Berikut ini adalah kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Agama Islam
Bab 8
Pendidikan dan Kompetensi
Fakultas
Program Studi
Teknik
Teknik Elektro
E-Learing
10
Kode MK
Disusun Oleh
90002
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Abstrak
Kompetensi
Pendidikan
adalah
pembelajaran
pengetahuan,
keterampilan,
dan
kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke
generasi
berikutnya
melalui
pengajaran,pelatihan, atau penelitian
atau secara otodidak. Pendidikan
berbasis kompetensi menekankan pada
kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu jenjang pendidikan
Mahasiswa
diharapkan
mampu
mengetahui arti Pendidikan dan
kompetensi untuk Menghasilkan lulusan
yang mampu berkompetisi di tingkat
global, yang memiliki kompetensi
personal religius, kompetensi sosial
religius dan kompetensi professionalreligius.
Pengantar
1. Pendidikan dan Kompetensi
Pendidikan dan kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar
kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi
menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan
suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan
kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan
modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada
kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis
kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat
global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem
penilaian berbasiskan kompetensi.
Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di pundak
pendidik terletak tanggung jawab yang amat besar dalam mengantarkan peserta didik kearah
tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan kultural
transition yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara kontinu, sebagai sasaran vital
bagi membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia. Tugas guru sebagai pendidik
merupakan hal yang sangat mulia di sisi Allah SWT dan mendapatkan penghargaan yang
tinggi.
Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang
membedakan dari orang lain. Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan sifat yang akan
menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Menurut paradigma Jawa, pendidikan
diidentikan dengan guru (gu dan ru) yang berarti “digugu dan ditiru”.Untuk menjadi pendidik
yang
professional
sesungguhnya
bukanlah
hal
yang
mudah
karena
harus
memiliki kompetensi yang handal. Pendidik juga dituntut untuk mengetahui kode etik
sebagai pendidik dimana kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan
kemanusiaan (hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik, orang tua peserta
didik, serta dengan atasanya.
2016
2
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
A. Pengertian Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Dalam Kamus Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa pendidik adalah orang yang
mendidik. Dalam pengertian yang lazim digunakan, pendidik adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan
memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan
sebagai makhluk individu yang mandiri.
Pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut
adalah orang tua (ayah dan Ibu) anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan oleh dua hal :
pertama, karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua
anaknya, dan karena itu ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya.
kedua, karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap
kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tua juga. Sama
dengan teori pendidikan Barat, tugas pendidik dalam pandangan Islam secara umum ialah
mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi
psikomotor, kognitif, maupun potensi afektif.
Pendidik mencangkup pula guru, dosen, dan guru besar. Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Adapun dosen adalah
pendidik
professional
dan
ilmuan
dengan
tugas
utama
mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Guru besar atau professor
yang selanjutnya disebut professor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang
masih mengajar dilingkungan satuan pendidikan tinggi.
Dalam Islam, pendidik memiliki beberapa istilah seperti muallim, muaddib,
murabbi dan ustad:
1) Muallim: Istilah ini lebih menekankan posisi pendidik sebagai pengajar dan penyampai
pengetahuan dan ilmu
2) Muaddib: istilah ini lebih menekankan pendidik sebagai Pembina moralitas dan akhlak
peserta didik dengan keteladanan
2016
3
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3) Murabbi: istilah ini lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan baik dalam
aspek jasmaniah maupun ruhaniah
4) Ustad: istilah ini merupakan istilah umum yang sering dipakai dan memiliki cakupan
makna yang luas yang sering disebut sebagai guru.
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan
sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi
lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan
teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan.
Pengertian Pendidikan menurut beberapa sumber.
Pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat
imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan
mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang
pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
2016
4
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus
(abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang
secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam
alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Sifat Pendidik
Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang
membedakan dari orang lain. Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan sifat yang akan
menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas tersebut kemudian akan
teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan perbuatannya. Dalam hal ini, an-Nahlawi
membagi karakteristik pendidik muslim kepada beberapa bentuk, yaitu :
a) Mempunyai watak dan sifat rubbaniyah yang terwujud dalam tujuan, tingkah laku, dan
pola pikirnya.
b) Bersifat ikhlas, melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata utuk mencari
keridhaan Allah dan menegakkan kebenaran.
c) Bersifat sabar dalam mengajarakan berbagai pengetahuan kepada peserta didik.
d) Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.
