MODUL PERKULIAHAN Pengantar Public Relations Perencanaan Strategis PR Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Humas Tatap Muka 10 Kode MK Disusun Oleh 42005 Siti Komsiah, S.IP, M.Si. Abstract Kompetensi Public Relatios/Humas bertujuan untuk meneggakan dan mengembangkan suatu ‘citra yang menguntungkan’ bagi organisasi/perusahaan, atau produk barang dan jasa terhadap paea stakeholdersnya sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi kegiatan Humas semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi khalayak. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat : Mengetahui strategi public relations Mengetahui dan memahami program strategi dan komponen pembentuk strategi Mengetahui strategi operasional humas Mengetahui perencanaan strategis PR Perencanaan Strategis PR STRATEGI PUBLIC RELATION Ahmad S. Adnanputra, MA, MS, pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan) , sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan adalah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Berikutnya adalah strategi ‘apa dan bagaimana’ yang digunakan dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi/lembaga. Kemudian program kerja (action plan) yang merupakan suatu strategi yang ‘dijabarkan’ dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan (direncanakan semula). Yang paling menentukan adalah unsure anggaran (budget) yang sudah dipersiapkan, yang merupakan ‘dana dan daya’, berfungsi sebagai penduduk khusus yang dialokasikan untuk terlaksananya suatu strategi program kerja manajemen Humas/PR. Mengacu kepada pola strategi Public Relations (1990), batasan pengertian tentang strategi Public Relations adalah : “Alternatif yang optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan)”. Public Relatios/Humas bertujuan untuk meneggakan dan mengembangkan suatu ‘citra yang menguntungkan’ bagi organisasi/perusahaan, atau produk barang dan jasa terhadap paea stakeholdersnya sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi kegiatan Humas semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya, jika strategi penggarapan itu berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran. Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan. ‘14 2 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Strategi Public Relations dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait erat, sebagai beriukut : Komponen Pembentukan Strategi PR 1. Komponen Sasaran Satuan atau segmen yang akan digarap 2. Komponen Sarana Paduan atau bauran sarana untuk menggarap sasaran Tahap-tahap kegiatan strategi Public Relations ; pertama, komponen sasaran umumnya adalah para stakeholder dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara structural dan formal yang di persempit melalui upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common opinion), potensi polemic. Dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus” yang disebut dengan sasaran khusus adalah publik sasaran. Kedua, komponen sarana yang pada strategi Public Relations berfungsi untuk mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut ke arah posisi atau dimensi yang menguntungkan. Hal tersebut dilaksanakan melaui pola dasar “The 3-C’s option” (Conversation,Change, dan Crystallization) dari stakeholder yang disegmentasikan menjadi publik sasaran yaitu sebagi berikut Komponen Strategi Public Relations 1. Mengukuhkan (Conservation) Terhadap opini yang aktif-Pro (Proponen) 2. Mengubah (Change) Terhadap opini yang aktif-Contra (Oponen) 3. Mengkristalisasi ( Crystallization) Terhadap opini yang pasif (Uncommited) Contoh kasus yang dikaitkan dengan penjabaran strategi Public Relations tersebut, yaitu suatu strategi PR yang mendukung manajemen perusahaan dalam menghadapi rencana karyawan yang akan mengadakan pemogokan, dan peran PR sebagai radar (early warning system) bagi organisasi. Kemudian tindakan berikutnya, adalah mengupayakan tindakan pencegahan (preventif) terjadinya pemogokan dengan “mengubah” sikap tindak dan opini pihak pekerja yang bersedia diajak berunding secara bipartite—tripartite—melibatkan pihak perwakilan buruh, manajemen perusahaan atau pemerintah. ‘14 3 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PROGRAM STRATEGI Memilih salah satu komponen sarana atau perpaduan dari sarana strategi PR tersebut di atas melalui jalur taktikal, selanjutnya ditentukan sarana taktikal atau strategi PR melalui program dan fungsi-fungsi manajemen PR. Hal tersebut dilakukan dengan merujuk kepada salah satu atau perpaduan strategi; program pendekatan dengan cara membeli/purscashing, jalur penekanan/kekuasaan (pressure/power), jalur membujuk (persuasive), dan hingga taktik merangkul (patronage). Landasan umum dalam proses penyusunan strategi PR menurut Ahmad S. Adnanputra dalam “PR Strategy” yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan/lembaga sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul 2. Identifikasi unit-unit sasarannya 3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya 4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran 5. Pemilihan opsi atau unsure taktikal strategi PR 6. Memgidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah dan lain sebagainya. 7. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi PR, dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hasil kerja. KOMPONEN PEMBENTUK STRATEGI Setelah melalui tahapan penyelesaian studi kasus dan penyusunan program taktikal dan strategi PR perlu diketahui komponen-komponen ‘pembentuk strategi perusahaan’, (corporate ‘14 4 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id strategy). Dalam pembentukan strategi korporat, suatu strategi di pengaruhi oleh unsure-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi, atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan (corporate culture) yaitu : a) Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsureunsur : kebijakan umum (public policy), budaya yang di anut, sistem perekonomian dan tekhnologi yang dikuasi oleh organisasi bersangkutan. b) Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki (sumber daya manusia dan sumber daya guna lainnya yang dikuasai), sistem pengorganisasian, dan rencana atau program dalam jangka pendek atau jangka panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai. STRATEGI OPERASIONAL HUMAS Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengokohkan dan memantapkan fungsi Kehumasan agar mengenai sasaran organisasi/lembaga, maka aktitivitas humas secara operasional seharusnya berada di posisi yang sedekat mungkin dengan pimpinan puncak organisasi (top management). Manfaat yang dapat dicapai dari kedaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengetahuan yang jelas dan rinci mengenai suatu sistem terpadu, pola perencanaan, kebijakan, keputusan yang diambil, visi dan arah tujuan organisasi bersangkutan. Komunikator dan mediator PR harus mengetahui sejauh mana batas-batas pesan/informasi yang dapat dipublikasikan, atau pesan/informasi yang tidak bisa di ungkapkan secara terbuka kepada publiknya, khususnya kepada kalangan pers/media. 2. Agar aktivitas humas dalam mewakili lembaga/organisasi tersebut dapat dipertegas berkenaan dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keterangan. ‘14 5 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Mengetahui secara langsung dengan tepat dengan “latar belakang” suatu proses perencanaan, kebijaksanaan, arah dan hingga tujuan organisasi yang hendak dicapai, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Dengan berhubungan secara langsung dan segara dengan pimpinan puncak, tanpa melalui perantara pejabat/departemen lain, maka fungsi kehumasan berlangsung secara optimal. 5. Sebagai suatu akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang di ambil dan kebijaksanaan telah dijalankan oleh pihak lembaga/organisasi, maka pihak Humas berperan melakukan tindakan mulai dari memonitor, merekam, dan menganalisis. 6. Dapat secara langsung memberikan sumbang saran, ide dan rencana atau program kerja kehumasan dalam rangka untuk memperbaiki, atau mempertahankan nama baik, kepercayaan dan citra perusahaan terhadap publiknya. Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat humas/PRO dan masyarakat (khalayak sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan bersama, Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa aspek-aspek pendekatan atau strategi Humas. a) Strategi operasional Melalui pelaksanaan program Humas yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (sociology approach), melalui mekanisme sosial cultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik atau kehendak masyarakat. b) Pendekatan persuasive dan edukatif Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan melakukan pendekatan persuasive, agar tercipta saling pengertian, menghargai pemahaman toleransi dan lain sebagainya. c) Pendekatan tanggung jawab social humas Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk mengambil keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama. d) Pendekatan kerja sama ‘14 6 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan kalangan, baik hungan internal maupun eksternal untuk meningkatkan kerja sama. Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar diterima oleh atau mendapat dukungan masyarakat (publik sasarannya). e) Pendekatan koordinatif dan integrative Untuk memperluas peranan PR di masyarakat, maka fungsi humas dalam arti sempit hanya mewakili lembaga/institusinya. Berkaitan dengan penjelasan langkah-langkah pokok dari berbagai aspek pendekatan dan strategi komunikasi PR dalam upaya untuk menjalin berbagai hubungan positif dengan publik internal dan publik eksternal tersebut di atas, dapat ditarik suatu pengertian yang mencakupi peranan Humas di berbagai kegiatan di lapangan yaitu : 1. Menginformasikan (to inform) 2. Menerangkan (to explain) 3. Menyarankan (to suggest) 4. Membujuk (to persuade) 5. Mengundang (to invite) 6. Meyakinkan (to convince) PERENCANAAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS Menurut Cutlip-Center-Broom, perencanaan strategis bidang humas meliputi kegiatan : 1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program. 2. Melakukan identifikasi khalayak penentu (key public) 3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menemukan strategi yang akan dipilih, dan 4. Memutuskan strategi yang digunakan. Dalam hal ini, harus terdapat hubungan yang erat atau seluruh tujuan program yang sudah ditetapkan, khalayak yang ingin dituju dan juga strategis yang dipilih. Hal terpenting adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai suatu hasil tertentu sebagaimana dinyatakan dalam ‘14 7 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tujuan atau sasaran yang sudah ditetapkan. Proses perencanaan dan penetapan program humas mencangkup langkah-langkah sebagai berikut : Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup tugs yang hendak dilaksanakan Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan dimana praktisi humas harus mencurahkan waktu, tenaga, dan keahlian yang dimiliki. Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektivitas dari setiap pekerjaan yang dilakukan, menentukan factor-faktor terukur yang akan mempengaruhi tujuan atau sasaran yang akan ditetapkan. Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai. Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari : a. Programming b. Penjadwalan (scheduling) c. Anggaran (budgeting) d. Pertanggung jawaban e. Menguji dan merevisi rencana sementara Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi Komunikasi---menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan untuk mencapai pemahaman serta komitmen pada enam langkah sebelumnya. Pelaksanaan---memastikan persetujuan di antara semua pihak yang terlibat mengenai komitmen yang dibutuhkan untuk menjalankan upaya yang sudah ditentukan, pendekatan apa yang paling baik, siapa saja yang perlu dilibatkan, dan langkah atau tindakan apa yang harus segera dilakukan. ‘14 8 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Anggoro, Linggar, Teori & Profesi Kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2000 Cutlip, Center & Broom. Effective Puiblic Relations, Amerika, Prentice Hall, 2000 Jefkins, Frank, Public Relations, Jakarta, Erlangga, 1998 Uchyana, Onong, Ilmu Komunikasi, Teori & Praktek, Bandung, Rosdakarya, 2001 ‘14 9 Pengantar Public Relations Siti Komsiah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id