Paper Title (use style: paper title)

advertisement
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
PENGEMBANGAN MODUL ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN BERBASIS
KURIKULUM 2013 DI SMKN 1 MAGETAN
Ulfanoor Rosidah dan Durinta Puspasari
Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
e-mail [email protected]; [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan bahan ajar berupa modul. Modul yang
dihasilkan dirancang secara sistematis untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Modul ini dikembangkan menggunakan model 4D Trianto (2011) sebagai landasan. Subjek
dari penelitian ini adalah 20 siswa kelas XII APK 4 jurusan Administrasi Perkantoran SMKN 1 Magetan.
Analisis data dilakukan dengan hasil validasi ahli dan respon siswa. Hasil validasi menurut ahli secara
keseluruhan diperoleh persenrase sebesar 82,34% dan dinyatakan sangat layak. Sedangkan angket respon
siswa secara keseluruhan diperoleh persentase sebesar 82,81% dan dinyatakan sangat layak. Hasil
keseluruhan diperoleh rata-rata persentase sebesar 82,57% dengan kriteria sangat layak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa modul administrasi humas dan keprotokolan berbasis kurikulum 2013 di SMKN 1
Magetan layak digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran di SMKN 1 Magetan.
Kata Kunci: Modul, Bahan Ajar, Pengembangan
Abstract
This study aims to develop teaching materials in the form of modules. Modules are produced
designed systematically to facilitate students in understanding the learning materials. This module was
developed using the 4D model Trianto (2011) as the cornerstone. The subject of this research is 20
students of class XII APK four majors Administrative SMK 1 Magetan. Data analysis was performed with
the results of expert validation and student response. According to the expert validation results obtained
persenrase overall by 82,34% and otherwise very decent. While the overall student questionnaire
responses obtained by percentage of 82,81% and otherwise very decent. The overall results obtained an
average percentage of 82,57% with a very decent criteria. It concluded that the administration of public
relations and protocol module-based curriculum, 2013 in SMK 1 Magetan fit for use as teaching material
in the learning process in SMK 1 Magetan.
Keywords : Module, Teaching Material, Development
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. (Prastowo 2014: 26)
Berdasarkan hal tersebut, bahan ajar diperlukan oleh
guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dimana guru berlaku sebagai fasilitator dengan
menggunakan bahan ajar sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran. Di samping itu, dengan adanya bahan ajar
proses pembelajaran menjadi semakin mudah sehingga
mendorong dan mempengaruhi minat siswa untuk terus
belajar secara mandiri dan proses pembelajaran menjadi
semakin lebih efektif.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
penulis, SMKN 1 Magetan merupakan salah satu sekolah
menengah kejuruan yang menerapkan Kurikulum 2013
dalam proses pembelajarannya. Kurikulum 2013 ini
menuntut perubahan dalam pembelajaran di sekolah, salah
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan terpenting dalam
kehidupan. Melalui pendidikan akan tercipta sumber daya
manusia yang berkompeten dan unggul sehingga mampu
bersaing di era teknologi dan informasi seperti sekarang
ini. Tercapainya tujuan dalam pendidikan juga tidak lepas
dari upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam
upaya memperbaiki mutu pendidikan Menteri Pendidikan
mengupayakan adanya perbaikan dan pengembangan
komponen pendidikan. Adapun komponen-komponen
tersebut antara lain pendidik, kurikulum, serta bahan ajar.
Bahan ajar itu sendiri menurut adalah segala bahan (baik
informasi, alat, maupun teks) yang sudah secara dirancang
secara sadar dan sistematis untuk pencapaian kompetensi
peserta didik secara utuh dan digunakan dalam proses
1
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
satunya pembelajaran yang pada hakekatnya berpusat
pada siswa yaitu pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan pendekatan saintifik yang terdiri dari
mengamati, menanya, eksperimen/eksplorasi, asosiasi,
dan komunikasi. Hal itu menuntut siswa lebih aktif dalam
belajar untuk menambah wawasan pengetahuan salah satu
caranya yaitu dengan banyak membaca sehingga bahan
ajar memegang peranan penting di dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis,
SMKN 1 Magetan khususnya program keahlian
Administrasi Perkantoran mata pelajaran Administrasi
Humas dan Keprotokolan sering kali mengalami kesulitan
dikarenakan kurangnya bahan ajar yang dapat dijadikan
sumber belajar bagi siswa sehingga mereka menggunakan
handout sebagai bahan ajar. Handout itu sendiri
merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang
guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
Menurut Prastowo (2011:79) handout adalah bahan
pembelajran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini
bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap
kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada
peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta
didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses
pembelajaran. Selain itu SMKN 1 Magetan khususnya
kelas XII dalam proses pembelajarannya hanya terdapat
17 minggu efektif dari total 26 minggu pada semester
ganjil dan hanya 7 jam pembelajaran pada setiap
minggunya. Hal ini tidak sejalan dengan banyaknya
materi yang harus dikuasai siswa pada mata pelajaran
Administrasi Humas dan Keprotokolan.
