PENGERTIAN FILSAFAT, ILMU, DAN FILSAFAT ILMU Trias Mahmudiono Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga FILSAFAT • Melihat segala sesuatu dari sudut bagaimana seharusnya (Das Solen) faktor subjektif ILMU • berkenaan dengan fakta sebagaimana adanya (Das Sein) faktor objektif Mempunyai hubungan yang saling mengisi dan melengkapi (komplementer) Filsafat memberikan landasan dasar bagi ilmu Ilmu memberikan bahan-bahan untuk pemikiran filosofis Memberi bahan masukan bagi manusia untuk membantu memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan Filsafat • Etimologi – Philosophy (Bhs Inggris) – Philosophia (Bhs Yunani) • Philein = cinta (love) • Sophia = kebijaksanaan (wisdom) – Cinta Kebijaksanaan (love of wisdom) – Pertama kali Phytagoras (582-496 SM) • Terminologi – Banyak batasan, beda, sebanyak ahli filsafat – Filsafat: ilmu pengetahuan yg menyelidiki segala sesuatu yg ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pd hakekatnya – Filsafat bukan mempersoalkan gejala atau fenomena, tetapi yg dicari adalah hakekat dari fenomena Filsafat • Filsafat: dipahami sebagai upaya, proses, metode, cara, dambaan utk terus mencari kebenaran. Dambaan ini muncul dalam sikap kritis utk selalu mempersoalkan apa saja utk sampai pd kebenaran yang paling akhir, yang paling mendalam. • Filsafat: dilihat sebagai upaya utk memahami konsep atau ide-ide. Dengan bertanya orang lalu berpikir tentang apa yang ditanyakan. Dengan bertanya orang berusaha menemukan jawaban atas apa yang ditanyakan. Maka muncul ide atau konsep tertentu yg dapat menjawab pertanyaan tadi. • Filsafat: adalah upaya utk memahami konsep atau ide, filsafat lalu dilihat sebagai “pemikiran tentang pemikiran” atau “berpikir tentang berpikir” (thinking about thinking). • Aktivitas seorang filsuf adalah berpikir. Filsafat • Ciri-Ciri Filsafat – Menyeluruh – Mendasar – Spekulatif • Guna Filsafat – Dapat melihat kebenaran di antara kebenaran yg lain → belajar jadi bijaksana – Dpt meyerasikan logika, rasa, rasio, pengalaman, dan agama → pemenuhan kebutuhan hidup • Cabang-Cabang Filsafat • • • • • • • • • • Logika Epistemologi Etika Estetika Metafisika Filsafat Agama Filsafat Sains Filsafat Psikologi Filsafat Bahasa Filsafat Sosial Politik Fenomena Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan • Secara metodologis, dlm gejala terbentuknya pengetahuan manusia, ada dua kutub berbeda: si pengenal (subyek); dikenal (objek). Keduanya merupakan suatu kesatuan asasi bagi terwujudnya pengetahuan manusia. • Perdebatan sepanjang sejarah filsafat dan sejarah filsafat ilmu: mana yang lebih pokok dan lebih dulu subyek (manusia dgn akal budinya) atau objek (kenyataan yang diamati dan dialami di alam semesta ini). • Timbul pertanyaan: – Apakah pengetahuan manusia berasal dari akal budi manusia atau berasal dari pengetahuan manusia akan realitas objektif di alam semesta ini? – Apakah pengetahuan manusia itu bersifat psikologis-subjektif atau bersifat objektif-universal? Ilmu - Science Suatu bidang studi atau pengetahuan yang sistematik untuk menerangkan suatu fenomena dengan acuan materi dan fisiknya melalui metode ilmiah (Hutchiinson. Dict. Of Science) Pengetahuan - Knowledge Adalah sesuatu yang diketahui; yang diketahui bisa apa saja tanpa syarat tertentu. Bisa sesuatu yang didapat dengan atau tanpa metode ilmiah. Ilmu bisa dimasukkan sebagai salah satu pengetahuan. Tetapi pengetahuan belum tentu ilmu. Filsafat Pengetahuan dan Filsafat Ilmu • Pengetahuan: keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. • Ilmu: keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis. • Filsafat Pengetahuan: upaya mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dgn pengetahuan manusia pada umumnya, terutama menyangkut gejala pengetahuan dan sumber pengetahuan manusia. Pertanyaannya: Bagaimana manusia bisa tahu? Apakah manusia bisa sampai pd pengetahuan yang bersifat pasti? Bagaimana manusia tahu bahwa ia tahu? Dari mana asal dan sumber pengetahuan manusia? • Filsafat Ilmu: cabang filsafat yang mengkaji segala persoalan yang berkaitan dgn ilmu. Pertanyaannya: Apa itu kebenaran? Apa