2016
5
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e)
enantiasa membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus mendalami dan
S
mengkajinya lebih lanjut.
f) Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Sesuai dengan prinsip-prinsip
penggunaan metode pendidikan.
g) Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak, dan profesional.
h) Mengetahui kehidupan psikis peserta didik.
i) Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang dapat mempengaruhi
jiwa, keyakinan atau pola pikir peserta didik.
j) Berlaku adil terhadap peserta didiknya.[12]
Sedangkan menurut Muhammad Athiyah Al-Abrosyi menyebutkan tujuh sifat yang
dimiliki oleh seorang pendidik Islam :
a)
Bersifat zuhud, dalam arti tidak menggunakan kepentingan materi dalam pelaksanaan
tugasnya, namun mementingkan perolehan keridhoan Allah.
b) Berjiwa bersih dan terhindar dari sifat atau akhlak buruk, dalam arti bersih secara fisik
atau jasmani dan bersih secara mental dan rohani, sehingga dengan sendirinya terhindar
dari sifat atau perilaku buruk.
c) Bersikap ikhlas dalam melaksanakan tugas mendidik
d) Bersifat pemaaf
e) Bersifat kebapaan, dalam arti ia harus memposisikan diri sebagai pelindung yang
mencintai muridnya serta selalu memikirkan masa depan mereka.
f) Berkemampuan memahami bakat, tabiat dan watak peserta didik
g) Mengusai bidang studi atau bidang pengetahuan yang akan dikembangkan atau
diajarkan.
2016
6
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Pengertian Kompetensi
Berdasarkan teori secara umum kompetensi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap
peran, perbuatan, prestasi serta pekerjaan seseorang.
Ada lima tipe kompetensi, yaitu :
1. Motif; Yaitu sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berpikir secara konsisten atau
keinginan untuk melakukan suatu aksi. Contoh seseorang yang mempunyai motivasi akan
menentukan tantangan untuk dirinya sendiri, dan bertanggung jawab dalam mencapai
tantangan tersebut dan mengadakan suatu perbaikan dalam pelaksanaannya.
2. Pembawaan; Yaitu karakteristik fisik yang merespon secara konsisten berbagai situasi
dan informasi. Contoh: reaksi terhadap waktu dan sudut pandang yang baik adalah
kompetensi bawaan dari seseorang pilot pesawat tempur.
3. Konsep Diri. Yaitu suatu tingkah laku, nilai atau citraan ( image ) seseorang. Contoh :
percaya diri, apabila seseorang percaya diri akan lebih efektif dalam menghadapi situasi.
4. Pengetahuan. Yaitu suatu informasi khusus yang dimiliki seseorang dalam memahami
suatu informasi.
5. Keterampilan. Yaitu kemampuan untuk melakukan tugas secara fisik atau mental.
Contoh; Seorang dokter gigi memiliki kemampuan fisik dalam menambal gigi tanpa
merusak syaraf.
MENGAPA HARUS KOMPETENSI
Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan cepat serta mendunia di bidang informasi
dan teknologi dalam dua dasar warsa terakhir telah berpengaruh pada beradaban manusia
melebihi jangkauan pemikiran sebelumnya.
Untuk mencapai kehidupan damai, sejahtera dan diperhitungkan dalam masyarakat dunia
diperlukan pemaknaan baru tentang kesejahteraan bangsa. Dengan dimilikinya ketiga hal
tersebut maka akan lebih mudah bagi bangsa Indonesia untuk mengejar ketinggalan dari
bangsa - bangsa lain. Tingginya daya saing memerlukan kompetensi yang tinggi pula
karena dalam abad pengetahuan ini pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan kompetensi sumber daya manusia.
2016
7
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Globalisasi dan kemajuan informas, komunikasi dan teknologi menyebabkan fenomena
perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Pasar bebas, kemampuan bersaing,
kemampuan penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi makin penting untuk
kemajuan satu bangsa.
Pada abad pengetahuan ini diperlukan masyarakat berpengetahuan yang belajar sepanjang
hayat sehingga tidak seorangpun dibolehkan untuk tidak memperoleh pengetahuan dengan
standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan serta keterampilan yang harus dikuasai oleh
masyarakat sangat beragam dan berkualitas.
BAGAIMANA MENYUSUN KOMPETENSI
Pertama - tama yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengembangan pemilikan
kompetensi merupakan proses yang sangat penting. Penyajian kompetensi yang baik harus
dapat mengubah kecakapan berpikir, bekerja dan berprestasi seseorang. Dalam menyusun
kurikulum perlu adanya perubahan penekanan pola pikir dan pola tindakan dari APA
YANG HARUS DIPELAJARI PESERTA DIDIK ? berubah menjadi BAGAIMANA
MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK ?.
