POKOK DOA SYAFAAT MAKALAH FAMILY ALTAR Dukung Dalam Doa: 1. Kesehatan dan Pelayanan Bapak Bethany Pdt. Abraham Alex Tanuseputra. 2. Ketua Umum Sinode Gereja Bethany Pdt.Prof.Dr.Ir. Bambang Yudho,M.Sc.,DCL.,D.Th.,Ph.D beserta Keluarga kiranya hikmat, rahmat dan Pimpinan Tuhan senantiasa menyertai di dalam pelayanan dan segala hal yang dikerjakan. 3. Segenap Pegurus Majelis Pekerja Sinode (MPS) dan Majelis Pekerja Daerah (MPD) kiranya pimpinan Tuhan hikmat marifat dan pimpinan Roh kudus senantiasa menyertai. 4. Gereja-Gereja Bethany, Gembala, Pengerja dan seluruh jemaat mulai dari Sabang sampai Merauke. SINODE GEREJA BETHANY INDONESIA Pokok – Pokok Doa Untuk Kebutuhan Gereja Masing Masing Motto FA: Kesatuan Hati, Tumbuh Bersama & Memenangkan Jiwa Edisi: Minggu ke 3 / 17 April 2017 BERJUANG DALAM BERJERIH PAYAH 1 Timotius 4:9-10 “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” Ketika kita hidup di dunia ini, ada jerih payah yang harus kita jalani. Dalam pekerjaan, kita harus memikirkan bagaimana mencari customer, menjalin hubungan baik dengan relasi, mengatur pekerjaan di kantor, dsb. Dalam keluarga, kita harus mengatur urusan keluarga kita, mulai dari membesarkan anak, mengatur pendidikan anak, dll. Jadi dalam segala hal, ada jerih payah, masalah, kesulitan dan tantangan yang kita hadapi. Bagaimanakah sikap kita sebagai orang Kristen dalam menghadapi jerih payah yang kita harus jalani? A. Hidup adalah Ibadah. 1Timotius 4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya Ayat ini berkaitan dengan ayat sebelumnya yang menyatakan bahwa: ”Latihan badani itu terbatas gunanya, tetapi ibadah berguna dalam segala hal baik untuk hidup ini, maupun untuk hidup yang akan datang.” Artinya: “sikap hidup yang beribadah” adalah sikap hidup yang benar dan patut diterima sepenuhnya. “Sikap hidup beribadah” artinya adalah hidup kita adalah ibadah. Jadi apapun yang kita lakukan adalah ibadah kepada Tuhan. Kol. 3:18-23, dalam segala hal kita harus berbuat dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Contohnya: a. Istri harus tunduk kepada suami, sebagaimana seharusnya dalam Tuhan. Untuk menjadi tunduk kepada suami, perlu perjuangan? Iya, pasti! Ada istri yang protes: suamiku tidak becus mengambil keputusan, suamiku tidak tegas, suamiku bodoh, dst. Jadi sangat berat bagi seorang istri untuk tunduk kepada suami b. Suami wajib mengasihi istrinya dan jangan berlaku kasar Hal ini seringkali juga memerlukan perjuangan dari suami. Suami juga protes: istriku cerewet, suka ngomel, kalo tidak kasar maka akan diinjak-injak dan dikendalikan oleh istri. c. Anak-anak taatilah orang tuamu dalam segala hal Anak-anak seringkali menganggap orang tua-nya cerewet, tidak mengerti perkembangan jaman, kuno, suka mengekang, dst. d. Bapa jangan sakiti hati anak Banyak orang tua marah-marah karena mempertahankan ego-nya, harus dituruti, anak-anak suka membantah, bandel, dst. e. Hamba taatilah tuanmu yang di dunia ini. Ini juga sangat berat dan perlu perjuangan. Karyawan sangat sulit mentaati tuannya. Jika tidak ada bos, menjalani pekerjaan seenaknya sendiri, bos suka memperbudak karyawan, dst. Semua contoh diatas menunjukkan bahwa melakukan Firman Tuhan itu tidak mudah dan perlu perjuangan. Tetapi Firman Tuhan berkata: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya”. Jadi bagaimana sikap kita? Kita memilih untuk mentaati Firman Tuhan? Atau lebih memilih untuk melakukan apa yang benar sesuai pikiran kita? B. Berjuang dalam jerih payah 1Timotius 4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup Firman Tuhan ini mengajarkan bahwa kita perlu berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup. Manusia sejak awal memang ditentukan untuk bekerja, berjerih payah, berjuang, mengusahakan dan memelihara ciptaan Tuhan, dan Tuhan tidak berkenan kepada orang yang malas (Kej. 2:15, 1Kor. 15:10, Yos. 18:3, Ams. 12:27, 2 Tes. 3:10). Jadi karena kita punya pengharapan, kita tidak boleh malas, harus giat dalam segala hal. Tetapi kita dapat menemukan beberapa ayat dalam Alkitab, yang seolaholah maknanya bertolak belakang, dengan ayat-ayat diatas, antara lain bisa kita temukan di Maz.127:2, Ams.10:22, Kej. 3:17. Kita harus paham beda-nya, dimana orang yang dikutuk, segala sesuatu dicari dengan susah payah, apa saja yang dikerjakan ujungnya akan gagal. Contoh: Saat bangsa Israel diperbudak di Mesir, mereka bekerja keras, tapi hasilnya untuk Firaun. Sedangkan orang yang diberkati, segala sesuatu sudah disediakan oleh Tuhan, orang percaya bekerja untuk mengusahakan, mengelola dan memelihara. Contoh: - Tuhan sudah menyediakan tanah perjanjian, tetapi bangsa Israel harus berjuang untuk mengambilnya dari tangan bangsa lain. - Kej. 2:15, Taman Eden sudah diciptakan, tetapi Adam dan Hawa harus mengelola-nya. - Efe. 1:3, Rom. 8:32, 2 Pet. 1:3, Tuhan sudah mengaruniakan segala berkat buat kita, tetapi kita harus bekerja untuk mengusahakan dan mengelola. Jadi kita harus membuang pemikiran bahwa manusia bisa hidup bermalasmalasan. Jika ingin mencapai yang lebih, manusia tetap harus bekerja dan berusaha sesuai dengan tuntunan Tuhan. Kesimpulan: Menjadi orang Kristen bukan berarti menjadi malas. Justru karena kita percaya dan menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup, maka kita wajib untuk berjerih payah dan berjuang dalam segala hal. Tantangan: Jemaat hendaknya menjadi jemaat yang rajin, mau bekerja keras, mau berjuang dalam segala hal, karena menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup.