bab iii asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan

advertisement
Provinsi Kalimantan Utara
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH (RAPBD)
3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN
Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan untuk mendukung
pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan, utamanya untuk
mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, penciptaan
lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan dengan
tetap menjaga keseimbangan dengan upaya menjaga daya tahan fiskal dan
pengendalian risiko. Namun demikian, keberhasilan untuk mencapai sasaran
pembangunan tersebut sangat dipengaruhi berbagai dinamika, baik yang terjadi di
tingkat global maupun domestik yang merupakan tantangan sekaligus peluang.
Pertama, dinamika ekonomi global, yaitu belum pulihnya perekonomian
global dan harga komoditas. Meskipun perkembangan ekonomi global di tahun 2017
diproyeksikan akan membaik, namun Pemerintah tetap mewaspadai berbagai
tantangan global yang diperkirakan akan dihadapi di sepanjang tahun 2017 yaitu:
1.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diproyeksikan masih akan
terus berlanjut. Perlambatan ekonomi di Tiongkok merupakan dampak dari
proses transisi perubahan sumber pertumbuhan ekonomi Tiongkok dari sektor
investasi ke sektor konsumsi dan jasa serta masih lemahnya aktivitas
perdagangan dunia. Mengingat Tiongkok merupakan salah satu negara mitra
dagang utama Indonesia, maka dampaknya akan langsung dirasakan melalui
turunnya aktivitas ekspor impor antarnegara.
2.
Masih lemahnya harga komoditas utama sebagai akibat dari turunnya
permintaan dan lemahnya ekonomi dunia. Sebagai negara yang sebagian
besar masih bertumpu pada ekspor komoditas khususnya minyak dan gas
bumi, maka Indonesia masih harus menghadapi risiko belum membaiknya
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-1
Provinsi Kalimantan Utara
harga minyak dunia yang telah mengalami penurunan drastis sejak tahun 2011.
Meski diperkirakan membaik, namun peningkatan harga minyak dunia ke depan
diperkirakan akan terbatas dengan laju yang relatif lambat.
3.
Masih berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global akibat dinamika di
berbagai negara maju. Membaiknya perekonomian Amerika Serikat di tahun
2017 diperkirakan akan membawa konsekuensi di sektor keuangan melalui
risiko normalisasi suku bunga, yang akan mempengaruhi arus modal masuk ke
emerging market economies. Disamping itu, terdapat potensi perubahan
kebijakan ekonomi pasca pemilihan umum di Amerika Serikat pada akhir tahun
2016. Hasil referendum Brexit juga akan memberikan tambahan risiko pada
perekonomian
global.
Hal
perekonomian
Eropa
yang
ini
terutama
akan
jika
Brexit
menimbulkan
berdampak
efek
lanjutan
pada
pada
perekonomian negara-negara lain termasuk Indonesia. Selain itu, berlakunya
MEA juga memberikan peluang dan tantangan tersendiri, mengingat MEA akan
membuka peluang yang lebih luas bagi peningkatan ekspor dan pertumbuhan
ekonomi Indonesia, namun juga menimbulkan tantangan yaitu meningkatnya
persaingan bagi produk-produk Indonesia yang relatif sejenis dengan produk
negara-negara ASEAN.
Kedua, pengelolaan kebijakan fiskal. Dalam rangka menghadapi berbagai
tantangan perekonomian global dan memitigasi dampaknya terhadap perekonomian
domestik, Pemerintah akan terus berupaya memperkuat fondasi perekonomian
nasional agar mampu bertahan dan tetap tumbuh secara berkesinambungan. Untuk
itu, dalam tahun 2017 Pemerintah akan menempuh kebijakan ekspansi fiskal dan
terarah yang dapat secara efektif meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat
dengan fokus untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dan
konektivitas antarwilayah, serta kegiatan ekonomi produktif. Kebijakan fiskal yang
ekspansif untuk mendorong perekonomian tersebut harus selaras dengan upaya
untuk menjaga kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan sesuai dengan
ketersediaan ruang fiskal, mengingat pendapatan negara tahun 2017 sangat
dipengaruhi kinerja pendapatan negara tahun 2016 yang kurang optimal.
Melambatnya perekonomian domestik pada tahun 2016 akibat melemahnya
perekonomian global diperkirakan akan menyebabkan realisasi pendapatan negara
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-2
Provinsi Kalimantan Utara
lebih rendah daripada targetnya (shortfall). Dengan demikian, tantangan pengelolaan
pendapatan negara tahun 2017 adalah memobilisasi pendapatan negara tahun 2017
dengan meminimalkan dampaknya terhadap iklim investasi dan dunia usaha.
Pada sisi belanja negara, tantangan terbesar pada tahun 2017 adalah
mewujudkan kebijakan belanja yang sehat, berkualitas, dan berkelanjutan melalui
peningkatan produktivitas, efektivitas dan efisiensi belanja, serta pengendalian risiko
dalam perspektif jangka pendek, menengah, maupun panjang. Efektivitas belanja
negara mendapatkan tantangan, antara lain pola dan tingkat penyerapan anggaran
belanja yang belum optimal, ketepatan penyaluran subsidi yang perlu ditingkatkan,
dan pemenuhan anggaran belanja wajib yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan (mandatory spending).
Selanjutnya, tantangan dalam pembiayaan anggaran adalah upaya untuk
mencari sumber pembiayaan dengan biaya yang lebih murah, tidak menimbulkan
crowding out, mendorong financial deepening, serta menjaga kesinambungan fiskal,
seiring
dengan
semakin
meningkatnya
kebutuhan
pembiayaan
anggaran.
Sedangkan tantangan kebijakan pembiayaan utang antara lain adalah upaya
mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pembiayaan dan melakukan pendalaman pasar obligasi domestik, dan meningkatkan
pemanfaatan fasilitas pinjaman tunai sebagai alternatif instrumen pembiayaan.
Ketiga, pembangunan sektor riil. Beberapa tantangan pembangunan
domestik yang perlu menjadi perhatian utama adalah struktur dan kelembagaan
perekonomian yang perlu ditingkatkan kualitasnya, seperti terbatasnya kapasitas
produksi dan rendahnya daya saing, masih kurangnya inovasi dan rendahnya tingkat
teknologi, kesenjangan ekonomi, dan kedaulatan pangan.
Perekonomian nasional masih menghadapi keterbatasan kapasitas produksi
dan daya saing sebagai konsekuensi dari terbatasnya ketersediaan infrastruktur,
pasokan energi, serta kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, Pemerintah
akan mendorong kapasitas sektor manufaktur dan industri pengolahan agar tumbuh
dan mampu bersaing di pasar internasional. Peningkatan daya saing dan
produktivitas industri nasional diupayakan melalui pengembangan sumber daya
manusia yang kompetitif, pembaruan permesinan industri, inovasi dan akses
terhadap sumber teknologi, serta memanfaatkan jaringan produksi global (global
production network). Di samping itu, akses masyarakat terhadap pembiayaan akan
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-3
Provinsi Kalimantan Utara
dipermudah khususnya bagi koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sehingga
dapat mendorong tumbuhnya sektor riil secara lebih nyata.
Pada sisi lain, struktur perekonomian domestik dengan permintaan dan
konsumsi
domestik
yang
tinggi
akibat
peningkatan
kelompok
masyarakat
berpendapatan menengah dengan daya beli yang cukup kuat harus diimbangi
dengan sisi produksi. Sehingga peningkatan investasi dan aktivitas produksi adalah
tantangan struktural yang harus segera dibenahi, dan butuh dukungan infrastruktur,
energi, kualitas sumber daya manusia, teknologi serta sumber pembiayaan yang
memadai. Hal lain yang menjadi permasalahan utama dari pembangunan nasional
adalah masih rendahnya tingkat produksi barang-barang yang mempunyai nilai
tambah tinggi, sehingga diperlukan pemanfaatan teknologi tepat guna.
Pemerintah
menyadari
bahwa
APBN
2017
disusun
dalam
kondisi
perekonomian global juga regional yang masih menghadapi perlemahan dan gejolak
geopolitik. Sehingga, kebijakan fiskal diharapkan dapat efektif memperkokoh
ekonomi Indonesia agar inklusif dan berdaya tahan. Pendapatan negara dalam
APBN TA 2017 disepakati sebesar Rp 1.750 triliun. Sedangkan belanja negara tahun
2017 sebesar Rp 2.080 triliun terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.315 triliun
dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 764 miliar. Dengan demikian,
defisit tahun 2017 sebesar 2,41 persen terhadap PDB atau sebesar Rp 330.167,8
triliun.
Dalam APBN 2017 pemerintah menetapkan asumsi makro ekonomi sebagai
berikut:
1.
Angka pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. Jumlah itu menurun 0,1 persen
dibanding tahun 2016 sebesar 5,2 persen.
2.
Tingkat inflasi di angka 4 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
ditargetkan 13.300. Suku bunga SPN 3 bulan rata-rata dipatok di angka 5,3
persen.
3.
Target lifting minyak lebih tinggi 35 ribu barel per hari dalam APBN 2017.
Jumlah lifting yang awalnya ditargetkan 780 ribu barel menjadi 815 ribu barel
per hari. Lifting gas sebesar 1,15 juta barel setara minyak per hari. Harga
minyak dunia ditetapkan US$ 45.
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-4
Provinsi Kalimantan Utara
3.2. Laju Inflasi
Kondisi perekonomian global menjadi salah satu faktor yang memengaruhi laju
inflasi di tahun 2017. Harga komoditas energi, terutama minyak mentah dan
dinamika pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang dunia, termasuk
Rupiah, yang secara keseluruhan diperkirakan masih memberikan kontribusi pada
level moderat terhadap pergerakan laju inflasi 2017.
