POKOK DOA SYAFAAT MAKALAH FAMILY ALTAR Dukung Dalam Doa: 1. Kesehatan dan Pelayanan Bapak Bethany Pdt. Abraham Alex Tanuseputra. 2. Ketua Umum Sinode Gereja Bethany Pdt.Prof.Dr.Ir. Bambang Yudho,M.Th., beserta Keluarga kiranya hikmat, rahmat dan Pimpinan Tuhan senantiasa menyertai di dalam pelayanan dan segala hal yang dikerjakan. 3. Segenap Pegurus Majelis Pekerja Sinode (MPS) dan Majelis Pekerja Daerah (MPD) kiranya pimpinan Tuhan hikmat marifat dan pimpinan Roh kudus senantiasa menyertai. 4. Gereja-Gereja Bethany, Gembala, Pengerja dan seluruh jemaat mulai dari Sabang sampai Merauke. SINODE GEREJA BETHANY INDONESIA Pokok – Pokok Doa Untuk Kebutuhan Gereja Masing Masing Motto FA : Kesatuan Hati, Tumbuh Bersama & Memenangkan Jiwa Edisi: Minggu ke 3 / 20 Pebruari 2017 Menyatakan & menunjukkan kasih pada Allah Markus 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Mengasihi Allah adalah suatu pengalaman hidup berjalan bersama Allah, Pengalaman tersebut, bukanlah pengalaman-pengalaman yang bersifat mistis, yang berdasarkan perasaan manusiawi semata, tetapi berdasarkan dan bersumber dari Alkitab, yang merupakan Firman Allah, tanpa kesalahan sedikitpun dalam teks aslinya. Karena itu di dalam kita mengasihi, menyatakan dan mengekspresikan kasih kita kepada Allah, kita perlu memahami hal-hal sebagai berikut: A. Mengasihi Allah berarti mengenal pribadi-Nya. Ibrani 1:1-2 (1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, (2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Mengenal pribadi Allah adalah pintu utama menuju ke suatu perjalanan rohani (spiritual journey) yang dipenuhi dengan pengalaman-pengalaman rohani (spiritual experience) selanjutnya. Mengenal Allah adalah berdasarkan kedaulatan Allah dan inisiatif Allah, dimana Allah yang menyatakan diri-Nya dan berbicara pada manusia, tanpa itu, manusia tidak mampu mengenal Allah. Tetapi terdapat kualitas-kualitas tertentu pada diri orang-orang tertentu yang mampu menarik belas-kasihan, kasih-karunia dan anugerah Allah pada dirinya, yaitu apa yang disebut dengan “potensi benih Ilahi” yang Allah letakkan dalam diri manusia untuk bertumbuh. Berdasarkan konsep keadilan Allah, maka ketika Allah memilih untuk mengijinkan orang-orang tertentu mengenalnya, maka Allah tidak melakukan itu secara acak karena Allah pasti bukan pribadi yang acak-acakan sehingga terdapat potensi-potensi tertentu dalam diri manusia-manusia tertentu yang membuat, menggerakkan dan membangkitkan keinginan atau kerinduan (inisiatif) Allah untuk menyatakan Diri-Nya (kedaulatan Allah) seperti misalnya Nuh, Abraham, Daud dll. Sehingga orang tersebut memiliki potensi untuk starting well, proccessing well dan finishing well. Karena itu, tidak mungkin bagi kita manusia untuk dapat mengasihi Allah tanpa mengenal pribadi-Nya, dan tidak mungkin kita dapat mengenal-Nya, kalau Allah tidak terlebih dahulu menyatakan diri-Nya pada kita, dan memberi kita kasih karunia dan anugerahnya. B. Mengasihi Allah berarti membangun persekutuan dengan-Nya. 1 Korintus 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Pengenalan akan Allah, selanjutnya tidak dapat dipisahkan dengan membangun hubungan yang harmonis dengan-Nya, yang membawa pada suatu hubungan yang intim dengan-Nya. Membangun persekutuan dengan Allah adalah suatu bentuk pengenalan akan Allah, yang didasarkan pada membangun hubungan pribadi dengan Allah secara total, sebagai perwujudan kasih kepada-Nya (Mark. 12:30). Hidup dalam persekutuan dengan Allah, bisa dikatakan merupakan suatu proses perjalanan hidup rohani (life spiritual journey) yang terjadi secara terus-menerus seumur hidup kita, melalui pengalaman-pengalaman hidup rohani yang terus bertumbuh sampai menyentuh ke area pribadi kita (intimasi) dengan Allah melalui Roh Kudus-Nya baik dalam penderitaan maupun di dalam berkatberkatnya. C. Mengasihi Allah berarti mentaati firman-Nya. Yohanes 14:23-24 (23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (24) Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Menyatakan dan menunjukkan kasih pada Allah termanifestasi dalam ketaatan melakukan kehendak dan firman-Nya, serta nampak dalam perbuatanperbuatan kita, karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yak 2:17). Hidup dalam ketaatan pada firman Allah (Alkitab), adalah tanggung-jawab setiap orang yang mengaku sebagai murid Kristus, atas anugerah keselamatan yang sudah diperoleh dan dimilikinya (Rom. 6:1-2), yang merupakan perwujudan dari imannya. Mentaati firman Allah, bukan hanya sekedar memiliki pemahaman akan firman Allah (Alkitab), tetapi juga perlu dihayati, sehingga mampu menumbuhkan imannya, dan mewujudkannya dalam tindakan dan perbuatan pada kehidupan sehar-hari. Kesimpulan: Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa, mengasihi Allah, adalah suatu proses berkesinambungan, yaitu dalam melakukan kehendak dan firman Allah, maka kita harus lebih dulu hidup dalam persekutuan dengan-Nya, yang merupakan komitment kita kepada-Nya ketika kita mengenal Dia, sebagai pernyataan atau manifestasi kasih kita kepada-Nya. Untuk direnungkan : Apakah kita sudah menyatakan dan menunjukkan kasih kepada Allah, melalui perbuatan-perbuatan kita?