tahunan, kegiatan rutin seperti pengajian
dilaksanakan setiap hari Kamis malam pukul 20:00-22:00 WIB.
Bertempat di kediaman Bapak Din Syamsuddin. (Ketua Umum PP.
Muhammadiyah) di Jl. Pejaten Elok Blok F2, Jakarta Selatan. Dengan
materi yang meliputi: Aqidah, Syari’ah dan Akhlak. Dan da’inya pun
beragam sesuai dengan tema dan materi yang diberikan. Sedangkan
kegiatan kondisional atau tahunan berupa kegiatan-kegiatan sosial
seperti, penyembelihan hewan kurban, bakti sosial. Juga kegiatan yang
dibentuk dalam pagelaran seni seperti pagelaran seni gerak hijrah, gerak
tahiyat dan lain sebagainya.
2. Pengaruh kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh pengajian ORBIT
dirasakan cukup berhasil dan berpengruh positif terhadap peningkatan
68
pengamalan ibadah khususnya yang dirsakan oleh jama’ah selebritis.
Baik dalam ibadah yang bersifat Hablumminnas (kepada sesama
manusia) maupun dalam hal Hablumminnallah (ibadah kepada Allah).
Selain itu ditemukan hubungan positif antara da’I, metode, media dan
materi dakwah yang diberikan oleh pengajian ORBIT terhadap
peningkatan pengamalan keagamaan kepada jama’ah selebritis. Hal ini
terlihat dari intensitas kedatangan dan motivasi jama’ah untuk mengikuti
pengajian ORBIT, juga pemahaman mad’u dalam menerima materi yang
disampaikan, hingga pada pengaplikasian dalam kehidupan sehari- hari
dan dalam hal pengamalan ibadah mereka.
B. Saran
1.
Kepada pembimbing dan para pengurus pengajian ORBIT Lintas
Profesi supaya menambahkan kegiatan-kegiatan yang fokus pada
pembinaan mental spiritual selain kegiatan pengajian untuk lebih
meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya.
2.
Bagi para jama’ah selebritis semoga dalam mengikuti pengajian setiap
minggunya tidak hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai
seorang muslim menuntut ilmu agama, tapi juga dapat mengambil
ilmunya serta
mengamalkannya baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat. Sehingga bisa menjadi
panutan yang baik bagi masyarakat yang mengagumi mereka. Juga
dapat mengajak kepada teman-teman selebritis lainnya untuk ikut serta
bersama-sama dalam menggali ilmu agama.
69
DAFTAR PUSTAKA
A.K, H Baihaqi. Fiqh Ibadah. Bandung: M2S Bandung, 1996.
Al-Ghifari, Abu. Fiqh Remaja Kotemporer. Media Qalbu, 2005.
Al-Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir. Jakarta: Pustaka Progressif, 1997.
As-Shiddiqi, Hasbi dan Teuku Muhammad. Kuliah Ibadah (Ibadah ditinjau dari
Segi Hukum dan Hikmah). Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000.
Badudu, JS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1994.
Bahtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Balai Pustaka,
1996.
Baqir, Muhammad. Al-Habsy & Fiqh Praktis Menurut Al-Qur’an As-Sunnah dan
Pendapat Para Ulama. Bandung: Mizan, 1999.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Departemen Agama RI. Fiqh untuk Madrasah Aliyah. Jakarta: Dirjen Departemen
Agama RI, 2002.
Habib, M. Syafa’at. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Widjaya, 1982.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset, 1992.
Isa As-Salaim, Abdurrahman. Manajemen Rasulullah dalam Berdakwah. Jakarta:
Pustaka Azzam, 2001.
Koordinasi Dakwah Islam. Pengelolaan Majlis Ta’lim dalam Pengembangan
Dakwah Islam. Jakarta: KODI, 1994.
Latif, Nasaruddin. Teori Praktek Dakwah Islamiyah. Jakarta: Firma Dana.
M. Nuh, Sayid. Dakwah Fardiyah dalam Manhaj Amal Islam. Solo: Citra Islami
Press, 1996.
Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
2000.
Muhidin, Asep. Dakwah dalam Prespektif Al-Qur’an. Bandung: GCV. Pustaka
Aetia, 2002.
70
Muhammad, Ibnu. Puasa Bersama Rasulullah. Bandung: Al-Bayan, 1996.
