ASBTRAK ANALISIS AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS BERDASARKAN PERSPEKTIF LOKAL (Studi Deskriptif Kualitatif pada Badan Koordinasi Kehumasan Provinsi Jawa Timur) Oleh: MAHARLANGI ARTHATIANDA NIM. 115120207111070 Kajian ilmu komunikasi telah mengalami banyak pertumbuhan dan penelitian yang dilakukan para sarjana komunikasi di negara Barat telah menghasilkan pengetahuan baru yang berguna (Dissanyanake, 2003) sehingga kajian ilmu komunikasi dalam perkembangannya mendapat banyak pengaruh dari Barat. Oleh karena itu, Kriyantono (2014) mengatakan bahwa perspektif yang muncul dan menjadi landasan filosofis pengembangan teori adalah perspektif Barat, artinya, fenomena komunikasi dikaji dengan menggunakan kacamata Barat, dan dianggap berlaku universal. Padahal, negara-negara di Asia seperti Cina, India, Jepang, Korea, dan lainnya telah menghasilkan peradaban yang kaya dan kompleks serta telah berkembang selama berabad abad, dan tidak akan ada peradaban yang dimungkinkan tanpa sistem komunikasi yang kuat (Dissayanake, 2003). Dari pernyataan Dissayanake ini, peneliti menyimpulkan dua hal, pertama, mestinya fenomena komunikasi di Asia dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan budaya Asia karena Asia sebenarnya mempunyai sistem komunikasi tersendiri yang telah membangun peradaban Asia. Kedua, kajian komunikasi Asia memiliki perbedaan dengan pendekatan Barat. Simpulan ini diperkuat tulisan Gunaratne (dikutip di Littlejohn & Foss, 2009) tentang perbedaan pandangan Barat dan Asia terhadap komunikasi, yaitu mencakup beberapa elemen yaitu diri (self), lingkungan (nature), ruang dan waktu, pengetahuan, dan relasi Personal. Public Relations yang merupakan salah satu aktivitas komunikasi juga dipengaruhi oleh pemikiran Barat, padahal Fiske (1990) mengatakan bahwa orang dari budaya yang berbeda akan melihat realitas dengan cara yang berbeda pula. Beberapa penelitian dilakukan untuk melihat bagaimana praktik Public Relations di beberapa negara dan hasilnya menunjukkan bahwa model praktik Public Relations dipengaruhi oleh budaya lokal. Bahkan penelitian mengenai teori normatif Public Relations yaitu teori excellence dilakukan Kent dan Taylor (2010) di Bosnia menghasilkan bahwa model praktik Public Relations di Bosnia dipengaruhi oleh interpretasi budaya lokal. Dalam penelitian ini peneliti berasumsi bahwa aktivitas Public Relations juga dipengaruhi perspektif lokal Indonesia yang terbentuk sebagai budaya lokal dan kearifan lokal Jawa yang merupakan etnik yang berjumlah lebih dari 40 persen penduduk Indonesia. Untuk membuktikan asumsi ini peneliti melakukan eksplorasi terhadap aktvitas Public Relations pada praktisi Humas yang tergabung dalam lembaga pemerintahan yang menjadi tempat “mangkal”nya praktisis Humas yaitu Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) Provinsi Jawa Timur. Peneliti juga melakukan eksplorasi mengenai perspektif lokal Indonesia yang berupa budaya lokal dan kearifan lokal Jawa untuk selanjutnya dapat megetahui bagaimana pengaruh perspektif lokal terhadap aktivitas tersebut. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivis peneliti menggali konstruksi pengalaman Humas di Jawa Timur dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap 12 informan yang telah dipilih dengan kriteria tertentu dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data milik Miles dan Hubberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas praktisi Humas diperngaruhi oleh perpektif lokal yang terimplementasi dalam aktivitas pengambilan keputusan organisasi, hubungan dengan media masa, konstruksi kemampuan yang dimiliki Humas, dan sasaran publik Humas. Kata kunci: Public relations, Humas, Lokal, Jawa.