BAB XIV MANAJEMEN MUTU SEBAGAI ETIKA PERUSAHAAN

advertisement
Bab XIV

PENERAPAN ETIKA PERUSAHAAN
DALAM MANAJEMEN MUTU

Dalam era global, persaingan menjadi makin tajam.
Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan kualitas
barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan
pelanggan yang dapat memenangkan persaingan

Mutu merupakan salah satu kebijaksanaan penting
dalam meningkatkan daya saing produk yang harus
memberi kepuasan melebihi atau paling tidak sama
dengan produk pesaing

Mutu produk merupakan salah satu unsur utama
dalam bauran pemasaran yang dapat meningkatkan
volume penjualan dan memperluas pangsa pasar

Perusahaan pada hakekatnya terdiri dari
kumpulan orang-orang dan peralatan
operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian
tujuan dalam memaksimalkan keuntungan dan
berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan
untuk mencapai tujuan tergantung
pada Pengendalian mutu yang dilakukan
pihak manajemen yang menjalankan
perusahaan.
Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan
merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai
tujuannya adalah Total Quality Management (TQM).

TQM menandakan terjadinya perubahan
paradigma tentang bagaimana menyusun suatu
organisasi dan mengelola orang didalam
organisasi tersebut.


TQM merupakan seperangkat prinsip
manajemen
yang
memfokuskan
pada
peningkatan
kualitas
sebagai
kekuatan
pendorong dalam semua bidang fungsional pada
seluruh tingkat organisasi
Prinsip-prinsip TQM
Fokus pada konsumen
2.
Top manajemen harus mengembangkan kepemimpinan untuk
kualitas
3.
Kualitas adalah isu strategis
4.
Kualitas adalah tanggung jawab seluruh karyawan pada semua
tingkatan organisasi
5.
Semua fungsi organisasi harus memfokuskan pada peningkatan
kualitas secara terus menerus untuk mencapai tujuan strategis
6.
Masalah kualitas dipecahkan melalui kerjasama antara
karyawan dan manajemen
7.
Peningkatan kualitas yang terus menerus (Continuous
improvement)
8.
Latihan dan pendidikan bagi semua karyawan merupakan dasar
untuk meningkatkan kualitas yang terus menerus.
1.
DIMENSI MUTU

Performa

Keistimewaan (feature)

Keandalan (reliability)

Konformasi (conformance)

Daya tahan (durability)



Kemampuan pelayanan (service
ability)
Estetika
Kualitas yang dirasakan (perceived
quality)
ada 3 bagian untuk menjadikan
Pengendalian Mutu yang baik

Antara lain :
1.
Sumber Daya Manusia
Salah satu bidang penting dalam
perusahaan adalah yang berkaitan dengan
Personil/Sumberdaya manusia yang
terlibat dalam proses pekerjaan, ini
menunjukan bahwa masalah sumberdaya
manusia menjadi hal yang sangat dominan
dalam proses aktivitas perusahaan,
2. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di
mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain.

Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu :
kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai,
biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan
hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun
tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

3.
Produksi
Untuk mempertahankan mutu sesuai dengan yang
diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global,
maka m dapat ditempuh upaya-upaya berikut, khususnya yang
menyangkut hubungan antar penjamin mutu, yaitu:
a. Pengadaan bahan baku.
b. Pengendalian Produksi.
c. Pengemasan
d. Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi.
e. Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses dan Produk Akhir.
f. Keamananan dan Tanggung Jawab Produk.
Just in Time (JIT) dan
Filosofinya
JIT merupakan filosofi pemanufakturan
yang memiliki implikasi penting dalam
manajemen biaya.
 Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu
produksi hanya apabila ada permintaan
(pull sistem) atau dengan kata lain hanya
memproduksi sesuatu yang diminta dan
hanya sebesar kuantitas yang diminta.

JIT merupakan suatu filosofi manajemen
operasi yang berusaha untuk
menghilangkan pemborosan pada semua
aspek dari kegiatan-kegiatan produksi
perusahaan.
 Sasaran utama JIT adalah meningkatkan
produktivitas sistem produksi atau
operasi dengan cara menghilangkan semua
macam kegiatan yang tidak menambah
nilai bagi suatu produk

Just in Time (JIT) mendasarkan pada
delapan kunci utama, yaitu :
Menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal
yang didasarkan pada permintaan
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborosan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
1.
Tujuan JIT
 adalah untuk meningkatkan laba dan posisi
persaingan perusahaan yang dicapai
melalui usaha pengendalian biaya,
peningkatan kualitas, serta memperbaiki
kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang
perlu selalu di ingat ‘ peningkatan daya
saing tidak menjamin perusahaan akan
survive, tetapi tidak memiliki daya saing
menjamin dengan pasti terjadinya bencana

Strategi Penerapan Just in Time
Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang
berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya
dukungan dari pimpinan.
 Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan
pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka
panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup
hanya memesan sekali untuk jangka panjang
 Penemuan sistem produksi yang tepaT, yaitu dengan
sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak
mungkin pemborosan
 Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi
harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua
kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat
terpenuhi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Manfaat JIT antar lain :
Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.
Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat
dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya
Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.
Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok
Loyout pabrik yang lebih baik.
Pengendalian kualitas dalam proses.
Hubungan Antara JIT dan TQM
Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan
adanya sistem total quality secara
keseluruhan dalam organisasi. JIT
mensyaratkan semua departemen dapat
menanggapi kebutuhan-kebutuhannya.
Apabila departemen produksi
melaksanakan JIT, tetapi organisasi secara
keseluruhan tidak mengupayakan TQM,
maka personil departemen produksi akan
menghadapi hambatan yang besar

Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa jepang yang
dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus menerus
(countinius improvement).

Kaizen nerupakan suatu kesatuan pandangan yang
komperhensif dan terintegrasi yang meliputi:

1. Berorientasi pada pelanggan.
2. Pengendalian mutu secara menyeluruh
3. Robotic
4. Gugus kendali mutu
5. Sistem saran
6. Otomatisasi
7. Disiplin di temapt kerja
8. Pemeliharaan produktivitas secara menyeluruh
9. Kanban
10. Penyempurnaan perbaikan mutu, tepat waktu
tanpa cacat
11. Kegiatan kelompok-kelompok kecil hubungan
kerja sama dengan manajer dan karyawan
12. Pengembangan produk baru

 Kaizen
mempunyai semangat
mengadakan perbaikan secara terusmenerus dan berkesinambungan
dengan berpedoman pada semangat,
hari ini harus lebih dari hari kemarin
dan hari esok harus lebih baik dari hari
ini, tidak boleh ada hari tanpa ada
perbaikan.
Download