BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMK N 1 dan SMK N 7 Surakarta, tentang Implementasi Pembelajaran Sejarah Dalam Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMK N 1 Surakarta dan SMK N 7 Surakarta), maka simpulan yang dapat ditarik peneliti adalah sebagai berikut: 1. Pemahaman guru sejarah di SMKN 1 Surakarta terhadap pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 cukup baik walaupun dalam implementasinya belum maksimal hal ini ditunjukkan dengan guru merancang pembelajaran sejarah sudah bersifat student center namun dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah masih terlihat teacher center. Pemahaman guru sejarah di SMKN 7 Surakarta terhadap pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 cukup baik hal ini ditunjukkan dengan guru merancang pembelajaran sejarah bersifat student center dengan pelaksanaan pembelajaran sejarah diajarkan dengan langkah-langkah saintifik melalui mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dengan demikian pemahaman guru sejarah SMKN 7 lebih baik daripada guru sejarah SMKN 1, karena guru SMKN 7 dapat melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan langkahlangkah saintifik dengan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Upaya menambah wawasan guru mengenai Kurikulum 2013 baik di SMKN 1 dan SMKN 7 Surakarta diadakan In House Training. 136 137 2. Implementasi pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 Ada persamaan dan perbedaan dalam implementasi pembelajaran sejarah yang dilaksanakan guru di SMK N 1 dan SMK N 7 Surakarta baik dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. a. Dalam penyusunan silabus, guru mendapatkan langsung dari pemerintah, sehingga isi silabus sudah baku. Dalam penyusunan RPP, guru sejarah di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 7 Surakarta mengaku tidak mengalami kendala berarti karena guru hanya menyusun RPP sesuai dengan buku pedoman kurikulum 2013 yang diberikan pemerintah. Berdasar hasil wawancara guru melakukan perencanaan pembelajaran dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan pendekatan saintifik dan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Berdasarkan hasil pengamatan, RPP guru di SMKN 1 dan SMKN 7 Surakarta terlihat belum menyusun sendiri, masih terkesan copy paste dari indikator yang dibuat oleh kemendikbud. b. Guru di SMKN 1 dan 7 Surakarta dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik dengan langkah-langkah mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Metode yang digunakan guru sejarah di SMK negeri 7 metode diskusi. Metode yang digunakan guru sejarah di SMK negeri 1 metode tanya jawab. Sumber belajar di SMKN 1 berupa buku Paket dan LKS. Sumber belajar di SMKN 7 hanya buku Paket. Guru sudah menggunakan bahasa yang baik, benar dan 138 jelas. Kegiatan pembelajaran sudah berpusat pada siswa. Guru sudah menyimpulkan hasil belajar dan menyampaikan materi yang dipelajari pada pertemuan berikutnya. c. Standar penilaian yang dilakukan guru menggunakan penilaian menyeimbangkan tiga ranah yang mencakup aspek pengetahuan atau kognitif, sikap atau afektif, dan keterampilan atau psikomotor. Dalam evaluasi aspek sikap/afektif, Guru di SMKN 1 dan SMKN 7 Surakarta belum menerapkan penilaian afektif yang sesuai dengan kurikulum 2013. Penilaian sikap hanya berupa observasi langsung, sedangkan dalam prakteknya, kurikulum 2013 dituntut menerapkan penilaian sikap yang meliputi 4 komponen yaitu melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat dan penilaian jurnal/catatan guru. 3. Kendala pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013 Ada persamaan dan perbedaan dalam kendala pembelajaran sejarah yang dilaksanakan guru di SMK N 1 dan SMK N 7 Surakarta. a. Kendala di SMK Negeri 1 Surakarta adalah kurangnya sarana dan prasarana berupa ruangan kelas X, kurangnya sosialisasi terkait kurikulum 2013 dikarenakan SMK negeri 1 Surakarta merupakan sekolah mandiri yang menerapkan kurikulum 2013, kendala terakhir adalah rumitnya penilaian dalam kurikulum 2013. b. Kendala di SMK Negeri 7 Surakarta adalah terbatasnya media pembelajaran berupa LCD yang tidak ada di setiap ruang kelas, kemampuan daya serap siswa yang berbeda-beda, kurangnya sosialisasi meskipun SMK N 7 139 Surakarta sekolah perintis kurikulum 2013 dan kendala selanjutnya adalah rumitnya penilaian kurikulum 2013 yang menjadi beban semua guru. Persamaan kendala dari SMKN 1 dan 7 Surakarta adalah sama-sama terkendala mengenai kurangnya sosialisasi Kurikulum 2013, selain itu juga mengenai rumitnya penilaian dalam Kurikulum 2013. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian tersebut dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis a. Pemahaman guru sejarah terhadap pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan kurikulum 2013. Pengetahuan guru sejarah SMK N 1 dan SMK N 7 Surakarta cukup baik hanya dalam kegiatan pembelajaran perlu di maksimalkan kembali. Kedepan tidak hanya guru yang harus memahami kurikulum 2013 tetapi siswa juga diberikan pemahaman yang mendalam mengenai pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013. b. Dalam hal Implementasi pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMK N 1 dan 7 Surakarta mampu berjalan cukup baik, meskipun evaluasi yang dilaksanakan guru sejarah SMK N 1 dan 7 Surakarta belum sesuai dengan standar penilaian kurikulum 2013. c. Untuk mengatasi kesulitan evaluasi diperlukan kegiatan sharing sesama guru sejarah dalam hal pengolahan nilai. Kedepan berbagai kendala yang dialami diharapkan untuk dapat diperbaiki agar kualitas pendidikan di 140 Indonesia semakin baik. Kendala-kendala yang dihadapi guru dapat dijadikan motivasi untuk belajar dan lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mendidik peserta didik. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru dan pihak sekolah untuk membenahi diri sehubungan dengan pengajaran yang telah dilakukan terkait implementasi kurikulum 2013 dengan cara memperbaiki sarana dan prasarana, meningkatkan kinerja guru dengan membuat kebijakankebijakan yang dapat memfasilitasi guru dalam pembelajaran dikelas serta metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang diterapkan masing-masing sekolah. C. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran dalam penelitian ini adalah: 1. Guru Guru sejarah SMK N 1 dan SMK N 7 Surakarta perlu memaksimalkan teori yang dikuasai mengenai kurikulum 2013 ke dalam implementasi pembelajaran sejarah di kelas. Menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, misal Discovery Learning. Melaksanakan penilaian kognitif, psikomotor dan afektif secara benar dan berkesinambungan. Peningkatan penguasaan dan pemanfaatan media seperti LCD. Mempersiapkan pembelajaran lebih baik agar tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2. Siswa 141 Siswa hendaknya terus menggali kemampuan dan melatih diri pengetahuan mengenai kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik agar siswa dapat melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan kurikulum. Selalu menciptakan iklim bersaing yang sehat dan tidak berpuas diri dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas diri. 3. Pihak Sekolah Dapat menyediakan fasilitas pembelajaran yang menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Pihak sekolah perlu membentuk atau meningkatkan kegiatan kolektif guru dengan membentuk atau memaksimalkan MGMP internal sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dan pemahaman mengenai Kurikulum 2013.