Nazir, M. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalis Indonesia, 1985.
Nastir, M. Fungsi Da’wah Islam dalam Rangka Perjuangan. Jakarta: Media
Dakwah, 1979.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada,
1999.
Nawawi, Rif’at Syauqi. Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh Kajian Masalah
Akidah dan Ibadah. Jakarta: Paramadina, 2002.
Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif.
Jakarta: UIN Press, 2006
Poerwadarminta, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jakarta: Balai Pustaka,
1989.
Qutub, M. Sistem Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1984.
Ramayulis, H. Psikologi Agama. Jakart: Kalam Mulia, 2002.
Rasyad Shaleh, Abd. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang:, 1993.
Rais, Amien. Cakrawala Islam. Bandung: Mizan, 1996.
Ritonga, A. Rahman. Dan Zainuddin. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Utama,
1997.
Ritonga, A. Rahman. M.A. dkk. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama,
2002.
Sulaiman, H. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.
Shihab, Quraisy. Membumikan Al-Qur’an. Jakarta: Mizan, 1983.
Shihab, Quraisy. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Mizan, 1993.
Thantawi, Sayyid Muhamma. Adab Al-Khiwar Fil Isla, Dar al-Nagdhah. Pada
Kata Pengantar. Mesir, diterjemahkan Oleh Zuhairi Miswari dan Zamroni
Kamal. Jakarta: Azan, 2001.
World Assembly Of Muslim Youth (WAMY). Fii Ushulil Hiwar. (Maktabah
Wahbah Cairo, Mesir), Diterjemahkan Oleh Abdus Salam M. dan Muhil
71
Dhafir, dengan Judul Terjemahan “Etika Diskusi”. ___: Era Inter Media,
2000.
Yunus, M. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990.
Yunus, Muhammad. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah/ Penafsiran Al-Qur’an, 1973.
Zakariah, Abu Bakar. Ad-Da’wah Illa Al-Islam.
Zaidan, Abu Karim. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Jakarta: Media Dakwah, 1984
Zaini, Syahminan. Problematika Ibadah Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta:
Kalam Mulia, 1989.
Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/selebritis
www.okeozne.com//pengajianORBIT
72
Lampiran-Lampiran
LEMBAR WAWANCARA DENGAN SELEBRITIS
Nama
: Natalie Sarah
Pekerjaan
: Pemain Sinetron
Pertanyaan:
1. T: Sejak kapan Anda mengikuti pengajian ORBIT?
J: Sejak masih JSR sekitar tahun 2005 ya..klo nggak salah.
2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian
ORBIT?
J: ya..klo nggak ada pekerjaan saya pasti datang ke pengajian, jadi rutin
tiap minggunya saya usahain datang kesini.
3. T: Apa yang membuat anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT?
J: Pertamakali saya mengikuti pengajian ORBIT waktu itu saya diajak
oleh temen saya sesama selebritis dan saya langsung tertarik dengan
pengajian ini, penyampaian dakwahnya nggak kaku, modern tapi apa yang
disampaikan bisa langsung kena dan tidak mengurangi esensi dari pesan
tersebut...orang yag didalamnya juga ramah-ramah pokoknya aku suka
banget ama pengajian ini.
4. T:Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT ?
J: Semua materi saya suka, karena saya masih haus akan ilmu agama,
apalagi materi yang penghitungan amal-amal, misalnya kita zakat trus kita
itung-itung amalnya tapi yang penting waktu zakat jangan bilang ke orang
banyak jadinya nanti riya’ trus amalnya tadi hilang dech...
5. T:Ustad yang Anda sukai?
J: Semua Ustad saya suka. Karena disini ustadnya pilihan semua ya
mbak..
6. T:Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan?
J: Pekerjaan mbak...pengenya sich masuk terus, tapi kadang kalau ada
pekerjaan ya...terpaksa saya nggak bisa dateng dech..
7. T:Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda?
Khususnya dalam hal peningkatan ibadah ?
J: Pengaruhnya..yang saya rasakan setelah mengikuti pengajian ini adalah
ada penyeimbangan antara pekerjaan dan kewajiban sebagai muslimah,
walaupun belum terlalu sempurna ya mbak, misalnya pakai jilbab saya
memang belum pakai jilbab, tapi saya berusaha untuk tidak berbuat yang
macem-macem mbak ya..dalam artian, masih tetap yang sewajarnya aja.