Sementara itu dari sisi internal, beberapa faktor yang diperkirakan memberikan
tekanan terhadap laju inflasi, antara lain komponen administered price, faktor iklim,
dan pengaruh musiman seperti panen, tahun ajaran baru, dan Hari Besar
Keagamaan Nasional (HBKN). Tekanan pada komponen administered price berasal
dari penyesuaian terhadap pergerakan
harga komoditas energi, sedangkan faktor iklim berupa fenomena La Nina atau iklim
basah akan berpotensi gangguan pada produksi dan pasokan pangan. Namun,
dengan perkembangan ekonomi domestik yang baik serta diikuti berlanjutnya
peningkatan dukungan infrastruktur akan memberikan dampak positif terhadap
pergerakan laju inflasi di tingkat yang relatif terjaga.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah dalam menjaga tingkat inflasi berupa
kebijakan memitigasi adanya gejolak harga pangan dan energi domestik yang
dilaksanakan melalui strategi pengendalian baik dari sisi produksi, distribusi, maupun
konsumsi. Selain itu, Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran guna
stabilisasi harga pangan serta dana cadangan beras pemerintah yang dapat
dimanfaatkan pada saat terjadi kelangkaan barang dan gejolak harga melalui
program-program, seperti operasi pasar dan penyediaan bahan pangan pokok
dengan harga terjangkau.
Dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan, Pemerintah senantiasa
melakukan evaluasi serta melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia untuk
menciptakan bauran kebijakan fiskal, moneter, dan pengembangan sektor riil yang
tepat dengan mempertimbangkan dampak inflasi kepada perekonomian secara
menyeluruh.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
dalam
perkembangan inflasi serta kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil, laju inflasi tahun
2017 diperkirakan mencapai 4,0 persen atau berada pada pada kisaran rentang
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-5
Provinsi Kalimantan Utara
sasaran inflasi yang telah ditetapkan sebesar 4,0±1,0 persen. Perkembangan inflasi
tahun 2014-2017 dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1
Inflasi Tahun 2014-2017
Sumber : BPS, 2016
3.3. Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara dari Triwulan I
hingga Triwulan II Tahun 2016 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015
mengalami pertumbuhan sebesar 1,99 persen (c-to-c). Kondisi ini dipengaruhi oleh
kinerja sebagian besar lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang positif.
Hanya dua lapangan usaha saja yang mengalami kontraksi yaitu Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian sebesar negatif 7,54 persen dan Jasa Perusahaan
sebesar negatif 5,53 persen. Walaupun Lapangan usaha Pertambangan dan
Penggalian merupakan lapangan usaha yang paling dominan terhadap pembentukan
PDRB Provinsi Kalimantan Utara (sekitar 21,92 persen dari Total PDRB) dan
mengalami kontraksi sebesar 7,54 persen, namun Lapangan Usaha lainnya masih
mengalami pertumbuhan yang positif sehingga secara kumulatif pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Utara dari Triwulan I hingga Triwulan II-2016 masih positif.
Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-6
Provinsi Kalimantan Utara
merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar
18,25 persen.
Tabel 3.1
PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (Juta Rupiah)
Sumber: BPS Kaltim, September 2016
3.4. Lain-lain Asumsi
Dalam rangka keselarasan dalam pencapaian sasaran pembangunan daerah
dengan pembangunan nasional, maka asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan
RAPBD harus tetap memperhatikan asumsi dasar yang digunakan dalam APBN. Hal
ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perubahan ekonomi global yang berpengaruh
terhadap peningkatan beban pada APBN akan mendorong pemerintah untuk
mengadakan penyesuaian kebijakan dalam negeri yang memberikan dampak pada
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-7
Provinsi Kalimantan Utara
menurunnya kemampuan pendanaan APBN dalam pelaksanaan pembangunan
nasional dan daerah. Dengan demikian pemerintah daerah harus semakin berhatihati dalam mengefektifkan pemanfaatan sumber-sumber penerimaan daerah dan
lebih
mengutamakan
untuk
program-program
yang
terkait
dengan
upaya
pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi daerah dan pembangunan
infrastruktur dasar guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu
pemerintah daerah dituntut proaktif untuk mengupayakan pendanaan sektoral pada
bidang-bidang pembangunan tertentu yang menjadi prioritas baik melalui Dana
Alokasi Khusus (DAK) maupun dan Tugas Perbantuan dan Dekonsentrasi sebagai
langkah mengurangi beban pendanaan pada APBD Provinsi Kalimantan Utara.
Belanja pegawai pada tahun 2017, khususnya belanja gaji dan tunjangan PNS
diasumsikan mengalami kenaikan dari tahun 2016. Naiknya belanja gaji dan
tunjangan ini antara lain dalam rangka mengantisipasi penyesuaian gaji pokok PNS
pada tahun 2017, rekruitmen CPNS, kebijakan pemerintah untuk tetap memberikan
gaji ketigabelas dan gaji keempatbelas serta adanya beberapa pengalihan
kewenangan urusan dari kab/kota ke pemerintah provinsi. Selain itu, dengan telah
ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Nomor 5 Tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Utara
maka Pemerintah Daerah harus mengalokasikan Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung bagi Perangkat Daerah yang baru.
Selain kenaikan gaji dan tunjangan PNS, dialokasikan juga pemberian
Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) yang besarnya ditentukan melalui kajian
berdasarkan beban kerja, tempat tugas, kelangkaan profesi dan atau pertimbangan
objektif lainnya yang kriteria dan besarannya ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
III-8
Download