3712

advertisement
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKSUAL
PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
ARTIKEL
Oleh
SHINTA AMELIA
NIM. 040111a063
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2014
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
1
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKSUAL
PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
SHINTA AMELIA
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Remaja yang mengalami masalah kehidupan seks terus bertambah, akibat pola
hidup seks bebas. Perilaku seksual yang semakin terlihat wajar dilakukan dikalangan
mahasiswadapat menjadi gambaran mengenai informasi maupun pengetahuan mahasiswa
terhadap masalah seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan tentang perilaku seksual pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi yang diambil adalah mahasiswa di Stikes Ngudi Waluyo sebanyak
1612 mahasiswa ,jumlah sampel 100 responden dan teknik pengambilan sampel
menggunakan Accidental Sampling. Analisa data yang digunakan yaitu analisis univariat.
Hasil penelitian didapatkan gambaran tingkat pengetahuan tentang perilaku seksual
pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo dari 100 responden sebagian besar memiliki
pengetahuan baik yaitu 90,0%, meliputi pengetahuan baik tentang bentuk-bentuk perilaku
seksual 69%, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual 67%, tahap-tahap
perilaku seksual 57%, dan dampak perilaku seksual 68%.
Diharapkan mahasiswa berpengetahuan baik tentang perilaku seksual, dapat
menghindari dirinya dari perilaku seksual terutama sebelum menikah dan karya tulis
ilmiah ini dapat dijadikan bahan informasi dalam penelitian selanjutnya mengenai perilaku
seksual.
Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Seksual
Kepustakaan : 18 (2002-2012)
ABSTRACT
Adolescents who experience sexual problems has increased due to the free sexual
lifestyle. The sexual behavior which is considered normal among students today can
describes the information and knowledge of students. This study aims to find the
description of the level of knowledge about sexual behavior in students at Ngudi Waluyo
School of Health.
The was a descriptive study with Cross Sectional approach. The population in this
study was 1612 students at Ngudi Waluyo School of Health, and the samples were 100
respondents which sampled by using Accidental Sampling technique. Data were analyzed
by using univariate analysis.
The result of this study obtained the descriptions of the level of knowledge about
sexual behavior in students at Ngudi Waluyo School of Health which indicate of 100
respondents, most of them (90%) have a good knowledge. Including of the knowledge
about the forms of sexual behavior by (69%) respondents, the influencing factors of the
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
2
sexual behavior by (67%) respondents, the stages of the sexual behavior by (57%)
respondents, and the impact sexual behavior by (68%) respondents.
It is expected for the students to have a good knowledge about sexual behavior,
must to prevent himself from sexual behavior before marriage, and this scientific paper can
be used as information in further researches about sexual behavior.
Keywords
: Knowledge, Sexual Behavior
Bibliographies : 18 (2002 – 2012)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perilaku
seksual
dan
perkembangan seksual sangat bervariasi
dan sangat multiphase. Perilaku adalah
akhir dari produk sistem interaksi yang
selalu berubah setiap saat, yang menurut
Sadarjoen
bersifat
biopsikososial.
Perkembangan seksual sangat tergantung
pada faktor konstitusional, pengaruh
lingkungan,dan kejadian aksi dental juga
termasuk
pengalaman-pengalaman
1.
traumatik.
Perilaku seks dapat diwujudkan
dalam tingkah laku yang bermacammacam. Mulai dari perasaan tertarik,
berkencan,
berpegangan
tangan,
mencium pipi, berpelukan, mencium
bibir, memegang buah dada di atas baju,
memegang buah dada di balik baju,
memegang alat kelamin di atas baju,
memegang alat kelamin di bawah baju,
dan melakukan senggama.2
Pengetahuan mengenai perilaku
seksual dapat mengurangi aktivitas
seksual. Fakta menyebutkan kurangnya
sosialisasi pengetahuan perilaku seksual
berpotensi menjerumuskan kaum remaja
pada liberalisasi seks. Banyak orang
menganngap hubungan seks sebelum
menikah adalah hal yang wajar.
Keperawanan maupun keperjakaan tidak
lagi menjadi tolak ukur. Asal didasarkan
pada rasa suka sama suka.3
Fenomena dari hasil studi yang
dilakukan Pusat Informasi dan Pelayanan
Remaja (PILAR) PKBI Jateng pada
bulan Oktober 2002 terhadap Mahasiswa
di berbagai Universitas yang ada di
Semarang, hal ini berkaitan dengan
persepsi mahasiswa yang beragam
tentang perilaku seksual. Banyak
mahasiswa yang melakukan hubungan
seks pranikah dikarenakan pada usia
tersebut (remaja akhir 18 tahun sampai
24 tahun), rasa ingin tahu mahasiswa
sangat tinggi. Dalam kasus seksual,
mahasiswa ingin mengetahui tentang
perilaku seksual lebih jauh. Namun
informasi
yang
tersedia
kurang
mendukung, sehingga banyak mahasiwa
mencari informasi lewat internet, buku,
majalah, bahkan dari situs-situs porno.
Hal ini tidak didukung penjelasan dari
ahli seksual, sehingga mahasiswa
mengalami kesalahan persepsi tentang
perilaku seksual.4
Pengetahuan mahasiswa terhadap
perilaku seksual dapat menjadi gambaran
bagaimana
informasi
maupun
pengetahuan
mahasiswa
terhadap
masalah perilaku seksual. Dalam
penelitian ini, responden yang digunakan
ialah mahasiswa yang berasal dari
berbagai program studi yang berada di
STIKES Ngudi Waluyo. STIKES Ngudi
Waluyo merupakan salah satu perguruan
tinggi swasta yang berada di Provinsi
Jawa Tengah, lebih tepatnya di
Kabupaten Semarang, yang menjadi
salah satu kota favorit para pelajar untuk
meneruskan pendidikannya di perguruan
tinggi. STIKES Ngudi Waluyo adalah
salah satu perguruan tinggi swasta
terbesar yang ada di kabupaten Semarang
yang memiliki jumlah mahasiswa yang
banyak dan berasal dari berbagai daerah
yang memiliki gaya hidup dan budaya
yang berbeda-beda. Dan STIKES Ngudi
Waluyo memiliki berbagai disiplin ilmu
kesehatan yang dibagi dalam berbagai
program studi. Mahasiswa STIKES
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
3
Ngudi Waluyo dipilih sebagai responden
karena jumlah mahasiswa yang banyak
serta kredibilitas kampus yang baik di
kabupaten Semarang. Selain itu faktor
dari letak kampus STIKES Ngudi
Waluyo dekat dengan tempat-tempat
hiburan
seperti
bandungan,Candi
Gedongsongo, dekat dengan akses keluar
masuknya orang-orang dari luar kota,
banyaknya hotel-hotel di sekitar kampus,
dan banyaknya tempat-tempat karaoke
malam akan menjadi pengaruh tersendiri
dalam menentukan pengetahuan tentang
perilaku seksual mahasiswa dari apa yang
mereka lihat dan mereka dengar di
sekitarnya (lingkungan).
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilaksanakan di Stikes Ngudi
Waluyo pada bulan Oktober 2013 dengan
wawancara
langsung
kepada
10
mahasiswa yang memberikan keterangan.
Dari pengetahuan seksual didapat 7 dari
10 mahasiswa mengatakan bahwa yang
termasuk perilaku seksual adalah hanya
meraba-raba dada atau alat kelamin
pasangannya di dalam baju, berciuman
bibir, dan melakukan hubungan seksual.
Sedangkan
untuk
berkencan,
berpegangan tangan, berpelukan, dan
mencium pipi tidak masuk dalam
perilaku seksual. Kemudian 3 dari 10
mahasiswa
mengatakan
bahwa
berkencan,
berpegangan
tangan,
berpelukan, mencium pipi, mencium
bibir, meraba-raba dada atau alat kelamin
pasangannya di dalam baju, sampai
dengan berhubungan seksual semua
masuk dalam kategori perilaku seksual.
Sedangkan dari perilaku seksual yang
telah mereka lakukan yaitu 8 orang
(80%) menyatakan pernah berpacaran, 6
orang (60%) pernah berciuman, 7 orang
(70%) pernah berpelukan, 2 orang (20%)
pernah meraba-raba bagian sensitif
pasangannya.
Berdasarkan latar belakang yang
muncul diatas peneliti tertarik untuk
melakukan
penelitian
lebih
jauh
mengenai
“Gambaran
Tingkat
Pengetahuan Tentang Perilaku Seksual
Pada Mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo”.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian
ini
bertujuan untuk
mengetahui
gambaran
tingkat
pengetahuan tentang perilaku seksual
pada mahasiswa Stikes Ngudi
Waluyo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui
gambaran
tingkat
pengetahuan
tentang
bentuk perilaku yang termasuk
dalam perilaku seksual pada
mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo.
b. Untuk mengetahui gambaran
tingkat
pengetahuan
tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual pada mahasiswa
Stikes Ngudi Waluyo.
c. Untuk mengetahui gambaran
tingkat
pengetahuan
tentang
tahap-tahap perilaku seksual pada
mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo.
d. Untuk mengetahui gambaran
tingkat
pengetahuan
tentang
dampak perilaku seksual pada
mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang didapatkan dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
a. Memberikan pengalaman nyata
dalam melaksanakan penelitian
sederhana secara alamiah dalam
rangka mengembangkan diri
dalam melaksanakan fungsi bidan
sebagai peneliti.
b. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti sendiri
tentang bagaimana pengetahuan
tentang perilaku seksual.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui dan menambah
wawasan bagi mahasiswa tentang
perilaku seksual. Juga sebagai wacana
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
4
untuk memberikan penjelasan yang
benar tentang perilaku seksual.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif sesuai yaitu
menggunakan metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara obyektif.5 Sedangkan
metode yang digunakan adalah metode
pendekatan waktu Cross Sectional yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika kolerasi antara faktor-faktor
risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada satu saat.5
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.6
Populasi
dalam
penelitian adalah seluruh mahasiswa
Stikes Ngudi Waluyo sebanyak 1612
mahasiswa.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti.7 Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 100 mahasiswa.
Kriteria Inklusi : Kriteria inklusi adalah
karakteristik umum subyek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau
yang akan diteliti.8 Pada penelitian ini
kriteria inklusi adalah :
a.
Mahasiswa yang masih menjadi
mahasiwa aktif di Stikes Ngudi
Waluyo.
b.
Mahasiswa yang bersedia menjadi
responden.
Kriteria Ekslusi : Kriteria ekslusi adalah
menghilangkan
atau
mengeluarkan
subyek yang tidak layak untuk di teliti.
Pada peneitian ini kriteria eksklusi antara
lain:
a.
Mahasiswa yang sedang praktek.
b.
Mahasiswa yang sedang cuti.
Alat Pengumpulan Data
Jenis Data
Data primer : Data primer diperoleh
dengan memberikan kuesioner oleh
peneliti kepada responden, dengan
menggunakan kuesioner yang telah
disiapkan peneliti sesuai dengan tujuan
penelitian.9 Peneliti memperoleh data
atau materi yang peneliti kumpulkan
sendiri yang diperoleh secara langsung
mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo melalui
penyebaran kuesioner. Dalam penelitian
ini
untuk
memperoleh
gambaran
pengetahuan mahasiswa Stikes Ngudi
Waluyo tentang perilaku seksual.
Data sekunder : Data sekunder adalah
sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data
.9 Peneliti memperoleh data secara tidak
langsung dari objek penelitian, yaitu
data-data yang berasal dari Ketua Stikes
Ngudi Waluyo yaitu data tentang jumlah
mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo yang
berjumlah 1612 mahasiswa.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
yang
dilakukan peneliti yaitu dengan cara
mengumpulkan data secara formal
kepada
subjek
untuk
menjawab
pernyataan, dimana langkah-langkah
dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
1.Setelah memperoleh surat izin untuk
melakukan penelitian dari Program
Studi Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo
peneliti mendatangi responden.
2. Peneliti mendatangi responden dibantu
oleh 4 asisten selama 5 hari yang telah
dilakukan
persamaan
persepsi
sebelumnya dan setiap asisten berada
di masing-masing gedung per program
studi.
Gedung
program
studi
kesehatan
masyarakat,
gedung
program studi farmasi, gedung
program studi ilmu gizi, gedung
program studi D-IV kebidanan dan
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
5
kampus utama gedung program studi
ilmu keperawatan.
3. Peneliti memberikan informasi tentang
tujuan penelitian dan keikutsertaan
dalam penelitian ini kepada calon
responden,
bagi
yang
setuju
berpartisipasi dalam penelitian ini
diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan
penelitian
(informed
consent).
4.Peneliti
membagikan
lembar
persetujuan
penelitian
(informed
consent) kepada responden penelitian
yang bersedia berpartisipasi dalam
penelitian untuk ditandatangani.
5. Peneliti membagikan kuesioner pada
responden
dan
meminta
agar
responden
menjawab
seluruh
pertanyaan yang disediakan dalam
kuesioner
pengetahuan
perilaku
seksual.
6. Kuesioner yang telah dikumpulkan
dicek kelengkapan jawabannya.
HASIL PENELITIAN
Hasil Variabel
Pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi
Presentasi
(%)
Baik
90
90,0
Cukup
7
7,0
Kurang
3
3,0
Total
100
100,0
Berdasarkan hasil yang diperoleh secara
keseluruhan
dari
100
responden
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan baik tentang
perilaku seksual yaitu 90 responden
(90,0%), responden yang berpengetahuan
cukup yaitu 7 responden (7,0%), dan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 3
responden (3,0%).
Hasil Sub Variabel
Pengetahuan Bentuk Perilaku Seksual
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Frekuensi
69
28
3
100
Presentasi
(%)
69,0
28,0
3,0
100,0
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan baik tentang
bentuk-bentuk perilaku seksual yaitu 69
responden (69,0%), responden yang
berpengetahuan
cukup
yaitu
28
responden (28,0%), dan responden yang
mempunyai pengetahuan kurang yaitu 3
responden (3,0%).
Pengetahuan Faktor Perilaku Seksual
Pengetahuan
Frekuensi
Presentasi
(%)
Baik
67
67,0
Cukup
30
30,0
Kurang
3
3,0
Total
100
100,0
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan kurang tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perilaku seksual yaitu 3 responden
(3,0%), responden yang berpengetahuan
cukup yaitu 30 responden (30,0%), dan
responden yang berpengetahuan baik
yaitu 67 responden (67,0%).
Pengetahuan Tahap Perilaku Seksual
Pengetahuan Frekuensi
Baik
Cukup
Kurang
Total
57
39
4
100
Presentasi
(%)
57,0
39,0
4,0
100,0
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
6
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan baik tentang
tahap-tahap perilaku seksual yaitu 57
responden (57,0%), responden yang
berpengetahuan
cukup
yaitu
39
responden (39,0%), dan responden yang
berpengetahuan kurang yaitu 4 responden
(4,0%).
Pengetahuan Dampak Perilaku
Seksual
Pengetahuan Frekuensi Presentasi
(%)
Baik
68
68,0
Cukup
31
31,0
Kurang
1
1,0
Total
100
100,0
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai tingkat pengetahuan baik
tentang dampak perilaku seksual yaitu
68 responden (68,0%), responden yang
berpengetahuan
cukup
yaitu
31
responden (31,0%), dan responden yang
berpengetahuan kurang yaitu 1 responden
(1,0%).
PEMBAHASAN
Gambaran Pengetahuan Mahasiswa
Stikes Ngudi Waluyo Tentang Perilaku
Seksual
Pengetahuan mahasiswa Stikes
Ngudi Waluyo meliputi bentuk-bentuk
perilaku seksual, faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual, tahaptahap perilaku seksual, dan dampak
perilaku seksual. Dari 100 responden
didapatkan sejumlah 90 responden
(90,0%)
berpengetahuan
baik,
7
responden (7,0%) berpengetahuan cukup,
dan 3 responden (3,0%) berpengetahuan
kurang.
Berdasarkan
analisis
dan
interpretasi data tersebut menunjukkan
bahwa sebesar 90 responden (90,0%)
memiliki pengetahuan baik, hal ini
terbukti dari responden yang menjawab
benar tentang bentuk-bentuk perilaku
seksual (85%), faktor-faktor yang
menyebabkan perilaku seksual (86%),
tahap-tahap perilaku seksual (84%),
dampak perilaku seksual (87%).
Tingginya pengetahuan responden
tentang perilaku seksual disebabkan
karena tingkat pendidikan responden
yang tinggi. Dan terlebih lagi responden
adalah mahasiswa ilmu kesehatan,
meskipun tidak dalam semua program
studi terdapat mata kuliah yang
membahas tentang perilaku seksual tetapi
faktor lingkungan teman sebaya sebagai
lingkungan yang sangat berpengaruh
dalam keseharian akan ikut berperan
serta memberikan informasi lebih. Pada
umumnya pengetahuan yang tidak
terserap dengan baik dari bangku
perkuliahan atau informasi yang kurang
akan menimbulkan perasaan tertarik
untuk mengetahuinya dari sumber yang
lain,
terutama
mengenai
seks.
Pengetahuan, pendidikan dan informasi
dapat diperoleh dari banyak sumber
seperti media massa, internet, majalah,
jurnal, buku, dan sosial media.
Namun
hasil
penelitian
juga
menunjukkan bahwa sebesar 3 responden
(3,0%) berpengetahuan kurang. Terbukti
dari responden yang salah menjawab
kuesionertentang bentuk-bentuk perilaku
seksual (74%), faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual (77%),
tahap-tahap perilaku seksual (76%), dan
dampak perilaku seksual (77%). Hal ini
bisa dikarenakan pengetahuan mahasiswa
materi tentang hal yang berhubungan
dengan masalah perilaku seksual hanya
menjabarkan perilaku seksual secara
umum dan sub materi yang mencakup
tentang perilaku seksual hanya sebatas
dampak dari perilaku seksual tersebut
dan tidak di setiap program studi
mendapatkan
mata
kuliah
yang
berhubungan dengan perilaku seksual.
Sehingga materi tentang perilaku seksual
khususnya
tentang
bentuk-bentuk
perilaku seksual, faktor-faktor yang
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
7
mempengaruhi perilaku seksual, tahaptahap perilaku seksual dan dampak
perilaku seksual tidak tersampaikan
secara mendalam.
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang Bentuk-bentuk Perilaku
Seksual
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan baik tentang
bentuk-bentuk perilaku seksual yaitu 69
responden (69,0%), responden yang
berpengetahuan
cukup
yaitu
28
responden (28,0%) dan responden yang
berpengetahuan kurang yaitu 3 responden
(3,0%).
Dari data di atas sebagian besar
responden memiliki pengetahuan baik.
Hal ini terbukti dari dari responden yang
menjawab berpegangan tangan tidak
menimbulkan rangsangan seksual (83%),
mahasiswa tidak boleh melakukan
masturbasi (82%), Sebelum menikah
tidak wajar jika melakukan seksual
intercourse (74%), petting bentuk
perilaku seksual yang harus dihindari
(76%), ciuman basah atau ciuman kening
tidak perlu dilakukan (85%), dan
berpelukan tidak dibenarkan untuk
dilakukan (85%).
Dan untuk yang berpengetahuan
kurang yaitu sebanyak 3 responden
(3,0%). Hal ini terlihat dari adanya
responden yang bertanya kepada peneliti
mengenai kuesioner yang diberikan
tentang bentuk-bentuk perilaku seksual.
Misalnya saja pada item pertanyaan
mengenai petting yang tidak semua
responden mengetahui petting adalah
bentuk perilaku seksual dan istilah
tentang petting itu sendiri yaitu hanya
sebesar (76%) yang mengetahuinya.
Karena informasi yang didapatkan
kurang di bangku pendidikan tidak
ditunjang dengan pencarian informasi
pada media yang lain, teman sepergaulan
atau
dari
keluarga
sehingga
pengetahuanpun akan kurang. Padahal
seorang psikolog seks, Zoya Amirin,
dalam
Lensa
Indonesia
(2013)
mengatakan bahwa keluarga bisa menjadi
sumber pendidikan seks yang positif bagi
remaja
karena
keluarga
adalah
lingkungan yang dikenal anak untuk
pertama kalinya. Orang tua juga telah
mengalami masa-masa yang dialami oleh
anak-anak mereka.
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang
Fakto-faktor
Yang
Menyebabkan Perilaku Seksual
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa responden
yang mempunyai pengetahuan kurang
yaitu 3 responden (3,0%), responden
yang berpengetahuan cukup yaitu 30
responden (30,0%) dan responden yang
berpengetahuan baik yaitu 67 responden
(67,0%).
Dilihat dari hasil penelitian di atas
sebagian
besar
responden
berpengetahuan baik yaitu 67 reponden
(67,0%) yang terbukti dari hasil analisa
kuesioner yang dijawab responden benar
mengenai penundaan usia perkawinan
adalah faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual (77%), peningkatan
hormon
testosteron
mempengaruhi
perilaku seksual (80%), melakukan
hubungan seksual sebelum menikah
bukan termasuk norma budaya (86%),
sumber informasi yang tidak jelas
mempengaruhi perilaku seksual (80%),
pergaulan
yang
semakin
bebas
mempengaruhi perilaku seksual (79%),
dan pengaruh dari lingkungan khususnya
teman lebih besar daripada pengaruh
asuhan orang tua dalam membentuk pola
perilaku seksual remaja (78%). Dari hasil
perbandingan persentase ini tampak item
soal tertinggi yang dijawab benar
sebanyak (86%) ,yaitu mengenai norma
budaya dalam hal faktor yang
mempengaruhi
perilaku
seksual.
Lingkungan yang ada di sekitar
responden yaitu lingkungan yang sangat
dekat dengan kampus. Selain itu
lingkungan masyarakat yang berada di
sekitar kampus sangat taat dengan norma
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
8
dan peraturan yang berlaku, baik secara
hukum aturan negara maupun secara
hukum agama. Lingkungan yang baik
dan
kondusif
seperti
ini
akan
mempengaruhi faktor-faktor dari perilaku
seksual
itu
sendiri.
Lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok. Salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu sosial budaya.9
Hasil penelitian juga menyebutkan
sebanyak
30
responden
(30,0%)
berpengetahuan cukup dan 3 responden
berpengetahuan kurang (3,0%). Dilihat
dari
responden
yang
menjawab
kuesnioner pernyataan tentang faktor
yang mempengaruhi perilaku seksual
salah sebanyak (77%) pada item
penundaan usia perkawinan termasuk
pada faktor yang mempengaruhi perilaku
seksual. Dari persentasi ini tampak
bahwa mahasiswa berpendapat usia
perkawinan tidak menjadi pengaruh
penting dalam faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual. Padahal penundaan usia
perkawinan merupakan penyaluran hasrat
seksual yang tidak dapat segera
dilakukan karena adanya penundaan usia
perkawinan tersebut, baik secara hukum
oleh adanya undang-undang tentang
perkawinan yang menetapkan batas usia
minimal (sedikitnya 16 tahun untuk
wanita dan 19 tahun untuk laki-laki).2
3. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang Tahap-tahap Perilaku
Seksual
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan kurang yaitu 4
responden (4,0%), responden yang
berpengetahuan
cukup
yaitu
39
responden (39,0%) dan responden yang
berpengetahuan baik yaitu 57 responden
(57,0%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki
pengetahuan baik. Dengan analisa
penyataan yang dijawab benar mengenai
berpegangan tangan merupakan tahap
perilaku seksual (81%), berciuman
merupakan tahap perilaku seksual sedang
(81%), Mengesplorasi daerah genital
merupakan tahap perilaku seksual tinggi
(76%), petting termasuk tahapan perilaku
seksual tinggi (76%), seksual intercourse
termasuk tahapan perilaku seksual sangat
tinggi (84%), dan masturbasi termasuk
perilaku
seksual
sangat
tinggi
(80%).Pengetahuan responden yang baik
juga dipengaruhi oleh umur. Dimana
responden sebagian besar berumur 20-24
tahun yang masih termasuk pada remaja
tahap akhir (WHO). Dalam tahap ini
remaja akhir ada beberapa fase seperti
minat yang akan semakin mantap dengan
fungsi intelek yang dimilikinya, mencaricari pengalaman baru dengan orang
lain.10
Sedangkan kurangnya pengetahuan 4
responden (4.0%) pertanyaan yang bisa
dijawab hanya (76%) pada item
pernyataan tahap-tahap perilaku seksual
ini.Hal ini kemungkinan dikarenakan
faktor informasi yang diterima tentang
tahap-tahap perilaku seksual kurang.
Karena pada penjabaran tentang perilaku
seksual yang didapatkan di bangku
perkuliahan tidak menjelaskan secara
rinci sampai dengan tahap-tahap perilaku
seksual. Salah satu faktor predisposisi
yang mendasari terjadinya perilaku
adalah pendidikan. Perubahan perilaku
dengan pendidikan akan menghasilkan
perubahan yang efektif.11
4. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang Dampak Perilaku Seksual
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan kurang yaitu 4
responden (4,0%), responden yang
berpengetahuan
cukup
yaitu
39
responden (39,0%) dan responden yang
berpengetahuan baik yaitu 57 responden
(57,0%).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat diketahui bahwa sebesar 57
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
9
responden (57%) memiliki pengetahuan
yang baik tentang dampak perilaku
seksual, hal ini terbukti dari responden
yang menjawab benar pada item
pernyataan stres dan depresi merupakan
dampak fisiologis hubungan seksual
sebelum menikah (77%), hubungan
seksual
sebelum
menikah
akan
mengakibatkan seseorang menjadi orang
tua tunggal (79%), kehamilan tidak
diinginkan bisa menyebabkan aborsi
tidak aman (87%), perilaku seksual
sebelum menikah dapat menyebabkan
timbulnya gangguan emosi (80%), PMS
adalah akibat dari seks setelah menikah
(79%), dan perasaan dendam yang timbul
akibat kemarahan berkepanjangan yang
dialami seseorang yang hamil di luar
nikah (80%).