Adapun solusi yang dapat dilakukan adalah dengan
mengembangkan bahan ajar dalam bentuk modul. Modul
yang dikembangkan akan disusun berdasarkan Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2009) yang
terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir serta modul akan disusun sesuai dengan
Kurikulum 2013. Dimana kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang mengutamakan aspek afektif, kognitif,
dan psikomotorik. Siswa dituntut untuk paham terhadap
materi, aktif dalam proses berdiskusi, dan presentasi serta
memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi.
Maka dari itu perlu adanya konsep pembelajaran yang
matang sehingga dapat mengarahkan siswa untuk sampai
pada standar kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan
Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis
Kurikulum 2013 di SMKN 1 Magetan”.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan
masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
pengembangan modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1
Magetan, (2) Bagaimana kelayakan modul Administrasi
Humas dan Keprotokolan berbasis Kurikulum2013 di
SMKN 1 Magetan. (3) Bagaimana respon siswa setelah
menggunakan modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan berbasis Kurikulum2013 di SMKN 1
Magetan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1)
Mendeskripsikan pengembangan modul Administrasi
Humas dan Keprotokolan berbasis Kurikulum 2013 di
SMKN 1 Magetan. (2) Menganalisis kelayakan modul
Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis
Kurikulum 2013 di SMKN 1 Magetan. (3) Menganalisis
respon siswa terhadap kelayakan modul Administrasi
Humas dan Keprotokolan berbasis Kurikulum 2013 di
SMKN 1 Magetan.
Batasan dari penelitian ini adalah (1) Pengembangan
modul berbasis Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Administrasi Humas dan Keprotokolan hanya dibatasi
pada Kompetensi Dasar Ruang Lingkup Keprotokolan.
(2) Penelitian ini hanya berlaku di SMKN 1 Magetan
tahun ajaran 2015/2016. (3) Hasil dari pengembangan
modul
pembelajaran berbasis kurikulum 2013
diujicobakan secara terbatas hanya pada 20 siswa kelas
XII APK 4.
Belajar dan Pembelajaran
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamanya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya (Slameto, 2012:2). Belajar juga diartikan
sebagai modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya menginingat, akan tetapi
lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan (Hamalik, 2012:36). Belajar secara
umum diartikan pula sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto, 2011:16).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku karena adanya
pengalaman. Perubahan tingkah laku dapat berupa
perubahan ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
pemahaman dan apresiasi. Adapun pengalaman dalam
proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu
dengan lingkungan.
Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan
komunikatif antara pendidik dengan peserta didik, sumber
2
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi
yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta
didik, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dihadiri
guru secara fisik maupun tidak, untuk menguasai
kompetensi yang telah ditentukan (Arifin, 2009).
Sehingga pembelajaran dianggap sebagai usaha sadar
dari guru untuk membuat siswa belajar, dengan tujuan
terjadinya perubahan tingkah laku siswa, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama karena
adanya usaha.
belajar dengan mandiri atau dengan seseorang fasilitator
atau guru (Prastowo, 2014:104). Sedangkan menurut
Suharman (dalam Prastowo 2014) modul adalah suatu
program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh
peserta didik secara perseorangan (self instruksional)”.
Modul memiliki fungsi sebagai berikut: a) Bahan ajar
mandiri yaitu penggunaan modul dalam proses
pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung
kepada kehadiran pendidik; b) Pengganti fungsi pendidik
yaitu modul sebagai bahan ajar yang harus mampu
menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah
dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan
dan usia mereka; c) Sebagai alat evaluasi yaitu dengan
modul peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan
menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi
yang telah dipelajari; d) Sebagai bahan rujukan bagi
peserta didik yaitu modul mengandung berbagai materi
yang harus dipelajari oleh peserta didik” (Prastowo,
2014:107-108).
Secara umum dapat disimpulkan bahwa fungsi modul
adalah sebagai bahan ajar mandiri, bahan rujukan serta
sebagai alat evaluasi bagi peserta didik.
Untuk
menghasilkan
modul
yang
mampu
meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul
harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan yaitu
1) Self Instruction untuk memungkinkan seseorang belajar
mandiri dan tidak tergantuk pada pihak lain; 2) Self
Contained untuk memberikan kesempatan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas; 3)
Berdiri-sendiri supaya tidak tergantung pada bahan
ajar/media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar/media lain; 4) Adaptif agar dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; 5) Bersahabat supaya setiap instruksi dan
paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan (Daryanto, 2013:9).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik modul terdiri dari lima karakteristik, yaitu
self instruction, self contained, berdiri sendiri, adaptif dan
bersahabat.
Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi,
alat maupun teks) yang sudah secara aktual dirancang
secara sadar dan sistematis untuk pencapaian kompetensi
peserta didik secara utuh dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran (Prastowo, 2014:17). Bahan
ajar juga dapat diartikansebagai seperangkat materi yang
disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak
sehingga tercipta lingkungan yang memungkinkan siswa
untuk belajar (Daryanto dan Dwicahyono, 2014:171).
Menurut Prastowo (2014:24), “bahan ajar mempunyai
fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik”.
Adapun fungsi bahan ajar antara lain 1) bagi pendidik;
dapat menghemat waktu mengajar, mengubah peran
pendidik dari seseorang pengajar menjadi seorang
fasilitator, meningkatkan proses pembelajaran menjadi
lebih efektif dan interaktif, sebagai pedoman bagi
pendidik yang akan mengarahkan aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi
yang semestinya diajarkan kepada peserta didik, serta
sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran, 2)
Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain belajar
tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang
lain, peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana
saja ia kehendaki, peserta didik dapat belajar sesuai
kecepatannya masing-masing dan menurut urutan yang
dipilihnya sendiri, membantu potensi peserta didik untuk
menjadi pelajar yang mandiri serta sebagai pedoman
peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasai.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengertian bahan ajar adalah seperangkat materi
yang dirancang secara sadar dan sistematis untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Budiastuti (2015)
berjudul Pengembangan Modul Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Pangkat dan Jabatan Pegawai Sesuai
Kurikulum 2013 pada Siswa XI AP di SMK Negeri 2
Nganjuk. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2
Nganjuk dengan subjek penelitian sebanyak 20 siswa
kelas XI APK. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
modul yang dikembangkan layak secara teoritis dengan
Modul
Pengertian modul adalah perangkat bahan ajar yang
disajikan secara sistematis dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat
3
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
persentase 81% dengan kriteria sangat layak dan secara
empiris mencapai 89% dengan kriteria sangat baik.
merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya
dikelas lain atau disekolah lain.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (R & D).
R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2012:407). Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan bahan ajar berupa
modul pada mata pelajaran Administrasi Humas dan
Keprotokolan Kompetensi Dasar Ruang Lingkup
Keprotokolan.
Penelitian
pengembangan
ini
menggunakan model pendekatan 4D terdiri dari empat
tahap yaitu, pendefinisian (Define), perancangan (Design),
pengembangan (Develop), dan penyebaran (Disseminate).
(Trianto, 2011:189). Adapun bagan model pengembangan
modul dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII
APK 4 SMKN 1 Magetan yang berjumlah 20 orang.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
pengembangan modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan berbasis Kurikulum 2013.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Magetan yang
beralamat di jalan RA Kartini Nomor 6 Magetan.
Penelitian ini dilakukan mulai dari studi pendahuluan
sampai dengan selesai yang diperkirakan kurang lebih 4
bulan.
Teknik Pengembangan Modul
Teknik yang digunakan untuk mengembangkan modul
Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis
Kurikulum 2013 ini adalah kompilasi. Teknik kompilasi
yaitu pengembangan bahan ajar atas dasar buku buku
yang sudah ada di pasaran dan modul yang sudah ada
sebelumnya. Kompilasi dilakukan dengan silabus yang
sesuai dengan Kurikulum 2013. Adapun pengembangan
modul dapat dilakukan dengan beberapa tekhnik, antara
lain; 1) Adaptasi. Modul adaptasi adalah bahan belajar
yang dikembangkan atas dasar buku yang ada dipasaran.
Guru/penulis memilih salah satu buku kemudian buku itu
digunakan dalan kegiatan pembelajaran secara utuh
dengan dilengkapi panduan belajar; 2) Kompilasi. Bahan
ajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang sudah
ada dipasaran, artikel, jurnal ilmiah, dan modul yang
sudah ada sebelumnya. Kompilasi dilakukan oleh
guru/penulis dengan menggunakan Garis-Garis Besar
Program Pembelajaran/Pelatihan (GBPP) atau silabus
yang disusun sebelumnya; 3) Menulis sendiribagi
guru/penulis menulis sendiri modul yang digunakan
dalam pembelajaran adalah pembuktian dirinya sebagai
guru yang profesional (Purwanto, dkk, 2007:10)
Dari pendapat tersebut teknik pengembangan modul
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik
kompilasiyaitu bahan ajar dikembangkan atas dasar bukubuku yang sudah ada dipasaran, artikel, jurnal ilmiah, dan
modul yang sudah ada sebelumnya
Analisis Ujung Depan
Analisis
Tugas
Define
Analisis
Siswa
Analisis
Konsep
Analisis Tujuan Pembelajaran
Penyusunan Modul
Design
Design Awal Modul
Validasi
Develope
Revisi
Uji Coba Terbatas
Disseminate
Pengemasan
Penyebaran
Gambar 1
Model Pengembangan Modul 4D
Sumber: Diadaptasi dari Trianto (2009:190)
Berdasarkan bagan diatas, maka prosedur penelitian
penyusunan modul Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Administrasi Humas dan Keprotokolan Kompetensi Dasar
Ruang Lingkup Keprotokolan sebagai berikut : (1) Tahap
Pendefinisian (Define) tahap ini terdiri dari tahapan
analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis
konsep, analisis tujuan pembelajaran. (2) Tahap
Perancangan (Design), yang dikembangkan atas beberapa
komponen modul yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir modul. (3)
Tahap Pengembangan (Develop). Tahap pengembangan
adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran
berupa modul yang sudah direvisi berdasarkan usulan para
ahli. Tahap ini meliputi telaah, revisi, validasi, uji coba
terbatas. (4) Tahap Penyebaran (Disseminate). Tahap ini
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar
pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah untuk diolah (Arikunto 2009:203). Instrumen
4
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
(1) Lembar Validasi Modul. Lembar validasi modul ini
berisikan tentang pendapat dari para ahli terkait dengan
modul yang dikembangkan oleh penulis. Validasi yang
dilakukan meliputi validasi ahli materi dan ahlli bahasa.
Adapun validasi dilakukan oleh guru Administrasi
Perkantoran SMKN 1 Magetan dan Dosen Pendidikan
Administrasi Perkantoran sebagai ahli materi serta guru
Bahasa Indonesia SMKN 1 Magetan sebagai ahli. Lembar
validasi modul ini digunakan untuk menentukan apakah
modul layak digunakan atau tidak. (2) Lembar Angket
Respons Siswa. Lembar angket ini digunakan dalam
instrumen penelitian dengan tujuan untuk memperoleh
data respons dari siswa terhadap modul yang
dikembangkan. Lembar angket ini berisi tentang pendapat
kelayakan isi, kebahasaan, grafik, dan desain modul.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMK Negeri 1 Magetan beralamatkan di Jalan Kartini
6 Magetan. Adapun visi dari SMKN 1 Magetan adalah
Mewujudkan SMK Negeri 1 Magetan menjadi Sekolah
yang Berkarakter Budaya Bangsa, Berjiwa Wirausaha,
dan Berbudaya Lingkungan. Sedangkan misi SMKN 1
Magetan adalah (1) Melaksanakan pembelajaran yang
berkarakter bangsa, berjiwa wirausaha, dan berbudaya
lingkungan dengan melibatkan semua komponen sekolah
dan stake holder yang terkait. (2) Meningkatkan kualitas
layanan pendidikan dan latihan dengan menerapkan
Sistem
Manajemen
Mutu
ISO
9001:2008,
(3)Meningkatkan mutu
lulusan yang unggul dan
kompetitif berstandar Nasional dan Internasional.
Hasil Penelitian
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1
Magetan.
Pengembangan modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1
Magetan ini menggunakan model pengembangan 4-D
yang meliputi kegiatan Define, Design, Develope dan
Desseminate. Hasil pengembangan modul pembelajaran
untuk siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkatoran
adalah sebagai berikut;
Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap ini adalah tahap pendefinisian tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan analisis berbagai
kebutuhan dalam pengembangan modul. Langkahlangkah tahap ini yaitu dilakukan analisis ujung depan,
analisis tugas, analisis konsep, dan analisis tujuan
pembelajaran.
Analisis ujung depan digunakan untuk menganalisis
masalah dan untuk mengetahui kurikulum yang berlaku
di SMKN 1 Magetan. Masalah yang ada antara lain; 1)
Penggunaan Handout pada proses pembelajaran yang
kurang sesuai untuk mencapai tujuan dari pembelajaran,
2) Keterbatasan waktu dalam pembelajaran formal
disekolah yang menuntut siswa untuk belajar mandiri.
Analisis tugas merupakan analisis prosedural yang
dilakukan
dengan
mengidentifikasi
tahap-tahap
penyelesaian tugas untuk mencapai kompetensi dasar.
Pada tahapan analisis tugas dilakukan analisis prosedural
yang mencakup kegiatan siswa selama menggunakan
modul. Pada tahap ini siswa diminta untuk membaca dan
mempelajari modul yang telah dikembangkan dan
kemudian mengerjakan tugas yang telah disediakan.
Sedangkan untuk memahami tingkat pemahaman siswa
dengan cara aktivitas individu dan aktivitas kelompok.
Tugas disesuaikan dengan kompetensi dasar yaitu Ruang
lingkup keprotokolan. Tugas yang akan dilakukan oleh
siswa adalah sebagai berikut;1) Siswa melakukan langkah
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah cara yang digunakan untuk
mengolah data yang telah dikumpulkan agar memperoleh
hasil dan kesimpulan dalam penelitian. Adapun tekhnik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(1) Analisis Validasi Modul yang dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Riduwan (2013:15)
Dari hasil perhitungan tersebut akan diperoleh
kesimpulan tentang kelayakan modul dengan kriteria
interprestasi skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Kriteria Interpretasi Skor Validasi Modul
Skor
Kriteria
81% - 100%
Sangat Layak
66% - 80%
Layak
56% - 65%
Tidak Layak
0% - 55%
Sangat Tidak Layak
Sumber: Mustaji, 2005:102
(2) Analisis Angket Respons Siswa. Analisis angket
respons siswa dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:
Sumber: Riduwan (2013:15)
Adapun interpretasi skor respon siswa adalah sebagai
berikut;
Kriteria Interpretasi Skor Respon Siswa
Skor
Kriteria
81% - 100%
Sangat Layak
66% - 80%
Layak
56% - 65%
Tidak Layak
0% - 55%
Sangat Tidak Layak
Sumber: Mustaji, 2005:102
5
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
2.
pengamatan terhadap gambar yang berhubungan dengan
materi pada modul Administrasi Humas dan Keprotokolan
berbasis Kurikulum 2013 yang dikembangkan. 2) Siswa
melakukan langkah menanya dengan membuat pertanyaan
terkait dengan gambar yang ada pada modul Administrasi
Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 di
SMKN 1 Magetan, 3) Untuk menjawab pertanyaan yang
dibuat pada tahapan menanya, siswa akan menjawabnya
dengan mengumpulkan informasi dengan jalan
mempelajari materi yang ada di dalam modul
Administrasi Humas dan Keprotokolan, 4) Siswa
melakukan tahapan menalar, pada tahap ini siswa akan
mencoba untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan apa
yang mereka pelajari pada modul Administrasi Humas
dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013, 5)
Mengkomunikasian merupakan tahapan terakhir dari
kegiatan 5M, yaitu siswa melakukan presentasi untuk
mengemukakan pendapat mereka terkait jawaban dari
soal-soal yang telah mereka buat sebelumnya.
Sebelum melakukan analisis tugas penulis melakukan
analisis siswa dengan tujuan untuk mengetahui
pengetahuan awal dan perkembangan kognitif.
Berdasarkan survei secara langsung siswa kelas XII APK
4 memiliki kemampuan pengetahuan yang heterogen.
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi
konsep-konsep utama yang disusun secara sistematis
dalam peta konsep. Adapun gambaran dari peta konsep
modul memahami ruang lingkup keprotokolan adalah
sebagai berikut;
Kompetensi
Dasar
Memahami
Ruang
Lingkup
Keprotokolan
Analisis Konsep
Indikator
1. Definisi
Protokol
Menurut
Beberapa Ahli
1. Siswa
mampu
menyebutkan
landasan
dan
sumber
hukum
keprotoklan
2. Siswa
mampu
menyebutkan asasasas keprotokolan.
1. Siswa
mampu
menyebutkan
tujuan keprotokolan
2. Siswa
mampu
menyebutkan
fungsi keprotokolan
3. Siswa
mampu
menjelaskan
pentingnya aturan
keprotokolan
2. Landasan dan
Sumber
Hukum
3. Asas-Asas
Keprotokolan
Siswa
mampu
menjelaskan etika
dan etiket dalam
keprotokolan
3.
Seminar dan
Simposium
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk
mendasari hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi
tujuan pembelajaran. Berupa penyusunan materi dan soal
latihan pada modul memahami azas-azas administrasi
perkantoran yang akan dikembangkan.
Adapun tujuan dari pembelajaran Kompetensi Dasar
memahami Ruang Lingkup Keprotokolan adalah sebagai
berikut; 1) Siswa mampu menjelaskan pengertian
keprotokolan, 2) Siswa mampu membuat kerangka
keprotokolan dalam berbagai acara, 3) Siswa mampu
mengaplikasikan keprotokolan dilingkungan sekolah.
Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini merupakan pemilihan format modul yang
berpedoman pada Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan (2009) yang diterbitkan
oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Kegiatan yang
dilakukan peneliti pada bab ini adalah pembuatan modul,
konsultasi kepada dosen pembimbing dan mencari
literatur yang berkaitan dengan materi memahami ruang
lingkup keprotokolan.
Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan pada tahap pengembangan ini adalah untuk
menghasilkan modul pembelajaran Administrasi Humas
dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 pada
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Ruang Lingkup
Protokol yang dinyatakan layak untuk diujicobakan
terbatas setelah dilakukan validasi oleh ahli materi dan
ahli bahasa.
Validator tersebut akan menilai modul pembelajaran
Administrasi Humas dan Keprotokolan dengan Lembar
Validasi modul yang sudah disediakan oleh penyusun.
Para Validator memberikan penilaian disertai dengan
saran atau komentar untuk perbaikan modul sebelum diuji
cobakan kepada siswa kelas XII jurusan Administrasi
Perkantoran.
Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat
yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas,
misalnya dikelas lain atau disekolah lain. Karena
keterbatasan waktu dan biaya, maka penulis hanya
melakukan sampai pada tahapan pengembangan
(develope).
Materi
1. Siswa
mampu
mendefinisikan
pengertian
keprotokolan
1.
3.
Siswa
mampu
menjelaskan
perbedaan
etika
dan etiket dalam
keprotokolan
Siswa
mampu
menjelaskan
seminar
dan
simposium.
1. Tujuan
Keprotokolan
2. Fungsi
Keprotokolan
3. Pentingnya
Aturan
Keprotokolan
4. Syarat
bagi
Petugas
Protokol
1. Etika dan Etiket
Dalam
Keprotokolan
2. Perbedaan Etika
dan Etiket
6
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
Kelayakan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan
Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1 Magetan
Kualitas
modul
Administrasi
Humas
dan
Keprotokolan berbasis kurikulum 2013 diukur melalui
hasil validasi ahli dan angket respon siswa. Validator ahli
materi merupakan dosen Universitas Negeri Surabaya
Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran yaitu
Triesninda Pahlevi, S.Pd., M.Pd., dan guru mata pelajaran
Administrasi Humas dan Keprotokolan yaitu Atik
Wahyulis S.Pd sedangkan validator untuk ahli bahasa
dilakukan oleh guru bahasa indonesia SMKN 1 Magetan
yaitu Dra. Ani Muloliyah, S.Pd, MM.
Hasil validasi menunjukkan bahwa hail perhitungan
dari penilaian Validator terhadap isi modul menunjukkan
angka 90% dengan kriteria sangat layak, untuk komponen
penyajian menunjukkan angka 84,37% dengan kriteria
sangat layak, komponen kegrafikan menunjukkan angka
75% dengan kriteria layak dan komponen kebahasaan
80% dengan kriteria layak. Kelayakan modul jika dinilai
dari beberapa aspek diatas menunjukkan angka kelayakan
82,34% dengan kriteria Sangat Layak.
Selain dilakukan validasi kelayakan modul ini juga
dilakukan dengan melibatkan siswa sebagai objek uji
coba. Penelitian ini dilakuka hanya pada 20 siswa kelas
APK 4 SMKN 1 magetan. Adapun hasil dari uji coba
terbatas menunjukkan bahwa modul sangat layak dari segi
materi dengan persentase 91,25%. Dari segi Penyajian
menunjukkan angka 80% dengan intepretasi sangat layak,
dari segi kebahasaan 81,25% dengan intepretasi layak dan
dari segi kegrafikan menunjukkan angka 78,75% dengan
kriteria layak. Dari keempat kriteria tersebut dapat
disimpulkan bahwa modul sangat layak digunakan dengan
persentase 82,81%.
Berdasarkan data dari keseluruhan hasil validasi dari
ahli materi dan ahli bahasa, serta hasil uji coba diperoleh
rata-rata keselurukan persentase kelayakan modul
administrasi humas dan keprotokolan sebesar 82,57%
dengan kriteria sangat layak.
berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran pada
Kompetensi Dasar Hubungan Masyrakat Kelas X APK 2
di SMKN 10 Surabaya. Penelitian ini menggunakan
model 4-D yang terdiri dari empat tahap, yaitu
Pendefinisian
(Define),
Perancangan
(Design),
Pengembangan (Develop), Penyebaran (Disseminate), dan
memperoleh hasil sebesar 87,33% dengan kategori sangat
layak untuk validasi modul dan 84,6% dengan kategori
sangat layak untuk hasil respon siswa. Adapun tahapan
dalam pengembangan modul adalah sebagai berikut:
Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap pendefinisian pengembangan modul ini terdiri
dari beberapa tahap yaitu analisis ujung depan, analisis
tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan
pembelajaran. Tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti
yaitu menganalisis ujung depan dengan menganalisis
masalah yang ada di SMKN 1 Magetan dan menganalisis
kurikulum. Kurikulum yang berlaku di SMKN 1 Magetan
adalah kurikulum 2013, jadi dalam pengembangan modul
ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013.
Kedua, peneliti melakukan analisis siswa dilakukan untuk
mengetahui pengetahuan awal dan perkembangan kognitif
siswa terhadap materi ruang lingkup keprotokolan yang
akan dikembangkan dalam modul. Ketiga, peneliti
melakukan analisis tugas menerapkan modul dikelas XII
APK 4 sebagai kelas yang menjadi subjek uji coba.
Keempat, analisis konsep. Analisis konsep merupakan
identifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan
menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu
konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga
membentuk peta konsep, (Trianto, 2009:193). Pada tahap
ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi konsep yang
dikembangkan. Analisis konsep dapat melihat silabus
mengenai KI dan KD. Kelima, analisis tujuan
pembelajaran, analisis ini dilakukan untuk menyatukan
hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan
pembelajaran.
Tahap Perancangan (Design)
Pada tahapan ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu
1) Penyusunan tes acuan patokan, 2) Pemilihan media
yang sesuai, dan 3) Pemilihan format, (Trianto 2009:191).
Adapun pada tahap perancangan ini penulis memilih
untuk mengembangkan modul sesuai dengan hasil studi
pendahuluan yang sudah dilakukan, dilanjutkan dengan
membuat kerangka penyusunan modul berupa design awal
modul yaitu mendesain sampul depan dan belakang, isi
modul, dan ilustrasi gambar yang disesuaikan dengan
materi serta pemilihan format modul yang dikembangkan.
Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan
pendapat para pakar, (Trianto, 2009:192). Adapun pihak
yang terlibat pada tahapan ini adalah Guru dan dosen yang
Pembahasan
Pengembangan
Modul
Administrasi
Humasdan
Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1
Magetan
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar
berbasis cetakan dan tulisan yang dirancang untuk belajar
secara mandiri oleh peserta pembelajaran, karena modul
dilengkapi dengan petunjuk penggunaan untuk belajar
secara mandiri. Dalam hal ini peserta, didik dapat
melakukan kegiatan belajar sendiri tanpa kehadiran
pengajar secara langsung, (Asyhar, 2012:155).
Dalam pengembangan modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan ini peneliti mengacu pada penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Mufidah (2014), yang
7
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
bertindak sebagai validator ahli materi dan bahasa.
Kemudian tahap selanjutnya adalah revisi untuk perbaikan
dan penyempurnaan modul yang akan diujicobakan secara
terbatas kepada 20 siswa kelas XII APK 4 SMKN 1
Magetan.
Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat
yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas,
misalnya dikelas lain atau disekolah lain. Karena
keterbatasan waktu dan biaya maka pengembangan ini
hanya dilakukan sampai pada tahapan pengembangan
(Develop) saja.
subtema, dalam subbab, dan kesatuan pokok pikiran
dalam satu alinea. Serta kelayakan kegrafikan
memperoleh 75%. Dalam komponen kegrafikan adapun
aspek yang dinilai yaitu kesesuaian ukuran dengan materi
isi buku, desain kulit modul, tipografi cover modul, desain
isi modul, isi modul dan ilustri isi modul.
Kelayakan modul dilihat dari hasil respons siswa
terhadap modul Administrasi Humas dan Keprotokolan
Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1 Magetan yang
diujicobakan pada 20 siswa kelas XII APK 4 SMKN 1
Magetan. Uji coba terbatas ini dilakukan dengan
memberikan lembar angket respon siswa kepada 20 siswa
yang dijadikan subjek penelitian. Adapun kriteria
penilaian dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Budiastiti (2015) yang berjudul
Pengembangan
Modul
Kompetensi
Dasar
Mengidentifikasi Pangkat dan Jabatan Pegawai Sesuai
Kurikulum 2013 pada Siswa Kelas XI AP di SMK Negeri
2 Nganjuk. Adapun penelitian ini menggunakan skala
Guttman yaitu dengan memilih jawaban Ya dan Tidak,
kemudian hasil respons siswa diinterpretasikan dengan
kriteria penilaian Sangat Layak, Layak, Cukup Layak,
Kurang Layak, dan Tidak Layak. Hasil respons siswa
modul yang telah dikembangkan dengan memperhatikan
komponen kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan
bahasa dan kelayakan kegrafikan diperoleh hasil sebesar
82,81%.
Analisis dari keseluruhan validasi para ahli diperoleh
nilai presentase sebesar 82,34% dan uji coba terbatas
diperoleh nilai 82,81%. Sehingga diperoleh nilai rata-rata
presentase keseluruhan sebesar 82,57% yang dapat
dikatakan bahwa modul Administrasi Humas dan
KeprotokolanBerbasis Kurikulum 2013 sangat layak
untuk digunakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa modul
AdministrasiHumas
dan
Keprotokolan
Berbasis
Kurikulum 2013 Sangat Layak untuk digunakan sebagai
sumber bahan ajar bagi siswa kelas XII Administrasi
Humas dan Keprotokolan di SMKN 1 magetan.
Kelayakan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan
Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1 Magetan
Modul dapat diartikan sebagai materi pelajaran yang
disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa
sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri
materi tersebut. Dengan kata lain sebah modul adalah
sebagai bahan ajar dimana pembacanya dapat belajar
secara mendiri (Daryanto, 2013:31).
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Cristiantoro (2014) yang berjudul
Pengembangan Modul Pembelajaran Kolega dan
Pelanggan Kompetensi Dasar Memelihara Standart
Penampilan Pribadi pada siswa Kelas X-3 Administrasi
Perkantoran di SMKN 2 Kediri. penelitian ini
menggunakan penilaian validasi modul yang memperoleh
persentase sebesar 98,67%.
Dari hasil validasi, diperoleh hasil komponen
kelayakan isi sebesar 90%. Adapun penilaian mencakup
kelayakan isi, adapun aspek yang dinilai yaitu
kelengkapan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Keluasan materi sesuai dengan silabus kurikulum 2013
pada KD mendiskripsikan ruang lingkup keprotokolan.
Akurasi materi sesuai dengan fakta, konsep, dan prosedur.
Kemuthakhiran dan kontekstual sesuai perkembangan
ilmu, keterkinian, contoh konkrit dari lingkungan.
Terdapat cakupan keterampilan, akurasi kegiatan,
karakteristik kegiatan dan aplikasi keterampilan 5M.
Kelayakan penyajian diperoleh 84,37%. Dalam
komponen penyajian ini aspek yang dinilai yaitu teknik
penyajian, pendukung penyajian materi, penyajian
pembelajaran dan kelengkapan penyajian. Kelayakan
kebahasaan diperoleh 80%. Adapun dalam komponen
kebahasaan aspek yang dinilai yaitu bahasa yang
digunakan menumbuhkan inspirasi, penyajian materi
bersifat untuk berfikir kreatif, ketepatan struktur kalimat,
kalimat yang dipakai meliputi isi pesan yang disampaikan
dan mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa
Indonesia, istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia, dan pesan atau materi yang
disajikan dalam satu bab mencerminkan kesatuan tema,
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil
penelitian adalah sebagai berikut;
Pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan
model 4-D. Model ini terdiri dari empat tahapan
pengembangan yaitu Pendefinisian (Define), Perancangan
(Design), Pengembangan (Develop), dan Penyebaran
(Disseminate). Pengembangan ini telah menghasilkan
produk berupa modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1
Magetann yang telah mengalami tahapan pengembangan
8
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
serta perubahan terhadap isi materi, design, layout, bentuk
dan bahasa yang disesuaikan dengan BNSP (Badan
Standart Nasional Pendidikan) tahun 2014.
Kelayakan modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan
Berbasis
Kurikulum
2013
ini
dikembangkan melalui proses validasi dari para ahli yaitu
satu dosen Administrasi Perkantoran Universitas Negeri
Surabaya, satu guru Administrasi Humas dan
Keprotokolan kelas XII, dan satu guru Bahasa Indonesia
SMKN 1 Magetan. Hasil kelayakan modul dilihat dari
validasi ahli materi sebesar 83,12% dan ahli bahasa
sebesar 80% dapat disimpulkan bahwa modul sangat
layak digunakan dengan persentase 82,34%.
Hasil respons siswa yang dilakukan dengan
melakukan penyebaran angket respons siswa yang di uji
coba terbatas di kelas XIIAPK 4 SMKN 1 Magetan
dengan jumlah 20 siswa diperoleh hasil respons siswa
terhadap modul yang dikembangkan sebesar 82,81%
sehingga dapat disimpulkan modul sangat layak untuk
digunakan sebagai bahan ajar di SMKN 1 Magetan.
BSNP. 2014. Naskah Instrumen Penilaian Buku Teks
Kelayakan Kegrafikan. Jakarta: BSNP.
Budiastuti, Septifia Rizkhi. 2015. Pengembangan Modul
Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Pangkat dan
Jabatan Pegawai Sesuai Kurikulum 2013 pada
Siswa Kelas XI AP 1 Di SMK Negeri 2 Nganjuk.
Jurnal Administrasi Perkantoran. Vol 3 No.3
Tahun 2015. Universitas Negeri Surabaya.
Cristiantoro,
Fifin. 2014. Pengembangan Modul
Pembelajaran
Kolega
dan
Pelanggan
Kompetensi
Dasar
Memelihara
Standar
Penampilan Pribadi pada Siswa Kelas X-3
Administrasi Perkantoran di SMKN 2 Kediri.
Jurnal Administrasi Perkantoran. Vol 2 No.2
Tahun 2014. Universitas Negeri Surabaya.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk
Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta.
Gaya Media
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberi
saran terkait dengan penelitian pengembangan modul
sebagai berikut;
Modul Administrasi Humass dan Keprotokolan
Berbasis Kurikulum 2013 di SMKN 1 Magetan ini
dilakukan hanya pada tahap pendefinisian (define),
Perencanaan (design), dan pengembangan (develope).
Tahap Penyebaran (desseminate) tidak dilakukan karena
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, karena itu untuk
peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan
pengembangan sampai pada tahap penyebaran
(desseminate).
Modul yang dikembangkan hanya pada kompetensi
dasar memahami memahami ruang lingkup keprotokolan
untuk semester ganjil, oleh sebab itu disarankan untuk
pengembangan modul selanjutnya semua kompetensi
dasar pada semester ganjil atau lebih baik satu tahun.
Pengembangan modul selanjutnya disarankan untuk
menggunakan bahasa yang ringan dan mudah untuk
dipahami peserta didik serta lebih kreatif dan inovatif
dalam mendisign modul untuk memotivasi siswa dalam
mempelajari
Modul
Administrasi
Humas
dan
Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013.
Hamalik, Oemar. 2012. Psikologi Belajar dan Mengajar.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Kurniasih, Imas dan Sani. 2014. Panduan Membuat
Bahan Ajar Teks Pelajaran Sesuai dengan
Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Kusumawardani, FebrianiTri. 2013. Pengembangan
Modul Pembelajaran Mengidentifikasi Dokumen
Dokumen kantor Mata Diklat Melakukan
Prosedur Administrasi Untuk Siswa Kelas X
Prodi
Administrasi
Perkantoran.Jurnal
Administrasi Perkantoran. Vol 1 No.3 Tahun
2013. Universitas Negeri Surabaya.
Mufidah, Chilmiyah Izzatul. 2014. Pengembangan Modul
Pembelajaran
pada
Kompetensi
Dasar
Hubungan Masyrakat Kelas X APK 2 di SMKN
10 Surabaya.Jurnal Administrasi Perkantoran.
Vol 2 No.2 Tahun 2014. Universitas Negeri
Surabaya.
Mustaji, 2005. Pembelajaran Berbasis Kontruktivistik
Penerapan dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah. Surabaya: Unesa University Perss.
DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan
Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bumi
Siliwangi: Rosdakarya
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Menggembangkan
Media Pembelajaran. Jambi: Referensi.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel
Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.
9
Pengembangan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Kurikulum 2013 Di SMKN 1 Magetan
Slameto.
2012. Belajar & Faktor-faktor
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
yang
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan R &
D. Bandung. Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syadin. 2004. Landasan Psikologis
“Proses Pendidikan”. Bandung: Remaja
Rosdakanya.
Trianto, 2009. Mendisign Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta : Kencana Prenda Media Grup.
10
Download