disini - Library Binus

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan sebagian dari masalah-masalah yang
paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Kepemimpinan diwujudkan
melalui gaya kerja atau cara bekerja sama dengan orang lain secara konsisten.
Melalui apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat, pemimpin membantu
bawahan untuk memperoleh hasil yang diinginkan (Pace dan Faules, 2010:276).
Untuk dapat memperoleh hasil kerja yang diinginkan dari bawahan,
seorang pemimpin harus memperhatikan komunikasi yang dapat membantu
bawahan
dalam
melaksanakan
tugas
melalui
informasi-informasi
yang
berhubungan dengan pekerjaan. Gaya kepemimpinan meliputi sekumpulan ciri
yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
tercapai. Gaya kepemimpinan mendukung distribusi pesan baik secara vertikal
maupun horizontal.
Pendistribusian pesan menyangkut aliran informasi vertikal dimana
komunikasi organisasi bergerak ke arah komunikasi manajerial yang perhatian
utamanya adalah komunikasi ke bawah. Dalam hal ini, meliputi cara pimpinan
mengendalikan atau mengarahkan orang lain, memberi tantangan atau
rangsangan kepada orang lain, menjelaskan atau memberi instruksi kepada orang
lain, mendorong atau mendukung orang lain, melibatkan atau memberdayakan
orang lain. Kemudian memberi ganjaran atau memperkuat orang lain.
Luthans mengemukakan salah satu peran kepemimpinan sebagai
fungsi informasi. Peran informasi berkaitan dengan fakta bahwa pemimpin harus
menghabiskan lebih banyak waktu dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Pemimpin sebagai pengawas, penyebar pesan, dan juru bicara.
Pemimpin secara langsung menginformasikan semua informasi
kepada bawahan. Peran pemimpin sebagai pengolah informasi dan untuk menjadi
pemimpin yang efektif, seseorang harus berkomunikasi dan mengadakan
pertemuan produktif. Komunikasi ke bawah yang paling efektif jika pimpinan
langsung berkomunikasi dengan bawahan mereka.
1
2
Hasil yang baik diperoleh melalui komunikasi pimpinan kepada
bawahan
apabila
pimpinan
berkomunikasi
langsung
dengan
bawahan.
Komunikasi kepada bawahan yang efekif adalah berkomunikasi secara lisan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kinerja positif didukung oleh seberapa
baik staff diberikan informasi, dan tingkat kepuasan dengan arah aliran
komunikasi baik secara vertikal dan horizontal (European Scientific Journal:
2012).
Penelitian ini ingin melihat bagaimana aliran informasi vertikal dan
horizontal dalam komunikasi internal melalui gaya kepemimpinan pada divisi
humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Bevan dan Bailey
mengemukakan dalam praktek organisasi, komunikasi internal dipahami sebagai
bagian dari fungsi kepemimpinan. Komunikasi internal menciptakan serta
memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan anggota
organisasi.
Disamping bagaimana seorang pemimpin menyampaikan informasiinformasi
kepada
bawahannya
terkait
pekerjaan
didukung
oleh
gaya
kepemimpinan kepala humas tersebut , penelitian ini juga ingin mengetahui jenisjenis informasi vertikal. Informasi apa saja yang dikomunikasikan dari pimpinan
kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Selain itu juga fungsi dari
komunikasi horizontal atau komunikasi yang dilakukan sesama anggota dalam
tim humas, serta metode apa yang digunakan tim humas dalam penyebaran
informasi.
Pada aliran informasi vertikal, penelitian ini salah satunya ingin
melihat bagaimana komunikasi pimpinan ketika mengambil keputusan. Dalam
hal ini dinilai pentingnya komunikasi dari bawahan kepada atasan. Bagaimana
aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan,
menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi
kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang
gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi serta mengizinkan
pimpinan untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan
dari aliran informasi ke bawah.
Seorang pemimpin yang efektif harus memastikan bahwa rencana aksi
dan informasi yang dibutuhkan dapat dimengerti oleh orang lain. Hal ini
menunjukkan pentingnya pemimpin menginformasikan rencana dan meminta
3
komentar dari berbagai pihak, seperti bawahan dan rekan kerja. Pemimpin
sebagai pengolah informasi berperan dalam pembuatan keputusan. Simons
berpendapat bahwa pengambilan keputusan diperoleh dengan mengumpulkan
informasi untuk mengidentifikasi masalah, merancang solusi dalam bentuk
alternatif pemecahan masalah dan memilih solusi dari alternatif yang tersedia.
Donald Pelz menyatakan salah satu cara untuk memberikan pimpinan
kekuasaan adalah dengan berkomunikasi secara langsung kepada pimpinan dan
memberikan pendapat dalam pembuatan keputusan. Memastikan bahwa
pimpinan mendapatkan informasi mengenai masalah organisasi. Kemudian
memungkinkan mereka untuk berkomunikasi masalah tersebut. Ketika pimpinan
dianggap memiliki kekuatan, bawahan memiliki kepercayaan yang lebih besar
kepada pimpinan, keinginan yang lebih besar untuk berkomunikasi dengan
pimpinan, dan lebih cenderung percaya bahwa informasi yang datang dari atasan
tersebut akurat.
Dalam divisi humas ini, tiap anggota tim dituntut untuk bisa bekerja
sama dalam kelompok. Dengan tujuan agar setiap tugas-tugas humas pemerintah,
kegiatan atau acara besar seperti workshop, seminar integritas pada Kementerian
Keuangan, acara rapat kerja pimpinan atau raker pimpinan, ataupun acara AAIPI
(Konferensi Asosiasi Auditor Intern Pemerintahan Indonesia), merupakan tugas
yang harus dipersiapkan oleh tim humas. Sehingga untuk dapat dikoordinasikan
dengan baik melalui komunikasi efektif memerlukan penyampaian ide, gagasan,
respon dapat dikemukakan antara satu dengan yang lainnya dalam tim humas.
Aliran informasi horizontal yang mengarah pada bagaimana informasi
untuk koordinasi tugas tim kerja, informasi mengenai rencana kegiatan, informasi
untuk menengahi perbedaan pendapat, pemecahan masalah, dan diskusi. Selain
itu, aliran informasi horizontal juga meliputi informasi untuk memperkuat dan
mendukung hubungan antarpersonal antara anggota dalam divisi humas. Peran
seorang pimpinan humas juga harus yang dapat secara efektif menyampaikan
informasi-informasi yang mendukung kebutuhan karyawan dalam penyelesaian
kerja tersebut, dimana efektivitas PR internal sangat dipengaruhi oleh hal pokok
yaitu keterbukaan pimpinan serta kesadaran dan pengakuan pimpinan akan nilai
dan arti penting komunikasi dengan para pegawai (Jefkins, 2004).
Di sisi lain, selain sebagai pengelola informasi, pimpinan harus dapat
memelihara hubungan baik antara atasan dan bawahan atau sesama pekerja atau
4
pegawainya dengan rekan-rekan sekerjanya. Bagaimana caranya mengadakan
komunikasi yang teratur dan tepat guna antara atasan dan bawahan dan antara
sesama pegawai dan bagaimana memberikan hiburan dan kesempatan untuk
bersantai bagi para pekerja. Komunikasi yang efektif antara pimpinan dan
karyawan adalah esensial dalam membina hubungan kerja.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah “Analisis Aliran Informasi Vertikal
dan Horizontal dalam Komunikasi Internal melalui Gaya Kepemimpinan
periode Maret sampai dengan Juni 2014 pada Divisi Humas Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan”
1.3
Pertanyaan Penelitian
1. Apa saja jenis informasi yang dikomunikasikan pemimpin kepada bawahan
dan informasi yang disampaikan bawahan kepada pimpinan (komunikasi
vertikal) pada divisi Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan?
2. Apakah fungsi komunikasi horizontal dalam divisi Humas Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan?
3. Bagaimana metode komunikasi horizontal yang digunakan dalam divisi
Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan?
4. Bagaimana pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, mendorong,
melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota divisi
tersebut?
1.4
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jenis informasi yang dikomunikasikan pemimpin kepada
bawahan dan informasi yang disampaikan bawahan kepada pimpinan.
2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi horizontal dalam divisi humas
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.
3. Untuk mengetahui metode komunikasi horizontal yang digunakan dalam
divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.
4. Untuk mengetahui bagaimana pimpinan humas mengendalikan,
5
mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada
bawahan atau anggota divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan
kontribusi yang berarti bagi perkembangan bidang kajian ilmu hubungan
masyarakat khususnya pada Humas Komunikasi Organisasi dalam kaitan
nya terhadap aliran informasi vertikal dan horizontal serta gaya
kepemimpinan.
1.5.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan
mengenai bentuk gaya kepemimpinan yang diharapkan oleh karyawan
terhadap pimpinannya, serta berguna bagi penulisan-penulisan yang akan
datang.
1.5.3. Manfaat Untuk Masyarakat Umum
Memberikan suatu pemikiran bagi masyarakat umum bahwa
peran pemimpin amat penting, termasuk bagaimana pemimpin dalam
mengendalikan dan berkomunikasi memberikan dampak bagi orang lain.
Dimana masyarakat dapat melihat, peran pemimpin dalam suatu
organisasi memberi kontribusi pada pencapaian hasil kerja suatu
organisasi. Bila hasil nya baik maka tentunya memiliki manfaat bagi
masyarakat umum, karena hasil kerja bergantung pada bagaimana cara
pemimpin mengkoordinasikan dan berkomunikasi dengan pegawainya.
1.6
Sistematika Penulisan
Adapun gambaran singkat atau sistematika penulisan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
6
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini meliputi latar belakang penelitian, fokus penelitian,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Pada bab 2, sistematika penulisan terdiri dari penelitian sebelumnya
sebanyak lima penelitian, landasan konseptual yaitu bidang kajian
komunikasi meliputi teori, definisi dan pengertian secara luas dari para
ahli yang digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam melakukan
penelitian, serta kerangka pemikiran yang merupakan alur penelitian.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada bab 3 terdiri dari pendekatan penelitian, jenis
penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data dan teknik keabsahan data.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Meliputi gambaran objek peneltian, profil organisasi, profil informan.
Selanjutnya hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan hasil
penelitian data primer dan sekunder dan hasil analisa dan pembahasan dari
penelitian yang sudah diolah. Hasil pembahasan pada bab ini akan
berkorespondensi pada fokus penelitian.
BAB 5 PENUTUP
Berisi simpulan berdasarkan hasil penelitian dan saran yang berkontribusi
kepada bidang akademis dan praktis sebagai hasil penelitian.
Download