THO_12 - AKUNTANSI JUST IN TIME

advertisement
AKUNTANSI JUST IN TIME
1. JUST IN TIME
Just in time adalah filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya
melalui eliminasi persediaan. JIT dikembangkan perusahaan otomotif
Jepang tahun 1950-an.
Semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di lokasi kerja
pada saat dibutuhkan-tepat waktu. Produk sebaiknya selesai dan tersedia
bagi
pelanggan,
Eliminasi
di
saat
persediaan
pelanggan
mengurangi
menginginkannya-tepat
tempat
penyimpanan
waktu.
dan
biaya
penyimpanan, sekaligus mengeliminasi perlindungan atas kesalahan
produksi dan ketidakseimbangan persediaan. Jadi, dalam sistem JIT
menuntut beban kerja yang berkualitas dan seimbang, agar terhindar
dari penghentian produksi yang menimbulkan biaya mahal dan kecewa
pelanggan. JIT merupakan bagian penting dalam TQM, identik dengan
usaha eliminasi pemborosan.
-
Prinsip JIT dapat diterapkan dalam memperbaiki pemeliharaan rutin.
-
Berguna juga dalam mengelola pekerjaan di kantor, bisnis jasa, atau
departemen
jasa
suatu
pabrik;
dalam
menurunkan
persediaan di pabrik atau ritel; dan berbagai aspek lain dari operasi
suatu bisnis.
Aspek yang paling terlihat dari JIT adalah usaha mengurangi
persediaan barang dalam proses dan bahan baku. Yang sering disebut
produksi tanpa persediaan, produksi ramping, atau produksi dengan
persediaan sama dengan nol. Wewenang untuk membuat komponen
kerja ditentukan oleh kebutuhan komponen tersebut di lokasi kerja
berikutnya dalam lini produksi.
JIT merupakan kasus khusus dari EOQ dalam jumlah yang sangat
kecil. yang ideal adalah ukuran batch = 1 unit. Agar JIT dapat beroperasi
dengan seharusnya, waktu persiapan harus pendek, aliran produksi
melalui berbagai lokasi kerja harus seragam, karekterisitik yang umum
dalam manufaktur repetitif.
JIT berusaha mengurangi persediaan, karena dipandang sebagai
pemborosan. Persediaan mewakili sumber daya yang tidak digunakan
http://www.mercubuana.ac.id
kebutuhan
Tata Hitung Ongkos
Tujuan JIT adalah mengurangi waktu siklus total (terutama waktu
proses yang signifikan dalam produk). Mengurangi waktu total siklus berarti mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing.
Misal, biaya penyimpanan tahunan 25% dari biaya produksi variabel dan biaya variabel rata-rata BDP Rp.2.000.000,- manajemen merencanakan menggunakan JIT untuk menggandakan kecepatan BDP tanpa
mengubah total output tahunan. Ini dicapai dengan mengurangi ukuran
batch menjadi setengahnya. Tidak ada perubahan dalam perencanaan
persediaan bahan baku atau persediaan barang jadi. Rata-rata BDP akan
dikurangi
setengahnya,
sehingga
menghemat
biaya
penyimpanan
tahunan Rp.250.000 (25% x ½ x Rp.2.000.000).
b. JIT dan Kerugian Produksi
Dengan JIT, tidak akan ada barang setengah jadi yang tersimpan atau
menunggu
sehingga
barang
antara
satu
tahap
menghilangkan
cacat,
yang
produksi
kemungkinan
pada
akhirnya
dengan
tahap
keterlambatan
meningkatkan
berikutnya,
pendeteksian
kualitas
dan
mengurangi biaya.
Disamping beberapa keuntungan potensial dengan BDP yang rendah, ada
beberapa biaya yang harus di-offset dalam pengurangan BDP:
-
Penanganan sebagian besar batch-batch BDP yanglebih kecil, termsuk
biaya memproses lebih banyak pesanan produksi dan permintaan
bahan baku, jika dokumen ini tetap digunakan, dan biaya untuk
menangani lebih banyak untuk pengangkutan baha baku.
-
Makin tingginya probabilitas terhentinya produksi karena perseidaan
pengaman yang lebih kecil di tiap lokasi kerja.
-
Kemungkinan biaya persediaan tidak dapat dikurangi sedemikian rupa
sehingga dapat mengimbangi jumlah persiapan yang harus dilakukan.
c. JIT dan Pembelian
Pendekatan JIT untuk pembelian menekankan pada pengurangan jumlah
pemasok serta memperbaiki mutu bahan baku mapun fungsi pembelian.
Agar bisa memindahkan bahan baku secara langsung dari pemasok ke
ruang produksi dengan sedikit atau tanpa inspeksi, dan menghilangkan
kebutuhan ruang penyimpanan jangak panjang.
Aifrid
http://www.mercubuana.ac.id
135
Tata Hitung Ongkos
sistem JIT yang berhasil mungkin saja tidak ada persediaan yang
terpisah tapi langsung diproses, sehingga bahan baku dan barang dalam
proses digabung jadi satu akun. Versi lain, jika ada akun barang dalam
proses
yang terpisah, sebagian atau
dibebankan
ke
akun
itu
semua
sebelum
akhir
elemen
perioda
biaya dapat
akuntansi.
Akun
persediaan barang jadi juga dapat dibebankan dengan beberapa elemen
biaya hanya dengan ayat jurnal akhir perioda. Mungkin juga tidak ada
akun persediaan barang jadi).
Dalam akumulasi biaya berdasarkan job order costing dan process
costing, biaya pekerjaan yang selesai ditentukan dengan membebankan
semua elemen biaya (bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik) ke persediaan barang dalam proses pada berbagai tahap
produksi. Tapi dalam backflushing, beberapa atau semua biaya output
(produk) ditentukan hanya setelah produksi selesai. Biaya pekerjaan yag
selesai dikurangkan dari saldo akun barang dalam prses, atau akun
kombinasi yang ekuivalen, dalam tahap yang disebut pengurangan
pascaproduksi. Dalam terminologi, pengurangan mengacu pada jumlah
biaya. Dalam praktek nyata, mungkin ada item lain yang harus dikurangi,
seperti estimasi biaya bahan baku sisa, biaya bahan baku yang diretur ke
pemasok,
dan
kehilangan
yang
diketahui
saat
perhitungan
fisik
persediaan, dan dalam sistem perhitungan biaya standar, varians biaya.
Perhitungan backflushing menggunakan estimasi akhir perioda
atas komponen biaya bahan baku dan tenaga kerja untuk semua
pekerjaan yang belum selesai, termasuk bahan baku yang belum
diproses.
Dalam sistem biaya standar:
-
Estimasi biaya dibuat setelah perhitungan fisik persediaan (mingguan
atau bulanan).
-
Estimasi biaya bahan baku diturunkan dari faktur pemasok terakhir
jika ingin biaya aktual.
-
Estimasi jumlah biaya konversi diturunkan pertama-tama dengan
mengestimasi biaya konversi suatu barang jadi, lalu membebankan
http://www.mercubuana.ac.id
Aifrid
137
Download