Kalau dalam hal ibadah saya alhamdulillah saya sekarang bisa lebih baik
dari pada sebelumya, misalnya shalat saya lebih baik dari dulu, pokoknya
lebih bermakna aja mbak..
Nama
: Cici Tegal
Pekerjaan
: Pemain Sinetron, Pelawak
Pertanyaan
1. T: Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT?
J: Sejak tahun 2005
2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian
ORBIT?
J: klo saya sudah mewajibkan untuk datang ke pengajian ini, kalau ada
pekerjaan yang bisa digeser ya..mending saya geser pekerjaannya, jadi
udah ibaratnya penting banget buat saya, soalnya kapan lagi saya bisa
mendapatkan ilmu agama selain disini.
3. T: Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT?
J: Awal saya mengkuti pengajian diajak oleh Astri Ivo, walaupun tadinya
saya agak kurang setuju, tapi setelah mengikuti pengajiannya sekali saya
langsung suka. Karena metodenya bagus dan ustadnya juga beragam jadi
nggak hanya satu ilmu saja yang digali.
4. T: Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT?
J: Saya suka materi yang berhubungan dengan ketauhidan ya...
5. T: Ustad yang Anda sukai?
J: metodenya yang beda, karena yang mengaji disini adalah orang kritis
semua jadi disini nggak
6. T: Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan?
J: Pekerjaan, kalau udah teken kontrak gitukan kita nggak bisa seenaknya
ya... selain itu alhamdulillah tidak ada.
7. T: Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda?
Khususnya dalam hal peningkatan Ibadah?
J: Banyak mbak..alhamdulillah perilaku lebih terjaga yang tadinya
sikapnya cuek, sekarang bisa lebih berpikir lagi misalnya saya mau
melakukan hal-hal yang jelek misalnya sekarang harus berpikir lagi kalau
itu tidak baik menurut agama ya..tidak jadi dilakukan. Kalau dalam hal
ibadah alhamdulillah setelah ikut ORBIT ini ada peningkatan karena
sekarang sudah lebih banyak ilmunya dibanding dulu ya mbak dan niat
aktifitas saya lebih ke ibadah aja.
Nama
: Ramzi
Pekerjaan
: Presenter
Pertanyaan
1. T: Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT?
J: Sejak tahun 2005
2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian
ORBIT?
J: Pokoknya, kalau tidak ada pekerjaan saya sudah mewajibkan untuk
datang kesini mbak.
3. T:Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT?
J: Pengajiannya bagus, ustadnya beragam dan yang pasti disini
kekeluargaannya kental sekali ya mbak.
4. T:Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT?
J: materi fiqh, tapi semuanya juga sich..Cuma saya lebih suka yang fiqh.
5. T:Ustad yang Anda sukai?
J: Semuanya saya suka. Soalnya semuanya itu bagus-bagus. Ustadnya
semua pilihan mbak.
6. T:Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan?
J: Alhamdulillah cuma pekerjaan saja.
7. T:Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda?
Khususnya dalam hal peningkatan ibadah?
J: Kalau kehidupan sehari-hari, bisa lebih menghargai orang lain
walaupun dia bukan dari kalngan kita. Karena semua dimata Allah itukan
sama mbak ya..kalau ke ibadah alhamdulillah udah nggak berani mainmain dengan kewajiban kita.
Nama
: Yolanda Yusuf
Pekerjaan
: Penyanyi religi
Pertanyaan
1. T:Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT?
J: Sejak tahun 2005
2. T:Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian
ORBIT?
J: Rutin, diusahakan setiap minggu sekali saya datang.
3. T: Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT?
J: Pertama kali saya ikut, memang diajak Pak. Din ya,.tapi setelah saya
tahu mengikuti pengajian ini, saya suka dengan metodenya dan juga
materi-materinya.
4. T: Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT?
J: Semua suka, soalnya saya masih haus dengan ilmu agama.
5. T: Ustad yang Anda sukai?
J: Semua ustad juga saya suka, soalnya semua punya kekhususan materi
sendiri ya..jadi semua suka.
6. T: Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan?
J: Alhamdulillah saya tidak menemukan hambatan berarti, Cuma kalau
saya dapat pekerjaan nyanyi buat kampanye misalnya baru saya nggak
bisa datang ke sini, selebihnya masih bisa diusahain.
