POKOK DOA SYAFAAT Dukung Dalam Doa: 1. Kesehatan dan Pelayanan Bapak Bethany Pdt. Abraham Alex Tanuseputra. 2. Ketua Umum Sinode Gereja Bethany Prof.Dr.Ir.Bambang Yudho, D.Th.,M.Sc.Ph.D beserta Keluarga kiranya hikmat, rahmat dan Pimpinan Tuhan senantiasa menyertai di dalam pelayanan dan segala hal yang dikerjakan. 3. Segenap Pegurus Majelis Pekerja Sinode (MPS) dan Majelis Pekerja Daerah (MPD) kiranya pimpinan Tuhan hikmat marifat dan pimpinan Roh Kudus senantiasa menyertai. 4. Gereja-Gereja Bethany, Gembala, Pengerja dan seluruh jemaat mulai dari Sabang sampai Merauke. Pokok – Pokok Doa Untuk Kebutuhan Gereja Masing Masing MAKALAH FAMILY ALTAR SINODE GEREJA BETHANY INDONESIA Motto FA : Kesatuan Hati, Tumbuh Bersama & Memenangkan Jiwa Edisi: Minggu ke-1 (07 Nopember 2016) GAYA HIDUP PENGIKUT KRISTUS 1 Kor. 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Gaya hidup seseorang banyak dipengaruhi oleh pergaulannya, atau dengan siapa dia bergaul. Baik dalam keluarga, dunia pekerjaan, pelayanan, juga di sekolah atau kampus. Apalagi sekarang pergaulan bukan hanya terbatas di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya melalui media-media social. Pergaulan dalam keluarga, contohnya, kalau ayah atau ibu suka dan sering berbicara kasar dan memaki-maki, maka anak-anaknya akan cenderung suka berbicara kasar dan memaki-maki pula, karena pengaruh dari orang tuanya, atau kalau ayah dan ibu terlalu sibuk dengan urusannya, sehingga tidak pernah di rumah, maka anak-anaknya juga tidak akan betah dirumah, dan cenderung membentuk pergaulannya sendiri di luar rumah, yang pada akhirnya akan mempengaruhi karakter dan gaya hidupnya. Demikian juga untuk jenis-jenis pergaulan lainnya. Karena itu, kita perlu tahu gaya hidup apa dan bagaimana yang bisa kita pilih, yaitu: maka kita akan kehilangan focus dan prioritas utama kita sebagai seorang pengikut kristus, yaitu Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat.6:32-33). A. Gaya hidup destruktif Roma 13:13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Kalau kita bergaul dengan orang-orang atau teman-teman yang sukanya hidup berfoya-foya dan berhura-hura, seperti berpesta, memakai narkoba, sex bebas dll, maka pergaulan itu akan membentuk kebiasaan kita yang membawa pada gaya hidup destruktif yang akan merusak dan menghancurkan hidup kita. Dalam menjalani kehidupan saat ini, kita seringkali tergoda untuk kompromi dengan dunia dan gaya hidup dunia. B. Gaya hidup konsumtif Lukas 12:19-21 (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Saat ini gaya hidup hedonisme atau gaya hidup untuk mengejar kesenangan sudah menjadi trend bagi masyarakat modern, sehingga tujuan hidup ini seringkali hanya diisi dengan semangat mengejar uang dan materi sebanyak-banyaknya, agar dengan itu semua, yaitu uang dan materi, maka bisa bersenang-senang dan menikmati hidup, misalnya dengan menikmati liburan ke tempat-tempat yang mahal, memiliki barang-barang mahal dan lain sebagainya. Apakah itu salah? Apakah orang Kristen tidak boleh memiliki dan menikmati semua itu? Masalahnya bukan terletak pada boleh atau tidaknya seorang Kristen untuk memiliki semua itu, tetapi ketika hidup seorang pengikut Kristus lebih terfokus kepada kenikmatan hidup dan hal-hal semacam itu, dengan segala fasilitas pendukungnya, C. Gaya hidup produktif Filipi 3:13-14 (13) Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, (14) dan berlarilari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Memiliki gaya hidup produktif, bukan hanya sebatas produktif dalam kehidupan di dunia ini, tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita seharusnya membuat kita menjadi seorang yang berfokus bukan hanya kepada perkara-perkara dunia yang fana dan sementara, tetapi juga berfokus pada perkara-perkara yang bersifat kekal. Sangatlah bodoh bila seseorang tidak memperhatikan dan menghargai perkara-perkara yang bernilai kekal. Ketika kita diberi karunia untuk bisa memiliki uang dan harta-benda materi yang lebih, maka selain untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, kita harus sadar bahwa semuanya itu hanyalah titipan dari Tuhan yang seharusnya kita pakai untuk memuliakan Tuhan, dengan menjadikannya saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Milikilah gaya hidup melayani, maka hidup kita akan “produktif” bagi Tuhan, sehingga kita layak untuk mendapat upah, yaitu kehidupan yang dipenuhi dengan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita (Rum. 14:17), dan pada akhirnya, juga kehidupan kekal bersama Tuhan kita Yesus Kristus. Kesimpulan: Tidak diperlukan uang dan harta yang terlalu banyak untuk “biaya hidup”, tetapi tidak ada uang dan harta yang cukup untuk membiayai “gaya hidup”. Karena itu pilihlah gaya hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah bagi kita. Yesaya 54:3 “Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi."