BAB II PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN, KELAHIRAN, DAN PASCA KELAHIRAN Periode prakelahiran adalah periode yang pertama dilalui oleh setiap individu dan yang paling singkat dari periode sebelumnya. Periode ini mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat kelahiran yang berlangsung antara 270 sampai 280 hari atau 9 bulan. Pembuahan terjadi ketika satu sel sperma tunggal dari laki- laki bergabung dengan satu ovum (sel telur) di dalam saluran indung telur ke dalam kandungan perempuan dalam proses yang disebut ”pembuahan” (fertilization). Sel telur yang dibuahi disebut ”zigot” (zygote). Pada saat zigot mengakhiri perjalanannya yang 3 hingga 4 hari melalui saluran indung telur ke dalam kandungan dan mencapai kandungan, sel telur pecah menjadi sekitar 12 hingga 16 sel. 2.1 Perkembangan Prakelahiran a. Perode Germinal Periode awal atau germinal (germinal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira- kira 10 hari setelah pembuahan. 1 b. Periode Embrionis Periode embrionis (embryonic period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ- organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati didnding peranakan, sel- selnya membentuk tiga lapisan. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel, yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung, mata, dll). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi. Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagianbagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian permukaan. Ketika ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar, dan amnion. Ari- ari (placenta) ialah suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari sekelompok jaringan/ lapisan yang berbentuk disk atau piring yang di dalamnya pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tetapi tidak menyatu. Tali pusar (umbilical cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan, yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan bayi dengan ari- ari. Molekul yang sangat keciludara, air, garam, makanan, dari darah ibu, dan karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari darah embrio- berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu. Molekul- molekul besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari- ari ini meliputi sel darah merah dan zat- zat berbahaya seperti bakteri, kotoran ibu, dan hormon. Amnion, yakni suatu keranjang atau amplop yang berisi cairan bening yang di dalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung. Seperti ari- ari dan tali pusar, amnion berkembang dari telur yang dibuahi, bukan dari tubuh ibu 2 sendiri. Pada kira- kira usia 16 minggu, ginjal janin mulai mereproduksi air kencing. Air kencing janin ini merupakan simber utama cairan amniotis hingga trismester ketiga, ketika beberapa cairan dikeluarkan dari paru- paru oleh janin yang sedang bertumbuh. Walaupun isi cairan amniotis meningkat 10 kali lipat dari usia ke-12 hingga ke- 40 minggu kehamilan, cairan amniotis ini juga dipindahkan dalam berbagai cara. Sebagian ditelan oleh janin, dan sebagian lagi diserap melalui tali pusar dan selaput yang menutup ari- ari. Cairan amniotis penting dalam menyediakan suatu lingkungan dan suhu kelembabannya terkendali, serta untuk melindungi bayi dari guncangan. Pada minggu ketiga, saluran syaraf yang pada akhirnya menjadi susunan tulang belakang terbentuk. Pada usia kira- kira 21 hari, mata mulai kelihatan, dan pada usia 24 hari sel untuk jantung mulai berpisah. Selama minggu keempat, penampakan pertama sistem saluran kencing alat kemaluan (urogenital) kelihatan, dan kuncup lengan serta kaki muncul. Empat kamar/ bilik jantung berbentuk, dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu kelima hingga kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya berpisah; pada saat ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih belum begitu dapat dikenal. Bidang usus berkembang dan struktur wajah mulai tersusun. Pada usia 8 minggu, organisme yang sedang berkembang itu beratnya kira- kira sepertigapuluh ons dan panjangnya baru 1 inci. Organogenesis adalah proses pembentukan organ yang berlangsung selam dua bulan pertama perkembangan prakelahiran. c. Periode Fetal Periode fetal (fetal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira- kira 3 inci dan beratnya kira- kira 1 ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan, demikian pula dengan lengan atas, lengan bagian bawah, tangan, dan tungkai serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki- laki atau perempuan. Pada akhir bulan keempat janin 3 telah bertumbuh hingga 5 ½ inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prakelahiran semakin kuat; gerakan- gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertama kali oleh ibunya. Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira- kira 10 hingga 12 inci dan beratnya ½ hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk – kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu di dalam kandungan. Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira- kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga satu pon lagi. Mata dan kelopak mata benar- benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi. Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2½ hingga 3 pon. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin bertumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi – kira- kira 4 pon. Ketika lahir, rata- rata bayi Amerika beratnya 7 hingga 7½ pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada dua bulan terakhir, lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ – jantung dan ginjal, misalnya berjalan. 2.1.1 Keguguran dan Aborsi Keguguran atau aborsi spontan, terjadi ketika kehamilan terakhir sebelum organisme yang sedang berkembang itu cukup matang untuk bertahan hidup di luar kandungan. Embrio berpisah dari dinding peranakan dan dipaksa keluar oleh peranakan. Sekitar 15 hingga 20 persen dari semua kehamilan berakhir dengan suatu aborsi spontan, kebanyakan pada dua hingga tiga bulan pertama. Banyak aborsi spontan terjadi tanpa sepengetahuan ibu, dan kebanyakan adalah embrio atau janin yang tidak berkembang secara normal. Keabnormalan sistem reproduksi dan infeksi yang disebabkan oleh virus bakteri cenderung menyebabkan aborsi spontan. Dalam beberapa kasus, trauma berat juga menjadi penyebabnya. 4 Mengakhiri kehamilan secara sengaja adalah suatu permasalahan yang kompleks, secara medis, secara psikologis, secara sosial, dan secara hukum (Schaff, 1992). Pada tahun 1989, satu panel tinjauan penelitian yang ditunjuk oleh Asosiasi Psikologi Amerika (American Psychological Association) menguji lebih dari 100 investigasi tentang dampak psikologis aborsi. Kesimpulannya adalah kehamilan yang tidak diinginkan sangat menegangkan bagi kebanyakan perempuan. Akan tetapi, adalah lazim bagi perempuan untuk melaporkan perasaan tenang dan perasaan bersalah setelah aborsi. Perasaan ini biasanya sedang dan cenderung berkurang terus secara cepat tanpa mempengaruhi atau merugikan kemampuan perempuan untuk menjalani hidupnya. Aborsi lebih menegangkan bagi perempuan yang memiliki masa lalu sosial yang buruk dan yang tidak diberi dukungan oleh keluarga atau teman- teman. Berdasarkan laporan Asosiasi Psikologi Amerika, hanya sebagian kecil persentase perempuan yang masuk ke dalam kategori yang beresiko tinggi ini. Kalau suatu aborsi dilakukan, sebaiknya melibatkan tidak hanya perawatan kesehatan yang baik tetapi perawatan bagi kebutuhan psikologis perempuan juga. 2.1.2 Faktor- Faktor yang Membahayakan Perkembangan Prakelahiran Walaupun janin hidup dalam lingkungan yang nyaman dan terlindung, berbagai faktor dapat mengancam perkembangan maupun kelangsungan hidupnya. Beribu- ribu bayi dilahirkan dengan cacat tubuh atau keterbelakangan mental sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam tubuh seorang ibu yang sedang hamil. Ilmu yang mempelajari cacat bawaan (cacat kongenital) disebut teratology dan agen penyebab kecatatan itu disebut teratogen (dari perkataan Yunani ”tera” yang berarti monster). Sangat banyak teratogen yang ada, dan setiap bayi terancam oleh sekurang- kurangnya beberapa teratogen, sehingga sulitlah untuk menetapkan teratogen mana yang dapat menyebabkan suatu kecacatan tertentu. Walaupun demikian, para ilmuan sudah dapat mengidentifikasikan beberapa teratogen yang membahayakan janin dan masa perkembangan mana yang paling rentan terhadap suatu teratogen. Kerusakan struktural (anatomis) pada tubuh janin 5 sangat besar kemungkinannya pada kehamilan muda, sedangkan hambatan perkembangan dan gangguan fungsional lebih besar kemungkinannya pada usia kehamilan yang lanjut. Para ahli sudah dapat menetapkan bahwa kerusakan otak umumnya terjadi pada hari ke 15 sampai hari ke 25, kerusakan mata pada hari ke 24 sampai hari ke 40, kerusakan jantung pada hari ke 20 sampai ke 40, an kerusakan tungkai pada hari ke 24 sampai ke 36. Berikutnya adalah beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, yang dapat dikelompokkan menjadi faktor umum dan faktor spesifik. a. Faktor Umum Usia Ibu Bila usia ibu dianggap sebagai faktor yang mungkin membahayakan bagi janin dan bayi, dua periode waktu yang amat penting untuk diperhatikan ialah masa remaja dan pada usia 30-an ke atas. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering premature. Angka kematian bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja dua kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang berusia 20-an tahun. Walaupun gambaran semacam itu kemungkinan mencerminkan ketidakmatangan sistem reproduksi ibu, hal itu juga dapat disebabkan oleh gizi yang buruk, kurangnya perawatan prakelahiran, dan rendahnya status sosial ekonomi. Sindrom Down, suatu bentuk keterbelakangan mental, terkait dengan usia ibu. Bayi yang mangalami Sindrom Down jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia di bawah 30 tahun, tetapi resiko bertambah setelah ibu mencapai usia 30 tahun. Pada usia 40 tahun, kemungkinannya sedikit di atas 1 dari 100 bayi dan, pada usia 50 tahun, hampir 1 dari 10 bayi. Resiko juga bertambah besar sebelum berusia 18 tahun. Perempuan juga mengalami lebih banyak kesulitan untuk hamil setelah berusia 30 tahun (Toth, 1991). Dalam suatu investigasi, para klien klinik kelahiran Prancis semuanya mempunyai suami mandul (Schwartz & Mayaux, 1982). Untuk meningkatkan kesempatan mereka memiliki anak, mereka diberi inseminasi buatan sekali sebulan selama setahun. Masing-masing perempuan memiliki 12 kesempatan untuk hamil. 6 Tujuh puluh lima persen perempuan berusia 20-an tahun hamil, 62 persen perempuan berusia 31- 35 tahun hamil, dan hanya 54 persen perempuan berusia di atas 35 tahun hamil. Keadaan Gizi Ibu Hamil Ibu adalah satu- satunya sumber gizi bagi anak yang dikandungnya, sehingga nilai gizi makanan ibu sangatlah penting. Makanan ibu harus cukup jumlah dan mutunya, mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin dalam komposisi yang tepat. Dari penelitian- penelitian terbukti bahwa kekurangan gizi yang diderita ibu hamil, besar korelasinya dengan prematuritas, berat tubuh bayi yang rendah, lahir mati, keterlambatan pertumbuhan dan gangguan fungsi mental (Knobloch & Pasamanick, 1991). Kekurangan gizi pada tiga bulan pertama kehamilan sangat merugikan, begitu pula pada waktu pertumbuhan bayi yang sangat pesat pada trisemester terakhir (Lester, 1975). Bagi wanita yang mengalami kehamilan kembar tentu saja hal ini makin penting (Dubois, 1991). Bagaimana sesungguhnya pengaruh dari gizi ibu yang buruk itu belumlah jelas benar, mungkin saja karena kebutuhan bayi akan bahan gizi yang dibutuhkannya untuk tumbuh tidak terpenuhi, namun mungkin juga karena daya tahan ibu yang rendah terhadap penyakitpenyakit maupun komplikasinya. Keadaan Emosional Thomson dab Grusec (1970) menemukan bahwa binatang percobaan yang hamil dan menderita kecemasan dan stress akan melahirkan keturunan yang mengalami kelainan dalam perilaku seperti bersifat sangat emosional. Ketakutan, kecemasan dan emosi lain yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya perubahan psikologis antara lain, meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara. Keadaan emosional ibu juga dapat mempengaruhi proses kelahiran. Ibu yang sangat bingung secara emosional 7 mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi atau cenderung menghasilkan ketidakteraturan setelah kelahiran. Bayi yang lahir melalui proses kelahiran yang cukup lama juga menyesuaikan diri lebih lambat dengan dunia mereka dan lebih mudah marah. Bayi yang lebih cemas, menangis lebih banyak sebelum di beri makan dan lebih aktif daripada bayi yang dilahirkan oleh ibu- ibu yang kurang cemas (Ottinger & Simmons, 1964). Faktor Rh Faktor Rh adalah suatu protein yang diwariskan yang ditemukan pada 85 persen manusia. Kesulitan akan timbul bila seorang suami mempunyai faktor Rh (Rh positif) sedangkan istrinya tidak (Rh negatif). Jika darah janin yang Rh positif berhubungan dengan darah ibu di plasenta, maka protein Rh akan menyebabkan sistem kekebalan ibu membuat antibodi untuk memusnahkan protein asing itu. Antibodi ini akan memusnahkan sel darah merah janin, suatu keadaan yang disebut eritroblastosis, yang berakhir dengan kematian janin. Dampak yang demikian ini umumnya belum tampak pada kehamilan pertama karena kita tahu bahwa darah janin tidak berhubungan langsung dengan darah ibu di plasenta. Namun, pada waktu persalinan di mana plasenta robek dan lepas dari dinding rahim yang mengalami luka- luka, maka darah ibu akan terkena Rh protein itu sehingga si ibu akan memproduksi antibodinya. Pada kehamilan berikutnya, janin akan mengalami dampak dari antibodi yang dapat menembus plasenta itu. Keadaan ini sekarang sudah dapat diobati. b. Faktor Khusus Penyakit Penyakit atau infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan kelainan. Penyakit dan infeksi dapat pula menyebabkan kerusakan selama proses kelahiran itu sendiri. Rubella ialah suatu penyakit ibu yang dapat merusak perkembangan prakelahiran. Penyakit rubella dapat menyebabkan 8 keguguran, prematuritas, tuli, dan buta. Cacat pada jantung, hati, dan pankreas, serta keterbelakangan mental. Rubella sangat berbahaya dalam trismester pertama kehamikan, di mana kemungkinan kecacatan 50 persen, sedangkan dalam trismester kedua dan ketiga ia dianggap tidak berbahaya. Sifilis (penyakit yang tertular melalui hubungan kelamin) lebih berbahaya dalam perkembangan prakelahiran -4 bulan atau lebih setelah pembuahan. Selain mempengaruhi organogenesis, seperti yang terjadi pada campak rubella, sifilis merusak organ setelah organ terbentuk. Kerusakan meliputi luka mata, yang dapat menyebabkan kebutaan, dan luka kulit. Ketika sifilis muncul pada saat kelahiran, masalah- masalah lain yang melibatkan sistem syaraf pusat dan sistem pencernaan dapat terjadi. Infeksi lain yang menerima perhatian yang cukup luas ialah herpes alat kemaluan (genital herpes). Bayi yang baru lahir terkena virus ini ketika mereka keluar melalui saluran kelahiran dari seorang ibu yang terkena herpes alat kemaluan. Kira- kira sepertiga bayi yang dilahirkan melalui saluran kelahiran yang terinfeksi, mati; yang seperempat lagi mengalami kerusakan otak. Jika perempuan hamil mendektesi suatu kasus herpes alat kemaluan yang aktif menjelang saatnya melahirkan, operasi cesar dapat dilakukan untuk mencegah virus menginfeksi bayi yang baru lahir (Byer & Shainberg, 1991). Pentingnya kesehatan perempuan bagi kesehatan keturunan mereka dengan sangat jelas tampak ketika ibu yang menderita sindrom kehilangan kekebalan tubuh (acquired immune deficiency syndrome, AIDS). AIDS adalah penyebab utama kematian peringkat kedelapan di kalangan anak- anak dari usia 1 hingga 4 tahun pada tahun 1989. Mayoritas ibu yang menularkan HIV kepada keturunannya terinfeksi melalui penggunaan obat- obatan yang disuntikan ke dalam pembuluh darah atau hubungan heteroseksual dengan para pengguna obat- obatan suntik. Ada tiga cara seorang ibu yang menderita AIDS dapat menginfeksi anaknya: 1. Selama hamil, melalui ari- ari. 2. Selama melahirkan, melalui kontak dengan darah atau cairan ibu. 9 3. Setelah melahirkan (postpartum), melalui air susu. Kurang lebih sepertiga bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV pada akhirnya akan terinfeksi virus HIV itu sendiri (Caldwell & Rogers, 1991). Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi AIDS dapat: 1. Terinfeksi dan simptomatis (memperlihatkan gejala atau simptom AIDS). 2. Terinfeksi tetapi unsimptomatis (tidak memperlihatkan gejala atau simptom AIDS) 3. Tidak terinfeksi sama sekali. Suatu penyakit non- infeksi yang sangat berbahaya bagi kehamilan ialah dibetes mellitus (sakit gula, kencing manis). Di samping kemungkinan mewarisi penyakit ini, sang janin juga dihadapkan kepada lingkungan rahim yang tidak sehat. Jika si ibu tidak diobati, maka kemungkinan kematian janin atau lahir mati 50 persen. Lagi pula, anak yang lahir sering kali memperlihatkan kelainan berupa berat tubuh berlebihan, pankkreas membesar, muka sembab, kesukaran bernafas, dan gangguan metabolik seperti kadar gula darah yang rendah. Obat- obatan Sebaiknya orang sedang hamil tidak memakan obat apapun, kecuali apabila betul- betul diperlukan dan diberikan dan dipantau oleh seorang ahli. Berikut akan dipaparkan beberapa obat yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. a. Thalidomide Obat ini dulunya dianggap tidak berbahaya dan dipakai sebagai obat tidur dan anti mual. Namun mulai tahun 1959, muncullah laporan- laporan mengenai bayi- bayi yang lahir cacat karena ibu- ibu mereka memakan thalidomine sewaktu hamil, terutama sewaktu hamil muda (Jensen, Bensen & Bobak, 1981). Ternyata, waktu ibu memakan obat ini, artinya pada hari kehamilan keberapa, akan menyebabkan cacat atau gangguan pertumbuhan organ tertentu pula; contohnya, ibu yang memakan obat ini pada hari kehamilan ke- 34-38, akan melahirkan bayi yang tidak 10 mempunyai telinga. Kecacatan yang ditimbulkannya adalah tidak tumbuh atau tidak lengkapnya anggota tubuh terutama lengan, tungkai dan jari. Obat ini akhirnya dilarang. b. Alkohol Alkohol yang diminum ibu hamil dapat memembus plasenta dan menyebabkan kerusakan susunan syaraf janin (West, 1986). Ibu peminun alkohol besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi dengan suatu bentuk kecacatan yang disebut Fetal Alcohol Syndrome. Anak- anak dengan sindroma ini akan menunjukkan hambatan pertumbuhan yang menetap, mikrosefali dan sel otak yang abnormal; cacat bentuk pada mata, telinga dan wajah; gangguan persendian, cacat jantung, keterbelakangan mental dan kesukaran memusatkan perhatian. Ibu hamil yang minum alkohol setiap hari walaupun dalam jumlah kecil, besar kemungkinannya akan melahirkan anak yang pada usia 4 tahun akan memiliki tingkat inteligensi yang rendah dan kemampuan motorik yang buruk (Barr, Streisguth, Darby & Sampson, 1990; Streisguth et al, 1989) c. Narkotika Pemakaian narkotika akan menyebabkan prematuritas, berat badan bayi rendah atau kematian janin. Janin yang dilahirkan akan menunjukkan gejala withdrawal 4 sampai 24 jam setelah lahir. Mereka akan gelisah dan menangis dengan nada tinggi, mengalami tremor, tidak dapat tidur, hiperaktif, sulit bernafas, rakus, mencret, dan muntah- muntah. Keadaan ini dapat berlangsung sampai 8 minggu (Davis & Templer, 1988). Walaupun dampak jangka panjang belum jelas, dapat diperkirakan bahwa bayi- bayi dari ibu alkoholik akan mengalami kesulitan dalam pengasuhan, kelekatan (attachment) dengan ibu kurang sehingga besar kemungkinan mengalami gagguan perkembangan perilaku (Rodning, Beckwith & Howard, 1980) d. Rokok Penelitian Simpson (1957) menunjukkan bahwa ibu perokok lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi prematur. Penelitian selanjutnya 11 membuktikan bahwa merokok itu berkaitan erat dengan prematuritas, dan berat badan bayi yang rendah. Belum jelas benar dampak jangka panjangnya walaupun ada yang melaporkan gangguan pada kemampuan kognitif seperti kemampuan bicara (Fried & Watkinson, 1990). e. Ganja Bayi akan lebih sukar tidur (Scherr et al. 1989). Juga kemungkinan mengalami kesulitan dalam kemampuan berbahasa dan kemmpuan memori (Fried & Watkinson, 1990). f. Kafein Kafein dapat menembus plasenta. Bayi yang dilahirkan kemungkinan berat badannya rendah dan kemungkinan lebih besar untuk menderita kecacatan (Buelke- Sam, 1986). Kemungkinan lain bayi akan menderita kelemahan otot (Hronsky & Emory, 1987). g. Aspirin Wanita hamil sering memakan aspirin sebagai obat sakit kepala. Aspirin dapat menyebabkan pendarahan intrakranial pada bayi (Stuart et al, 1987). Dampak jangka panjangnya adalah tingkat intelegensi yang rendah dan kekurangmampuan untuk memusatkan perhatian dan kekurangan dalam kemampuan motorik ( Barr et al, 1990; Streisguth et al, 1987) Ancaman Lingkungan Salah satu akibat dari industrialisai adalah manusia makin terpapar kepada toksin- toksin yang terdapat dalam makanan, air, dan udara. Sering kali kadar toksin itu rendah sehingga tidak membahayakan orang dewasa, tetapi tetap berbahaya bagi janin atau bayi. Contohnya, ibu- ibu hamil di Jepang yang memakan ikan yang telah tercemar dengan air raksa limbah industri, melahirkan bayi dengan cerebral palsy atau penyakit Miyamata. Begitu pula berbagai pestisida dan bahan kimia dapat merugikan janin. Sinar X juga dapat menyebabkan leukemia, mikrosefali, katarak, keguguran, kekerdilan, dan kematian janin. Dosis sinar X yang biasa dipakai dalam dunia kedokteran masih berada dalam batas- batas aman. Namun 12 sebaiknya wanita hamil hendaknya sesedikit mungkin mengalami penyinaran. Begitu pula sinar lain seperti yang dipancarkan dari mikrowave, perlu diwaspadai. Beberapa jenis pekerjaan juga cukup berbahaya bagi wanita hamil. Wanita pekerja di pabrik alat listrik atau logam lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi prematur atau rendah berat badannya (Sanjose, Roman, & Beral, 1991). Bekerja terlalu berat juga mempunyai dampak buruk kepada kehamilan. Pengaruh Ayah Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa jantan yang diberi narkotika, alkohol dan kafein akan menghasilkan keturunan yang cacat. Begitu pula halnya dengan toksin. Isteri dari personil kamar operasi yang selalu menghirup gas- gas anesthesia lebih besar kemungkinannya untuk mengalami keguguran dan keturunan mereka lebih banyak yang menderita cacat (Kolata, 1978). Bahan- bahan yang merusak ini mungkin disalurkan oleh ayah melalui sperma dan sperma pun mungkin megalami kerusakan. Pengaruh buruk dari faktor lingkungan yang berbahaya bagi janin ini, cara kerja dan sifatnya sangat kompleks, sehingga sukar untuk menentukan secara tepat, aman atau tidaknya sesuatu subtansi. Sikap yang patut diambil adalah selama kehamilan menghindar sebanyak mungkin dari kontak dengan bahanbahan yang dapat membahayakan janin. 2.2 Kelahiran Kelahiran atau persalinan adalah suatu proses yang sulit baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dapat berlangsung selama 4-24 jam. Kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu awal tetapi dapat juga dikatakan sebagai berakhirnya suatu proses panjang, suatu klimaks dari seluruh kejadian yang dimulai sejak saat fertilisaai sampai 9 bulan kemudian yaitu selama janin tumbuh dalam rahim ibu. Persalinan terjadi setelah masa kehamilan lebih kyrang 280 hari. Proses kelahiran 13 ditandai dengan adanya kontraksi rahim yang teratur yang berlangsung antara 1525 detik setiap kontraksi. 2.2.1 Tahap Kelahiran a. Tahap Pertama Tahap ini adalah tahap yang terlama yaitu antara 12- 24 jam, khususnya bagi kelahiran pertama. Tahap ini dimulai dengan kontraksi rahim yang mulamula frekuensinya jarang dan lemah, tetapi makin mendekati saat kelahiran frekuensinya makin bertambah cepat dan makin kuat. Kontraksi rahim ini bertujuan untuk mendorong bayi ke arah saluran peranakan. Bersamaan dengan itu terjadi dua proses penting yang lain. Serfiks yaitu mulut rahim yang biasanya tebal dan menutup rapat saat ini mulai membuka. Pada tahap pertama ini serfiks harus mulai membuka seperti layaknya sebuah lensa pada kamera (disebut pelebaran) dan juga merata. Serfiks harus terbuka merata (kurang lebih 10 cm pada kebanyakan wanita) sebelum bayi lahir. Umumnya, pada akhir dari tahap pertama ini, serfiks membuka sebesar 7-8 cm. Untuk mengurangi rasa sakit yang terjadi akibat kontraksi rahim dapat digunakan program Lamaze (Lamaze, 1970 dalam kail, R.V & Nelson, R.W., 1993). Program ini mengajarkan beberapa teknik yang dapat membantu calon ibu agar lebih tenang dan santai selama proses melahirkan. Caranya adalah pengaturan pernafasan si calon ibu yang dilakukan dengan dukungan suaminya. Sebelum sampai pada tahap kedua, terdapat suatu masa transisi (yang biasanya sangat singkat) yaitu terjadinya pembukaan 2-3 cm yang terakhir. Periode ini kurang menyenangkan bagi calon ibu karena kontraksi rahim sangat bertubi- tubi dan sangat kuat. Untuk mendorong bayi keluar, calon ibu perlu mengedan. Bila bidan atau dokter melihat bahwa serfiks telah sepenuhnya terbuka, maka calon ibu disuruh mengedan lebih kuat lagi, dan tahap kedua dimulai. b. Tahap Kedua Tahap ini sering disebut sebagai kelahiran, yaitu saat keluarnya bayi dari saluran peranakan. Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai 14 bergerak melalui leher rahim da saluran peranakan. Tahap ini berakhir ketika bayi benar- benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira- kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira- kira selama satu menit. c. Tahap Ketiga Setelah kelahiran ialah tahap ketiga; pada waktu inilah ari- ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir ini adalah tahap yang paling pendek dari tiga tahap kelahiran, yang berlangsung hanya beberapa menit. 2.2.2 a. Metode Persalinan Persalinan secara Alamiah dan Dipersiapkan Calon ibu dipersiapkan untuk melahirkan secara alamiah. Untuk mengurangi rasa takut, calon ibu diberi pengetahuan tentang faal alat reproduksi dan proses persalinan serta dilatih mengatur pernafasan, relaksasi dan kebugaran jasmani. b. Persalinan dengan Pembiusan Calon ibu dibius secara total atau sebagian dengan analgesik (penghilang rasa sakit). Beberapa penelitian membuktikan bahwa cara ini membawa akibat pada perkembangan anak. Anak yang dilahirkan dengan metode ini perkembangannya lebih lambat ketimbang anak yang lahir secara alamiah. Karena itu, penggunaan metode ini perlu pertimbangan yang matang agar tidak merugikan anak. c. Persalinan Bedah Cesar Pembedahan cesar (cesarean Section) ialah pemindahan bayi dari peranakan atau rahim melalui pembedahan. Pembedahan cesar bisanya dilaksanakan jika bayi berada dalam posisi sungsang, jika bayi terletak melintang di dalam peranakan, jika kepala bayi terlalu besaruntuk melewati pinggul ibu, jika bayi mengalami komplikasi, atau vagina ibu mengalami pendarahan. Melahirkan melalui pembedahan cesar lebih aman bagi bayi, tetapi bagi sang ibu operasi ini beresiko lebih tinggi tingkat infeksinya, lebih 15 lama tinggal di rumah sakit, lebih mahal biayanya, dan stres yang menyertai pembedahan adalah konsekuensi dari cara melahirkan melalui pembedahan cesar. 2.2.3 Komplikasi Melahirkan Biasanya persalinan adalah suatu proses alamiah dan bayi yang dilahirkan umumnya sehat. Namun berbagai hal seperti posisi janin dalam rahim, proses dan saat kelahiran yang kurang tepat, atau penggunaan obat- obatan dapat menyebabkan bayi mengalami komplikasi dan bahkan cacat seumur hidup. a. Sungsang Posisi terbalik atau sungsang (breech position) ialah posisi bayi di dalam peranakan yang menyebabkan bokong merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang kemaluan. Secara normal, kepala bayi muncul terlebih dahulu melalui lubang kemaluan, tetapi 1 dari setiap 25 orang bayi, kepala tidak muncul terlebih dahulu. Kepala bayi sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa tubuhnya di luar, yang dapat menyebabkan masalah pernafasan. Beberapa bayi sungsang tidak dapat dikeluarkan melalui leher rahim dan harus dilahirkan melalui pembedahan cesar. b. Anoxia Komplikasi lain adalah anoxia, yaitu kekurangan oksigen dalam waktu yang cukup lama. Penyebabnya beraneka ragam. Misalnya karena lendir di saluran pernafasan yang berlebihan setelah kelahiran, atau karena dampak dari pembiusan yang digunakan saat persalinan. Anoxia juga dapat terjadi sebagai akibat tali pusar yang terpelintir atau terjepit saat persalinan, atau sudah terpotong sebelum kepala bayi sepenuhnya berada di luar dan bayi belum dapat menghirup udara. Semua itu terjadi pada persalinan di mana keluar terlebih dahulu. Pada bayi sungsang bahaya ini lebih besar lagi kerena ada perbedaan waktu yang cukup lama antara keluarnya bagian tubuh (misalnya bokong) dengan kepala yang muncul belakangan. Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen ini tergantung pada berat dan lamanya anoxia yang dialami, kematangan dan kesehatan janin, dan banyaknya obat bius yang ditemukan dalam darah bayi. Anoxia terutama 16 menyebabkan kerusakan pada otak karena susunan syaraf sangat peka terhadap kekurangan oksigen, dan kekurang oksigen yang berat dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan ceberal palsy (kerusakan otak yang mengakibatkan kelainan gerak). c. Prematuritas Prematuritas atau bayi yang lahir lebih cepat tiga minggu atau lebih dari waktu kelahiran normal dan mempunyai berat badan di bawah 2500 gram. Semua bayi yang lahir di bawah 2500 gram dikategorikan sebagai bayi prematur. Sebetulnya ada dua macam prematuritas. Yang pertama adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram namun saat kelahirannya dekat dengan perkiraan. Sedangkan yang kedua adalah bayi yang lahir lebih cepat dari waktu yang diperkirakan dan berat tubuhnya dibawah 2500 gram. Bayi- bayi prematur ini memperlihatkan perkembangan fisik yang kurang matang, seperti pentil buah dadanya belum kelihatan, dan jika ia laki- laki, testisnya belum turun ke dalam skrotum. Refleks- refleksnya belum sempurna. Namun kekurangan- kekuranga ini dapat diatasi jika bayi memperoleh perawatan yang baik di rumah sakit dan ia dimasukkan ke dalam inkubator. Prematuritas dapat terjadi karena berbagai hal. Antara lain karena ibu terlalu sering hamil. Kembar dua atau kembar tiga juga banyak mengalami prematuritas. Selain itu juga karena calon ibu kekurangan gizi atau karena plasenta dan tali pusat tidak berfungsi secara wajar sehingga janin kekurangan makanan. Infeksi yang dialami selama masa pranatal atau kelainan genetik dapat pula menjadi penyebab prematuritas. Konsekuensi bayi yang mengalami prematuritas yaitu lebih sering mengalami masalah kesehatan dibandingkan dengan bayi yang sempurna waktu kelairannya. Kelangsungan hidup bayi prematur diragukan karena kebanyakan dari mereka tidak mampu mengatasi infeksi. Pilek sedikit saja dapat menyebabkan sakit berat. Dan bayi yang beratnya hanya 1,5 Kg biasanya meninggal dunia setelah lahir. Drillen, 1964 (dalam Berger, 1983:98) menyatakan bahwa kebanyakan anak prematur mengalami kesulitan belajar bila dibandingkan dengan anak yang lahir purna waktu. Namun penelitian akhir- akhir ini memperlihatkan bahwa anak 17 prematur mempunyai kemampuan yang sama dengan anak yang tidak prematur yang berasal dari kelas sosial sama dan seusia kecuali jika mereka mengalami kerusakan otak. Anak prematur akan berkembang sama baiknya dengan anakanak lain jika keluarga mengasuh mereka dengan baik dan memberikan pendidikan yang baik pula. 2.3 Pascakelahiran 2.3.1 Hakikat Periode Pascakelahiran Periode pascakelahiran ( postpartal period) juga disebut ”postpartum period” ialah periode setelah kelahiran bayi atau persalinan. Ini adalah masa di mana si ibu menyesuaikan diri, baik fisik maupun psikologis, dengan proses pengasuhan anak. Periode ini berlangsung kira-kira selama 6 minggu atau hingga tubuh menyelesaikan penyesuaian dirinya dan kembali ke keadaan yang mirip dengan sebelum kehamilan. Periode pascakelahiran sebagai ”trisemester ke-empat.” Walaupun rentang waktu peride pascakelahiran tidak perlu mencakup 3 bulan. Metode persalinan dan keadaan sekeliling persalinan mempengaruhi kecepatan tubuh perempuan menyesuaikan diri kembali selama periode pascakelahiran. Periode pascakelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri, yaitu: Bayi harus diurus Ibu harus pulih kembali dari persalinan anak Ibu harus belajar bagaimana merawat bayi Ibu perlu belajar merasa puas/bahagia terhadap dirinya sendiri sebagaiseorang ibu Ayah perlu belajar bagaimana mengurus istrinya yang sedang dalam proses pemulihan Ayah perlu belajar bagaimana merasa puas terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ayah. 18 2.3.2 Penyesuaian fisik Tubuh perempuan melakukan berbagai penyesuaian fisik pada hari-hari dan minggu-minggu pertama setelah kelahiran anak. Involusi (involution) ialah proses kembalinya peranakan ke ukurannya sebelum kehamilan 5 atau 6 minggu setelah kelahiran.Setelah kelahiran, berat peranakan 2 hingga 3 pon.pada akhir 5 atau 6 minggu, berat peranakan 2 hingga 3½ ons dan ini telah kembali ke ukurannya sebelum kehamilan. Sehingga, merawat bayi menolong mengkontraksikan peranakan pada tingkat yang cepat. Ketika ari-ari dilahirkan, tingkat estrogen dan progesterone menurun cepat dan tetap rendah hingga indung telur mulai memproduksi hormon lagi. Perempuan kemungkinan akan mulai haid lagi dalam 4 hingga 8 minggu kalau ia tidak menyusui. Kalau ia menyusui, ia mungkin tidak haid selama beberapa bulan, walaupun pembuahan dapat terjadi selama waktu ini. Beberapa periode haid pertama menyusul persalinan dapat lebih berat dari biasanya, tetapi akan segera normal kembali. Apabila perempuan terlibat secara teratur dalam olahraga pengkondisian selama kehamilan, olahraga akan menolongnya memulihkan kontur tubuh dan kekuatannya selama periode pascamelahirkan. 2.3.3 Penyesuaian Emosional dan Psikologis Naik-turunnya emosi lazim bagi ibu pada periode pascamelahirkan.Naik- turunnya emosi ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor: Perubahan hormon Kelelahan Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang baru lahir, atau Waktu dan tuntutan yang ekstensif yang terlibat dalam perawatan bayi yang baru lahir. Bagi beberapa perempuan, naik-turunnya emosi hilang dalam beberapa minggu setelah persalinan dan merupakan aspek kecil dari keibuan mereka. Bagi ibu-ibu yang lain, naik-turunnya emosi ini dapat berakhir lebih lama dan dapat menghasilkan perasaan cemas, depresi, dan kesulitan mengatasi stres.Berikut ini 19 beberapa tanda yang dapat menunjukkan kebutuhan akan konseling profesional tentang penyesuaian pascamelahirkan: Kecemasan yang berlebihan Depresi Perubahan selera makan yang luar biasa Serangan tangis (gampang menangis) Tidak dapat tidur Penyesuaian lain bagi ibu dan bagi ayah ialah waktu dan pikiran yang dihabiskan untuk menjadi orangtua yang berkompeten bagi si bayi. Perhatian khusus dalam relasi orangtua-bayi ialah ikatan (bonding), yakni terjadinya kontak yang erat, khususnya fisik, anatara orangtua dan bayi yang baru lahir dalam periode setelah kelahiran. Orangtua dan bayi perlu membentuk suatu kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahuntahun ke depan. Bayi-bayi yang lahir sebelum waktunya dipisahkan dari ibu mereka lebih lama daripada bayi yang lahir tepat pada waktunya.Sehingga, hal ini semakin mempersulit mereka dalam membangun ikatan. Sebenarnya, bentuk ekstrim hipotesis ikatan-bahwa bayi yang baru lahir harus memiliki kontak yang dekat dengan ibu pada hari-hari pertama kehidupan untuk berkembang secara optimaladalah tidak benar.Namun demikian, kelemahan penelitian ikatan ibu-bayi seharusnya tidak mencegah ibu-ibu agar tetap termotivasi dan berinteraksi dengan bayi mereka pada periode pascamelahirkan, karena kontak semacam itu memberikan kepuasan bagi banyak ibu. Bayi baru juga mengubah relasi ibu dan relasi ayah dengan satu sama lain. Dalam beberapa hal, orangtua baru harus mempertimbangkan komitmen yang mana yang mereka pikir paling penting, dan mana yang harus dikurangi waktunya atau dibatalkan. Bantuan dari saudara, teman-teman, dan pengasuh bayi dapat menolong orangtua baru mengisi waktu mereka dengan beberapa kegiatan yang pernah mereka nikmati sebelumnya. Suatu persoalan khusus bagi banyak ibu baru ialah apakah mereka harus tinggal di rumah dengan bayi atau kembali bekerja. Beberapa ibu ingin kembali 20 bekerja secepat mungkin setelah bayi lahir atau sampai bayi berumur beberapa bulan dan ada juga ibu-ibu yang lain ingin tinggal di rumah selama setahun ataupun tidak bekerja lagi setelah melahirkan. 2.3.4 Kekuatan Sentuhan dan Pijitan Dalam Perkembangan Belakangan ini muncul suatu trend yang mengetengahkan pentingnya peran sentuhan dan pijitan dalam dalam meningkatkan pertumbuhan, kesehatan, dan kesejahteraan bayi dan anak-anak. Isu ini khususnya dirangsang oleh sejumlah investigasi penelitian oleh Tiffany Field.Dalam suatu investigasi, 40 orang bayi yang lahir sebelum waktunya yang baru saja menjalani unit perawatan intensif dan ditempatkan di suatu perawatan transisisonal. Duapuluh orang bayi yang lahir sebelum waktunya diberi stimulasi khusus dengan pijitan dan olahraga selama 3 periode yang masing-masing 15 menit pada permulaan 3 jam berturutturut setiap pagi selama 10 hari. Misalnya masing-masing bayi ditengkurapkan dan diusap dengan lembut. Pijitan dimulai dari kepala dan leher dan pindah ke bawah ke kaki. Pijitan juga bergerak dari bahu turun ke tangan. Bayi kemudian diguling-guling. Masing-masing lengan dan kaki dilenturkan dan direntangkan. Selanjutnya, pijitan diulang-ulang. Bayi-bayi yang lahir sebelum waktunya yang dipijat dan dilatih itu memperoleh 47 persen kenaikan berat dibandingkan dengan sesama bayi yang lahir sebelum waktunya yang tidak dipijat dilatih, walaupun kedua kelompok memiliki jumlah makanan yang sama per hari dan rata-rata formula konsumsi yang sama. Peningkatan kegiatan bayi yang dipijat dan dilatih tampaknya meningkatkan berat bayi. Bayi yang dipijat lebih aktif dan waspada, dan mereka ”berprestasi” lebih baik pada tes perkembangan. Masa tinggal mereka di rumah sakit juga kira-kira 6 hari lebih pendek dibandingkan dengan kelompok bayi yang tidak dipijat dan dilatih. Hal ini tentu saja menghemat kira-kira 3000 dollar per bayi yang lahir sebelum waktunya. 21 2.4 Bayi yang Baru Lahir Pada umumnya bayi yang baru lahir mempunyai panjang 50 centimeter dan berat badan ±3 kilogram. Kulitnya halus, kepalanya relatif besar, hidung pesek, dahi lebar dan rahangnya agak mundur. Bentuk umum ini dengan cepat berubah sesuai dengan ciri-ciri pribadi. Bayi yang baru lahir kesannya kurang menarik karena mereka belum mampu berbuat macam-macam kecuali tidur, makan, dan menangis. Sebenarnya tidak demikian, karena jika kita perhatikan dengan seksama dan apabila kita mampu menilai, maka kita akan menemukan berbagai hal yang menarik. 2.4.1 Refleks Bayi yang baru lahir memiliki hampir 100 macam refleks. Beberapa diantaranya berkaitan langsung dengan fungsi-fungsi vital, seperti bernapas, mengerdipkan mata, bersin, menghisap, menelan. Refleksi yang primitif seperti refleks Moro, refleks Babinski, dan refleks menggenggam tampaknya tidak mempunyai tujuan yang jelas dan diperkirakan sebagai sisa-sisa evolusi manusia. Pemunculan, kekuatan serta saat menghilangnya refleks-refleks primitif ini dapat dijadikan tanda mulai berfungsinya sistem persyarafan. 2.4.2 Kapasitas Penginderaan dan kapasitas belajar Memang sulit menentukan kualitas kemampuan penginderaan awal yang dimiliki oleh bayi yang baru lahir karena mereka tidak dapat menuturkan kepada kita apa yang mereka alami. Namun dari berbagai riset ditemukan bahwa semua indera bayi yang baru lahir telah berfungsi dalam taraf tertentu. Segera setelah lahir, si bayi dapat melihat, mendengar, mencium, mendengar, mengecap, dan merasakan perabaan. Bayi yang baru lahir juga dapat belajar, yaitu merubah perilakunya berdasarkan pengalaman. 2.4.3 Tingkat kesadaran Perilaku bayi yang baru lahir diberi klasifikasi yang didasarkan kepada tingkat kesadarannya. Tingkat-tingkat itu adalah; tidur, mengantuk, bangun tetapi diam 22 saja, bangun bergerak aktif, dan menangis. Keadaan itu sangat tergantung kepada variasi biologis, seperti rasa lapar dan siklus tidur-bangun. Lama berlangsungnya tiap-tiap tingkat kesadarn itu, berbeda bagi setiap bayi dan akan berubah dengan perjalanan usia. Salah satu karakteristik yang menonjol pada bayi yang baru lahir adalah masa tidur yang panjang yang terdiri dari serangkaian masa tidur yang pendek. Pola ini secara perlahan-lahan akan berubah. Sebagai contoh, seorang bayi yang baru lahir, tidur sepanjang 17 jam sehari, sedangkan seorang anak berusia 3-5 tahun tidur selama 11 jam sehari. Dalam perkembangannya, frekuensi tidur bayi akan berkurang sedangkan setiap kali tidurnya lebih lama, dengan waktu tidur yang paling lama adalah pada malam hari, suatu hal yang sangat melegakan bagi orangtuanya. Dengan berkurangnya tidur, maka masa bangun dimana ia sadar dan awas akan bertambah panjang. Dalam keadaan bangun ini, ia dapat diam (tak aktif), dan dapat pula aktif bergerak. Keadaan bangun dan diam tetapi awas itu dipandang sebagai suatu hal yang amat penting bagi perkembangan, karena dalam keadaan inilah ia sengaja mengamati lingkungan dan dari sini belajar mengenal dunia luar. Keadaan sadar dan aktif akan makin berkaitan dengan lingkungan sosial. Dengan cara inilah bayi akan menempuh urutan perkembangan yang sangat kompleks itu. 2.4.4 Ikatan antara orangtua dan anak Seorang bayi yang baru lahir, lebih tergantung kepada hubungannya dengan orangtua daripada ketergantungan kepada faktor-faktor lain. Hubungan ini berawal dari pandangan pertama saat bayi baru lahir dan hubungan pada jam-jam serta hari-hari selanjutnya. Ikatan ini dikenal sebagai ”bonding” antara orang tua dengan anak. Ikatan terjadi bukan hanya antara ibu dengan anak, tetapi akan terjadi pula yang disebut ”keterpikatan (engrossment)” pada ayah. Keterpikatan adalah suatu perasaan terpesona yang muncul pada diri seorang ayah tatkala ia pertama kali melihat dan memegang bayinya yang baru lahir; dan pesona itu sendiri mengherankan baginya yang dapat menjadi awal ikatan antara ayah dengan anak. Keterpikatan ini terutama terjadi bila ayah ikut mendampingi ibu pada saat persalinan. 23 Sesungguhnya, ikatan antara orangtua dan anak tidak akan terjadi secara otomatis, ini dibentuk dan diusahakan kemunculannya. Ada beberapa faktor yang dapat membantu membentuk ikatan tersebut. Pertama-tama adalah penampilan bayi itu sendiri. Bayi yang baru lahir dengan kepala yang agak besar debandingkan tubuhnya, matanya yang bulat, pipinya yang gemuk, tubuhnya yang kecil, akan menimbulkan perasaan mesra pada diri ibu serta menimbulkan dorongan untuk memelihara dan mengasuhnya. Memang penampilan adalah faktor yang penting sekali yang dapat menerangkan mengapa timbul keinginan orangtua mengasuh dan memelihara bayinya. Hubungan awal yang terbentuk anatara orangtua dengan anak dapat menimbulkan ikatan yang kuat antara mereka yang dalam tahap selanjutnya akan menumbuhkan suatu ”attachment” atau kelekatan. Kelekatan adalah suatu hubungan antara dua individu melalui suatu ikatan perasaan yang sangat kuat dimana mereka berusaha berbuat agar ikatan itu tetap berkesinambungan. Indikator kelekatan adalah adanya upaya mempertahankan kontak dan kedekatan, munculnya protes bila berpisah, munculnya was-was bila berjauhan. Misalnya kelekatan yang terjadi pada masa bayi. Bayi biasanya selalu ingin dekat dan melakukan kontak fisik dengan ibunya. Ketiadaan kontak fisik akan menimbulkan kegelisahan pada diri bayi. 24 BAB III PERKEMBANGAN MASA BAYI Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. 3.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Bayi a. Refleks Bayi memiliki beberapa refleks dasar yang secara genetis merupakan mekanisme pertahanan hidupnya. Sifat refleks ini adalah otomatis dan berada di luar kendali bayi yang baru lahir. Refleks menghisap(sucking reflex) terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks mencari (rooting reflex) terjadi ketika pipi bayi diusap/dibelai, sebagai respon, bayi itu akan memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya. Refleks moro (reflex moro) adalah suatu respon tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkannya. Ketika dikagetkan, bayi akan melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya ke belakang, dan merentangkan lengan dan kakinya. Semua refleksi ini akan menghilang pada usia 3 hingga 4 bulan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting bagi bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Tetapi banyak orang tua yang benar-benar khawatir ketika kegiatan menghisap ibu jari pada anak-anak mereka terus berlangsung hingga ke tahun-tahun prasekolah dan sekolah dasar. Perbedaan-perbedaan individual pada susunan biologis anak-anak adalah salah satu hal yang menyebabkan keberlangsungan perilaku menghisap. 25 Refleks Stimulasi Respons Bayi Pola perkembangan Mengejapkan Sorotan cahaya Menutup mata dan tiupan Babinski Telapak kedua Permanen mata kaki Menyebarkan jari Menghilang diusap kaki, memutar- setelah 9 bulan mutarkan kaki Memegang Telapak kaki Menggenggam diusap dengan kuat hingga setahun Melemah setelah 3 bulan, menghilang setelah setahun Moro Stimulasi (mengejutkan) tiba, tiba- Kaget, Menghilan setelah seperti melengkungkan 3 hingga 4 bulan mendengar suara punggung, nyaring atau melempar diturunkan ke kepala belakang, merentangkan lengan dan kaki kemudian menutupkannya dengan cepat ke pusat tubuh Mencari Leher atau pinggir Membalikkan mulut diusap Menghilan setelah kepala, membuka 3 hingga 4 bulan mulut, mulai menghisap Melangkah Bayi diangkat dan Menggerakkan kaki diturunkan kaki seolah-olah 3 hingga 4 bulan untuk menyentuh berjalan permukaan 26 Menghilan setelah Mengisap Benda menyentuh Mengisap mulut Berenang Bayi secara Menghilan setelah otomatis 3 hingga 4 bulan menaruh Membuat gerakan- Menghilan setelah wajah ke bawah gerakan berenang 6 hingga 7 bulan Leher ditopang di dalam air yang terkoordinasi Bayi Menggepalkan ditelentangkan tinju kedua tangan 2 bulan dan Menghilan setelah biasanya membalikkan kepala ke kanan b. Urutan Cephaloucaudal dan Proximodistal Pola cephaloucaudal (cephalocaudal pattern) ialah urutan pertumbuhan di mana pertumbuhan terbesar selalu dimulai dari atas-kepala-dilanjutkan dengan pertumbuhan fisik mencakup yang lebih besar, berat, serta perkembangan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas kebawah (ke leher, bahu, batang tubuh tengah, dan lain-lain). Pola proximodistal (proximodistal pattern) ialah urutan pertumbuhan dimana pertumbuhan dimulai pada bagian tengah tubuh lalu bergerak menuju kaki dan tangan. c. Tinggi dan Berat Pada waktu lahir, seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan 3000 gram dan panjang badan 50 cm. Dalam beberapa hari pertama kehidupannya, kebanyakan bayi yang baru lahir kehilangan 5 hingga 7 persen berat tubuh mereka sebelum mereka belajar menyesuaikan diri dengan kegiatan makan yang terjadi setelah kelahiran. Segera setelah bayi menyesuikan diri dengan cara menghisap, menelan, dan mencerna, mereka tunbuh dengan cepat dan memperoleh berat kirakira 5 hingga 6 ons per minggu selama bulan pertama. Bayi tumbuh kira-kira i inci per bulan selama tahun pertama. 27 d. Keterampilan Motorik Kasar dan Halus Keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan otot-otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Para pakar perkembangan anak yakin bahwa kegiatan motorik selama dua tahun adalah vital bagi perkembangan kompetensi anak dan bahwa hanya diperlukan sedikit pembatasan, untuk tujuan keselamatan, atas “petualangan” motorik mereka. Keterampilan motorik halus meliputi gerakan-gerakan menyesuikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari. Perkembangan perilaku seperti meraih dan menggenggam semakin baik selam dua tahun pertam kehidupan. Pada mulanya, bayi hanya memperlihatkan gerakan bahu dan siku yang kasar, tetapi kemudian memperlihatkan gerakan pergelangan tangan, perputaran tangan, dan koordinasi ibu jari dan jari telunjuk tangan. e. Otak Bermula dari makhluk bersal satu, pada saat lahir seorang bayi sudah mempunyai otak dan sistem syaraf yang terdiri kira-kira 100 trilyun sel syaraf. Akan tetapi keterkaitan sel-sel syaraf ini masih lemah . Pada saat lahir. Otak bayi hanya 25 persen berat otak dewasa, dan pada tahun kedua kira-kira sudah 75 persen berat otak orang dewasa. f. Keadaan Bayi 1. Tidur nyenyak. Bayi tidur diam dengan mata tertutup, pernapasannya teratur, tidak bersuara, dan tidak merespon rangsangan dari luar. 2. Tidur teratur. Bayi bergerak-gerak sedikit, pernapasan mungkin berbunyi, ritme napas teratur ke tidak teratur. 3. Tidur gelisah. Bayi tampak melakukan beberapa gerakan, matanya tertutup kelopak matanya mungkin berkedip-kedi, bernapas tidak teratur, dan mengeluarkan suara mengeluh. 4. Mengantuk. Separuh mata bayi terbuka, ada sedikit gerakan, dan lebih banyak bersuara. 28 5. Aktivitas waspada. Ini yang paling sering dilihat orang tua yang menganggap bayi tersebut sudah bangun. Mata terbuka, ia melakukan gerakan bebas, agak rewel, kulitnya agak memerah, dan pernapasannya tidak teratur ketika sedang tegang. 6. Waspada dan terfokus. Sering terlihat pada anak-anak yang sudah agak tua.Mata bayi terbuka lebar, dan ada kegiatan motorik yang terarah 7. Terfokus Secara kaku. Bayi dalam keadaan terjaga tetapi tidak bereaksi pada rangsangan jutuan. Suatu percobaan khusus tentang tidur bayi ialah sindrom kematian bayi, yakni suatu kondisi yang terjadi ketika seorang bayi berhenti bernafas, biasanya saat malam hari. Dan secara tiba-tiba meninggal tanpa sebab yang jelas. Bayi-bayi yang meninggal oleh kondisi ini memperlihatkan kerapuhan biologis sbelumnya dalam perkembangan mereka, yang meliputi peristiwa kelahiran prematur, rendahnya berat lahir, rendahnya skali apgar, dan masalah-masalah pernapasan. g. Gizi Kalori dan nilai gizi yang cukup dberikan dengan penuh kasih sayang. Dari lahir hingga usia setahun, bayi bertambah panjangnya 50 persen. Pakar gizi mengajurkan bahwa bayi perlu mengkonsumsi 50 kaloriper hari untuk setiap setengah kilo berat mereka. ASI atau alternatif lainnya, merupakan sumber gizi dan energi bayi selama 4 hingga 6 bulan pertama. Memberi ASI berarti memberi susu yang bersih dan dapat dicerna serta menolong mengimunisasi bayi yang baru lahir dari penyakit. Bayi yang mengkonsumsi ASI memperoleh berat yang lebih cepat daripada bayi yang mendapatkan kebutuhan gizinya dari makanan botol. Selain itu, keuntungan memberi ASI ialah bahwa bayi memperoleh perlindungan dari beberapa infeksi pencernaan dan alergi makanan, dan kemungkinan mengurangi osteoporosis dan kanker payudara bagi ibu-ibu. Marasmus ialah terbuangnya jarinagn penting pada bayi pada tahun pertama bayi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori yang parah. Bayi menjadi kekurangan berat badan dan ototnya berhenti tumbuh. Penyebab utama 29 marasmus ialah kekurangan ASI (karena terlalu cepat disapih) dan gizi yang kurang memadai seperti formula susu sapi yang tidak cocok dan tidak bersih. Perbandingan bayi yang makan ASI dan makan makanan botol di negaranegara Afganistan, Haiti, Ghana, dan Chile menunjukkan bahwa angka kematian jauh lebih besar di kalangan bayi yang makan makanana botol dibanding dengan bayi yang makan ASI, denagn tingkat kematian bayi yang makan makanan botol kadang-kadang lima kali lebih tinggi dari pada bayi yang makan ASI. 3.2 Perkembangan Persepsi a. Sensasi dan Persepsi Sensasi terjadi ketika sekumpulan informasi “mengadakan kontak” dengan penerina sensor-mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Sensasi pendengaran terjadi ketika gelombang udara yang bergetar dikumpulkan oleh telinga bagian luar dan ditransmisikan melalui tulang telinga bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi penglihatan terjadi ketika cahaya lampu mengadakan kontak dengan kedua mata dan difokuskan di dalam retina. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diindrakan atau dirasakan. Informasi tentang peristiwa-peristiwa tertentu yang mengadakan kontak dengan telinga diinterpretasikan sebagai suara musik, misalnya. Sementara peristiwa lainnya yang ditransmisikan ke dalam retina diiterpretasikan sebagai suatu warna, pola, atau bentuk khusus. b. Persepsi Visual Penglihatan bayi yang baru lahir Dari eksperimen yang dilakukan oleh Frantz terhadap bayi di dalam kamar tembus pandang di dapat bahwa bayi lebih senang melihat pola daripada warna atau kecerahan. Misalnya mereka lebih senang melihat wajah, potongan benda yang dicetak, atau mata sapi jantan lebih lama daripada piringan berwarna merah, kuning, atau putih. Penglihatan bayi yang baru lahir diperkirakan 20/200 hingga 20/600 pada bagan Snellen Ini sekitar 10 hingga 30 30 kali lebih rendah daripada penglihatan orang dewasa normal(20/20). Akan tetapi, pada usia 6 bulan, penglihatan menjadi 21/100 atau lebih baik. Persepsi Bayi Terhadap Wajah Pada usia 3 ½ minggu, bayi tertarik kepada mata, mungkin karena bersinar dan bentuknya sederhana yaitu bulat. Pada usia1 sampai 2 bulan, ia mulai mengenal garis besar wajah. Diatas 2 bulan, ia mulai memperhatikan unsurunsur wajah; ia sudah dapat membedakan mata dari bagian-bagian lain dan mulai memperhatikan mulut dan gerakan-gerakan mulut akan menarik perhatiannya. Pada usia 5 bulan, ia sudah mulai mengenal raut wajah, perubahan-perubahan air muka, bentuk kepala yang lonjong, pola tiga dimensionalnya dan kaitan antara unsur-unsur wajah. Pada usia 6 bulan, bayi sudah dapat membedakan wajah antara yang dikenal dengan yang tidak dikenalnya, dan tentu saja sudah mengenal wajah ibunya. 3.3 Perkembangan Sensori a. Pendengaran Segera setelah kelahiran, bayi dapat mendengar, walaupun ambang pintu sensor mereka agak lebih tinggi di bandingkan dengan ambang pintu sensor orang dewasa (Trehub, dkk, 1991). Oleh karenanya, suatu rangsangan harus lebih nyaring untuk didengarkan oleh bayi yang baru lahir. b. Sentuhan dan Rasa Sakit Bayi-bayi yang baru lahir ternyata memberi respon terhadap sentuhan. Sentuhan ke pipi menghasilkan gelengan kepala, sedangkan sentuhan ke bibir menghasilkan gerakan menghisap. Suatu kemampuan yang sangat penting yang berkembang pada masa bayi ialah kemampuan menghubungkan informasi atas penglihatan dengan informasi yang mereka terima atas sentuhan. Para ahli beranggapan bahwa bayi yang baru lahir belum dapat merasakan nyeri. Kebiasaan menyunat bayi berusia 3 hari yang lazim dilakukan di Amerika 31 Serikat, menunjukkan bahwa bayi-bayi yang sedang disunat itu akan menangis keras-keras dan tampak gelisah. c. Penciuman Penelitian Lipsitt, Engen, dan Kaye (1963) menunjukkan bahwa bayi akan gelisah , menggerak-gerakkan tangan dan kakinya serta berubah pernafasannya apabila didekatkan kepada asafesida, suatu zat yang sangat busuk baunya. Ini mambuktikan bahwa mereka sudah dapat mencium bau. Bayi berusia 2 sampai 7 hari sudah dapat mencuim dan mengenal bau payudara ibu dan bau ASI, namun mereka baru dapat mengidentifikasikan bau ibunya setelah berusia beberapa minggu (MacFarlane, 1975) d. Pengecapan Sensitivitas atau kepekaan terhadap rasa dapat muncul sebelum kelahiran. Jika cairan amnion dari janin yang cukup waktu diberi sakharin (pemanis), maka janin akan makin sering menelan (Windle, 1940). Dalam penelitian lain, bayi-bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi seperti senyum setelah diberi suatu larutan manis. Sebaliknya, mereka mengerutkan lidah mereka setelah diberi suatu larutan asam (Steiner, 1979). Dan dalam satu studi, bayi-bayi berusia 1 hingga 3 hari menangis lebih sedikit ketika mereka diberi larutan sukrosa melalui suatu dot (Smith, Fillion, & Blass, 1990) e. Perabaan Indra perabaan bayi sudah bekerja sejak lahir. Seorang bayi akan menggerakkan kepalanya apabila pipinya disentuh, dan ia akan melakukan gerakan mengisap jika bibirnya disentuh. Suatu hal yang penting adalah kemampuan untuk mengaitkan informasi pelihatan dengan informasi perabaan; hal ini sudah tampak pada bayi berumur 6 bulan (Acredolo & Hake, 1982) 32 3.4 Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif bayi sangat menantang untuk diteliti karena banyak yang meragukan apakah bayi sudah dapat berpikir atau belum. Penelitian dibidang ini dalam beberapa dekade teakhir memperlihatkan bahwa bayi yang normal dan sehat, kompeten secara intelektual. Mereka dapat belajar secara aktif menanggapi dan mengubah lingkungannya. 3.4.1 Teori Piaget tentang Perkembangan Bayi a. Tahap perkembangan sensoris-motorik Tahap sensoris-mortorik Piaget berlangsung dari kelahiran higga kira-kira usia 2 tahun, sama dengan periode masa bayi. Salama masa ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan—gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Pada permulaan tahap sensoris-motorik, bayi memiliki lebih dari sekedar refleks yang digunakannya untuk bekerja. Anak berusia 2 tahun memiliki polapola sensoris-motorik dan kompleks dan mulai berkomunikasi dengan suatu sistem simbol yang primitif. Tidak seperti tahap-tahap lain, tahap sensoris-motorik dibagi lagi kedalam enam tahap, yang masing-masing meliputi perubahanperubahan kualitatif tahapan organisasi sensoris-motorik. Dari subtahap ke subtahap, skema yang terbentuk akan berubah. Perubahan inilah yang menjadi inti tahapan piaget.keenam subtahap perkembangan sensori-motorik adalah (1) Refleks sederhana; (2) kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer; (3) reaksi sirkuler sekunder; (4) koordinasi reaksi sirkuler sekunder; (5) reaksi sirkuler tersier, pencarian, dan keingintahuan; serta (6) internalisasi skema. Refleks sederhana (simple reflex) ialah subtahap sensoris-mtorik pertama piaget, yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Pada subtahapini, alat dasar koordinasi sensasi dan aksi ialah melalui perilaku refleksif, seperti mencari dan mengisap, yang dimiliki bayi sejak kelahiran. 