LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA TN. S DENGAN POST HERNIORAPHY DI RSUD AMBARAWA 123 Mukahar1, Joyo Minardo2, Tri Susilo3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran [email protected] ABSTRAK Hernia adalah prostrusi atau penonjolan suatu organ defek atau lemah dari dinding rongga bersangkutan atau melalui tulang pada struktur disekitarnya. Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis pada pasca bedah mungkin disebabkan oleh luka operasi. Nyeri adalah keadaan ketika individu mengalami dan melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan manajemen non farmakologis yang digunakan untuk mengontrol nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam digunakan karena dapat melepaskan ketegangan emosional dan otot yang dapat meningkatkan perasaan kontrol sehingga dapat meningkatkan kemampuan koping individu terhadap nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengelolaan nyeri pada klien dengan post hernioraphy di RSUD Ambarawa. Metode yang digunakan adalah memberikan berupa pengelolaan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan untuk mengatasi nyeri. Pengelolaan nyeri dilakukan selama 3 hari pada Tn. S. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan didapatkan nyeri pada luka post operasi yang dirasakan berkurang dan tidak menyebabkan masalah komplikasi lain akibat dari adanya nyeri pada luka post operasi pada klien. Saran bagi perawat di rumah sakit agar menerapkan teknik manajemen nyeri relaksasi nafas dalam untuk penunjang pengelolaan nyeri pada klien. Kata kunci: Pengelolaan nyeri Kepustakaan: 21 (2000-2013) mendesak dan dapat mempengaruhi PENDAHULUAN Era globalisasi merupakan era dimana perkembangan pola ilmu hidup serta kesehatannya sehingga menyebabkan kerja tubuh pengetahuan dan teknologi semakin yang berkembang dengan pesat, sejalan kelelahan dengan berbagai organ tubuh. Kesehatan permasalah komplek, hal tersebut, manusiapun salah satunya maka semakin berat manusia yaitu dan serta juga menimbulkan kelemahan dipengaruhi dari oleh berbagai faktor yaitu seperti penyakit kebutuhan ekonomi yang semakin menular maupun 1 tidak menular, Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 2 diantaranya: hipertensi, stroke, Penyebab penyakit hernia diabetes mellitus, diare, DHF, dan yaitu dengan bekerja berat untuk hernia maupun penyakit neoplasma memenuhi lainnya yang dapat menyebabkan mengangkat benda berat, kebiasaan kematian di dunia maupun kalangan mengkonsumsi masyarakat (Sugeng & Weni, 2010). serat, Di Indonesia hernia kebutuhan yang konstipasi seperti makanan dapat kurang menyebabkan sehingga mendorong menempati urutan ke delapan dengan mengejan saat defekasi. Selain itu, jumlah 291.145 kasus. Untuk data di batuk, Jawa Tengah, mayoritas penderita berpengaruh dalam meningkatkan selama bulan Januari-Desember 2007 tekanan intra abdominal sehingga diperkirakan penderita. terjadi kelemahan otot-otot abdomen Peningkatan angka kejadian Penyakit yang dapat menimbulkan terjadinya Hernia di hernia inguinalis, yang dapat menjadi Indoneisa khusunya Provinsi Jawa hernia scrotalis bila kantong hernia Tengah bisa disebabkan karena ilmu inguinalis mencapai scrotum. Bisa pengetahuan dan teknologi semakin juga karena orang yang mempunyai berkembang dengan pesat, sejalan penyakit dengan tonjolan dilipat dengan maka paha kemudian dibawa ke dukun permasalahan manusiapun semakin sebelum dibawa ke rumah sakit atau komplek, dokter. 425 Inguinalis hal Lateralis tersebut, salah satunya yaitu kehamilan, Ada dapat pula juga sebagian kebutuhan ekonomi yang semakin masyarakat yang merasa malu bila mendesak. Hal tersebut menuntut diketahui manusia untuk berusaha memenuhi demikian, sehingga hal-hal inilah kebutuhannya dengan usaha yang yang kadang kala memperlambat ekstra, tentunya itu mempengaruhi penanganan penyakit dan khususnya pola hidup dan kesehatannya yang hernia. Dapat juga karena sebab dapat menyebabkan kerja tubuh yang didapat atau anomali kongenital. Di berat Indonesia setiap tahun diperkirakan yang kelelahan dapat dan menimbulkan kelemahan berbagai organ tubuh. dari 40 ribu menderita mempunyai penduduk penyakit penyakit Indonesia hernia dan sebagian besar diperbaiki dengan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 3 pembedahan. Hernia inguinalis Tn. S dengan post hernioraphy di adalalah jenis hernia yang paling RSUD Ambarawa. banyak ditemui dan hamper 75% METODE penyandang hernia mengalami jenis ini (Wahyuni, 2006). Hernia merupakan prostrusi Metode yang adalah memberikan berupa perawatan digunakan pengelolaan pasien dalam atau penonjolan isi suatu rongga memenuhi kebutuhan pencegahan melalui defek atau bagian lemah dari nyeri. Pengelolaaan ini dilakukan dinding bersangkutan selama 3 hari pada Tn. S. Tehnik Menurut pengumpulan data dilakukan dengan rongga (NANDA, 2013). Sjamsuhidajat dan Jong (2005), menggunakan tehnik wawancara, bahwa hernia dapat disebabkan oleh: pemeriksaan fisik, observasi, anomali congenital atau karena sebab pengkajian primer dan sekunder. yang dapat dijumpai pada setiap usia, HASIL DAN PEMBAHASAN lebih banyak pria dari pada wanita, prosedur vaginalis nyeri sebagai suatu sensasi yang terbuka sensoris subyektif dan pengalaman dengan anulus inguinalis yang benar, emosional yang tidak menyenangkan peningkatan tekanan dalam rongga berkaitan dengan kerusakan jaringan perut yang aktual atau potensial atau yang secara kronik, obesitas kehamilan, mengangkat beban berat. Berdasarkan observasi dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. Respon didapatkan data pada bulan desember nyeri adalah respons setempat dari 2014 penderita hernia sebanyak 13 sistem syaraf pusat terhadap nyeri. pasien, pada bulan januari sebanyak Respon ini adalah respons adaptif 14 dan pasien sebanyak dan bulan 9 pasien. februari melindungi Berdasarkan kerusakan medical record RSUD Ambarawa, penulisan 2014. pengelolaan Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengangkat tertarik Karya Tulis untuk Ilmiah dengan judul pengelolaan nyeri pada jaringan lebih ini lanjut. untuk nyeri dari Tujuan mengetahui pada post hernioraphy di RSUD Ambarawa. penulis memprioritaskan diagnosa nyeri sebagai diagnosa pertama pascaoperasi karena Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 4 menurut Hierarki Maslow, kesejahteraan individu. Nyeri juga kebutuhan dasar manusia dibagi menyebabkan isolasi sosial, depresi menjadi yaitu: dan perubahan konsep diri. Ini kebutuhan memerlukan tindakan keperawatan lima kebutuhan tingkatan, fisiologis, keselamatan dan rasa aman, yang lama, mengembangkan kebutuhan rasa cinta memiliki dan hubungan dimiliki, harga diri, dan aktualisasi pasien berpusat pada kemampuan, diri. membina untuk aktualisasi mencapai diri, kebutuhan individu harus interpersonal dan dengan mempertahankan hubungan peduli yang meyakinkan memenuhi kebutuhan dari tingkat bahwa terendah yaitu kebutuhan fisiologis. meningkatkan harga diri pasien, dan Kebutuhan fisiologis klien seperti memperoleh rasa percaya pasien. Hal makan, minum, BAB, BAK, serta ini membuat pasien merasa nyaman tempat dan aman dan mempertahankan gaya tinggal sudah terpenuhi. Sedangkan kebutuhan keselamatan pasien berharga, hidup yang lebih baik. dan rasa aman klien belum terpenuhi Hasil dari evalusi selama karena klien menyatakan nyeri pada pengelolaan 3 hari dengan klien area operasi. Masalah nyeri tersebut mengatakan nyeri setelah operasi akan berkurang dengan sangat mengganggu skala kenyamanan klien. Jika nyeri tidak mengajarkan segera akan menggunakan teknik relaksasi nafas menimbulkan nyeri yang bertambah dalam. Pasien tampak rilek dan dan dapat mempengaruhi kebutuhan senang. Hal tersebut sesuai dengan fisiologis yang penelitian gangguan istirahat diatasi ketidakmampuan maka lain misalnya tidur dan pasien, imobilisasi kepada 2, Endah dkk klien (2011) menunjukan bahwa teknik relaksasi berpengaruh terhadap respon pada individu, sehingga kondisi ini adaptasi nyeri disebabkan oleh luka akan merusak kemampuan individu operasi. untuk melakukan aktivitas perawatan relaksasi terhadap respon adaptasi diri. Oleh karena itu, pendekatan nyeri. Ada pengaruh teknik kesehatan holistik menjadi intervensi yang penting untuk mempertahankan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 5 Implementasi pada Tn. S KESIMPULAN Dari hasil pengkajian sesuai dengan intervensi yang telah diperoleh data subyektif yaitu Pasien direncanakan, yaitu mengkaji tingkat mengatakan nyeri bagian luka post nyeri dan karakteristiknya, mengukur operasi dengan hasil penkajian nyeri: skala nyeri dan tanda-tanda vital, Provocative: operasi memberikan posisi tirah baring, dan timbul saat digerakan dan batuk, mengajarkan teknik relaksasi nafas Quality: Seperti di iris-iris, Region: dalam. Nyeri luka Dibagian daerah post operasi, Scale: Evaluasi dari pengelolaan Skala 6, Time: Terus menerus timbul nyeri penulis lakukan selama 3 hari kira-kira 1 menit. Data obyektif pada Tn. S dengan masalah nyeri adalah tekanan darah 160/100 mmhg, teratasi. Nadi SARAN 88x/menit, pasien tampak lemah dan meringis kesakitan Saran bagi perawat rumah sakit Diagnosa keperawatan pada diharapkan dapat melakukan Tn. S adalah nyeri berhubungan pengelolaan nyeri pada pasien post dengan diskontinuitas jaringan. hernioraphy sebelum nyeri yang Intervensi pada Tn. S antara dirasakan sehingga nyeri yang lain yaitu kaji skala nyeri dan dirasakan tidak mengganggu aktifitas karakteristiknya, klien. mengetahui rasional skala nyeri untuk dan karakteristinya, kaji tanda-tanda vital klien rasional untuk mengetahui batas normal tanda-tanda vital, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri rasional untuk mengurangi rasa nyeri dengan cara nafas dalam, kolaborasikan dengan tim medis tentang pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri. DAFTAR PUSTAKA Ardian, R., & G., M. Adwan. (2013). Penyakit Hati Lambung Usus dan Ambeie edisi 1. Yogyakarta: Nuha Medika. Bararah & Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional Jilid 2. (Umi Arthelia Kurniati, Penerjemah). Jakarta: Pustakarya. Boerley & Grace. (2006). Al A Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 6 Bradero, M.dkk. (2008). Prinsip dan Praktik Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC. Carpenito, L.J. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10 (Yasmin Asih, Penerjemah). Jakarta: EGC. Diyono & Mulyani, S. (2013). Keperawatan Medika Bedah Sistem Pencernaan edisi 1. Jakarta: Prenada Media Group. Doenges, M.E., & Moorhouse, M.F. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 (Monica Ester dan Yasmin Asih, Penerjemah). Jakarta: EGC. Endah, E.N., Herniyatun., & Safrudin, ANS. (2011). Pengaruh Teknik Distraksi Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi di PKU Muhammadiyah Gombong. Mei 12, 2014. http://ejournal.stikesmuhgombong.ac .id/index.php/JIKK/article/view/23.c om. Hidayat, A.A. (2009). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Ibrahim, (2006). Operasi Hernia Dengan Metode Kugel. April 5, 2014. http://www.hernia/fajar Online.co.id. Kusala. (2008). Hernia Inguinalis. April 5, 2014. http: //www.hernia. Inguinali/dalam. NANDA. (2013). Panduan Penyuluhan Asuhan Keperawatan Profesional Jilid 1.(Amin Huda Nurarif. Hardhi Kusuma, Penerjemah) Medika. Yogyakarta: Prima Nugroho. (2008). Pascaoperasi hernia datang lagi. April 5, 2010. http://www.sindotechno.com. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 1 & 2 (Renata Komalasari, Monica Ester, Devi Yulianti, Intan Parulian, Penerjemah). Jakarta: EGC. Price. A., Sylvia. (2005). Patofisiologi Edisi 6 Jilid 1 (Huriawati Hartanto, Penerjemah). Jakarta: EGC. Rendy, N., C. & Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Rohmah & Walid. (2010). Proses keperawatan teori dan aplikasi. Yogyakarta: arrruz. Sjamsuhidajat, R., & Jong, W.D. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 1 & 2 (Agung Waluyo, Monica Ester, Yasmin Asih, Andry Hartono, Penerjemah). Jakarta: EGC. Sugeng, J., & Weni, K. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogjakarta: Nuha Medika. Wahyuni. (2006). Tentang Penyakit Hernia. April 5, 2014. http://www.medikaholistik.com. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 7 Wilkinson, J. M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan kriteria hasil NOC Edisi 7. (Widyawati, Syahirul Alimi, Elsi Dwihapsari, Intan Sari Nurjanah, Penerjemah.). Jakarta: EGC. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo