Kendala Implementasi Kurikulum 2013 Di SMKN 3 Buduran KENDALA-KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMKN 3 BUDURAN DAN SOLUSINYA Didiek Erica Perwira S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Dewanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah, guru otomotif SMKN 3 Buduran dalam menangani kendala implementasi kurikulum 2013. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data dikumpulkan dari 5 guru dan kepala sekolah dengan melalui wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan kendala yang dihadapi kepala sekolah, adalah: (1) pemahaman kepala sekolah belum utuh, buku panduan guru dan siswa yang di dapat masih 30%. (2) Kesulitan untuk mengontrol semua guru agar dapat melaksanakan kurikulum 2013, dan LCD yang sering rusak. (3) Kesulitan dalam melakukan penilaian sikap karena jumlah form penilaian dan murid yang banyak. Kendala yang dihadapi guru dalam persiapan yaitu RPP yang belum adanya amanat 5M, pemahaman yang belum utuh. Dalam pelaksanaan sulitnya membuat siswa untuk aktif bertanya dan menerapkan 5M, dan dalam evaluasi sulitnya untuk menilai seluruh siswa karena belum tahu pasti sesuai dengan penilaian sikap pada kurikulum 2013. Solusi untuk kepala sekolah yaitu mengadakan sosialisasi kurikulum 2013 dan mencari sumber lain seperti dari internet dan buku. Mencari materi yang menarik perhatian siswa dan tahap evaluasinya sudah menggunakan komputer dalam mengkoreksi lembar kerja siswa. Solusi untuk guru dalam persiapan dengan mengikuti sosialisasi, pelatihan, perlu kesadaran diri dan motivasi diri agar terlaksananya implementasi kurikulum 2013 dan untuk RPP agar sesuai kurikulum 2013, guru bertanya pada guru lain atau cari di internet yang sesuai kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menyelingi cerita, humor, dan membuat kelompok agar murid bisa aktif bertanya. Tahap evaluasi dalam penilain guru menyuruh beberapa siswa untuk menilai satu kelas dan membandingkan nilai dengan guru lain, selain itu juga bisa bertanya pada orang tua atau teman dalam penilaian sikap. Kata Kunci : Kurikulum 2013, kendala implementasi dan solusi. Abstract The research purposed to know the obstacles faced by the headmaster and the teacher of automotive major in SMKN 3 Buduran in dealing with the constraints of the 2013’s curriculum implementation. The method used in the research was qualitative. The data conducted from 5 teachers and the headmaster through interview, observation module, and documentation. The result of the research showed the obstacle faced by the headmaster: (1) whom the headmaster understood about the subject was not complete, the guidebooks for teacher and students gained still 30 %. (2) The difficulty to control all of the teachers to teach as 2013’s curriculum and LCD are often damaged. (3) The difficulty in doing the assessment of attitude because the amount of the assessment form and too much. The problem faced by the teacher in preparation was the teaching plan not yet suitable with 5M, the incomplete understanding. In applying phase it was very hard to make the students actively ask questions and applied 5M, in evaluation phase it was very hard to evaluate all of the students because it was unsure suitable with 2013’s attitude evaluation. The solution for the headmaster was to share the understanding of 2013’s curriculum and found other sources from internet and books. Search interesting subject to attract students and in the evaluation process used computer to evaluate students answer sheets. The solution for teachers in the preparation phase was follow the socialization, training, need self-awareness and self-motivation accomplished 2013’s curriculum implementation and made teaching plan as 2013’s curriculum. In the teaching process the teacher told some stories, jokes, and made some students group to make them more active to ask. In evaluation phase, the teacher asked some students to evaluate a whole class and compared the evaluation with the other teachers, in other case they could ask the parents or friends in attitude evaluation. Key Words : 2013’s curriculum, implementation obstacles and solutions 21 JPTM, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, 21-28 PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional dalam UndangUndang Nomor 20 pasal 3 Tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia yang berguna mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Untuk mencapainya diperlukan pendidikan dasar sampai ke pendidikan yang lebih tinggi agar menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dan dapat bersaing dengan negara maju dalam berbagai bidang. Selain itu, pendidikan haruslah berkualitas serta memiliki potensi yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita yang luhur demi kemajuan pendidikan di suatu negara. Maka, dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas, diperlukan usaha untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup. Untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam berbagai hal, maka pemerintah mendirikan satuan pendidikan/sekolah. Secara fundamental sekolah berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi dirinya. Pendidikan di sekolah mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tingkat atas atau perguruan tinggi merupakan tempat untuk menambah ilmu dalam kehidupan manusia. Di setiap sekolah dipimpin oleh kepala sekolah serta guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik di kelas. Guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah karena guru yang selalu bertemu siswa di kelas untuk memberikan pemebelajaran hingga siswa lulus. Sebagai guru harus mempunyai rencana untuk mengarahkan murid ke tujuan dari pembelajaran yang akan diajarkan. Maka dari itu, dalam pembelajaran di kelas dibutuhkan rencana atau progam yang berguna untuk bahan ajar di kelas untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standart isi dan dijabarkan oleh silabus yang biasa disebut sebagai rencana pembelajaran. Guru membuat rencana pembelajaran berdasarkan perangkat mata pelajaran dan progam pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan yang biasa disebut sebagai kurikulum. Kurikulum bukanlah hanya berisi rencana pelajaran (bidang studi) disebuah lembaga pendidikan, akan tetapi semua aktifitas yang sudah tersusun dalam proses pembelajaran di lembaga tersebut yang dapat mempengaruhi anak didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum yang terbaru sekarang kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 sebenarnya bukan suatu perubahan yang drastis. Implementasi kurikulum 2013 juga hampir mirip dengan kurikulum KTSP, yaitu menggunakan prinsip berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreatifitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, dan efektif. Untuk berubah dari satu kurikulum ke bentuk kurikulum yang baru sebaiknya sekolah harus memiliki kesiapan yang baik dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan menunjang berjalannya penerapan kurikulum baru tersebut. Dalam pelaksanaan di lapangan masih dijumpai kendala terutama sekolah yang letaknya berada di daerah. Salah satu kendala dalam menerapkan kurikulum 2013 pada suatu sekolah adalah kurangnya sosialisasi ke daerah-daerah dalam hal informasi kurikulum 2013. Akibatnya banyak guru yang tidak tahu bagaimana menyusun kurikulum 2013, kurangnya penguasaan teknologi informasi dan kurang antusianya guru (Jpnn, 2013). Sebagai kepala sekolah harus memiliki kompetensi atau kemampuan yang meliputi demensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan supervisi dan sosial sesuai dengan Permen Diknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Ada beberapa kendala yang biasa dihadapi kepala sekolah diantaranya kurangnya informasi, kesiapan dan kompetensi sebagai kepala sekolah yang cakap dan terampil dan lemahnya manajemen dan supervisi sekolah yang dimiliki oleh kepala sekolah. Selain itu belum semua guru dan tenaga di satuan kependidikan memahami kurikulum tahun 2013 secara utuh dan memahami karakter anak dengan memperhatikan keadaan anak setiap individu baik potensi maupun kelemahannya. Ada juga kendala yang di hadapi guru karena kurang antusiasnya guru terhadap kurikulum yang baru ini serta sulitnya mencari buku/ literatur yang mendukung dan beberapa guru masih kesulitan untuk menyusun rencana pembelajaran yang baru. Selain itu siswa yang sebagian besar masih kesulitan beradaptasi dengan penerapan kurikulum 2013 padahal siswa dituntut untuk kreatif dalam mendalami suatu materi yang disampaikan dan rajin mengerjakan tugas-tugas yang di berikan oleh guru. Dari beberapa sekolah di Indonesia yang menerapkan kurikulum 2013 salah satu diantaranya berada di kota Sidoarjo yaitu SMKN 3 Buduran. Peneliti memilih SMKN 3 Buduran yang beralamat di jalan jenggolo 1C Sidoarjo, yang pertama merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) yang melaksanakan kurikulum 2013, yang kedua sekolah tersebut merupakan sekolah favorit di sidoarjo yang telah memiliki berbagai prestasi diantaranya juara I dalam Automotive Skill Contest Se-Jawa dan juara I dalam Wood working Competition AJBS Tool and Mechinery Expo. Ketiga penulis pernah melaksanakan PPP (Progam Pengelolaan Kendala Implementasi Kurikulum 2013 Di SMKN 3 Buduran Pembelajaran) di SMKN 3 Buduran yang memberikan kemudahan kepada peneliti. Dari uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti mendalam tentang kendala-kendala implementasi kurikulum 2013 di SMKN 3 Buduran dan solusinya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Kendala-kendala apa saja yang dihadapi kepala sekolah SMKN 3 Buduran dalam implementasi kurikulum 2013? Kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru teknik otomotif SMKN 3 Buduran dalam implementasi kurikulum 2013? Bagaimana Solusi mengatasi kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dan guru teknik otomotif SMKN 3 Buduran dalam implementasi kurikulum 2013? Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Sebagai bahan masukan bagi sekolah lain yang ingin memulai pelaksanaan kurikulum 2013. Sebagai bahan masukan dalam mengantisipasi hambatan yang terjadi dalam pelaksaan kurikulum 2013. Sebagai rekomendasi kebijakan dan pengembangan model pembelajaran berbasis paradigma keunggulan. Sebagai kritikan yang berguna untuk mengembangkan kurikulum 2013 dan sekolah. Sebagai acuan dalam standar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK lain. Memberikan masukan atau informasi bagi SMKN 3 Buduran tentang bagaimana kendala pada saat menerapkan kurikulum 2013. kepala sekolah, pedoman observasi, dan dokumentasi bisa berupa hasil foto dan berkas untuk menjamin data. Analisis Data Gambar 1. Bagan Analisis Kualitatif Menurut Miles dan Huberman Analisis data di lapangan menggunakan model analisis dari Miles dan Huberman (1984). Hasil data dari wawancara, observasi, dan dokumentasi, selanjutnya diolah dengan teknik deskriptif kualitatif. Mereduksi data tersebut digolongkan dan dirangkum, sehingga diperoleh data pokok yang dianggap penting. Setelah data disaring dan dikumpulkan lalu penyajian data dalam bentuk teks yang bersifat naratif untuk memudahkan mengambil kesimpulan selama kegiatan penelitian dan memahami apa yang terjadi. Pada kesimpulan nantinya bisa menjelaskan fokus penelitian yang dirumuskan sebelumnya dan dalam prosesnya. Peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif, karena dalam penelitian ini terdapat data yang bersifat kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Pengecekan Keabsahan Data METODE PENELITIAN Subjek dan Objek Penelitian Uji kredibelitas data dengan triangulasi sebagai pengecekan keabsahan data yang telah dilakukan. Triangulasi ada tiga macam yaitu triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik, dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu dokumetasi, wawancara, dan observasi. Triangulasi waktu yaitu pengambilan data pada informan bisa dilakukan pada waktu yang berbeda tidak hanya hari itu saja tetapi bisa lain hari. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru Teknik Otomotif di SMKN 3 Buduran. Objek dalam penelitian ini adalah kendala-kendala implernentasi kurikulum 2013 yang dihadapi oleh kepala sekolah dan Guru Teknik Otomotif serta solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri yang memiliki peran ganda. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Hal ini menyatakan keserasiannya bagi penelitian kualitatif karena peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti (Sugiyono 2011:224). HASIL PENELITIAN Kendala Yang Dihadapi Kepala Sekolah Tabel di bawah menjelaskan kendala dan solusi implementasi kurikulum 2013 yang dihadapi oleh kepala sekolah sebagai berikut: Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi (Interview) wawancara 5 orang guru dan 23 JPTM, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, 21-28 Tabel 1: Kendala dan solusi kepala sekolah Tabel 2. Kendala dan solusi informan 1 Hasil wawancara kepala sekolah Dalam persiapannya sudah mengikuti sosialisasi dan pelatihan di VEDC malang (wawancara sudah reduksi W2-06 no soal 2), Dalam pengetahuan kepala sekolah tentang kurikulum 2013 masih kurang karena dalam memberikan jawaban yang kebanyakan di ulang-ulang seperti tentang 5M jawaban kepala sekolah seputar buku panduan saja sehingga perlunya sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013. Dari observasi untuk RPP sudah dibuat yang menurut beliau untuk 5M sudah ada di dalam pemebelajarannya dan RPP sebagai acuan saja, jadi paling tidak yang ada di RPP harus tersampaikan yang telah diprogamkan. Kendala dalam persiapan menurut Asmunir (Kepsek) ada pada buku panduan yang masih datang terlambat dan buku yang didapat dari pemerintah hanya buku paket A dan buku paket B untuk mata pelajaran normatif dan adaptif. (wawancara yang belum direduksi W1-06 hal 2) Dari segi pelaksanaannya, dalam proses pembelajarannya untuk menangani siswa yang jarang bertanya, dan menyampaikan pendapat dengan cara memilih hal yang baru seperti sumber dari koran, majalah dan internet. Untuk evaluasi dari penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan masalah pasti ada tetapi secara bertahap disempurnakan seperti di lapanganya sulit ketika melakukan penilai tiap siswa dan form penilaian yang jumlahnya banyak, selain itu sudah dibantu dengan adanya form penilaian dari buku pegangan guru dan hanya tinggal memasukkan nilai saja, Dari observasi RPP yang telah dibuat belum adanya 5M, menurut Aghie untuk 5M ada pada isi kegiatan peembelajaran dan kendalanya RPP tambah ribet dalam penyusunannya yang membuat waktu guru seolaholah tidak punya waktu lagi karena setelah mengajar kegiatannya membuat RPP lalu ngajar lagi (wawancara sudah reduksi W2-01 no soal 6). Kendalanya yang dihadapi Aghie yaitu siswa masih belum bisa beradaptasi dengan kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa, kebanyakan siswa tidak mau aktif untuk bertanya, sedikit yang menyampaikan pendapat, bermain HP, kurang memperhatikan. Dalam mengatasi siswa pasif Aghie memberikan nasihat dan memberikan suatu contoh agar murid mau bertanya. Kesulitan pada penilaian sikap yaitu siswa yang tidak jujur untuk penilaian diri sendiri dan teman sejawat seperti saat melakukan penilaian sejawat, teman sendiri diberi nilai bagus tetapi kalau bukan teman dalam satu kelompoknya diberi nilai jelek, dan untuk penilaian diri sendiri terkadang siswa tidak jujur dan penilaian lain guru hanya bisa bertanya kepada temannya dan orang tua karena guru tidak mampu untuk menilai sekian banyaknya siswa yang harus diamati satu per satu. \ Informan 2 (Drs. Sudarmaji) Berikut adalah data kendala dan solusi yang dihadapi oleh Sudarmaji: Tabel 3. Kendala dan solusi informan 2. Kendala Yang Dihadapi Guru Otomotif Informan 1 (Ir. Aghie Hasmawan) Tabel di bawah menjelaskan kendala dan solusi yang dihadapi oleh Aghie: Dalam persiapan kendala yang dihadapi Sudarmaji yaitu dalam membuat RPP kesulitan untuk menyusun RPP yang sesuai kurikulum 2013 untuk mengatasinya dengan melihat contoh RPP kurikulum 2013 dari guru lain dan mencarinya di internet. Kendala Implementasi Kurikulum 2013 Di SMKN 3 Buduran Dalam pelaksanaan siswa kurang aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat, untuk itu dibuat kelompok dengan topik yang berbeda kemudian melaksanakan job sheet setelah itu tampil untuk presentasi di kelas dan tanya jawab jadi guru sebagai fasilitator saja sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. (wawancara yang belum direduksi W1-02 hal 2-3). Kendala dalam evaluasi pada penilaiannya banyak yang memiliki banyak indikator maka sering dilakukan ulangan untuk mengetahui keadaan siswa, tetapi ulangan sering dilakukan tidak bisa karena anak akan bosan dan terbebani sehingga ulangan dilakukan 2 atau 3 kali dan bila anak belum tahu baru dibahas. (pada wawancara sudah reduksi W2-02 hal 3) menilai sehingga penilaian yang dilakukan secara umum dan juga perlu waktu khusus untuk menilai seperti penilaian sikap. Informan 4 (Drs. Hadi Haryanto) Berikut adalah kendala dan solusi yang dihadapi oleh Hadi: Tabel 5. Kendala dan solusi informan 4. Informan 3 (Drs. Sunardi) Berikut adalah kendala dan solusi yang dihadapi oleh Sunardi: Tabel 4. Kendala dan solusi informan 3. Untuk persiapan kurikulum 2013 sudah mengikuti sosialisasi 3 kali di trawas dan di SMKN 1 Buduran. Pemahamannya dinailai kurang tentang kurikulum 2013 karena sebelum mewawancarai sudah memberitahui kalau kurang paham benar mengenai kurikulum 2013 dan dari penjelasan saat wawancara. Dalam proses pembelajaran murid masih pasif sehingga siswa mau aktif untuk bertanya, maka dengan membangkitkan semangat untuk belajar seperti menyuruh, memerintah, memarahi dan menberikan tugas serta melakukan pendekatan yang manusiawi. Siswa akan mau aktif untuk mengeluarkan pendapat (wawancara belum direduksi W1-04 hal 2). Dalam masalah penilaian kendala yang dihadapi saat penilaian sejawat siswa tidak jujur, untuk itu mengunakan acuan penilaian sikap dengan perwakilan anak yang disuruh untuk menilai temannya dan juga mengkomparasikan dengan guru lainnya karena mungkin murid baik dengan yang satu dan belum tentu baik dengan yang lain. (wawancara belum reduksi W1-04 hal 3). Dari persiapan kendalanya yaitu RPP yang dibuat terlalu mendetail dan ribet penyusunannya dan dari observasi RPP dalam kegiatannya belum semua tercakup 5M ketika saya tanya menurutnya 5M sebenarnya tercakup terkadang-kadang ada yang kelewatan dalam proses belajar mengajar, tetapi Sunardi mempunyai prinsip anak harus mengenal dahulu dan tahu fungsinya serta cara kerjanya setelah itu bongkar pasang dan analisa kerusakan. (wawancara sudah reduksi W2-03 no soal 11). Dari segi pemahaman sedikit mengerti kurikulum 2013 dari jawabannya apa adanya yang ada di lapangan sebagai guru. Dalam mengahadapi siswa pasif seperti disuruh mengamati tetapi tidak mau mengamati biasanya mengatasinya dengan mencari tahu kira-kira apa yang disenangi oleh siswa agar semamngat belajar dan juga memakai gambar saat menagajar, saat teori juga perlu pemahaman dan motivasi terhadap siswa agar mempunyai kemauan keras untuk belajar. Kedala yang dihadapi Sunardi pada evaluasi yaitu terlalu terperinci banyak dan jika benar-benar dilaksanakan sepertinya cukup sulit kecuali jika ada penilai sendiri jadi ada yang menjelaskan dan ada yang Informan 5 (Drs. Ismail Atfi) Berikut adalah kendala dan solusi yang dihadapi oleh Ismail Tabel 6. Kendala dan solusi informan 5. 25 JPTM, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, 21-28 Dari hasil wawancara, ismail sudah mengikuti sosialisasi 3 kali di tretes sekali dan di SMKN 1 Buduran sekali mengenai implementasi kurikulum 2013. Dari pemahamannya sedikit paham mengenai kurikulum 2013 dari semua jawaban yang diberikan saat wawancara. Dari segi pelaksanaan, kebanyakan siswa tidak mau bertanya saat pembelajaran. Cara yang di pakai Ismail agar siswa aktif dengan mencampur dengan humor, mengunakan LCD/video barulah siswa merespon kemudian mengamati dan diberi pertanyaan, dan berpurapura tidak tahu jadi siswa jika memang mengerti pasti akan bertanya untuk itu harus tegas dan harus membuat motivasi agar siswa mau bertanya. Kendala dalam evaluasi menurut bapak Ismail pada penilaian sikap yang terlalu rumit melakukan penilaian observasi seperti nilai ibadah, kerajinan, kerjasama, disiplin karena tidak tahu apa benar siswa melakukannya atau tidak dan jumlah murid yang banyak (wawancara sudah reduksi W2-05 no soal 17). Untuk Ismail mengabsen siswa di awal dan di akhir pelajaran untuk menghafal semua siswa. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Guru Dan Kepala Sekolah Dari segi persiapan solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi masih perlunya sosialisasi, diklat dan pelatihan kurikulum 2013, guru perlu introspeksi dan motivasi tinggi untuk meningkatkan kualitas diri personal maupun akademis agar dapat melaksanakan pembelajaran yang optimal, efektif dan lebih baik. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran guru mempunyai cara sendiri-sendiri dalam mengaktidkan siswa untuk mau mengamati, menanya, dan mengeluarkan pendapat, selain itu didukung sekolah mempunyai lingkungan yang kondusif akademik dengan kegiatan ektrakulikuler yang banyak pilihannya serta fasilitas koneksi internet (http://www.smknperkapalan.net) yang sudah ada tiap jurusan dan wifi untuk siswa sendiri dan guru sendiri untuk kapasitas internet lebih bessar siswa dari pada guru, dan peralatan yang cukup lengkap . Dari segi evaluasi solusi dalam penilaian sikap menggunakan cara dengan bertanya kepada siswa lainya dan orang tua yang biasa dilakukan oleh guru selain itu guru juga ada menyuruh beberapa siswa yang dipercayai untuk menilai siswa satu kelas dan dibutuhkan hati nurani siswa dan guru untuk melaksanakan hal yang berkaitan kurikulum 2013. Selain itu sekolah sudah ada seperti aplikasi untuk membatu dalam proses penilaian dan pengisian deskripsi di rapor. PENUTUP Kesimpulan Dari paparan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan dari kendala yang dihadapi kepala sekolah SMKN 3 Buduran dalam implementasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Kendala persiapan Buku dari pemerintah belum dikirim semua dan menurut kepala sekolah perlu merubah mind set guru agar dapat melaksanakan kurikulum 2013. Kendala pelaksanaan Dalam pembelajaran di kelas banyak siswa yang tidak mau bertanya hanya beberapa siswa yang mau bertanya. Kendala evaluasi Menurut Asmunir kendalanya saat melakukan penilaian di lapangan yang sulit menilai tiap siswa karena jumlahnya banyak. Kendala yang dihadapi oleh guru otomotif SMKN 3 Buduran dalam implementasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Kendala pelaksanaan Kurangnya pemahaman guru tentang kurikulum 2013, dan RPP yang dibuat belum adanya amanat 5M. Kendala pelaksanaan Banyaknya siswa yang kurang aktif dalam mengeluarkan pendapat, mengamati, bertanya, dan siswa yang ramai sendiri. Kendala evaluasi Kesulitan dalam melakukan penilai kurikulum 2013 karena form penilaian dan jumlah murid yang banyak sehingga guru merasa kesulitan. Solusi untuk menangani kendala yang dihadapi kepala sekolah yaitu: Dalam persiapan, menggunakan buku mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, dan mengikuti sosialisasi serta pelatihan tentang kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan, dengan memilih materi pembelajaran yang merupakan hal baru biasanya bersumber dari koran, majalah, internet, dan dalam buku panduan di dalamnya guru dituntun untuk melakukan pembelajaran yang sesuai kurikulum 2013. Dalam evaluasi, dengan mengisi form penilaian yang sudah ada di buku panduan sehingga tinggal mengisi nilai saja. Solusi untuk menangani kendala yang dihadapi guru otomotif yaitu: Dalam persiapan, melihat contoh RPP yang sesuai kurikulum 2013 dari guru lain atau mencari di internet, dan mengikuti sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Dalam pelaksanaan cara guru berbeda untuk membuat siswa bertanya diantaranya dengan membuat kelompok kecil dengan tema berbeda lalu diskusi dan tanya jawab, selain itu dengan menggunakan sindiran dan perlunya komukasi dua arah. Dalam pembelajaran juga di selingi cerita dan juga humor. Dalam evaluasi, menilai sikap bisa bertanya pada orang tua atau teman dengan menyuruh beberapa siswa untuk menilai satu kelas. Selain cara tersebut ada juga dengan bertnya pada guru untuk membandingkan nilai yang diberikan dan menghafal siswa agar tahu siswa yang ramai, pandai, kluyuran, dll. Kendala Implementasi Kurikulum 2013 Di SMKN 3 Buduran 33495/Kurikulum.2013.Bukan.Pepesan.Kosong, di akses mei 2015). Saran Berdasarkan kendala yang dihadapi sebagaimana telah di uraikan di atas, maka perlu dikemukakan saran yaitu sebagai berikut: Perlunya budaya membaca guru agar sosialisasi dan kurikulum 2013 berjalan dengan baik. Perlunya kerjasama antar guru dan murid agar terlaksananya pembelajaran kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dalam hal penilaian tidak perlu mendetail yang membuat guru kesusahan dan saran dari guru-guru nilai angka sudah cukup mewakili serta untuk alokasi waktu kejuruan produktif diperbanyak karena sekolah kujuruan. Perlu adanya kesadaran diri dan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kualitas diri secara personal maupun akademis agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Perlu dilakukan monitoring dan pengawasan secara berkala untuk melihat dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran agar implementasi kurikulum berjalan dengan baik. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jpnn. 2013. Kurikulum 2013 Kurang Sosialisasi. (Online), http://www.jpnn.com/read/2013/06/09/175919/K urikulum-2013-Kurang-Sosialisasi-, di akses mei 2015). Kemendikbud. 2014. Kemendikbud Tetapkan Kriteria Implemetasi K-13, (Online), (http://www.jpnn.com/read/2014/12/05/273754/ Kemendikbud-Tetapkan-Kriteria-ImplementasiK-13-, di akses 16 maret 2015). DAFTAR PUSTAKA Moleong, Lexi J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Ahmad. 2014. Perihal Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum 2013. (Online), (https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04 /27/perihal-keunggulan-dan-kelemahankurikulum-2013/, di akses mei 2015). Murtopo, C. 2013. Banyak yang Kontra Kurikulum 2013, Kenapa?. (Online), https://cauchymurtopo.wordpress.com/2013/04/1 5/banyak-yang-kontra-pada-kurikulum-2013kenapa/, di akses Juni 2015). Amelia I.T. 2011. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan. (Online) (http://itarizki.blogspot.co.id/2011/05/kedudukan -kurikulum-dalam-pendidikan.html, diakses maret 2015) Nafisah, Yuni. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Wates. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: PPs Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Apricilia, G. 2012. Sejarah Perkembangan Kurikulum Di Indonesia. (Online), (https://gledysapricilia.wordpress.com/study/seja rah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia/, di akses Juni 2015). Nasution. 2008. Kurikulun dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Chaplin, Nuruzzaman, Muhammad. 2015. Faktor-Faktor Yang Menghambat Implementasi Kurikulum 2013 Di Seyegan Sleman Jurusan Teknik Gambar Bangunan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: PPs Universitas Negeri Yogyakarta. J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Dr. Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Poerwati, L.E., dan Amri, S. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka. Damanik, C. 2012. Ini Kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013. (Online), (http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/19/125 64532/Ini.Kelemahankelemahan.Kurikulum.2013, di akses mei 2015). Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset. Damanik, C. 2012. Kurikulum 2013 Masih Pro-Kontra, (Online), (http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/21/093 10129/Kurikulum.2013 Masih.ProKontra, di akses 1 maret 2015). Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Damanik. 2013. Kurikulum 2013 Bukan Pepesan Kosong. (Online), (http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/13/134 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. 27 JPTM, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, 21-28 Susilo, Joko, Muhammad. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah dalam Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya: Unesa University Press. Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wikipedia. 2015. Kurikulum, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, di akses 1 maret 2015).