33 Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer (First habits and primary circular reaction) ialah subtahap sensoris-motorik kedua piaget, yang berkembang antara usia 1 dan 4 bulan. Pada subtahap ini bayi belajar mengkordinasikan sensasi dan tipe skema atau struktur, yaitu kebiasaan-kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer. Misalnya, seorang bayi pada subtahap 1 akan mengisap bila secara oral dirangsang oleh suatu botol atau bila secara visual diperlihatkan botol, tetapi seorang bayi pada subtahap 2 dapat melatih skema isapan bahkan bila tidak ada botol yang muncul. Reaksi sirkuler primer (primary circular reaction) ialah suatu skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk mereproduksi suatu peristiwa yang menarik atau menyenangkan yang pada mulanya terjadi secara kebetulan. Dalam suatu contoh Piaget yang populer, seorang anak secara kebetulan mengisap jarinya ketika jarinya ditempatkan didekat mulutnya; kemudian, ia mencari jarinya untuk diisap lagi, tetapi jari ”tidak bekerja sama” dalam pencarian karena bayi tidak dapat mengkoordinasikan tindakan vasual dan tindakan manual. Reaksi sirkuler sekunder (secondary circular reaction) ialah subtahap sensoris-motorik ketiga Piaget, yang berkembang antara usia 4 dan 8 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin berorientasi atau berfokus pada benda di dunia, yang bergerak di dalam keasyikan dengan diri sendiri dalam interaksi sensoris-motorik. Misalnya, kesempatan menggoyangkan suatu mainan bayi yang berbunyi kertak-kertak dapat menakjubkan bayi, dan bayi akan mengulangi tindakan ini dalam rangka mengalami ketakjuban. Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (coordination of secondary circular reaction) ialah subtahap sensoris-motorik keempat Piaget, yang berkembang antara usia 8 dan 12 bulan. Pasda subtahap ini, beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi koordinasi skema dan kesengajaan. Bayi dapat mengkombinasikan dan mengkombinasikan ulang skema yang talah dipelajari sebelumnya dengan cara yang 34 terkoordinasi. Bayi dapat melihat pada suatu benda dan meggenggamnya secara serentak. Reaksi sirkuler tersier, pencarian, dan keingintahuan (tertiary circular reaction, novelty, and curiosity) ialah subtahap sensoris-motorik kelima Piaget, yang berkembang antara usia 12 dan 1 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin tergugah minatnya oleh berbagai hal yang ada pada bendabenda itu dan oleh banyaknya hal yang dapat mereka lakukan pada bendabenda itu. Internalisasi skema (internalization of schemes) ialah subtahap sensorismotorik keenam Piaget, yang berkembang antara usia 18 dan 24 bulan. Pada subtahap ini, fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensorismotorik murni menjadi suatu taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif. b. Ketetapan benda Ketetapan benda (object permanence) ialah istilah Piaget bagi salah satu pencapaian yang paling penting pada seorang bayi yaitu pemahaman bahwa benda-benda dan peristiwa-peristiwa masih tetap ada dan terus berlangsung walaupun benda-benda dan peristiwa-peristiwa itu tidak dapat didengar, dilihat atau disentuh secara langsung. Misalnya, ketika seorang bayi melihat reaksi suatu benda atau peristiwa yang menarik perhatian dijauhkan dari bayi. Kalau bayi tidak memperlihatkan reaksi, itu dianggap mereka yakin benda itu tidak ada lagi. Sebaliknya, kalau bayi terheran-heran atas hilangnya benda itu dan mencari benda itu, hal ini berarti mereka yakin benda itu tetap ada. 3.4.2 Habituasi Habituasi adalah suatu proses pembiasaan. Biasa mendengar suara, biasa melihat suatu benda atau rngsangan lain, bahkan sedemikian biasanya sehingga kita kehilangan minat terhadap rangsangan tersebut lalu mengurangi tanggapan kita. Karena habituasi menyangkut perubahan perilaku yang didasarkan kepada pengalaman, maka bentuk belajar semacam ini adalah bentuk belajar yang 35 sederhana. Contohnya, apabila bayi yang baru lahir pada waktu sedang menyusu mendengar bunyi suara tertentu (bunyi bel misalnya), ia akan kaget lalu berhenti menyusu sampai suara itu hilang. Namun jika hal ini diulang-ulang, lama kelamaan ia akan terbiasa dan tetap menyusu walaupun mendengar suara bel itu. Suara bel tidak lagi mengagetkan dan menyebabkan bayi menghentikan kegiatannya. Kapasitas untuk habituasi meningkat pada 10 minggu pertama di awal kehidupan. Karena habituasi dikaitkan dengan perkembangan yang normal, maka ada atau tidak adanya habituasi serta saat kemunculannya dapat dijadikan ukuran perkembangan bayi saat itu maupun perkembangannya di masa yang akan datang. 3.4.3 Perkembangan Konseptual Imitasi Kemampuan imitasi atau menirukan perilaku orang lain pada bayi telah muncul sejak lahir. Berbagai percobaan telah membuktikan hal tersebut. Misalnya, bayi berusia 12-21 hari dapat menirukan cibiran orang dewasa. Atau bayi berusia 12 minggu dapat menirukan suara orang dewasa tertentu atau gerakan tangan orang dewasa pada waktu ia berusia 6 bulan bahkan menirukan garak-gerik muka orang dewasa (menjulurkan lidah) pada 72 jam pertama kehidupan Imitasi yang ditunda (deffered imitation) ialah imitasi yang terjadi setelah suatu penundaan waktu berjam-jam atau behari-hari. Misalnya, bayi berusia 9 bulan dapat meniru tindakan-tindakan yang mereka lihat dilakukan 24 jam sebelumnya. 3.4.4 Perkembangan Bahasa Seperti layaknya anak-anak, remaja, dan manusia dewasa, bayi telah dapat berkomunikasi sejak ia baru lahir. walaupun bahasanya belum serupa dengan bahasa kita. Namun, bahasa bayi, atau yang sering juga disebut baby talk, umumnya dapat dimengerti dengan mudah selama orangtua mau meluangkan waktu untuk mempelajarinya. 36 a. Kemampuan Bicara Pralinguistik Sebelum bayi mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, ia telah mampu mengeluarkan suara-suara yang berbentuk tangisan, mendengkut, meraban, meniru bunyi secara tak sengaja, dan sengaja meniru bunyi. Suara-suara itu disebut kemampuam pralinguistik. Menangis merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi bagi bayi yang baru lahir. Bagi orangasing, tangisan bayi terdengarnya sama saja. Tidak demikian halnya bagi ibu si bayi. Ia dapat membedakan mana tangisan karena lapar, tangisan karena sakit atau tangisan sekedar manja saja. Setelah 6 minggu bayi akan mendekut bila ia senang. Dan pada usia usia 6 bulan ia mulai meraban ,mengulang-ulang bunyi suara sederhana yang didengarnya.pada usia 9-10 bulan, anak akan meniru berbagai bunyi walaupun tanpa mengerti artinya. b. Kemampuan bicara linguistik Pada umumnya anak mulai berbicara pada usia satu tahun. Kata-kata pertama anak merupakan pertanda dimulainya kemampuan bicara linguistik, yaitu penggunaan bahasa ujaran untuk menyampaikan pengertian. Tetapi kata-kata itu masih sangat sederhana dan satu kata itu sendiri masih mempunyai beberapa arti jika anak mengatakan “bu-bu”, dapat saja berarti “ibu, saya haus”, tetapi dapat pula digunakan untuk menyatakan “ibu, kaki saya gatal”. Jadi, satu kata dapat memiliki arti yang berbeda tergantung kepada pikiran anak saat itu. Berbicara semacam ini disebut holofrase karena mengekspresikan pemikiran yang lengkap dengan menggunakan satu kata. Dengan bertambahnya usia, kemampuan bahasa makin meningkat dan kalimat tidak hanya terdiri dari dua kata saja . 3.4.5 Intelegensi dan Tes Intelegensi pada Bayi Setiap anak mempunyai perkembangan yang berbeda sesuai dengan kemampuan masing-masing. Perbedaan individual dalam perkembangan kognitif 37 anak pada umumnya diteliti dengan menggunakan skala perkembangan atau dengan tes intelegensi. Skala perkembangan atau tes intelegensi yang digunakan untuk bayi lebih banyak bersifat non-verbal. Skala perkembangan bayi misalnya, lebih banyak menekankan pada asesmen perkembangan persepsi motorik anak dan mengukur interaksi sosial anak. Kontributor pertama yang paling penting bagi pelaksanaan tes perkembangan bayi ialah Arnold Gesell (1934). Versi tes Gesell yang sekarang digunakan ini memiliki empat kategori perilaku: motorik, bahasa, daya adaptif, dan interaksi personal-sosial. Development quotient (DQ) ialah skor perkembangan keseluruhan yang meliputi subskor pada bidang motorik, bahasa dan daya adapatif, dan interaksi personal-sosial dalam pengukuran bayi Gesell. Skala perkembangan bayi Bayley (Bayley Scales of Infant Development), yang dikembangkan oleh Nancy Bayley (1969), digunakan secara luas dalam pengukuran perkembangan bayi. Versi terbaru memiliki tiga komponen: skala mental, skala motorik, dan profil perilaku bayi. Tidak seperti Gesell, yang skalanya dimotivasi oleh alasan klinis, Bayley ingin mengembangkan skala yang dapat memperlihatkan perilaku bayi dan meramalkan perkembangan kemudian. 3.5 Perkembangan Emosi dan Sosial Perkembangan emosi dan sosial merupakan dasar perkembangan dan kepribadiaan anak kelak. Emosi, yang kehadirannya jauh lebih awal dari kemampuan berbahasa maupun kemampuan kognitif anak merupakan alat untuk berkomunikasi pada masa bayi ini. Hubungan emosional yang dibentuk oleh bayi selama masa ini dengan orang-orang yang dekat dengannyalah yanga akan mempengaruhi cara ia berinteraksi dengan orang lain dimasa yang akan datang. Pengalaman sosial pada masa dini adalah pengalaman terpenting, dan masa bayi adalah periode yang peka untuk perkembangan kepribadian. Perkembangan emosi dan sosial bayi meliputi emosi bayi, tempramen, kelekatan (attachment) dan perkembangan sosial anak. 38 3.5.1 Emosi Bayi Beberapa saat setelah kelahiran, bayi dapat menunjukan minat, sedih, muak dan tersenyum. Dibawah ini akan diperlihatkan sekilas pintas perkembangan emosi bayi sejak lahir hingga usia 1 tahun. 0-1 bulan Bayi relatif tidak responsif, jarang bereaksi terhadap rangsangan luar. Namun pada usia ini bayi sudah dapat menangis . karena menangis adalah mekanisme yang paling penting yang dikembangkan oleh bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunianya. Hal ini benar karena tangisan pertama bayi membuktikan adanya adanya udara dalam paru-paru bayi. Tangisan juga dapat membantu dokter atau peneliti untuk meneliti sesuatu tentang sistem syaraf pusat. Bayi memiliki tiga tipe tangisan, yaitu : Tangisan Dasar (basic cry), yaitu suatu pola berirama yang biasanya terdiri dari satu tangisan yang diikuti oleh diam sesaat diteruskan oleh satu siulan kecil pendek dengan nada agak lebih tinggi dibandingkan dengan tangisan utama lalu diakhiri dengan istirahat singkat lain sebelum tangisan berikutnya. (hal yang mendorong adalah karena rasa lapar). Tangisan Kemarahan (anger cry), yaitu suatu variasi dari tangisan dasar. Akan tetapi didalam tangisan kemarahan lebih banya udara dikeluarkan. Tangisan kemarahan “mendapatkan namanya” dari ibuibu yang menyimpulkan kegusaran dan kemarahan dari tangisan itu. Tngisan Kesakitan (pain cry), yang dirangsang oleh rangsangan yang intensitasnya tinggi. Lalu dalam arti ada suatu kemunculan tangisan keras yang tiba-tiba tanpa rintihan/erangan pendahuluan dan suatu tangisan awal yang panjang yang diikuti oleh suatu upya menarik nafas cukup lama. Kebanyakan orang tua dan orang dewasa pada umumnya dapat menentukan apakah bayi memperlihatkan kemarahan atau kesakitan. Namun apakah tangisan bayi harus diberi perhatian atau bayi harus dibujuk atau apakah ini akan memanjakan bayi? 39 John Watson (1928) berpendapat bahwa orang tua menghabiskan terlalu banyak waktunya untuk merespon bayi yang sedang menangis. Ia mengatakan, sebagai konsekuensinya orang tua sebenarnya memberi hadiah pada bayinya yang sedang menangis dan meningkatkan terjadinya tangisan. Karena itu munculah kontroversi atas isu apakah orang tua seharusnya merespon tangisan bayi. Akan tetapi, banyak ahli perkembangan semakin gencar mengajukan pendapat bahwa bayi tidak boleh dimanjakan pada tahun pertama kehidupanya dan mereka berpendapat bahwa orangtua harus segera menenangkan bayi yang sedang menangis daripada tidak diberi respon sama sekali. Dengan demikian bayi akan cenderung mengenbangkan suatu rasa percaya dan secure attachmentdengan pengasuhnya pada tahun pertama kehidupan bayi. 1-3 bulan Bayi terbuka terhadap rangsangn. Mereka mulai memperlihatkan minat dan rasa ingin tahu dan suka tersenyum terhadap orang lain. Senyuman adalah perilaku afektif komunikatif bayi yang juga penting. Ada dua tipe senyuman pada bayi, yaitu : Senyuman refleksif (reflexsive smile) tidak terjadi sebagai respon terhadap rangsangan dari luar. Senyuman ini tampak selama bulan pertama setelah kelahiran, biasanya selam terjadinyav pola tidur yang tidak teraturdan bukan ketika bayi sedang dalam keadaan terjaga. Senyuman sosial (social smile) terjadi sebagai respon terhadap suatu rangsangan dari luar yaitu pada awal perkembangan, khususnya sebagai respon terhadap wajah yang ia lihat. 3-6 bulan Bayi dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi, dan dapat kecewa bila hal tersebut tidak terlaksana. Kekecewaan diungkapkan dalam bentuk kemarahan atau kewaspadaan. Mereka sering tersenyum, mendekut, dan tertawa. Saat ini adalah saat membangun hubungan sosial dan hubungan timbale balik antara bayi dan pengasuhnya. 40 7-9 bulan Bayi mulai main “permainan sosial” dan mencoba memperoleh tanggapan dari orang lain. Mereka “berbicara”, menyentuh dan membujuk bayi lain agar mau menanggapinya. Mereka dapat mengekspresikan berbagai macam emosi, memperlihatkan kegembiraan, rasa takut, rasa marah dan keheranan. 9-12 bulan Bayi sangat asyik bersama pengasuh utamanya, mulai takut terhadap orang asing, dan berlaku lunak terhadap situasi baru. Pada usia 1 tahun mereka dapat lebih jelas mengomunikasikan emosi mereka, memperlihatkan suasana hati, dan gradasi perasaanya. 3.5.2 Tempramen Jika kita perhatikan, setiap bayi itu berbeda. Ada yang penggembira, ada yang mudah sedih, ada yang tidak terlalu tanggap terhadap rangsangan emosi dan sebagainya. Dalam beberapa hal lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap pembentukan emosi anak. Namun, kebanyakan bayi sudah sejak dini memperlihatkan gambaran emosi atau sifat-sifat yang menetapsampai ia dewasa kelak, hal mana mengisyaratkan adanya suatu komponen biologis dalam kepribadian anak. Bayi dengan usia dibawah b minggu sudah dapat memperlihatkan perbedaan emosi masing-masing individu yang kelak akan membentuk bagian terpenting dari kepribadiaan mereka. Ciri-ciri reaksi emosi yang berlainan itu berakar dari perbedaan tempramen yang dimilik setiap individu, yaitu gaya atau cara seseorang mendekati atau bereaksi terhadap orang lain atau terhadap berbagai situasi. Jadi tempramen adalah tentang bagaimananya suatu perilaku. Dengan perkataan lain bukan mengenai apa yang dilakukan oleh seseorang atau mengapa orang melakukan tindakan itu melainkan bagaimana tindakan itu dilaksanakan. Thomas, Chess dan Birch (A. Thomas, Chess & Birch. 1984) menyatakan bahwa ada 9 komponen dalam tempramen : 41 1. Tingkat aktivitas 2. Ritmisitas atau keteraturan 3. Pendekatan atau penarikan diri 4. Adaptabilitas 5. Ambang kemauan mendengarkan 6. Intensitas reaksi 7. Kualitas suasana hati 8. Kemudahan mengalihkan perhatian 9. Rentang perhatian dan persistensi Dengan pola tempramen tersebut kebanyakan anak dapat digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu : Anak yang mudah, yaitu anak-anak yang memiliki tempramen yang menyenangka, mempunyai ritme biologis yang teratur, dan mempunyai kesiapan untuk menerima pengalaman baru. Ciri-cirinya : 1) Tanggapannya baik terhadap pengalaman baru dan perubahan 2) Cepat mengikuti aturan jadwal tidur dan makan 3) Tersenyum pada orang asing 4) Gampang makan makanan yang baru dikenal 5) Dapat menerima frustasi tanpa banyak rewel. Anak yang sulit, yaitu anak yang bertempramen mudah marah, ritme biologisnya tidak teratur, dan tegang menghadapi situasi baru. Ciri-cirinya: 1) Jadwal makan dan tidur tidak teratur 2) Lambat menerima makanan yang baru dikenal 3) Curiga terhadap orang asing 4) Sering kali menangis keras dan juga tertawa keras Anak yang lambat untuk memulai, anak yang tempramennya sedangsedang saja, yang ragu-ragu untuk menerima pengalaman baru. Ciricirinya : 1) Tanggapanya lambat terhadap pengalaman baru dan perubahan 2) Tidur dan makan lebih teratur dari anak yang sulit tetapi kurnag teratur dari anak yang mudah. 42 3) Dapat menyukai rangsangan-rangsangan baru secara bertahap. 3.5.3 Kelekatan ( Attachment) Perkembangan sosial anak dengan adanya hubungan antara anak dengan anggota keluarga (terutama keluarga). Dan didalam sistem keluarga inilah pengalaman yang terpenting dirasakan oleh anak yaitu terjadinya proses kelekatan. Dan kelekatan itu lebih bersifat kelekatan secara emosional. John Bowlby menjelaskan bahwa kelekatan emosional adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan adanya ikatan afeksional yang kuat yang mengikat seseorang dengan orang yang dekat dengannya. Kelekatan emosional antara ibu dan anak sebenarnya sudah mulai dibentuk oleh ibu atau ayah sesaat setelah kelahiran. Dari hasil penelitian, waktu yang tepat itu adalah 6-12 jam setelah kelahiran karena masa itu adalah periode sensitif untuk terbentuknya ikatan emosional. Ikatan terjadi karena adanya kontak fisik secara langsung. 3.5.4 Perkembangan Sosial Walaupun keluarga adalah pusat lingkungan sosial bayi tetapi bayi tetap berminat pada orang-orang diluar lingkungan keluarganya. Perkembangan sosial yang juga merupakan dasar pembentukan kepribadian telah dimulai sejak awal kehidupan. Bahwa mereka dapat mengadakan hubungan sosial terlihat dari reaksi anak terhadap suara atau tangisan bayi lain. Minat bayi pada bayi lain berubah-ubah tergantung pada prioritas perkembangannya. Pada bulan-bulan pertam kehidupannya bayi sangat berminat pada bayi lain dan berespon terhadap mereka seperti responnya terhadap ibunya sendiri; melihat; tersenyum dan mendekut. Pada usia 6 bulan sampai 1 tahun ia makin sering tersenyum, suka menyentuh dan meraban. Apalagi jika mereka tidak terganggu dengan hadirnya orang dewasa atau mainan. Pada usia lebih kurang 1 tahun ketika tugas perkembangan mereka yang utama adalah belajar berjalan, maka perhatian mereka lebih banyak kepada mainan ketimbang anak lain. 43 Sama halnya dengan tempramen ternyata terdapat perbedaan individual dalam perkembangan sosial anak yang telah dimulai sejak dini. Anak yang secara konsisten selalu didekati oleh anak lain adalah anak yang tidak terlampau asertif tetapi selalu membalas perhatian yang diberikan anak lain. Perkembangan sosial harus diikuti dengan kontrol diri dan kemapuan untuk mengatur diri sendiri. 44 BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Pertumbuhan manusia merupakan satu proses yang berlaku terus- menerus. Pertumbuhan dan perkembangan manusia berlaku dengan pesat di dalam rahim. Sperma daripada air mani bapaknya bercantum dengan telur atau ovum daripada ibu lalu membentuk zigot dan seterusnya berkembang sebagai embrio dan janin. Banyak sekali yang mempengaruhi perkembangan bayi terutama pada masa prenatal atau masa sebelum kelahiran. Perkembangan bayi tidak hanya sampai pada proses kelahiran, tetapi juga meliputi perkembangan-perkembangan lain seperti perkembangan fisik, kognitif, intelegensi, bahasa, motorik dan sosial emosi. Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. 45