metode ilmu, Manakah metode yang paling pasti/andal? Apa itu teori, hipotesis? Filsafat Ilmu • Merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yg secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). • Merupakan telaah secara filsafat yg ingin menjawab beberapa pertanyaan hakekat ilmu seperti: – Objek apa yg ditelaah ilmu? – Bagaimana proses / prodsedur memperoleh ilmu? – Untuk apa pengetahuan yg berupa ilmu itu dipergunakan? Filsafat Ilmu • Objek apa yg ditelaah ilmu? • Bagaimana ujud yg hakiki dari obyek tersebut? • Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan? LANDASAN ONTOLOGIS Filsafat Ilmu • Bagaimana proses yg memungkinkan ditimbanya pengetahuan yg berupa ilmu? • Bagaimana prosedurnya? • Hal-hal apa yg harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yg benar? • Apa yg disebut kebenaran itu sendiri? • Apakah kriterianya? • Cara/teknik/sarana apa yg membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan tersebut? LANDASAN EPISTEMOLOGIS Filsafat Ilmu • Untuk apa pengetahuan yg berupa ilmu itu dipergunakan? • Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? • Bagaimana penentuan obyek yg akan ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? • Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yg merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional? LANDASAN AKSIOLOGIS Filsafat Ilmu: refleksi filsafati yg tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran / kenyataan. Sesuatu yg memang tidak pernah akan habis dipikirkan dan tidak akan pernah selesai diterangkan. Hakekat ilmu adalah sebab fundamental dan kebenaran universal yg implisit melekat di dalam dirinya. Dengan memahami filsafat ilmu, berarti memahami seluk beluk ilmu yg paling mendasar, sehingga dapat dipahami pula perspektif ilmu, kemungkinan pengembangannya, keterjalinan antara (cabang) ilmu yg satu dengan yg lain. Dengan memahami seluk beluk ilmu secara ilmiah-filsafat, tanpa harus menjadi filsuf, akan menjadikan diri kita sebagai: • ilmuwan yg arif • terhindar dari kecongkakan intelektual • terhindar dari arus yg memandang kebenaran ilmiah sebagai barang jadi, selesai, mandeg dalam kebekuan normatif Memahami filsafat ilmu → menjadikan wawasan kita semakin luas: filsafat, ilmu pengetahuan, dan budaya merupakan satu kesatuan yang keberadaan serta perkembangannya selalu saling mempengaruhi Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan untuk dapat disebut ilmu harus memiliki syarat-syarat tertentu Berfilsafat adalah berfikir. Tidak berarti setiap berfikir adalah berfilsafat. Persoalan dan Ciri Berfikir Kefilsafatan • Persoalan Filsafat – Bersifat sangat umum – Tidak menyangkut fakta – Bersangkutan dengan nilainilai (values) – Bersifat kritis – Bersifat implikatif • Ciri Berfikir Kefilsafatan – – – – – – – – Radikal Universal Konseptual Koheren dan Konsisten (runtut) Sistematik Komprehensif Bebas Bertanggungjawab Kesimpulan • Berfikir filasafati berarti berfikir utk menemukan kebenaran scr tuntas. • Analisis filsafati tentang hakekat ilmu harus ditekankan kepada upaya keilmuan dlm mencari kebenaran, yang terkait dgn aspek moral, seperti kejujuran. • Analisis filasafat ilmu tidak boleh berhenti pd upaya utk meningkatkan penalaran keilmuan, melainkan sekaligus harus mencakup pendewasaan moral keilmuan. • Filsafat ilmu mempunyai wilayah lebih luas dan perhatian lebih transenden dp ilmu-ilmu. • Filsafat mempunyai wilayah lebih luas dp penyelidikan tentang cara kerja ilmu-ilmu. • Filsafat ilmu bertugas meneliti hakekat ilmu, diantaranya: paham tentang kepastian, kebenaran, dan objektivitas. • Filsafat ilmu harus merupakan pengetahuan tentang ilmu yg didekati scr filsafati dgn tujuan utk lebih memfungsionalkan wujud keilmuan scr moral, intelektual, sosial. Filsafat ilmu harus mencakup bukan saja pembahasan mengenai ilmu itu sendiri beserta segenap perangkatnya, melainkan sekaligus kaitan ilmu dgn berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, kebudayaan, moral, sosial, politik. Pembahasan yg bersifat analitis dari tiap-tiap unsur bahasan harus diletakkan dalam kerangka berfikir secara keseluruhan.