program studi kesejahteraan sosial fakultas ilmu

advertisement
MINAT SISWA KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP PROFESI
PEKERJA SOSIAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
NURMANSYAH
NIM 106054102083
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
MINAT SISWA KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP PROFESI
PEKERJA SOSIAL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
NURMANSYAH
NIM 106054102083
Pembimbing
DR. H. Asep Usman Ismail MA.
NIP 1960072019903 1 001
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi salah satu
persyaratan untuk meperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 September 2010
Nurmansyah
Nim 106054102083
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul “Minat Siswa Kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta Terhadap
Profesi Pekerja Sosial” telah diujikan dalam sidang Munaqosah di Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal
2010. Skripsi ini telah diteriam sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Komunikasi Islam (S. Kom.I) pada Jurusan Kesejahteraan Sosial.
Jakarta, 30 September 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekertaris Merangkap Anggota
Ahmad Zaky, MSi
Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP. 19700903 199603 1 001
NIP. 15041168
Anggota
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Mahmud Jalal, MA
Drs. Helmi Rustandi, MA
NIP. 19520422 198103 1 002
NIP. 19601208 198803 1 005
Pembimbing
DR. H. Asep Usman Ismail MA.
NIP :1960072019903 1 001
Setiap huruf di skripsi ini melambangkan
Doaku untuk Ayah di sisi-Nya
Dan Kupersembahkan
Karya sederhanaku ini untuk keluargaku tercinta…
MINAT SISWA KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP
PROFESI PEKERJA SOSIAL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S. Kom. I )
Oleh
Nurmansyah
NIM : 10654102083
Pembimbing
DR. H. Asep Usman Ismail MA.
NIP :1960072019903 1 001
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul “Minat Siswa Kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta
Terhadap Profesi Pekerja Sosial” telah diujikan dalam sidang Munaqasyah di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 30 September 2010. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
pada Jurusan Kesejahteraan Sosial.
Jakarta, 30 September 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekertaris Merangkap Anggota
Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP. 19700903 199603 1 001
Ahmad Zaky, MSi
NIP. 15041158
Anggota
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Mahmud Jalal, MA
NIP. 19520422 198103 1 002
Drs. Helmi Rustandi, MA
NIP. 19601208 198803 1 005
Pembimbing
DR. H. Asep Usman Ismail, MA.
NIP :1960072019903 1 001
Lembar Pernyataan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan semua
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ciputat
September 2010
Nurmansyah
ABSTRAK
Nurmansyah
MINAT SISWA KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP
PROFESI PEKERJA SOSIAL
Minat atau interest adalah suatu hal yang bersumber dari perasaan yang
berupa kecendrungan terhadap suatu hal yang mana hal tersebut berupa benda,
profesi atau orang lain, sehingga menimbulkan perbuatan-perbuatan atau
kegiatan-kegiatan tertentu. Sehingga secara sederhana dapatlah diambil pengertian
bahwa minat adalah sesuatu kecendrungan atau suatu dorongan yang terjadi pada
diri seseorang untuk melakukan sesuatu.
pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu individu,
kelompok atau komunitas guna meningkatkan atau memperbaiki kapasitasnya
untuk kembali berfungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna
mencapai tujuan-tujuannya.
Minat seseorang akan pekerjaan sosial masilah sangat kurang
dibangdingkan dengan profesi seorang psikolog dan dokter, karena dalam wacana
umum, pekerjaan sosial dianggap sebagai pekerjaan yang bersifat amal yang
muncul atas dasar belas kasihan atau lebih jauh karena adanya rasa mencintai
sesama manusia (altruism).
Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana minat siswa
terhadap profesi pekerja sosial. Melalui proses observarsi dan serta dengan
penyebaran angket dapat diketahui siswa berminat atau tidak terhadap profesi
pekerja sosial dan dapat atau tidak membedakan profesi pekerja sosial terhadap
profesi psikolog dan relawan yang selama ini dianggap sama dimata masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif,
penghitungan analisanya menggunakan rumus rata-rata (mean) dan frekuensi
relative. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument
berbentuk kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian minat siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta
terhadap profesi pekerja sosial, maka dapat disimpulkan minat siswa terhadap
profesi pekerja sosial sangatlah tinggi, namun beberapa siswa masih belum
mampu membedakan profesi pekerja sosial dengan profesi sejenis.
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang
telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, terutama nikmat sehat wal afiat
sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang
membawa ajaran islam sebagai rahmatan lil alamin.
Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisasn skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi,
maupun pembahasan, maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan peneliti yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan.
Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan
masukan bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada:
1. Terima kasih kepada Ibu Sutinah dan Bpk. Mansyur, yang penuh kasih
sayang dan kesabarannya dan perhatiannya telah memberikan dorongan moril
dan materil, serta doa yang senantiasa dipanjatkan demi kesuksesan dan
tercapainya cita-cita peneliti.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A. Sebagai Pembantu Dekan
bidang Administrasi Umum, serta Drs. Studi Rizal LK. M.A Sebagai
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
ii
3. Ibu Siti Napsiyah Arrifuzzaman, MSW selaku ketua jurusan Kessos, dan
Bapak Ahmad Zaky,M.Si selaku sekertaris jurusan Kessos.
4. Bapak DR. H. Asep Usman Ismail MA. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan
serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh Civitas
Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan
keilmuan dan
membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Arizal selaku ketua tata usaha SMKN 28 Jakarta yang telah
memberikan data-data yang peneliti butuhkan selama melakukan penelitian
7. Ibu Dra. Tribudi Lestari, MM yang telah memberikan izin terhadap peneliti
untuk melakukan penelitian skripsi di SMKN 28 Jakarta.
8. Untuk Kakak-kakaku, Ghoznawiyah, Liliy Nurdiyah, Yayah Makiya dan
Novita, terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama proses
penyusunan skripsi ini.
9. Untuk Andri Ratih terima kasih atas dukungan, semangat dan memotivasi
penulis selama ini.
10. Terima kasih kepada teman-teman peneliti Halimah As’Sadiyah, Adila Dika
Pertiwi, Richa Mutmainah, dan teman-teman Kessos angkatan 06 yang selalu
memberikan motivasi bagi peneliti agar secepatnya menyelesaikan skripsi.
11. Dan terima kasih kepada siswa-siswa di SMKN 28 Jakarta yang membantu
peneliti untuk mengisi angketnya.
iii
Sebagai kata terakhir peneliti hanya dapat berharap agar skripsi Konsentrasi
Kesejahteraan Sosial dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua pembaca pada
umumnya. Sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu peneliti, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal
sholeh disisi Allah SWT. Amieen
Jakarta, 23 September 2010
Nurmansyah
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
5
D. Metodologi Penelitian ................................................................
5
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 10
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Minat ......................................................................................... 12
1. Pengertian Minat ................................................................. 12
2. Macam-macam Minat .......................................................... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terbentuknya Minat ............................................................ 18
B. Pekerja Sosial ........................................................................... 20
1. Pengertian Pekerja Sosial ..................................................... 20
2. Sejarah Pekerja Sosial .......................................................... 22
3. Macam-Macam Pekerja Sosial ............................................. 24
4. Etika Pekerja Sosial .............................................................. 26
5. Etika Pekerja Sosial Islam .................................................... 30
BAB III
GAMBARAN UMUM SMKN 28 JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya SMKN 28 Jakarta ....................................... 32
B. Visi, Misi dan Srtuktur Organisasi ............................................ 33
v
1. Visi ....................................................................................... 33
2. Misi ...................................................................................... 33
3. Struktur Organisasi .............................................................. 34
C. Kurikulum dan Profil Lulusan ................................................... 35
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Minat Siswa Terhadap Porfesi Pekerja Sosial .......................... 38
a. Temuan Data .......................................................................... 38
b. Analisis Data .......................................................................... 49
B. Faktor Pembeda dan Pendukung Pekerja Sosial ....................... 51
a. Temuan Data ........................................................................... 51
b. Analisis Data .......................................................................... 60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 62
B. Saran .......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Tabel19.
Tabel 20.
Tabel 21.
Tabel 22.
Tabel 23.
Tabel 24.
Tabel 25.
Tabel 26.
Jumlah siswa SMKN 28 Jakarta jurusan perawatan sosial ..............
Kurikulum .......................................................................................
Tahun ajaran 2008/2009 ..................................................................
Tahun ajaran 2009/2010 ..................................................................
Karakteristik siswa berdasarkan kelas ............................................
Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin ...............................
Jiwa sosial siswa untuk menolong orang lain .................................
Partisipasi siswa terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan ............
Kesediaan siswa menerima perbedaan yang ada di masyarakat ......
Pengetahuan siswa terhadap isu-isu sosial yang sedang
berkembang .....................................................................................
Keinginan siswa memilih jurusan perwatan sosial di SMKN 28 ....
Ketertarikan siswa terhadap profesi pekerja sosial .........................
Keyakinan siswa terhadap massa depan menjadi seorang pekerja
sosial ...............................................................................................
Kebanggan menjadi seorang pekerja sosial ....................................
Pengetahuan siswa akan minat masyarakat terhadap profesi
pekerja sosial ..................................................................................
Keinginan siswa setelah mereka lulus dari SMKN 28 Jakarta .......
Pengetahuan siswa tentang perbedaan pekerja sosial dan psikolog
Pengetahuan siswa tentang perbedaan antara relawan dan pekerja
sosial ...............................................................................................
Pengetahuan siswa tentang bakat yang harus dimiliki oleh seorang
pekerja sosial ..................................................................................
Pengetahuan siswa akan kewajiban seorang pekerja sosial ............
Pengetahuan siswa tentang kebutuhan profesi pekerja sosial di
zaman modern .................................................................................
Pengetahuan siswa tentang jumlah profesi pekerja sosial saat ini ..
Pengetahuan siswa akan dikenalnya atau tidak seorang pekerja
sosial di masyarakat ........................................................................
Pengetahuan siswa tentang keyakinan nilai positif yang dimiliki
oleh seorang pekerja sosial .............................................................
Pengetahuan siswa tentang kerja sama profesi pekerja sosial
dengan profesi yang lain .................................................................
Pengetahuan siswa tentang mulianya profesi pekerja sosial dimata
Tuhan YME dan masyarakat ..........................................................
vii
7
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang
telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, terutama nikmat sehat wal afiat
sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang
membawa ajaran islam sebagai rahmatan lil alamin.
Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisasn skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi,
maupun pembahasan, maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan peneliti yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan.
Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan
masukan bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada:
1. Terima kasih kepada Ibu Sutinah dan Bpk. Mansyur, yang penuh kasih
sayang dan kesabarannya dan perhatiannya telah memberikan dorongan moril
dan materil, serta doa yang senantiasa dipanjatkan demi kesuksesan dan
tercapainya cita-cita peneliti.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi,Drs. Mahmud Jalal, M.A. Sebagai Pembantu Dekan bidang
Kepegawaian, serta Drs. Studi Rizal LK. M.A Sebagai Pembantu Dekan
Bidang Kemahasiswaan.
3. Ibu Siti Napsiyah Arrifuzzaman, MSW selaku ketua jurusan Kessos, dan
Bapak Ahmad Zaky,M.Si selaku sekertaris jurusan Kessos.
4. Bapak DR.H. Asep Usman Ismail M.A selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan
serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas iLmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh Civitas
Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan
keilmuan dan
membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Arizal selaku ketua tata usaha SMKN 28 Jakarta yang telah
memberikan data-data yang peneliti butuhkan selama melakukan penelitian
7. Ibu Dra. Tribudi Lestari, MM yang telah memberikan izin terhadap peneliti
untuk melakukan penelitian skripsi di SMKN 28 Jakarta.
8. Untuk Kakak-kakaku, Ghoznawiyah, Liliy Nurdiyah, Yayah Makiya dan
Novita, terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama proses
penyusunan skripsi ini.
9. Untuk Andri Ratih terima kasih atas dukungan dan motivasinya pada penulis
selama ini.
10. Terima kasih kepada teman-teman peneliti Abdul Razak, Yudha Widya
Atmaja, Megasari, Crisyanto, dan teman-teman Kessos angkatan 06 yang
selalu memberikan motivasi bagi peneliti agar secepatnya menyelesaikan
skripsi
11. Dan terima kasih kepada siswa-siswa di SMKN 28 Jakarta yang membantu
peneliti untuk mengisi angketnya
Sebagai kata terakhir peneliti hanya dapat berharap agar skripsi Konsentrasi
Kesejahteraan Sosial dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua pembaca pada
umumnya. Sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penelti, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal
sholeh disisi Allah SWT. Amieen
Jakarta, 2010
Nurmansyah
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .....................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7
D. Metodologi Penelitian ........................................................ 8
E. Sistematika Penulisan ........................................................ 13
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Minat .................................................................................. 15
1. Pengertian Minat .......................................................... 15
2. Macam-macam Minat ................................................... 17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terbentuknya Minat .....................................................
B. Pekerja Sosial .................................................................... 22
1. Pengertian Pekerja Sosial ..............................................
2. Sejarah Pekerja Sosial ...................................................
3. Macam-Macam Pekerja Sosial ......................................
4. Etika Pekerja Sosial .......................................................
5. Etika Pekerja Sosial Islam .............................................
BAB III
GAMBARAN UMUM SMKN 28 JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya SMKN 28 Jakarta ................................ 32
B. Visi, Misi dan Srtuktur Organisasi ..................................... 35
1. Visi ................................................................................ 38
i 2. Misi ............................................................................... 39
3. Struktur Organisasi .......................................................
C.
BAB IV
Kurikulum dan Profil Lulusan ......................................
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Minat Siswa Terhadap Porfesi Pekerja Sosial ................... 40
a. Temuan Data ...................................................................
b. Analisa Data ....................................................................
B. Faktor Pembeda dan Pendukung Pekerja Sosial ................
a. Temuan Data ....................................................................
b. Analisa Data ....................................................................
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 65
B. Saran ................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak kelahirannya sejak abad ke-17 lalu, pekerjaan sosial (social
work) telah terlibat dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Perkembangan
pekerjaan sosial banyak di pengaruhi oleh berbagai hal yang berhubungan
dengan masyarakat banyak, pekerja sosial berangkat dari sebuah kegiatan
relawan dan terus berkembang menjadi sebuah profesi, dalam awal
terbentuknya sebagai profesi pekerja sosial hanya di fokuskan dalam
mengatasi kemiskinan saja. Penerapan The Elizabeth Poor Law di Inggris
sebagai strategi menghadapi kemiskinan akibat The Great Depression tahun
1930-an tercatat sebagai salah satu momentum penting dalam sejarah
perkembangan profesi pekerjaan sosial 1 .
Sebagaimana dinyatakan Skidmore, Thackeray dan Farley
“Social
functioning to be a central purpose of social work and intervention was seen
as the enhancement of social functioning.” Keberfungsian sosial merupakan
konsepsi yang penting bagi pekerjaan sosial. Ia merupakan pembeda antara
profesi pekerjaaan sosial dengan Profesi lainnya terutama oleh profesi
psikolog yang selama ini disama ratakan antara pekerja sosial dan psikolog 2 .
1
Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, (Jakarta: Wahana Semesta
Intermedia, 2010). h.25
2
Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, h.26.
1
2
Jumlah pekerja sosial di Indonesia sangatlah sedikit, dalam pidato
menteri sosial dalam pemutaraan film pekerja sosial di Taman Ismail Marzuki
mengatakan bahwa baru ada sekitar 3700 pekerja sosial yang terlatih melewati
pendidikan dan bukan relawan. Dalam pembukaan seminar social work update
“pendidikan dan praktik pekerjaan sosial di Indonesia” Menteri Sosial Salim
Segaf Al Jufrie mengatakan jumlah tenaga kerja terdidik di bidang pekerjaan
sosial di Indonesia masih belum memadai. Sampai saat ini baru terdapat
belasan ribu pekerja sosial untuk mengurusi masyarakat miskin yang
jumlahnya mencapai 32,5 juta orang atau 14,1 persen dari total penduduk
Indonesia. Idealnya, seorang pekerja sosial hanya mengurusi sekitar dua ratus
warga miskin."Dengan semakin sulitnya kondisi ekonomi bangsa ini, jumlah
masyarakat miskin terus bertambah. Sudah seharusnya jumlah sumber daya
manusia (SDM) untuk pekerjaan sosial juga ditingkatkan 3 .
Menurut ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehjateraan Sosial (STKS)
Bandung Wawan Heriana, “permasalahan sosial saat ini tidak hanya berkutat
pada kecacatan, prostitusi, dan kemisikinan, tetapi bertambah seperti anak
jalanan, perdagangan manusia, pronografi, HIV-AIDS. Ini butuh penanganan
serius dan khusus dengan ilmu yang memadai dan kita butuh tenaga pekerja
sosial profesional yang banyak. Jumlah lulusan yang khusus di bidang pekerja
3
Firardi Rozy, Menteri Sosial Akui Minimnya Anggaran dan Pekerja Sosial,
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/12/07/84874/Menteri-Sosial-Akui-MinimnyaAnggaran-dan-Pekerja-Sosial, akses10 Februari 2010.
3
sosial yang tiap tahunnya hanya sekitar 500 orang pertahun dirasakan masih
kurang” 4 .
Oleh karena lembaga pendidikan yang memberikan tentang ilmu
kesehjateraan sosial haruslah diperbanyak jangan hanya perguruan tinggi saja
yang membuka Jurusan Ilmu Kesehjateraan Sosial, sebaiknya dimulai dari
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejurusan atau
(SMK). Di Jakarta sudah ada SMK yang membuka jurusan pekerjaan sosial
dalam hal ini SMKN 28 Jakarta sudah memulai membuka jurusan pekerjaan
sosial, dalam kurikulum jurusan pekerjaan sosial SMKN 28 Jakarta tidak ada
bedanya dengan mata kuliah yang ada di perguruan tinggi yang sudah
membuka jurusan ilmu kesehjateraan sosial 5 .
SMKN 28 Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang satu-satunya
di Jakarta yang membuka jurusan pekerjaan sosial, selain itu jurusan ini
menjadi unggulan di sekolah itu sendiri dibandingkan jurusan perhotelan yang
sudah ada, jurusan pekerjaan sosial di SMKN 28 diberikan pada murid yang
sudah naik kelas 11 artinya pada kelas 10 para murid di SMKN 28 masih
menjalani mata pelajaran umum dan belum ada penjurusan 6 .
Berdasarkan
pemaparan penulis di atas, penelitian ini ingin
mengetahui minat kelas XI-XII terhadap profesi pekerja sosial. Hal ini
4
Berita Bandoeng, Indonesia Kekurangan Tenaga Pekerja Sosial Profesional,
http://www.beritabandoeng.
com/berita/2009-05/pendaftaran-pemilihan-putri-indonesia-mulaihari-ini/berita/2009-11/indonesia-kekurangan-tenaga-pekerja-sosial-profesional/,
akses
10
Februari 2010.
5
Kementrian Pendidikan Nasional, Data Pokok SMK Versi 3,5 Kemdiknas RI
http://datapokok.ditpsmk.net/index.php?nama=&prop=01&kab=&status=negeri&kk=04,
akses 2 Juli 2010.
6
SMKN 28 Jakarta, Buku Panduan Siswa Baru Angkatan 2009/2010, (Jakarta: 2009), h.
12
4
SMKN 28 Jakarta pertama dan satu-satunya yang membuka bidang keahlian
pekerjaan sosial. Itu dikarenakan setiap tahun dari lulusan SMKN 28 Jakarta
sangat jarang yang memilih untuk menjadi seorang pekerja sosial apa lagi
melanjutkanya
ke
Perguruan
Tinggi
yang
membuka
jurusan
Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
Pekerja sosial adalah profesi yang sangat mulia di mata Allah SWT
dan masyarakat sehingga peranya sangat dinantikan oleh masyarakat. Dengan
adanya pernyataan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie yang diatas bahwa
profesi pekerja sosial sangatlah sedikit untuk menangani masalah masyarakat
di Indonesia, maka penulis mengangkat judul skripsi: MINAT SISWA
KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP PROFESI PEKERJA
SOSIAL.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis membatasi dan
merumuskan masalah sebagai berikut Penelitian ini dibatasi hanya 2 kelas saja
yaitu siswa aktif kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta. Selain itu minat yang diteliti
hanya mencakup siswa kelas XI-XII yang mengambil jurusan Perawatan
Sosial di SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial di Indonesia.
Kemudian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana minat siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta terhadap profesi
pekerja sosial?
5
2. Secara praktis ingin mengetahui pengetahuan siswa kelas XI-XII SMKN
28 Jakarta tentang sejauh mana siswa mengetahui faktor pendukung dan
pembeda profesi pekerja sosial?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalaj untuk mengetahui apakah minat siswa
SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial termasuk tinggi, sedang,
atau rendah dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat bila dilihat
berdasarkan jenis kelamin dan kelas.
Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis diharapkan memberikan kontribusi bagi pengetahuan
ilmiah dalam bidang
ilmu kesejahteraan sosial khususnya di jurusan
konsenterasi kesehjateraan sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis
dan juga pembaca mengenai potensi yang di miliki pekerja sosial di
Indonesia.
D. Metodelogi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau
menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan
demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data analisis. Periset
lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset
6
dianggap
merupaka
respentasi
dari
seluruh
populasi.7
Penulis
menggunakan metode deskriptif analistis, menurut Suharsimi Arikunto
metode ini adalah:
”Salah satu metode yang dapat digunakan dalam prosedur
pemecahan msalah yang diselidiki, dengan menggambarkan dan
melukis keadaan subjek dan objek penelitian (seorang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa, metode deskriptif analisis merupakan langkahlangkah melakukan refresentatif objektif tentang gejala-gejala yang
terdapat didalam masalah yang diselidiki.” 8
2. Subjek dan Objek penelitian
Untuk itu dalam upaya mengumpulkan data dan lebih memahami
fenomena yang ada, serta untuk lebih memfokuskan penelitian dalam
penyusunan skripis ini, penulis menentukan subjek dan objek dari
penelitian ini adalah siswa jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta
tahun ajaran 2010-2011, dan objek dari penelitianya adalah minat atau
kehendak, reaksi dan jawaban siswa terhadap profesi pekerja sosial.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang
diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-XII jurusan perawatan
sosial SMKN 28 Jakarta tahun ajaran 2010-2011.
Sampel dari penelitian ini akan diambil sebanyak 54 responden.
Cara pengambilan sampel menggunakan teknik survei, yaitu sampel yang
diambil secara menyeluruh dalam satu lokasi.
7
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 57.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineke Cipta, 1993), h. 14.
8
7
Disini penulis mengambil responden dari siswa kelas XI-XII
SMKN 28 Jakarta angkatan 2010-2011. Alasan penulis memilih responden
dari angkatan 2010-2011 adalah karena angkatan tersebut dianggap telah
”mengerti” karena telah mengetahui seluk beluk tentang profesi pekerja
sosial, sehingga dapat diasumsikan dalam merespon mereka lebih rasional,
karena kemungkinan sudah tidak di pengaruhi oleh hal-hal seperti latar
belakang pengetahuan yang ada.
Berikut ini adalah tabel jumlah populasi siswa SMKN 28 Jakarta
angkatan 2010-2011.
Tabel 1. Jumlah Siswa SMKN 28 Jakarta Jurusan Perawatan Sosial
Angkatan 2010-2011
Kelas
Jumlah Siswa
Kelas XI
88
Kelas XII
92
Total
180
Sumber: Tata Usaha SMKN 28 Jakarta
Dari tabel 1, terlihat bahwa jumlah total populasi adalah 180 siswa.
Penulis akan mengambil sampel 30 % dari jumlah populasi yaitu : 54
orang dengan rincian sebagai berikut:
1. Kelas XI : 28 Orang
2. Kelas XII : 26 Orang
8
4. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh
data
yang
diinginkan,
maka
penulis
menggunakan teknik pengumpulan data melalui:
a. Menyebarkan angket (kuesioner) kepada seluruh siswa aktif jurusan
perawatan sosial SMKN 28 Jakarta kelas XI dan XII .
b. Dokumentasi yang berdasarkan dokumen, buku-buku, internet 9 yang
ada hubungannya dengan penelitian ini, serta wawancara kepada
beberapa siswa aktif SMKN 28 Jakarta terhadap jurusan pekerja sosial.
c. Indikator
operasional
yang
berdasarkan
sumber-sumber
yang
membahas tentang respon dan minat yaitu:
1) adanya kecintaan pada sesama manusia, rasa toleransi antar umat
beragama.
2) adanya keinginan membantu orang lain secara ikhlas.
3) adanya rasa senang mengetahui segala sesuatu yang berhubungan
dengan aktifitas sosial.
5. Analisis Data
a. Deskriptif yaitu data-data yang di peroleh melalui angket kemudian
diproses menjadi beberapa tahapan yaitu :
1) Editing dengan cara memeriksa jawaban-jawaban responden yang
di kemudian di telaah dan di rumuskan mengkelompokanya untuk
memperoleh data-data yang akurat.
9
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h. 136
9
2) Tabulating yaitu dengan cara memindahkan jawaban-jawaban
responden ke dalam tabel, kemudian di cari presentasinya untuk di
analisa.
3) Kesimpulan yaitu penulis memberikan kesimpulan dari hasil
analisa dan penulisan data.
b.
Pengolahan data
Pengolahan data yang digunakan adalah melalui penghitungan
frekuensi relative dan mean (rata-rata).
Rumus Frekuensi Relatif:
P = F x 100%
N
P = Besaran persentase
F = Frekuensi ( jumlah jawaban responden )
N = Jumlah responden 10
Mean adalah nilai rata-rata dari total bilangan
Rumus mean:
∑ fx
-----N
Keterangan:
M = mean (rata-rata)
fX = Pengamatan
N = Jumlah pengamatan 11
10
Anas Sarjono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Grafindo Persada, 1997), h. 40
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), Cet. 5, h. 175.
11
10
Untuk menentukan apakah minat siswa itu tinggi, sedang, atau
rendah maka ditetapkan skala sebagai berikut:
Tinggi
: Rata-rata ≥ 160
Sedang : Rata-rata = 160
Rendah : Rata-rata ≤ 160 12
E. Tinjauan Pustaka
Penulis mengambil tinjauan pustaka dari skirpsi karya Djajat Sudrajat
mahasiswa UIN Jakarta, dengan Judul ”Minat Siswa belajar membaca AlQur’an di SDI Al-Falah Jakarta Selatan”. Dalam sekripsinya tersebut, Djajat
Membicarakan masalah bagaimana minat siswa terhadap belajar membaca AlQur’an. Yang membedakan dengan skripsi ini adalah subjek dan objek
penelitianya, dalam skripsi ini penulis membahas bagaimana minat siswa
SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial.
F. Sistematika Penulisan
Dalam Penulisan pada penelitian ini dibagi menjadi lima bab :
BAB I: Merupakan Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan
penelitian, metodologi peneilitian , dan sistematika penulisan
BAB II: Landasan Teori. Merupakan bab yang melandasi pemikiran
dalam menganalisa dari data-data yng telah dikumpulkan. Kerangka pemikiran
12
Febrama, Nanda, Respon Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta
Terhadap Rubrik”LangLang” Pada Majalah Intisari Edisi Januari – Desember 2008, (
Jakarta : Perpustakaan Dakwah Skripsi 2009)
11
yang digunakan adalah teori-teori yang berkaitan dengan pengertian minat,
macam-macam minat, faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya
minat,pengertian pekerja sosial, sejarah pekerja sosial, macam-macam pekerja
sosial, etika pekerja sosial dan etika pekerja sosial Islam.
BAB III: adalah Gambaran Umum Lembaga. Dalam bab ini
menggambarkan sejarah berdirinya SMKN 28 Jakarta, visi dan misi, struktur
organisasi sekolah, kurikulum dan profil lulusan.
BAB IV: adalah Hasil Penelitian dan Analisa. Merupakan gabungan
dari hasil pengumpulan data dengan beberapa temuan data dan analisis data
yang ditemukan dilapangan.
BAB V: adalah bab Penutup merupakan simpulan dari penellitian
tentang minat profesi pekerja sosial dan saran-saran untuk sekolah agar lebih
mengembangkan bakat siswa di bidang pekerja sosial.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah “ perbuatan
dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan.” 1
Menurut Alex Sobur secara sederhana bahwa “minat berarti kecendrungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.” 2
Sedangkan Fuad Hasan berpendapat bahwa “minat (interest) adalah istilah
yang menujukan pada adanya intensitas perhatian yang tinggi seseorang
terhadap suatu hal, peristiwa, orang atau benda.” 3
Menurut Alisuf Sabri “minat adalah sesuatu kecendrungan untuk
memperhatikan secara terus menerus. Minat ini erat kaitanya dengan
perasaan senang jadi minat bisa terjadi karena sikap senang pada
sesuatu.” 4 .
Sedangkan menurut Sudarsono dalam bukunya Kamus Filsafat dan
psikologi mengatakan bahwa minat adalah perhatian, kesukaan
(kecendrungan) hati yang terdiri dari:
a. Keinginan dan perhatian yang mengandung unsur-unsur suatu
dorongan untuk berbuat sesuatu (belajar)
b. Suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,
harapan, pendirian, prasangkan, dan rasa takut; kecendrungan 1
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet.
Ke-1 hlm. 499.
2
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), Cet. Ke-1, hlm. 246.
3
Fuad Hasan, dkk, Kamus Istilah Psikologi, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1981), hlm. 64.
4
M. Alif Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1996), Cet. Ke-2,
hlm. 84
12
13 kecendrungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu. 5
Sedangkan menurut Akyas Azhari dalam buku psikologi
pendidikan mengatakan bahwa “minat ialah kecendrungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang terus dan disertai oleh rasa
senang.” 6 Berbeda dengan pendapat A.D. Marimba bahwa “minat adalah
sesuatu arti bagi kita, sesuatu itu dapat memenuhi kebutuhan kita dan
dapat menyenangkan kita.” 7
Sama dengan pengertian minat yang diungkapkan oleh Redja
Mudyaharjo bahwa “minat adalah sesuatu kecendrungan batin yang
menyebabkan bertahanya obyek pemikiran dalam kesadaran, atau
kembalinya obyek pemikiran dalam kesadaran. Minat yang dimiliki
seseorang menyebabkan orang itu dapat memerintahkan dirinnya untuk
bertindak.” 8 Selain itu menurut Slameto “minat adalah kecendrungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa
senang.” 9
Secara
sederhana
minat
dapat
diartikan
sebagai
suatu
kecendrungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,
5
Sudarsono, Kamus Filasafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet. Ke-1,
hlm. 156
6
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996), Cet. Ke-1, hlm.
7
A.D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidiakn Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1981), hlm.
74.
88.
8
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar
Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),
Cet. Ke-2, hlm. 125.
9
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya,(Jakarta: rineka Cipta, 1995),
Cet. Ke-3, hlm. 105.
14 aktifitas, atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan
disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu
pengertian bahwa didalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada
usaha (untuk: mendekati/mengetahui/memiliki/menguasai/ berhubungan)
dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari
objek. 10
Dari definisi di atas mengindikasikan adanya saling melengkapi
sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa minat atau interest adalah
suatu hal yang bersumber dari perasaan yang berupa kecendrungan
terhadap suatu hal yang mana hal tersebut berupa benda atau orang lain,
sehingga
menimbulkan
perbuatan-perbuatan
atau
kegiatan-kegiatan
tertentu. Oleh karena itu keinginan atau ninat dan kemauan atau kehendak
sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang.
Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak
mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari,
ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar. Dalam hal ini tentunya minat
atau keinginan ini erat pula hubungannya dengan perhatian yang dimiliki,
karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada seseorang.
Sehingga secara sederhana dapatlah diambil pengertian bahwa
minat adalah sesuatu kecendrungan atau suatu dorongan yang terjadi pada
diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan minat ini seseorang akan
memusatkan atau mengarahkan seluruh aktifitas fisik maupun psikisnya
10
Abdul Rahmat Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 262-263.
15 kearah yang diamatinya itu. Serta dapat diketahui upaya untuk
meningkatkan minat siswa yang lebih besar adalah dengan cara
menjelaskan hal-hal yang berguna bagi kehidupan dan hal-hal yang
berhubungan dengan cita-cita serta kaitanya denga bahan pelajaran yang
dipelajari itu.
2. Macam-macam Minat
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat
tergantung pada sudut pandang dan cara pengolongan misalanya
berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan
cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri. Minat hanya akan ada bila ditampakkan dalam bentuk perilaku
lisan dan perilaku perbuatan, lalu timbul tindakan yang menentukan
apakah menerima atau menolak terhadap stimuli yang diberikan. Minat
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu:
a.
Area pengetahuan (respon kognitif)
Merupakan hasil persepsi dan pengetahuan seseorang tentang suatu
obyek dimana komponen kognitif ini timbul dengan adanya
perubahan terhadap apa yang dipahami oleh khalayak. Respon ini juga
berkaitan dengan pengetahuan, kecerdasan, informasi seseorang
mengenai suatu hal.
16 b.
Area perasaan (respon afektif)
Menjelaskan tentang perasaan dan reaksi emosional sebagai hasil
evaluasi terhadap obyek dimana komponen afektif ini berkaitan
dengan emosi, jiwa, sikap dan perasaan seseorang terhadap sesuatu.
Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi
khalayak terhadap sesuatu.
c.
Area tindakan (respon konatif)
Respon ini berkaitan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan
kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Menunjukkan kecenderungan
bertindak dengan cara tertentu terhadap obyek tertentu. Dalam hal ini
yang merupakan tindakan yang diberikan dari responden sebagai
pengguna.
1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi:
a) Minat primitive adalah minat yang ditimbulkan karena
kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya
kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman,
kebebasan beraktifitas dan seks.
b) Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya
karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung
berhubungan dengan diri kita misalnya minat belajar, individu
mempunyai pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan
akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan
tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu
17 untuk belajar dan beprestasi agar mendapat penghargaan dari
lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
harga dirinya
2) Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi :
a) Minat intrinstik adalah minat yang langsung berhubungan
dengan aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih
mendasar atau minat asli. Sebagai contoh, seseorang belajar
karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang
senang membaca bukan karena ingin mendapatkan pujian atau
penghargaan.
b) Minat eksintrik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan
akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuanya sudah tercapai
ada kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh,
seseorang belajar dengan sunguh-sunguh agar dapat melalui
ujian nasional dengan baik dan dapat lulus.
3) Berdasarkan cara mengungkapkan minat atau indicator minat
dapat dibedakan menjadi :
a) Expressed interest: adalah minat yang diungkapkan dengan
cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau
menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun
bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari
jawaban subyeklah dapat diketahui minatnya.
18 b) Manifest interest: adalah minat yang diungkapkan dengan cara
mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung
terhadap aktifitas-aktifitas yang dilakukan subyek atau dengan
mengetahui hobinya.
c) Tested
interest:
adalah
minat
yang
diungkapkan
cara
menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang di berikan,
nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya
menunjukan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.
d) Inventoried interest: adalah minat yang diungkapkan dengan
menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana
biasanya bersisi pertanyaan-pertanyaan yang ditunjukan kepada
subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap aktifitas
atau sesuatu objek yang ditanyakan. 11
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya minat.
Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat
terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokan menjadi :
a. Faktor internal: yaitu minat yang terbentuk dari dalam diri individu
yang bersangkutan. Misalnya, bobot, umur, jenis
kelamin,
pengalaman dan kepribadian, faktor internal banyak di pengaruhi oleh
intervensi, pengaruh dari keluarga individu
11
Abdul Rahmat Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, h. 265-268.
19 b. Faktor exsternal: yaitu minat yang terbentuk dari lingkungan sekitar
tempat tinggal individu, faktor lingkungan merupakan pengaruh
terbesar dari terbentuknya suatu minat individu ini dikarenakan terlalu
banyak pengaruh yang masuk ke individu ketika ia berada di luar
lingkungan internalnya.
Menurut Crow and Crow (1973) berpendapat ada tiga faktor yang
menjadikan timbulnya minat, yaitu:
1) Dorongan dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan dan
ingin tahu. Dorongan ingin makan akan membuat individu
membangkitkan minat untuk mencari pengahasilan dan bekerja, serta
dorongan untuk ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membuat individu
akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, dan menuntut
ilmu.
2) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang mebangkitkan minat untuk
melakukan aktifitas tertentu. Mislanya minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbulnya karena ingin mendapatkan
penghargaan dari masyarakat, karena biasanya orang yang memiliki
pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapatkan kedudukan yang
tinggi dan terpandang dalam masyrakat.
3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan
emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuskesan pada aktifitas akan
menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat
minat terhadap aktifitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan
menghilakan minat terhadap hal tersebut.
20 Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering
ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak
berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor
tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor
manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat. 12
B. Pekerja Sosial
1. Pengertian Pekerja Sosial
Pekerjaan sosial berawal dari perjuangan masyarakat untuk
mengatasi kemiskinan dan masalah-masalah yang diakibatkannya. Oleh
karena itu, pekerjaan sosial berhubungan erat dengan gagasan amal
pekerjaan, tetapi harus dipahami dalam pengertian yang lebih luas.
Beberapa definisi pekerjaan sosial di bawah ini diuraikan sebagai bahan
pengetahuan bagi penstudi, peminat dan pemerhati kesejahteraan sosial
tentang konsep pekerjaan sosial.
Dalam wacana umum, pekerjaan sosial dianggap sebagai pekerjaan
yang bersifat amal yang muncul atas dasar belas kasihan atau lebih jauh
karena adanya rasa mencintai sesama manusia (altruism). Tentunya, bagi
para penstudi kesejahteraan, pemberian pertolongan, istilah awalnya dan
berkembang menjadi pemberdayaan manusia akan lebih efektif dan efisien
kalau diperkuat dengan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
nilai (value). Konsep-konsep yang mendasari bahwa pekerjaan sosial
12
Abdul Rahmat Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, h 263-265.
21 sebagai profesi yang profesional dan bukan hanya semata-mata amal dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Rex A. Skidmore, Milton Thackeray, dan O William Farley, pekerjaan
Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individuindividu,
baik
secara
individual
maupun
kelompok,
dimana
kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka khususnya
interaksi orang-orang dengan lingkungannya.
b. Max Siporin, pekerjaan sosial didefinisikan sebagai metode institusi
sosial
untuk
membantu
orang-orang
guna
mencegah
dan
menyelesaikan masalah sosial dengan cara memperbaiki dan
meningkatkan keberfungsian sosialnya.
c. Walter A. Friedlander dan Robert Z. Apte, pekerjaan sosial adalah
pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan dan
keterampilan ilmiah guna membantu individu, kelompok, maupun
masyarakat agar tercapainya kepuasan pribadi dan sosial serta
kebebasan.
d. Charles Zastrow, pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk
membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan
atau memperbaiki kapasitasnya untuk kembali berfungsi sosial dan
menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.
Dari beberap definisi diatas dapat dikemukakan bahwa : pekerjaan
sosial sebagai pekerjaan profesional, syarat profesional pekerjaan sosial
adalah didasari oleh pengetahuan, skill dan value, fokus pekerjaan sosial
22 adalah relasi sosial antara klien (individu, kelompok dan masyarakat)
dengan lingkungan sosial, tujuan pekerjaan sosial adalah kesejahteraan
sosial atau keberfungsian sosial. 13
Pekerjaan sosial sebagai suatu profesi masih dapat dikatakan baru
sebagai sebuah profesi yang baru muncul pada awal abad ke 20, meskipun
demikian ia mempunyai akar sejak timbulnya revolusi industri. Berbeda
dengan profesi lain yang mengembangkan spesialisasi untuk mencapai
kematanganya, maka pekerjaan sosial lebih berusaha untuk menyatukan
berbagai bidang ilmu ataupun spesialisasi dari berbagai lapangan
praktek. 14
2. Sejarah Pekerja Sosial
Secara historis telah dinyatakan bahwa kelahiran pekerja sosial
modern tidak bisa dipisahkan dari kelahiran Negara-negara kapitalis
modern yang industrialis, khususnya di Inggris dan Amerika. Sejarah awal
pekerja sosial pada kedua Negara industri tersebut sebenarnya adalah
sebuah sejarah tentang berbagai aktivitas kedermawanan atau filantropis
demi menolong rakyat miskin atau juga dikenal dengan istilah
‘penanganan kemiskinan’. Aktivitas-aktivitas filantropis itu secara resmi
diturunkan dari sebuah undang-undang terkenal mengenai kemiskinan:
yaitu undang-undang kemiskinan Elizabeth (the Elizabeth Poor Law) yang
13
Soni A. Nulhaqim , Definis Pekerjaan Sosial), http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/
script.php/read/ definisi-pekerjaan-sosial/, akses 16 Maret 2010.
14
Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,1994), h.10.
23 dikeluarkan pada awal abad ke-17. 15 Gerakan dari aktivitas ini yang
menyebabkan cikal bakal atau pelopor sebuah rangkaian
ide untuk
membuat sebuah profesi pekerja sosial, ada dua organisasi yang
mepelopori atau cikal bakal terbentuknya sebuah profesi pekerja sosial
yaitu Charity Organization Society (COS), dan yang kedua adalah Fabian
Society, yang ditransformasikan kepada sebuah pendekatan langsung yang
menjadi the Settlement House Movement. The Settlement House
Movement adalah asal muasal profesi pekerja sosial dan secara nyata
merupakan produk-produk industrialisasi dan urbanisasi. 16
Sebuah profesi harus ditunjang dari berbagai segi, berupa kerangka
yang jelas, terarah, teruji, terencanakan, dan bersistem. Demikian pula
yang terjadi pada pekerja sosial yang ada di Negara maju. Mekanisme
voluntary tidak bisa begitu saja berjalan kalau dibiarkan terus menerus
maka tidak ada bedanya voluntary dengan pekerja sosial. Oleh karena itu
harus ada kerangka hukum, karena apa yang dilakukannya memiliki
dimensi publik. Sehingga kalau sudah memasuki area ini, maka pelakupelaku publik (Negara, masyarakat, dan pemerintah) harus duduk semeja
dan merumuskan sistem kelembagaan pekerja sosial.
Bersamaan dengan kemunculan pandangan ilmiah mengenai
pelayanan kemanusiaan dan diikuti oleh pendirian the New York School
of Philantropy pada tahun 1898,
kemudian berganti
nama
menjadi
Colombia University School of Social Work di Amerika. Istilah ‘Social
15
Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, (Jakarta:Wahana Semesta
Intermedia,2010), h.25.
16
Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, h.25
24 Work’ pertama kali digunakan setahun sesudah berdirinya sekolah
tersebut dan sejak saat itulah pekerja sosial secara resmi menjadi sebuah
‘disiplin ilmu pemberian pertolongan’ dan pekerja sosial telah mendorong
perkembangan-perkembangan besar dalam aspek pendidikan institusional,
praktik, dan juga idieologinya. Pilar-pilar pofesi ini dirasakan kepada
asumsi, sebagaimana Epstein (1999) mencatat, “Negara memerlukan
akademi, profesi, dan seni untuk menangani usaha dan cetakan,
membimbing dan mengajarkan berbagai pikiran” (h.8). Dengan kata lain,
perkembangan profesi pekerja sosial adalah konsekuensi dari lahirnya
Negara modern dan pembagian kelas pekerja. 17
3. Macam-macam Pekerja Sosial
Dalam dunia pekerja sosial kita mengenal beberapa macam-macam
kekuhsusan yang dimiliki oleh seorang pekerja sosial atau skill yang ia
miliki sama dengan halnya dengan dokter yang mempunyai spesialisasi
dalam ilmunya, berikut ini macam-macam pekerja sosial:
a. Pekerja sosial medis: adalah seorang pekerja sosial yang bekerja di
rumah sakit yang bertugas atau bertujuan untuk menilai fungsi
psikososial yang dimiliki oleh klien dan keluarganya, serta
menghubungkan pasien dengan sumber daya manusia yang ada,
sehingga pasien tidak lagi bingung ketika ia memasuki ranah
kedokteran. Selain itu pekerja sosial medis dapat juga melakukan
17
Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, h. 33.
25 konseling terhadap pasien atau klien untuk mengetahui apa saja
masalah yang dihadapi oleh klien atau pasien sehingga pekerja sosial
medis dapat membantu untuk menemukan dan memfasilitasi
kebutuhan klien atau pasein terhadap masalah kesehatan. Pekerja sosial
medis biasanya bekerja pada tim dengan profesional dari disiplin lain
(seperti kedokteran, perawatan, fisik, pekerjaan, pidato dan terapi
rekreasi, dll). 18
b. Pekerja sosial internasional: adalah seorang pekerja yang rata-rata
menangani pengungsi, baik korban perang, bencana alam, politik dan
tenaga kerja luar negeri (TKLN). Skill yang harus dimiliki oleh
seorang pekerja sosial internasional adalah menguasai beberpa bahasa
asing dan pengetahuan mengenai isu-isu internasional yang sedang
terjadi. 19
c. Pekerja Sosial Industri: sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang
secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan
sosial di dunia kerja melalui berbgai intervensi dan penerapan metode
pertolongan yang bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara
indvidu dan lingkunganya terutama lingkungan kerja. 20
d. Pekerja Sosial Advokasi: adalah kegiatan yang dilakukan oleh pekerja
sosial untuk membantu klien agar mampu menjangkau sumber atau
18
Mary Jhonson, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam Setiing
Rumah Sakit, (Surakarta:1988), hal. 36.
19
Edi Suharto,Prospek dan Tantangan Pekerja Sosial, http://blogs.unpad.ac.id/teguh
aditya/script.php/view/pekerja-sosial-industri/, diakses pada 15 April 2010.
20
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, (Bandung:Refika Aditama, 2007), h. 7.
26 pelayanan sosial yang telah menjadi haknya. Alasannya terjadi
diskriminasi atau ketidakadilan yang dilakukan oleh lembaga, dunia
bisnis atau kelompok professional terhadap klien dan klien sendiri
tidak mampu merespon situasi tersebut dengan baik. Pekerja sosial
berbicara, berargumen dan bernegoisasi atas nama klien individual.
Karenanya advokasi ini sering disebut pula sebagai advokasi klien. 21
Profesi pekerja sosial tidak hanya sebatas itu saja, akan tetapi bisa
merambah
dalam
dunia
pendidikan,
anak,
prostitusi,
maupun
pemerintahan. Seorang pekerja sosial juga bisa melakukan enabler
(menyediakan atau memfasilitasi), broker (pialang), expert (tenaga ahli),
social planner (perencana sosial), advocate (advokat atau hukum), activist
(aktifis), dan educator (pendidik). 22
4. Etika Pekerja Sosial.
Etika pekerja sosial merupakan etika frofesi yang berfungsi
membimbing, mengatur, dan mengendalikan prilaku dalam kapasitas
peranan-peranan dan status pekerjaan sosial menggambarkan apa yang
diharapkan dari para pekerja sosial di dalam penampilan fungsi -fungsi
profesional mereka dan di dalam tingkah laku mereka sebagai anggota
profesi pekerja sosial. Apa yang diharapkan dari para pekerja sosial
dengan cara tingkah laku yang dinilai di dalam fungsi-fungsi dan status
21
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, h. 147
22
Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada,1994), h.26-29.
27 profesional didasarkan pada dan berasal dari pekerjaan yang mereka
lakukan, untuk siapa dengan siapa mereka bekerja dan dalam setting apa
pekerjaan itu dilakukan. Etika pekerja sosial didasarkan pada beberapa
premis atau dasar pemikiran tertentu tentang pekerja sosial dan tentang
klien, dan resiko-resiko bagi klien. Dari hasil kongres III Ikatan Pekerja
Sosial Profesional Indonesia (IPSPI)
pada tanggal 20 Februari 2010
menetapkan etika pekerja sosial sebagai berikut:
a. Perilaku dan Integritas Pribadi Pekerja Sosial Profesional.
1) Prilaku pribadi: pekerja sosial professional wajib memelihara dan
senantiasa
meningkatkan
standar
perilaku
pribadi
selama
menggunakan identitas dan bertindak dalam kapasitasnya sebagai
pekerja sosial professional.
2) Integritas: Pekerja sosial professional harus senantiasa bertindak
dengan setinggi-tingginya integritas professional.
3) Kemampuan Profesional: Pekerja sosial professional dalam
menerima tanggung jawab atau pekerjaan harus semata-mata
mendasarkan pada pemahaman bahwa ia memang memiliki
kemampuan untuk melaksanakannya dengan sebaik-baiknya dan
atau untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dengan
tanggung jawab atau pekerjaan tersebut.
4) Pelayanan: Pekerja sosial professional wajib memastikan mutu dan
cakupan lingkup pelayanan.
28 5) Keilmuan dan Penelitian: Pekerja sosial professional yang terlibat
dalam bidang keilmuan dan penelitian harus mengikuti dan
mematuhi tradisi-tradisi keilmuan pekerja sosial.
b. Kewajiban Pekerja Sosial Professional terhadap Klien.
1) Menghargai kepentingan Klien: Pekerja Sosial professional harus
mengakui, menghargai dan berusaha sebaik mungkin melindungi
kepentingan klien dalam konteks pelayanan.
2) Menghargai Hak-hak Klien: Pekerja sosial professional wajib
mengakui, menghargai, berupaya mewujudkan dan melindungi
hak-hak klien.
c. Kewajiban Pekerja Sosial Profesional Terhadap Rekan Sejawat.
1) Penghargaan, keterbukaan, dan Penghormatan: Pekerja sosial
professional harus memperlakukan setiap rekan sejawatnya sebaikbaiknya dengan penghormatan, kejujuran, dan keterbukaan demi
perbaikan
standar
pelayanan,
peningkatan
kemampuan
professional, dan pengembangan profesi pekerja sosial.
2) Klien Rekan sejawat: Pekerja Sosial professional menghargai
konteks pelayanan rekan sejawat dengan klienya.
d. Kewajiban Pekerja Sosial Profesional terhadap Lembaga yang
Mempekerjakanya.
1) Komitmen terhadap Lembaga yang memperkerjakanya: Pekerja
sosial profesiional harus senantiasa berperanserta aktif dalam
meningkatkan kinerja pelayanan lembaganya terhadap klien baik
29 melalui hubungan kerja yang kondusif maupun dalam bentuk
pelayanan yang lebih bermutu kepada klien.
2) Ongkos Pelayanan: pekerja sosial professional wajib memastikan
bahwa dalam kontes pelayanan terdapat unsur imbalan jeri payah
yang patut dan memadai baik langsung dari klien atau pihak ketiga
kepada lembaga sesuai standard an ketentuan.
e. Kewajiban pekerja sosial professional terhdap profesi pekerjaan sosial.
1) Memelihara integritas Profesi: pekerja sosial professional harus
memelihara dan mengembangkan unsur-unsur profesi pekerjaan
sosial nilai-nilai etika, misi, ilmu pengetahuan, dan serta
parktiknya.
2) Kemaslahatan masyarakat: pekerja sosial professional harus
senantiasa berupaya untuk mewujudkan profesi pekerja sosial
sebagai unsur pelayanan yang menjadi sumbangsih untuk
kemaslahatan masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan
sosial.
3) Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan: pekerja sosial
professional
harus
berperan
aktif
dalam
mengidentifikasi,
mengembangkan dan memanfaatkan unsur-unsur profesi pekerja
sosial.
f. Kewajiban Pekerja Sosial Profesional Terhadap Masyarakat.
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial: Pekerja sosial professional wajib
ikut serta memajukan kesejahteraan sosial dengan mendukung
30 perwujudan kondisi kehidupan yang kondusif bagi pemenuhan
kebutuhan dasar dan hak asasi dan mendorong perwujudan nilai-nilai
sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang selaras dengan cita-cita
keadilan sosial.
g. Kekuatan Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial Indonesia.
Dianggap mengetahui dan kesediaan mematuhi: Pekerja sosial
professional wajib mengetahui dan mematuhi ketentuan Kodepeksos
dan juga menerima bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan dan
penetapan sanksi atas pelanggaran Kodepeksos etik adalah
hak
sepenuhnya IPSPI yang dilaksanakan oleh Dewan Pengawas Kode Etik
Profesi IPSPI. 23
5. Etika Pekerja Sosial Islam.
Dalam perjalanan ilmu kesejahteraan sosial di Indonesia tidak
dapat dilepaskan dari budaya dan agama-agama yang berkembang di
dalam Negara dan agama itu sendiri, dalam konteks Indonesia mayoritas
agama yang dianut adalah Islam oleh karena itu dalam pergulatan dunia
pekerja sosial di Indonesia haruslah berasimilasi dengan ajaran agama
Islam yang berpegang teguh terhadap AL-Qur’an dan Hadist, berikut
adalah beberapa etika pekerja sosial dalam ajaran atau menurut pandangan
syariat (al-maqasid al syari’ah) Islam:
a. Al-khifd al-din (memelihara agama): yaitu seorang pekerja sosial
haruslah mempunyai perlindungan agama dan keimanan.
23
Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia, Penerapan Kode Etik Profesi Pekerjaan
Sosial Indonesia (Jakarta: T.pn., 2010)
31 b. Al-khifd al-nasl (memelihara keluarga): yaitu seorang pekerja sosial
harus atau wajib melindungi keluarga atau kerabat keturunanya dari
kekafiran atau kesulitan hidup.
c. Al-khifd al’aql (memelihara qolbu): yaitu mengisyaratkan seorang
pekerja sosial harus atau hendaknya memiliki kualitas pikiran dan
qalbu yang baik agar bisa beramal saleh.
d. Al-khifd al-maal (memelihara harta): yaitu seorang pekerja sosial
harus menjamin ekonomi bagi dirinya sendiri, keluarga dan
masyarakat, seorang pekerja sosial haruslah mampu menjaga diri,
keluarga dan masyarakat agar tidak jatuh dalam jurang kemiskinan.
e. Al-khifd al-nafs (memelihara jiwa): yaitu seorang pekerja sosial harus
menekankan urgensi setiap individu muslim memiliki kekuatan dan
kemampuan untuk melindungi dan mengusahakan kesejahteraan secara
mandiri serta masyarakat, dalam konteks ini pekerja sosial juga harus
mampu mengaktifkan keberfungsi sosial individu masing-masing. 24
Prinsip-prinsip diatas sesunguhnya berisikan keharusan bagi setiap
individu muslim ataupun pekerja sosial untuk mewujudkan keadilan sosial
dan kesejahteraan sosial bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Dalam
konteks lebih besar, hal ini merupakan akar dari gagasan”rahmatan
lil’alamin” dan etika bahwa “sebaik-baiknya manusia adalah manusia
yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.
24
Faturahman Jamil, “ The Muhammadiyah and the Theory of Maqasid al-Shari’ah”
dalam Prodica Islamica, (Jakarta: Studia Islamika, 1995) Volume 2, h. 53.
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya SMKN 28 Jakarta.
Berbeda dengan sekolah kejuruan pada umumnya, SMK Negeri 28
Jakarta mengelola dua program studi dari dua bidang studi yang berberbeda.
Satu program studi Perawatan Sosial dari kelompok Kesehatan Masyarakat,
sedang yang satunya lagi adalah Akomodasi Perhotelan dari kelompok
Pariwisata. Pekerja Sosial merupakan salahsatu program strudi dari kelompok
Kesehatan Masyarakat.
Pada saat berdiri tahun 20 Agustus 1955 bernama SPK yang beralamat
di Jalan Surabaya Menteng Jakarta Pusat. Kemudian pada tahun 1959 diganti
namanya menjadi “Sekolah Pekerjaan Sosial Atas” (SPSA) Negeri. Tahun
1976 Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan mewajibkan pada sekolahsekolah kejuruan menggunakan nama Sekolah Menengah, kemudian
diteruskan dengan jenis sekolah yang dikelolanya, dengan dasar itulah maka
nama SPSA diganti menjadi “Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial” (SMPS)
Negeri Jakarta. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha untuk menyeragamkan
sekolah kejuruan dengan menggunakan istilah sekolah menengah (SM) seperti
SKKA menjadi SMKK, STM menjadi SMT dan sebagainya.
Kemudian menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 036/O/1997, tanggal 7 Maret 1997, yang didasarkan pada
penyederhanaan jenis pendidikan tingkat menengah yaitu SMU dan SMK,
32
33 sejak saat hingga sekarang, inistitusi pendidikan menengah kejuruan ini diberi
nama SMK Negeri 28 Jakarta. Kemudian untuk jenis SMK ini cukup banyak
maka dibedakan lagi menjadi Kelompok Bidang Keahlian, seperti KBK
Pariwisata, Teknik, Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat dan sebagainya,
SMK Negeri 28 Jakarta termasuk dalam Kelompok Kesejahteraan
Masyarakat. Sekolah yang terletak di Jl. Maritim No. 26 Cilandak barat,
Jakarta Selatan ini mempunyai beberapa sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan belajar siswanya yaitu terdiri dari:
1. Lab komputer
2. Lab bahasa
3. Lab ruang praktik perhotelan
4. Lab ruang praktik perwatan sosial
5. Ruang praktik pekerjaan sosial
6. Kantin / restoran
7. Lapangan olahraga
8. Masjid
B. Visi dan Misi SMKN 28 JAKARTA
1. Visi
Mewujudkan Sekolah Bertaraf Internasional.
2. Misi
Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.
a. Peningkatan
Technology).
manajemen
sekolah
berbasis
IT
(Information
34 b. Terwujudnya manajemen mutu ISO 9001 : 2000.
c. Peningkatan mutu pemelajaran siswa.
d. Peningkatan profesionalitas guru dan tenaga keadministrasian.
e. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan industry.
f. Peningkatan kualitas kemampuan berbahasa asing.
g. Terserapnya minimal 80% tamatan dalam dunia kerja1 .
3. Struktur Organisasi
1
Tata Usaha SMKN 28 Jakarta tgl 28 Juli 2010.
35 C. Kurikulum dan Profil Lulusan
1. Kurikulum
Tabel 2. Kurikulum
No.
Kode Kompetensi
Kelompok Mata Pelajaran / Stand.
Kompetensi
I
Kelompok Normatif
1
AG-01-06
Pendidikan Agama
2
PKn-01-06
PKn
3
IND-01-06
Bahasa Indonesia
4
OR-01-06
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
5
SB-01-06
Seni Budaya
II
Kelompok Adaptif
1
MTK-01-06
Matematika
2
ING-01-06
Bahasa Inggris
3
KKPI-01-06
KKPI
4
KWU-01-06
Kewirausahaan
5
IPS-01-03
Ilmu Pengetahuan Sosial
6
IPA-01-06
Ilmu Pengetahuan Alam
III
1
Dasar Kompetensi Kejuruan
081.DKK.01
Melakukan
kerja
sama
individu/keluarga/kelompok/komunitas
klien
dan
masyarakat
2
081.DKK.02
Melakukan kerja sama di lingkungan sosial
klien
3
081.DKK.03
Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus
(catatan kasus)
4
081.DKK.04
Melakukan temu bahas kasus
5
081.DKK.05
Menerapkan kode etik pekerjaan sosial
6
081.DKK.06
Menerapkan Keselamatan, Kesehatan kerja
dan Lingkungan hidup (K3LH)
36 IV
Kompetensi Kejuruan
1
081.KK.01
Melakukan fungsi pekerjaan sosial
2.
081.KK.02
Memahami peran pekerja sosial
3
081.KK.03
Melakukan metode praktek pekerjaan sosial
4
081.KK.04
Menerapkan teknik-teknik dalam
praktek
pekerjaan sosial
5
081.KK.05
Menggunakan
pengetahuan
lokal
untuk
praktek pekerjaan sosial
6
081.KK.06
Memahami prosedur pelayanan di lembaga
pelayanan sosial
7
081.KK.07
Melakukan Assesmen
8
081.KK.08
Merancang rencana intervensi
9
081.KK.09
Melaksanakan intervensi
10.
081.KK.10
Melakukan
terminansi
(melakukan
pengakhiran hubungan kerja)
11
081.KK.11
Melakukan referal
V
Muatan Lokal
1
ML-01
Bahasa Jepang
2
ML-02
Jurnalistik
VI
Pengembangan Diri
Paskibraka, PMR, KIR, Karate, dll 2
2. Profil Lulusan
Tabel 3. Tahun ajaran 2008/2009
No
KELAS
KOMPETENSI KEAHLIAN
JUMLAH
LULUS
1
XII
Akomodasi Perhotelan
124
124
2
XII
Pekerjaan Sosial
75
75
199
199
Jumlah
Keterangan
2
Tata Usaha SMKN 28 Jakarta oleh Pak Arizal tgl 28 Juli 2010.
LULUS 100 %
37 Tabel 4. Tahun ajaran 2009/2010
No
KELAS
KOMPETENSI KEAHLIAN
JUMLAH
LULUS
1
XII
Akomodasi Perhotelan
83
83
2
XII
Pekerjaan Sosial
92
92
175
175
Jumlah
Keterangan
LULUS 100 %
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Minat Siswa Terhadap Profesi Pekerja Sosial
1. Temuan Data
Setelah dilakukan penelitian, penulis menemukan beberapa hal
yang menjadi temuan lapangan, untuk mengetahui minat siswa kelas XIXII SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial. Pada penelitian ini,
responden adalah siswa kelas XI-XII jurusan perawatan sosial SMKN 28
Jakarta siswa yang dijadikan sample adalah sebanyak 54 orang. Kemudian
penulis akan menjelaskan analisanya dalam bentuk tabel serta uraian dari
masing-masing tabel.
Dari 54 kuisioner (angket) yang telah terkumpul, penulis
mendapatkan
data
mengenai
responden
dan
selanjutnya
penulis
mengklaisifikasikanya menjadi dua bagian yaitu identitas responden
berdasarkan kelas dan jenis kelaminya. Adapun frekuensi jumlah
responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Identitas Responden
Tabel 5. Karakteristik siswa berdasarkan kelas
No
Kelas
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
XI
28
51%
2
XII
26
49%
Jumlah
54
100%
38
39
Berdasarkan tabel 5 diatas bahwa identitas siswa kelas XI
berjumlah 28 orang (51%) dan siswa kelas XII berjumlah 26 orang (49%).
Dengan begitu terlihat bahwa dalam penelitian ini jumlah kedua kelas
hampir seimbang.
Tabel 6. Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
Laki-laki
21
39%
2
Perempuan
33
61%
Jumlah
54
54
Berdasarkan tabel 6 diatas bahwa identitas siswa berdasarkan jenis
kelamin, siswa laki-laki berjumlah 21 orang (39%) sedangkan siswa
perempuan berjumlah 33 orang (66%). Dengan temuan ini terlihat siswa
perempuan lebih mendominasi pernyataan dibandingkan dengan laki-laki
Frekuensi yang telah diperoleh seperti yang ditulis di atas
dinyatakan kedalam ranking sehingga diketahui kecendrungan setiap
jawaban sesuai dengan jawaban responden. Langkah selanjutnya adalah
menganalisa dan mengiteprestasikan jawaban dari hasi angket yang telah
penulis sebarkan. Untuk mengetahui jawaban hasil penelitian ini maka
dapat di lihat melalui tabel-tabel di bawah ini:
40
Tabel 7. Jiwa sosial siswa untuk menolong orang lain.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Saya senang dan
ikhlas membantu
orang lain yang
sedang membutuhkan
pertolongan
37/148
17/51
0/0
0/0
199
1
2
Ketika ada teman
yang sedang
memerlukan
pertologan mendesak
sedangkan kamu
sedang terlelap tidur
apakah kamu akan
tetap membantu
14/56
37/111
3/6
0/0
173
2
= 372
2
= 186
Rata-rata
199+173
Berdasarkan ranking penilaian siswa tentang jiwa sosial untuk menolong
orang lain, terlihat bahwa jiwa sosial siswa sangat tinggi untuk membantu orang
lain tanpa mengenal waktu, keadaan, dan siapa orang yang akan dibantu. Ini
merupakan perwujudan dari jiwa sosial yang tinggi terhadap manusia, memang
pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yakni manusia membutuhkan
manusia lain untuk menjalankan kehidupan.
41
Tabel 8. Partisipasi siswa terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Saya selalu ikut
berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan
sosial kemasyarakatan
13/52
40/120
1/3
0/0
175
1
2
Ketika ada kerja bakti
secara bergotong royong
dilingkungan rumah,
saya selalu ikut
berpartisipasi
11/44
42/126
1/3
0/0
173
2
Rata-rata
175+173 = 348 = 174
2
Berdasarkan ranking penilaian partisipasi siswa terhadap kegiatan sosial
kemasyarakatan, terlihat bahwa partisipasi siswa sangat tinggi apabila ada
kegiatan sosial kemasyarakat di lingkungan rumahnya. Ini membuktikan bahwa
siswa sangat antusias terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat
sekitar tempat tinggal para siswa, baik kegiatan membersihkan lingkungan,
mengikuti karang taruna, dan lain sebagainya.
42
Tabel 9.Kesediaan siswa menerima perbedaan yang ada di masyarakat.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Saya merasa nyaman dan
senang di tengah-tengah
masyarakat yang penuh
dengan kemajemukan
12/48
28/84
10/20
4/4
156
2
2
Saya selalu terganggu
apabila ada tetangga
saya sedang melakukan
kegiatan adat istiadat
baik itu perkawinan,
khitanan, dll
1/1
8/16
26/78
19/76
171
1
Rata-rata
156+171 = 327
2
= 163,5
Berdasarkan ranking penilaian kesediaan siswa menerima perbedaan yang
ada di masyarakat, terlihat bahwa siswa tidak terganggu dengan perbedaan yang
ada di tengah-tengah masyarakat, ini dikarenakan Indonesia menjunjung tinggi
toleransi antar umat beragama untuk menjalankan adat istiadat menurut
kepercayaanya masing-masing. Dari pernyataan siswa diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa tidak terganggu dengan adanya perbedaan-perbedaan
yang ada dan siswa sangat menghargai perbedaan itu.
43
Tabel 10. Pengetahuan siswa terhadap isu-isu sosial yang sedang
berkembang.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Saya selau
17/68 34/102 3/6
memperbaruhi
pengetahuan saya di isuisu sosial karena itu akan
membangkitkan jiwa
sosial saya.
0/0
176
1
2
Ketika didalam rumah
atau diluar rumah saya
tidak pernah
menyempatkan diri
untuk mencari informasi
tentang isu-isu sosial
yang sedang hangat
dibicarakan oleh
masyarakat
8/32
131
2
0/0
9/18
27/81
Rata-rata
176+131 = 307
2
= 153,5
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa terhadap isu-isu sosial
yang
sedang
berkembang,
terlihat
bahwa
siswa
selalu
memperbaruhi
pengetahuanya di isu-sisu yang berhubungan dengan sosial itu sangat tinggi, baik
itu hanya sekedar pengetahuanya saja maupun untuk lebih mengembangkan jiwa
sosial yang dimiliki oleh tiap-tiap siswa. Pembaruan informasi dalam ilmu
pengetahuan sangatlah penting selain menambah wawasan akan khasanah ilmu
pengetahuan pembaruan ini sangat berguna untuk siswa agar tidak ketinggalan
akan informasi yang sangat cepat berubah-ubah sewaktu-waktu.
44
Tabel 11. Keinginan siswa memilih jurusan perawatan sosial di SMKN 28
Jakarta.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Saya masuk jurusan
perawatan sosial di
SMKN 28 Jakarta
karena ingin menjadi
seorang pekerja sosial
professional
32/128
19/57
3/6
0/0
191
1
2
Masuk Jurusan
perawatan sosial bukan
karena keinginan saya
dan sangat terpaksa
1/1
10/20
28/84
15/60
165
2
Rata-rata
191+165 = 356 = 178
2
Berdasarkan ranking penilaian keinginan siswa memilih jurusan perawatan
sosial di SMKN 28 jakarta, terlihat bahwa minat siswa sangat tinggi untuk masuk
jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta. Ini bukan tanpa alasan minat siswa
sangat tinggi terhadap jurusan ini, dikarenakan jurusan ini sangat sesuai dengan
kepribadian siswa yang selalu ingin membantu sesama tanpa mengenal status
untuk membantu orang lain. Tentunya ini dibarengi dengan keikhlasan membantu
orang lain.
45
Tabel 12. Ketertarikan siswa terhadap profesi pekerja sosial.
No
Pernyataan
1
Saya tertarik dengan
profesi pekerja sosial,
alasanya
2
Sedikitpun saya tidak
tertarik dengan profesi
sebagai pekerja sosial,
alasanya :
Rata-rata
SS
S
31/124 22/66
1/1
5/10
TS
STS
Skor
Ranking
1/2
0/0
192
1
31/93
17/68
172
2
192+172 = 364
2
= 182
Berdasarkan ranking penilaian ketertarikan siswa terhadap profesi pekerja
sosial, terlihat bahwa minat siswa terhadap profesi pekerja sosial sangatlah tinggi,
ini dibuktikan dengan bergabagai macam pengertian yang penulis dapatkan dari
angket yang penulis berikan. Dengan adanya minat yang tinggi terhadap profesi
pekerja sosial diharapkan profesi pekerja sosial dimassa yang akan datang akan
lebih dikenal oleh masyarakat luas, yang selama ini selalu beranggapan bahwa
profesi pekerja sosial masih sama dengan relawan atau psikolog.
46
Tabel 13. Keyakinan siswa terhadap massa depan menjadi seorang pekerja
sosial.
No
Pernyataan
1
Profesi pekerja sosial
memiliki peluang sukses
yang lebih besar dari
pada profesi yang
sejenis seperti psikolog
dan dokter
2
Menurut saya profesi
pekerja sosial tidak
menjamin hidup dimassa
depan, alasanya:
Rata-rata
SS
S
27/108 23/69
0/0
4/8
TS
STS
Skor
Ranking
7/14
0/0
191
1
22/66
28/112
186
2
191+186 = 377
2
= 188,5
Berdasarkan ranking penilaian keyakinan siswa terhadap massa depan
menjadi seorang pekerja sosial, terlihat bahwa para siswa meyakini dengan sangat
tinggi bahwa menjadi seorang pekerja sosial bukanlah sosok yang membuat siswa
takut akan profesi ini, melainkan siswa beranggapan profesi pekerja sosial bisa
menjamin hidup di massa depan dan tidak kalah dengan profesi-profesi yang
sudah ada. Keyakinan ini harus dibarengi dengan tekad yang kuat dan harus
mendapat dukungan dari orang tua dan guru, agar cita-cita mereka dapat terwujud.
47
Tabel 14. Kebanggan menjadi seorang pekerja sosial.
No
Pernyataan
1
Menjadi seorang pekerja
sosial adalah suatu
kebanggaan tersendiri
2
Bagi saya profesi pekerja
sosial tidaklah
membanggakan, karena:
Rata-rata
SS
S
29/116 23/69
0/0
0/0
TS
STS
Skor
Ranking
2/4
0/0
189
2
20/60
34/136
196
1
189+196 = 385
2
= 192,5
Berdasarkan ranking penilaian kebanggan menjadi seorang pekerja sosial,
terlihat bahwa tingkat kebanggaan siswa akan menjadi seorang pekerja sosial
sangatlah tinggi. Ini bukan tidak ada alasan siswa menjawab bangga menjadi
seorang pekerja sosial, kebanyakan meraka menjawab karena seorang yang
berprofesi sebagai pekerja sosial jauh lebih mulia dari pada profesi sejenis karena
cangkupan profesi pekerja sosial lebih luas dari profesi yang lain. Selain itu juga
ada yang menyatakan bahwa profesi pekerja sosial sangatlah mulia karena
menolong siapa saja yang sedang membutuhkan pertolongan tanpa memandang
status apapun.
48
Tabel 15. Pengetahuan siswa akan minat masyarakat terhadap profesi
pekerja sosial.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Menurut saya profesi
pekerja sosial sekarang
banyak diminati oleh
masyarakat luas
20/80
25/75
9/18
0/0
173
1
2
Menurut saya profesi
pekerja sosial kurang
diminati atau digemari
oleh masyarakat luas
0/0
10/20
43/129
1/4
153
2
Rata-rata
173+153 = 326
2
= 163
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa akan minat masyarakat
terhadap profesi pekerja sosial, terlihat bahwa siswa pengetahuan siswa atas minat
masyarakat terhadap profesi pekerja sosial sangatlah tinggi. Mereka menyakini
bahwa profesi pekerja sosial sudahlah sangat dikenal oleh masyarakat luas,
sehingga tidak ada lagi kekahawatiran bahwa profesi ini tidak dikenal oleh
masyarakat.
49
Tabel 16. Keinginan siswa setelah mereka lulus dari SMKN 28 Jakarta.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Setelah lulus dari
SMKN 28 Jakarta, saya
akan menjadi profesi
pekerja sosial
professional
25/100
24/72
3/6
0/0
178
1
2
Setelah lulus dari
SMKN 28 Jakarta, saya
lebih memilih bekerja
dan membantu orang
tua dirumah
5/5
15/30
22/66
13/52
153
2
Rata-rata
178+153 = 331
2
= 165,5
Berdasarkan ranking penilaian keingginan setelah lulus dari sekolah,
terlihat bahwa minat para siswa untuk melanjutkan sekolahnya sangat tinggi
dan berkeinginan menjadi seorang pekerja sosial ketika lulus nanti. Ini
dibuktikan dengan tingginya skor dalam memilih menjadi seorang pekerja
sosial ketika lulus nanti, akan tetapi yang berkeinginan langsung bekerja dan
membantu orang tua juga tidak sedikit.
2. Analisis Data
Diatas telah dijelaskan tentang prosentase jawaban dari kuesioner yang
peneleti ajukan kepada responden (siswa), sebagai satu pola pengumpulan
data dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil kuesioner kemudian peneliti
merangkum dan menuliskan hasil analisa kedalam sub judul di bawah ini:
50
a. Minat siswa terhadap profesi pekerja sosial
Peneliti menemukan minat siswa akan profesi pekerja sosial sangatlah
tinggi, ini berdasarkan beberapa jawaban dari responden yang menyatakan
bahwa profesi pekerja sosial merupakan profesi yang mulia dimata Tuhan
YME dan masyarakat. Pekerja sosial juga dapat berkontribusi positif
terhadap masyarakat baik itu membantu, menolong, dan mengakses semua
kebutuhan masyarakat. Minat siswa yang tinggi terhadap profesi pekerja
sosial ini bukan tanpa alasan, ini di karenakan karakteristik dan
kepribadian responden (siswa) sudah menunjukan kepekaan sosial yang
sangat tinggi, rasa ingin membantu, senang terhadap perbedaan yang ada,
dan mau belajar dengan kemauan yang tinggi terhadap isu-isu sosial yang
sedang berkembang. Ini merupakan dasar utama atau pilar utama untuk
menjadi seorang pekerja sosial professional. Tanpa ada dasar-dasar itu
seorang tidak dapat menjadi seorang pekerja sosial yang professional.
b. Masa depan sebagai profesi pekerja sosial.
Dari temuan data yang peneliti peroleh bahwa sebagian responden (siswa)
tidak meragukan kesuksesan berkerja sebagai profesi pekerja sosial
sebagai pekerjaan yang menjamin hidup dimasa yang akan datang. Para
siswa yakin profesi pekerja sosial bisa menjamin hidup di masa depan,
dikarenakan
masih banyak lapangan pekerjaan untuk lulusan pekerja
sosial dimasa depan, bahkan ada yang meyakini profesi pekerja sosial
dapat bersaing dengan dokter dan psikolog sehingga kedudukan profesi
pekerja sosial sama halnya dengan profesi lainya yang sudah ada. Ini
membutukan minat siswa terhadap profesi pekerja sosial sangatlah tinggi.
51
B. Faktor Pembeda dan Pendukung Profesi Pekerja Sosial
1. Temuan Data
Di atas peneliti sudah menganalisa dan mengitepretasikan data
mengenai minat siswa SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial.
Kali ini peneliti akan membahas tentang faktor pendukung dan pembeda
profesi pekerja sosial. Langkah selanjutnya adalah menganalisa dan
mengitepretasikan jawaban dari hasi angket yang telah penulis sebarkan.
Untuk mengetahui jawaban hasil penelitian ini maka dapat di lihat melalui
tabel-tabel di bawah ini:
Tabel 17. Pengetahuan siswa tentang perbedaan pekerja sosial dan
psikolog.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Profesi pekerja sosial
sangat berbeda dengan
seorang psikologi,
alasanya:
7/28
30/90
15/30
2/2
150
1
2
Menurut saya profesi
pekerja sosial sama
dengan psikolog
4/4
29/58
20/60
1/4
126
2
Rata-rata
Berdasarkan
150+126 = 276
2
ranking
penilaian
pengetahuan
siswa
= 138
tentang
perbedaan pekerja sosial dengan psikolog, terlihat bahwa pengetahuan
siswa akan perbedaan diantara dua profesi tersebut sangatlah rendah. Hasil
52
ini menujunkan bahwa siswa kurang memahami arti dari pekerja sosial
sesungguhnya, bahwa pekerja sosial dan psikolog sangat berbeda.
Tabel 18. Pengetahuan siswa tentang perbedaan antara relawan dan
pekerja sosial.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Profesi pekerja sosial
merupakan profesi
yang dianggap sama
dengan profesi
seorang relawan
7/28
30/90
12/24
5/5
147
1
2
Relawan berbeda
dengan profesi
pekerja sosial,
alasanya:
0/0
22/44
26/78
6/24
146
2
Rata-rata
Berdasarkan
147+146 = 293
2
ranking
penilaian
pengetahuan
siswa
= 146,5
tentang
perbedaan antara relawan dan pekerja sosial, terlihat bahwa pengetahuan
siswa akan perbedaan profesi pekerja sosial dan relawan sangat rendah, ini
dikarenakan siswa belum memahami arti dari pekerja sosial yang
sesungguhnya, sama halnya kemampuan siswa untuk membedakan
seorang pekerja sosial dengan psikolog. Mungkin ini disebabkan
pengetahuan siswa akan perbedaan-perbedaan profesi ini masih belum
dipahami oleh sebagian siswa.
53
Tabel 19. Pengetahuan siswa tentang bakat yang harus dimiliki oleh
seorang pekerja sosial.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Profesi pekerja sosial
merupakan orangorang yang berjiwa
sosial tinggi, kepekaan
sosial yang tajam, dan
peduli terhadap
sesama.
40/120
14/42
0/0
0/0
162
2
2
Saya rasa orang-orang
yang berprofesi
sebagai pekerja sosial
merupakan orangorang yang
mementingkan
pekerjaanya saja.
0/0
3/6
35/105
16/64
175
1
Rata-rata
162+175 = 337
2
= 168,5
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa tentang bakat yang
harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial, terlihat bahwa siswa sudah memahami
sepenuhnya akan bakat yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial yaitu harus
memiliki jiwa sosial yang tinggi, kepekaan sosial yang tajam, peduli sesama dan
lain-lain. Ini membuktikan para siswa sudah memahami betul akan perlunya sifatsifat ini dalam profesi pekerja sosial.
54
Tabel 20. Pengetahuan siswa akan kewajiban seorang pekerja sosial.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Profesi pekerja sosial
tidak hanya
memberikan
penyuluhan saja tetapi
juga membantu
masyarakat untuk
mengakses
kebutuhanya.
Serta menjaga
keharasiaan klien
dari masalah yang
sedang dihapainya
21/84
30/90
3/6
0/0
180
2
2
Saya rasa pekerja
sosial tidak bisa
berbuat apa-apa,
alasanya:
0/0
3/6
17/51
34/135
193
1
Rata-rata
180+193 = 373
2
= 186,5
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa akan kewajiban seorang
pekerja sosial, terlihat bahwa siswa sudah sangat memahami kewajiban dan
keharusan menjadi seorang pekerja sosial. Seorang pekerja sosial tidak mungkin
tidak bisa berbuat apa-apa, pekerja sosial justru dapat berbuat banyak dalam
mengatasi masalah klien, sehingga permasalahan yang dihadapi dapat selesai
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh klien.
55
Tabel 21. Pengetahuan siswa tentang kebutuhan profesi pekerja sosial di
zaman modern.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Di zaman globalisasi
seperti ini, dan dengan
masyarakat yang
mayoritas menengah
kebawah, maka
disitulah profesi
pekerja sosial
dibutuhkan untuk
menolong masyarakat
menengah kebawah
24/96
22/66
7/14
1/1
177
1
2
Profesi pekerja sosial
sangat tidak cocok
dengan perkembangan
zaman pada saat ini,
alasanya:
0/0
7/14
27/81
20/80
175
2
177+175 = 352
2
= 176
Rata-rata
Beradasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa tentang kebutuhan
profesi pekerja sosial di zaman modern, terlihat bahwa siswa percaya profesi
pekerja sosial sangatlah dibutuhkan di zaman globalisasi seperti ini. Sebagian
siswa berpendapat profesi pekerja sosial sangatlah cocok untuk saat ini karena di
zaman globalisasi seperti ini banyak masyarakat miskin yang membutuhkan
pertolongan dan akses untuk mendapatkan hak-haknya sebagai warga Negara.
56
Tabel 22. Pengetahuan siswa tentang jumlah profesi pekerja sosial saat ini.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Saya rasa profesi
sebagai pekerja sosial
sudah banyak
sehingga tidak
diperlukan lagi pekerja
sosial
14/56
31/93
9/18
0/0
177
1
2
Profesi pekerja sosial
sangatlah kurang
apabila dibandingkan
dengan jumlah
masyarakat miskin
0/0
2/4
28/81
24/96
175
2
Rata-rata
167+184 = 351
2
= 175,5
Berasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa akan jumlah profesi
pekerja sosial saat ini, terlihat bahwa siswa sudah mengetahui bahwa sudah
banyak orang yang berprofesi sebagai pekerja sosial. Para siswa sudah tidak
berangapan lagi pekerja sosial jumlahnya sangat sedikit, justru sebaliknya para
siswa berangapan profesi pekerja sosial sudah banyak di luar sana. Akan tetapi
para siswa masih kekurangan informasi akan jumlah pekerja sosial yang ada di
Indonesia secara keseluruhan
57
Tabel 23. Pengetahuan siswa akan dikenalnya atau tidak seorang pekerja
sosial di masyarakat.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Saya rasa profesi
pekerja sosial sudah
sangat dikenal oleh
masyarakat luas.
1/4
11/33
24/48
12/12
97
2
2
Profesi pekerja sosial
kalah pamor
dibandingkan dengan
profesi yang sejenis
15/15
22/44
16/48
1/4
111
1
97+111
= 208
2
= 104
Rata-rata
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa akan dikenalnya atau
tidak seorang pekerja sosial dimasyarakat, terlihat bahwa siswa berangapan bahwa
pekerja sosial masih kurang dikenal oleh masyarakat. Siswa beranggapan bahwa,
profesi pekerja sosial masih kurang dikenal dibandingkan profesi sejenis seperti
psikolog, relawan, dan dokter.
58
Tabel 24. Pengetahuan siswa tentang keyakinan nilai positif yang dimiliki
oleh seorang pekerja sosial.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Profesi pekerja sosial
memberikan nilai-nilai
positif terhadap
masyarakat, alasanya:
31/124
23/69
0/0
0/0
193
1
2
Profesi pekerja sosial
tidak mampu
memecahkan ataupun
mengatasi masalah
yang sedang dihadapi
masyarakat dan
berdampak negative,
alasanya:
2/2
1/2
31/93
20/80
177
2
193+177 = 370
2
= 185
Rata-rata
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa tentang keyakinan nilai
positif yang dimiliki oleh seorang pekerja sosial, terlihat bahwa siswa yakin
banyak nilai-nilai positif yang dimiliki oleh seorang pekerja sosial ini dikarenakan
profesi pekerja sosial dapat berkontribusi di segala bidang yang disertainya dalam
mengahadapi masalah baik itu masalah individu ataupun kelompok.
59
Tabel 25. Pengetahuan siswa tentang kerja sama profesi pekerja sosial
denga profesi yang lain.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Profesi pekerja sosial 26/104
adalah profesi yang
dapat beradaptasi dan
bekerja sama dengan
profesi-profesi yang
lain seperti dokter dan
psikolog.
27/81
0/0
1/1
186
1
2
Dilihat dari profesinya
seorang pekerja sosial
dapat bekerja sendiri
tanpa bantuan profesiprofesi yang lain.
8/16
34/102
7/28
151
2
Rata-rata
5/5
186+151 = 337
2
= 168,5
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa tentang kerja sama
profesi pekerja sosial denga profesi yang lain, terlihat bahwa siswa sudah
mengerti apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang pekerja sosial. Para siswa
sudah mengetahui jika seorang pekerja sosial dapat berkerja sama dengan profesi
lain untuk dapat berkerja sama sehingga permasalahan yang dihadapi bisa segera
terselesaikan.
60
Tabel 26. Pengetahuan siswa tentang mulianya profesi pekerja sosial
dimata Tuhan YME dan masyarakat.
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
Ranking
1
Profesi pekerja sosial
adalah profesi yang
mulia di mata Tuhan
YME dan masyarakat
36/144
15/45
0/0
1/1
190
1
2
Profesi pekerja sosial
tidak dipandang bagus
oleh sebagian
kalangan masyarakat,
alasanya:
1/1
13/26
29/87
11/44
158
2
186+151 = 348
2
= 174
Rata-rata
Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa tentang mulianya
profesi pekerja sosial dimata Tuhan YME dan masyarakat, terlihat bahwa
siswa meyakini bahwa profesi pekerja sosial sangatlah mulia di mata Tuhan
YME dan masyarakat. Siswa beranggapan profesi pekerja sosial adalah
profesi yang menolong orang lain yang sedang memerlukan bantuan, ini
merupakan sesuatu yang mulia dimata Tuhan YME dan masyarakat.
2. Analisis Data.
Diatas telah di jelaskan tentang prosentase jawaban dari kuesioner
yang peneliti ajukan kepada responden (siswa), sebagai satu pola
pengumpulan data dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil kuesioner kemudian
peneliti merangkum dan menuliskan hasil analisa kedalam sub judul di bawah
ini:
61
a. Pengetahuan siswa tentang perbedaan antara seorang pekerja sosial dengan
psikolog dan relawan.
Peneliti menemukan pemahaman siswa akan perbedaan antara seorang
psikolog dengan pekerja sosial masih sangat lemah, siswa tidak dapat
membedakan mana tugas seorang psikolog dan tugas seorang pekerja
sosial. Begitupun juga siswa tidak dapat membedakan dengan baik antara
relawan dan pekerja sosial, selama ini mereka beranggapan bahwa seorang
pekerja sosial sama halnya dengan relawan. Pendapat itu jelas saja sangat
salah, bahwa seorang pekerja sosial sangat berbeda dengan seorang
relawan yang sudah professional sekalipun.
b. Pengetahuan siswa tentang keunggulan profesi pekerja sosial.
Rata-rata siswa sudah mengetahui beberapa kelebihan yang dimiliki oleh
seorang pekerja sosial. Amat disayangkan bahwa kelebihan yang diketahui
oleh siswa masihlah sangat sedikit padahal masih banyak keunggulan yang
dimiliki oleh seorang pekerja sosial. Seperti bekerja membantu orang lain
memecahkan masalahnya dan menyeleasikanya, selain mendapat imbalan
pasti akan juga mendapat pahala dari Tuhan YME. Ini menjadi tugas bagi
tenaga pengajar untuk lebih menambah pengetahuan terhadap muridnya
akan keunggulan yang dimiliki seorang pekerja sosial. Tetapi yang
menjadi perhatian peneliti adalah ketidakpercayaan diri pada siswa bahwa
pekerja sosial belumlah dikenal oleh masyarakat, jika paradigma ini terus
berlanjut maka kedepanya profesi pekerja sosial akan terus tengelam
diantara profesi-profesi yang lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan
bab-bab
sebelumnya
maka
dapat
ditarik
kesimpulannya bahwa:
1. Minat siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja
sosial sangatlah tinggi, ini terlihat dari perhatian dan aktvitas mereka
dengan menyatakan sangat setuju dan setuju ingin menjadi seorang pekerja
sosial professional. Mereka sangat memahami bahwa profesi pekerja sosial
sangat mulia dimata Tuhan YME dan masyarakat, selain itu para siswa
sudah mulai mengetahui manfaat menjadi seorang pekerja sosial.
2. Dalam melakukan penelitian tentang minat siswa kelas XI-XII SMKN 28
Jakarta terhadap profesi pekerja sosial, masih banyak siswa yang belum
mengetahui perbedaan antar profesi pekerja sosial dengan profesi yang
sejenis seperti dokter, psikolog, relawan, dan lain-lain.
3. Banyak siswa meyakini bahwa profesi sebagai pekerja sosial adalah suatu
profesi yang sangat menjanjikan di masa yang akan datang. Ini terlihat dari
beberapa pendapat yang peneliti temukan dalam kuesioner yang peneliti
bagikan.
62
63 B. Saran
Minat siswa sangat baik terhadap profesi pekerja sosial, ini perlu di
tingkatkan oleh para siswa agar lebih semangat lagi. Namun untuk lebih
meningkatkan dan mempertahankan minat tersebut, penulis menyampaikan
saran-saran sebagai berikut;
1. Agar dapat menampung minat siswa terhadap profesi pekerja sosial
sekolah hendaknya menambah mata pelajaran, hal ini disebabkan ilmuilmu kesejahteraan sosial selalu berubah-ubah setiap waktu menyesuiakan
dengan perkembangan zaman.
2. Tenaga pengajar hendaknya lebih menekankan dan menerangkan tentang
perbedaan-perebedaan antara profesi pekerja sosial dengan profesi lainya.
3. Setelah melakukuan uji hipotesis H0 / H1, terlihat bahwa minat siswa
SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial sangatlah besar bila
dilihat berdasarkan jawaban yang responden jawab. Dengan demikian hal
ini menunjukan sikap rasional para responden.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Azhari, Akyas, Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama, 1996.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010.
Darminta,Poerwa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Hadi, Sutrisno, Metodelogi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.
Hasan, Fuad, dkk, Kamus Istilah Psikologi, Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1981.
Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia, Penerapan Kode Etik Profesi
Pekerjaan Sosial Indonesia Jakarta: T.pn., 2010.
Jakarta, SMKN 28, Buku Panduan Siswa Baru Angkatan 2009/2010, Jakarta:
2009.
Jamil, Faturahman, “ The Muhammadiyah and the Theory of Maqasid alShari’ah” dalam Prodica Islamica, Jakarta: Studia Islamika, 1995,
Volume 2, h. 53.
Jhonson, Mary, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam
Setiing Rumah Sakit, Surakarta:1988.
Marimba, A D, Pengantar Filsafat Pendidiakn Islam, Bandung: Al-Ma’arif,
1981.
Mudyaharjo, Redja, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang DasarDasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002.
Rahman Hakim, Budi, Rethinking Social Work Indonesia, Jakarta:Wahana
Semesta Intermedia, 2010.
Rahmat Shaleh , Abdul dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005.
Rukminto Adi, Isbandi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1994.
Sabri, M Alif, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1996.
Sarjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Grafindo Persada, 1997.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya, Jakarta: rineka Cipta,
1995
Sudarsono, Kamus Filasafat dan Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Sobur, Alex, “Psikologi Umum”, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 1995.
Suharto, Edi, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri (memperkuat tanggung jawab
sosial perusahaan”,Bandung:Refika Aditama, 2007.
Internet :
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Data Pokok
PSMK 2009, http://datapokok.ditpsmk.net/detil.php?id=0171030002, di akses 4
Juli 2010.
Bandoeng, Berita, Indonesia Kekurangan Tenaga Pekerja Sosial
Profesional,Artikel diakses pada 10 Februari 2010 dari http://www.berita
bandoeng.com/berita/2009-05/pendaftaran-pemilihan-putri-indonesia-mulai-hariini/berita/2009-11/indonesia-kekurangan-tenaga-pekerja-sosial-profesional/html.
Kementrian Pendidikan Nasional, Data Pokok SMK Versi 3,5 Kemdiknas RI,
http://datapokok.ditpsmk.net/index.php?nama=&prop=01&kab=&status=negeri&
kk=04,. Artikel diakses 2 Juli 2010
Nulhaqim,
Soni
A,
Definis
Pekerjaan
http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/
sosial/html. Artikel diakses pada 16 Maret 2010
Sosial
dari
definisi-pekerjaan-
Rozy, Firardi , Menteri Sosial Akui Minimnya Anggaran dan Pekerja Sosial,
http://www.rakyat merdeka.co.id/news/2009/12/07/84874/Menteri-Sosial-AkuiMinimnya-Anggaran-dan-Pekerja-Sosial. Artikel diakses pada 10 Februari 2010
Suharto,
Edi,Prospek
dan
Tantangan
Pekerja
Sosial,
http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/view/pekerja-sosial-industri/html.
Artikel diakses pada 15 April 2010
________________http://smkn28jakarta.net/index.php?option=com_content&view
=article&id=68&Itemid=34, di akses 4 Juli 2010.
Kuesioner
Nama : ____________________________________ Jenis Kelamin :L/P
Kelas : ____________________________________
Assallamuallaikum, saya mahasiswa jurusan Kesehjateraan Sosial di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sedang melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Minat Siswa Kelas XI-XII
SMKN 28 Jakarta Terhadap Profesi Pekerja Sosial” maka dari itu saya mohon bantuan dari
adik-adik untuk bersedia mengisi kuesioner dibawah dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.
Petunjuk pengisian
1. Dalam rangka memperoleh data mengenai minat siswa terhadap profesi pekerja
sosial, anda diminta memberikan jawaban secara obyektif dan sesuai yang anda alami.
2. Isilah kolom dengan tanda √ sesuai dengan pendapat anda berdasarkan skala berikut:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
☺) mohon diisi secara essay
3. Jika menemukan pertanyaan yang ada keterangan (
Minat Siswa Terhadap Profesi Pekerja Sosial
No
1
Komponen
Saya senang dan ikhlas membantu orang lain yang sedang
membutuhkan pertolongan
2
Saya selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan
3
Ketika ada teman yang sedang memerlukan pertologan
mendesak sedangkan kamu sedang terlelap tidur apakah
kamu akan tetap membantu
4
Saya merasa nyaman dan senang di tengah-tengah
masyarakat yang penuh dengan kemajemukan
5
Ketika ada kerja bakti secara bergotong royong
dilingkungan rumah, saya selalu ikut berpartisipasi
6
Saya selalu terganggu apabila ada tetangga saya sedang
melakukan kegiatan adat istiadat baik itu perkawinan,
khitanan, dll
7
Saya tertarik dengan profesi pekerja sosial, alasanya
☺
SS
S
TS
STS
8
Saya selau memperbaruhi pengetahuan saya di isu-isu sosial
karena itu akan membangkitkan jiwa sosial saya.
9
Saya masuk jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta
karena ingin menjadi seorang pekerja sosial professional
10
Ketika didalam rumah atau diluar rumah saya tidak pernah
menyempatkan diri untuk mencari informasi tentang isu-isu
sosial yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat
11
Menurut saya profesi pekerja sosial sekarang banyak
diminati oleh masyarakat luas
12
Masuk Jurusan perawatan sosial bukan karena keinginan
saya dan sangat terpaksa
13
Menjadi seorang pekerja sosial adalah suatu kebanggaan
tersendiri
14
Profesi pekerja sosial memiliki peluang sukses yang lebih
besar dari pada profesi yang sejenis seperti psikolog dan
dokter
15
Sedikitpun saya tidak tertarik dengan profesi sebagai
pekerja sosial, alasanya :
☺
16
☺
Bagi saya profesi pekerja sosial tidaklah membanggakan,
karena:
17
☺
Menurut saya profesi pekerja sosial tidak menjamin hidup
dimassa depan, alasanya:
18
Setelah lulus dari SMKN 28 Jakarta, saya akan menjadi
profesi pekerja sosial professional
19
Setelah lulus dari SMKN 28 Jakarta, saya lebih memilih
bekerja dan membantu orang tua dirumah
Menurut saya profesi pekerja sosial kurang diminati atau
digemari oleh masyarakat luas
20
Faktor-faktor yang membedakan dan mendukung profesi pekerja sosial
No.
1
☺
Komponen
Profesi pekerja sosial sangat berbeda dengan seorang
psikologi, alasanya:
2
Profesi pekerja sosial merupakan orang-orang yang berjiwa
sosial tinggi, kepekaan sosial yang tajam, dan peduli
terhadap sesama.
3
Menurut saya profesi pekerja sosial sama dengan psikolog
4
Saya rasa orang-orang yang berprofesi sebagai pekerja
sosial merupakan orang-orang yang mementingkan
pekerjaanya saja dari pada tanggung jawabnya sebagai
pekerja sosial.
5
Di zaman globalisasi seperti ini, dan dengan masyarakat
yang mayoritas menengah kebawah, maka disitulah profesi
pekerja sosial dibutuhkan untuk menolong masyarakat
menengah kebawah
6
Profesi pekerja sosial sangatlah kurang apabila
dibandingkan dengan jumlah masyarakat miskin
7
Profesi pekerja sosial sangat tidak cocok
perkembangan zaman pada saat ini, alasanya:
☺
dengan
SS
S
TS
STS
8
Saya rasa profesi sebagai pekerja sosial sudah banyak
sehingga tidak diperlukan lagi pekerja sosial
9
Profesi pekerja sosial tidak hanya memberikan penyuluhan
saja tetapi juga membantu masyarakat untuk mengakses
kebutuhanya. Serta menjaga kerahasiaan klien terhadap
masalah yang sedang dihadapinya
10
Profesi pekerja sosial kalah pamor dibandingkan dengan
profesi yang sejenis
11
Saya rasa pekerja sosial tidak bisa berbuat apa-apa,
alasanya:
☺
12
Saya rasa profesi pekerja sosial sudah sangat dikenal oleh
masyarakat luas.
13
Profesi pekerja sosial merupakan profesi yang dianggap
sama dengan profesi seorang relawan
14
Profesi pekerja sosial memberikan nilai-nilai positif
terhadap masyarakat, alasanya:
15
Profesi pekerja sosial tidak mampu memecahkan ataupun
mengatasi masalah yang sedang dihadapi masyarakat dan
berdampak negative, alasanya:
☺
16
Relawan berbeda dengan profesi pekerja sosial, alasanya:
☺
17
Profesi pekerja sosial adalah profesi yang mulia di mata
Tuhan YME dan masyarakat
18
Profesi pekerja sosial adalah profesi yang dapat beradaptasi
dan bekerja sama dengan profesi-profesi yang lain seperti
dokter dan psikolog.
19
Dilihat dari profesinya seorang pekerja sosial dapat bekerja
sendiri tanpa bantuan profesi-profesi yang lain.
Profesi pekerja sosial tidak dipandang bagus oleh sebagian
kalangan masyarakat, alasanya:
20
☺
Download