POKOK DOA SYAFAAT Dukung Dalam Doa: 1. Kesehatan dan Pelayanan Bapak Bethany Pdt. Abraham Alex Tanuseputra. 2. Ketua Umum Sinode Gereja Bethany Pdt.Prof.Dr.Ir. Bambang Yudho,M.Th., beserta Keluarga hikmat, rahmat dan Pimpinan Tuhan kiranya senantiasa menyertai di dalam pelayanan dan segala hal yang dikerjakan. MAKALAH FAMILY ALTAR 3. Segenap Pegurus Majelis Pekerja Sinode (MPS) dan SINODE GEREJA BETHANY Majelis Pekerja Daerah (MPD) kiranya pimpinan Tuhan hikmat marifat dan pimpinan Roh kudus senantiasa menyertai. 4. Gereja-Gereja Bethany, Gembala, Pengerja dan seluruh jemaat mulai dari Sabang sampai Merauke. INDONESIA EDISI : 02 Tgl : 30 Mei 2016 Motto FA : Kesatuan Hati, Tumbuh Bersama & Memenangkan Jiwa Tema Tahun 2016 : Pokok – Pokok Doa Untuk Kebutuhan Gereja Masing Masing Yesaya 54 : 3 “Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi." IMAN, PENGHARAPAN DAN KASIH 1 Korintus 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Ayat Sebelumnya : (diucapkan kembali) A. Iman yang menghasilkan ketaatan Rom. 16:26 “tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman.” Matius 25:23 “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul Ketika seorang wanita bersedia tanggung jawab dalam untuk berkomitmen dalam suatu ikatan perkara yang kecil, aku pernikahan, maka disamping kasih, akan memberikan juga dibutuhkan “kepercayaan dan keyakinan” bahwa sang pria kepadamu tanggung mampu memimpin jawab dalam perkara dia dalam membangun suatu pernikahan yang besar. Masuklah yang kuat dan bahagia, sehingga dia rela untuk tunduk dan taat dan turutlah dalam pada suaminya. Demikian juga dalam kehidupan kekristenan, kebahagiaan tuanmu.” untuk membangun iman percaya dibutuhkan pengenalan akan pribadi Tuhan kita Yesus Kristus dan memiliki pengalamanpengalaman pribadi dengan-Nya (spiritual journey), yang dimulai dengan mempelajari dan mengerti akan apa yang Yesus katakan yaitu Firman (Rom. 10:17). Melalui kegiatan ibadah seperti ibadah raya, doa malam dan terutama melalui kelompok-kelompok kecil seperti FA-FA, maka kita dilatih untuk belajar Firman lebih mendalam yang akan membawa kita semakin mengenal pribadi-Nya, sehingga akan membangun iman kita, dan membuat iman kita terus bertumbuh dalam ketaatan pada Firman-Nya. B. Pengharapan yang membawa pada ketekunan Rom. 15:4 “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” Rom. 15:5 “Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus.” Seorang pengusaha yang ingin membangun suatu bisnis maka dia harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, serta memiliki harapan-harapan yang ingin dicapainya. Karena adanya tujuan, sasaran dan harapan-harapan tersebut yang akan menjadi daya dorong bagi pengusaha tersebut untuk terus tekun dalam berusaha demi mewujudkan harapan-harapan tersebut, meskipun banyak halangan dan rintangan yang akan muncul. Ketekunan merupakan salah satu faktor utama bagi dia dalam memenuhi harapan-harapannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah dia tentukan. Demikian juga dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, sebagai pengikut dan murid Kristus, kita tidak akan pernah kehilangan pengharapan dalam hal apapun juga, apabila kita senantiasa bertekun dalam memampukan kita untuk senantiasa belajar mengasihi sesama, Firman-Nya (Rom. 15:4-5; Yoh. 8:31). serta berjalan dalam ketaatan kepada Allah, tekun pada FirmanNya, dan tetap setia pada panggilan-Nya untuk melayani Dia dan sesama kita, sehingga kita memiliki iman yang senantiasa C. Kasih yang menimbulkan kesetiaan 1Tim. 6:11 “Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.” Melalui analogy tentang pernikahan di atas, maka dibutuhkan kesetiaan sebagai pengikat kasih antara suami dan istri. Melalui “Family Altar”, kita diajar dan dilatih untuk mengasihi, baik mengasihi Allah maupun sesama khususnya keluarga kita, juga sesama saudara seiman dan sepelayanan. Juga belajar untuk saling melayani baik dalam keluarga kita sendiri, maupun antar keluarga yang menjadi anggota FA, sehingga ketika ada kasih Allah ditengah-tengah kita, maka akan muncul nilai-nilai kekristenan seperti keadilan, kesetiaan baik kesetiaan dalam beribadah kepada Tuhan maupun kesetiaan dalam melayani Allah dan sesama. Ketika kita melayani Allah dan sesama kita dalam kasih, maka akan muncul kesabaran dan kelembutan yang menyertai kasih itu. Kesimpulan : Family Altar (FA) mengajar, melatih dan memampukan kita untuk senantiasa menikmati kehidupan dalam kasih Allah sehingga kasih itu terpancar dalam kehidupan kita yang menuntun kita dari satu pengharapan kepada pengharapan pengharapan lainnya.