Dari hasil tersebut tampak bahwa
mereka sudah banyak paham mengenai
dampak perilaku seksual, walaupun
masih ada persentase responden yang
menjawab item pernyataan salah pada
item pernyataan dampak perilaku seksual
ini. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui proses melihat dan
mendengar.12
Pengetahuan
bisa
didapatkan dari proses belajar baik dalam
pendidikan formal maupun non formal.
responden
(28,0%)
dan
yang
berpengetahuan kurang yaitu 3
responden (3,0%).
3. Pengetahuan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku seksual
pada mahasiswa Sikes Ngudi Waluyo
sebagian besar berpengetahuan baik
yaitu sebanyak 67 responden
(67.0%), yang berpengetahuan cukup
yaitu sebanyak 30 responden
(30,0%), dan yang berpengetahuan
kurang yaitu 3 responden (3,0%).
4. Pengetahuan tentang tahap-tahap
perilaku seksual pada mahasiswa
Stikes Ngudi Waluyo sebagian besar
berpengetahuan baik yaitu sebanyak
57
responden
(57.0%),
yang
berpengetahuan cukup yaitu 39
responden (39,0%), dan yang
berpengetahuan kurang yaitu 4
responden (4,0%).
5. Pengetahuan tentang dampak perilaku
seksual pada mahasiswa Stikes Ngudi
Waluyo
sebagian
besar
berpengetahuan baik yaitu sebanyak
68 responden (68.0%), sedangkan
yang berpengetahuan cukup yaitu 31
responden (31,0%), dan yang
berpengetahuan kurang yaitu 1
responden (1,0%).
PENUTUP
Saran : Dari hasil penelitian dan analisa
serta kesimpulan, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Pedidikan
Agar ilmu mengenai perilaku seksual
yang pengetahuannya sudah baik
dapat
diaplikasikan,
yang
pengembangannya dapat melalui
bimbingan konseling yang ada di
kampus.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan agar dapat digunakan
sebagai bahan informasi dan sumber
data untuk peneliti selanjutnya dalam
penelitian tentang perilaku seksual.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan
mahasiswa
yang
berpengetahuan
baik
tentang
Kesimpulan
1. Pengetahuan tentang perilaku seksual
pada mahasiswa Stikes Ngudi
Waluyo
sebagian
besar
berpengetahuan baik yaitu sebanyak
90
responden
(90,0%),
yang
berpengetahuan cukup yaitu 7
responden
(7,0%),
dan
yang
pengetahuan
kurang
yaitu
3
responden (3,0%).
2. Pengetahuan tentang bentuk-bentuk
perilaku seksual pada mahasiswa
Stikes Ngudi Waluyo sebagian besar
berpengetahuan baik yaitu sebanyak
69 responden (69.0%), sedangkan
yang berpengetahuan cukup yaitu 28
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
10
perilaku seksual, dapat menghindari
dirinya dari perilaku seksual
terutama sebelum menikah.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sadarjoen. 2004. Perilaku Seksual
Remaja.Http://www.JawaPos.com
.diakses 24 Oktober 2013.
Sarwono, S. W. 2003. Psikologi
Remaja. Jakarta : PT. Raja Gravindo
Persada.
Surbakti, E. B. 2009. Kenalilah Anak
Remaja Anda. Jakarta : PT. Alex
Media Komputindo.
PKBI. Jurnal Perilaku Seksual.
Diakses 25 Oktober 2013.
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Bineka Cipta.
Sugiyono. 2008. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
7.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
8. Nursalam.
2003.
Konsepdan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
9. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
10. Soetjiningsih.
2007.
Tumbuh
Kembang
Remaja
dan
Permasalahannya. Jakarta : CV.
Sagung Seto.
11. Kholid, Ahmad. 2012. Promosi
Kesehatan dengan Pendekatan Teori
Perilaku, Media, dan Aplikasinya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
12. Notoatmodjo, S. 2003. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Bineka Cipta.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO TENTANG PERILAKU
SEKSUAL
11
Download