7. T: Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda?
Khususnya dalam hal peningkatan ibadah, misalnya?
J: Lebih sering ketemudengan orang-orang shaleh. Klo lebih ke ibadahnya
saya lebih memahami esensi dari sebuah ibadah itu sendiri dan jadinya
kuantitasnya dan kualitas ibadahnya lebih meningkat dari sebelum
mengikuti pengajian ORBIT itu, dan akhlakul karimah saya juga lebih
baik dan lebih terjaga.
Nama
: Aidil Akbar
Pekerjaan
: Consultan Keuangan dan penulis buku.
Pertanyaan
1. T: Sejak kapan Anda bergabung di pengajian ORBIT?
J: Satu setengah tahun yang lalu, sekitar tahun 2007-2008
2. T: Kira-kira dalam sebulan berapa kali Anda, mengikuti pengajian
ORBIT?
J: Pokoknya diusahakan datang, kalau ada pekerjaan minimal harus dua
kali dalam sebulan itu wajib datang.
3. T: Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti pengajian ORBIT?
J: Saya ikut pengajian pertamakali diajak oleh teman,
4. T: Materi apa yang Anda sukai selama pengajian ORBIT?
J: Saya lebih suka materi fiqih, soalnya banyak yang kita nggak tahu
masalah fiqih. Misalnya
5. T: Ustad yang Anda sukai?
J: Semua ustad..karena ustadnya berbeda beda kemampuan ilmunya
artinya semuanya punya bidang masing-masing misalnya ustad sambo
dengan materi sholatnya...jadi saya suka semua.
6. T: Dalam mengikuti pengajian apa yang menjadi hambatan?
J: Pertama macet, soalnya rumah saya kan jauh...kedua pekerjaan..
7. T: Apa pengaruh pengajian ORBIT bagi kehidupan sehari-hari Anda?
Khususnya dalam hal peningkatan ibadah, misalnya?
J: Berbuat baik kepada orang lain, itu yang paling kecil ya...tapi kalau
untuk perubahannya yang ke ibadah jadi lebih memaknai esensi dari
sebuah ibadah tersebut. Jadi udah ngak main-main dengan kewajibankewajiban kita.
SUASANA PENGAJIAN ORBIT LINTAS PROFESI
PEJATEN JAKARTA SELATAN
CURRICULUM VITAE
A. PERSONAL DATA
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
No Telfon/Hp
Alamat e-mail
: Yunawati
: Lamongan, 30 Juni 1986
: Perempuan
: Islam
: Jl. Kertamukti Gang H. Nipan Rt.01 Rw.08
No. 74 Pisangan Ciputat 15415.
: 0219320448 / Hp: 081310777317
: [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
2005-2009
:
S1- Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan
Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
2002-2005
: MA Muhammadiyah 02 Pondok Modern
Paciran Lamongan
1999-2002
: MTS Muhammadiyah
Paciran Lamongan
1993-1999
: MI Muhammadiyah 02 Pondok Modern
Paciran Lamongan
01 Pondok Modern
C. PENDIDIKAN NON FORMAL
2008
:
Workshop
Enterprenuership
Keluarga
Mahasiswa Bogor (KBMB) “Aktualisasi Peran
Pemuda Dalam Memajukan Iklim Usaha
Menuju Kemndirian Bangsa”
2007
:
Pelatihan Perbankan Syariah Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia
“PROGRAM NASIONAL PENGENALAN
EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH
BAGI
PARA
MUBALIGH
DAN
MUBALLIGHOH”
2006
: Pelatihan Jurnalistik Televisi II ANTV
bekerjasama dengan Komunitas Mahasiswa
Kreatif Audio-Visual (KOMKA) dan BEM
Konsentrasi Jurnalistik.
D. PENGALAMAN ORGANISASI
2008-2009
: Bendahara Umum Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat.
2007-2008
: Sekretaris Bidang Sosial Budaya Pimpinan
Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) Ciputat.
2006-2007
: 1.
2.
Ketua Umum Pimpinan Komisariat
Dakwah dan Komunikasi Ikatan
Mahasiswa Muhammdiyah (IMM)
Cabang Ciputat.
Sekretaris Menteri Gender BEM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Download