Bila perubahan ini kita hayati maka diperlukan persiapan yang memadai untuk menyusun
kompetensi. Penyusun memerlukan pengumpulan informasi dari berbagai sumber,
termasuk nara sumber terutama dari masyarakat dan dunia kerja, buku - buku
perpustakaan atau referensi lain.
Dalam penyusunan kompetensi diperlukan penggunaan kata kerja yang signifikan. Untuk
itu mengunakan taksonomi Bloom, Kratwohl dan Anderson dalam menyusun kompetensi
masih dapat dilakukan.
Perinsip - perinsip pengembangan kompetensi antara lain:
1. Meluas ( broad ) sehingga peserta didik memperoleh kesempatan yang luas untuk
mengembangkan pengalaman tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai nilai yang berkaitan dengan etika, estitika, logika serta kinestetika pada saat belajar.
2. Seimbang ( balanced ) dimana setiap kompetensi perlu dapat dicapai melalui alokasi
waktu yang cukup untuk pembelajaran yang efektif.
2016
8
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Relevan dimana setiap kompetensi terkait dengan penyiapan peserta didik untuk
meningkatkan mutu kehidupan melalui kesempatan,pengalaman serta latihan etika
berperan dan bersikap secara bertanggung jawab dalam mewujudkan kedewasaan.
RINGKASAN
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai - nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir serta bertindak. ( Depdiknas, 2004 ). Kompetensi dikembangkan untuk
memberkan keterampilan dan keahlian berdaya saing serta berdaya suai untuk bertahan hidup
dalam perubahan ketentangan, ketidak tentuan dan kerumitan dalam kehidupan.
Untuk mewujudkan pendidik yang professional sekaligus yang berkompeten dalam
pendidikan Islam, didasari dari tuntutan Nabi Saw karena beliau satu-satunya pendidik yang
paling berhasil dalam rentang waktu yang singkat, sehingga diharapkan dapat mendekatkan
realitas pendidik dengan yang ideal (Nabi Saw). Keberhasilan Nabi Saw, sebagai pendidik
didahului oleh bekal kepribadian (personality) yang berkualitas unggul ini ditandai dengan
kepribadian Rasul yang dijuluki Al-Amin yakni orang yang sangat jujur dan dapat dipercaya,
kepedulian Nabi terhadap masalah-masalah sosial religius, serta semangat dan ketajamannya
dalam iqro’ bismirobbik. Kemudian beliau mampu mempertahankan dan mengembangkan
kualitas iman dan amal saleh, berjuang dan bekerja sama menegakkan kebenaran (QS. alAsher, al-Kahfi:20), mampu bekerja sama dalam kesabaran (QS. al-Asher: 3, al-Ahqaf:35,
ali-Imran:200).
Berikut ini adalah kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam :
1) Kompetensi Personal-Religius
Kemampuan dasar (kompetensi) yang pertama bagi pendidik adalah menyangkut
kepribadian agamis, artinya pada dirinya melekat nilai-nilai lebih yang akan
diinternalisasikan kepada peserta didiknya. Misalnya nilai kejujuran,musyawarah,
kebersihan, keindahan, kedisiplinan, ketertiban dan sebagainya. Nilai tersebut perlu
dimiliki pendidik sehingga akan terjadi transinternalisasi (pemindahan penghayatan nilainilai) antara pendidik dan anak didik baik langsung maupun tidak langsung atau setidaktidaknya terjadi transaksi (alih tindakan) antara keduanya.
2016
9
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Kompetensi Sosial-Religius
Kemampuan dasar kedua bagi pendidik adalah menyangkut kepeduliannya terhadap
masalah-masalah sosial selaras dengan ajaran Islam. Sikap gotong royong, tolong
menolong, egalitarian (persamaan derajat antara sesame manusia), sikap toleransi dan
sebagainya juga perlu dimiliki oleh pendidik untuk selanjutnya diciptakan dlam suasana
pendidikan Islam dalam rangka transinternalisasi sosial atau transaksi sosial antara
pendidik dan anak didik.
3) Kompetensi Profesional-Religius
Kemampuan dasar yang ketiga ini menyangkut kemampuan untuk menjalankan tugasnya
secara professional dlam arti mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya
kasus serta mampu mempertanggung jawabkan berdasarkan teori dan wawasan
keahliannya dalam perspektif Islam.
Simpulan
1. Dalam Kamus Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa pendidik adalah orang yang
mendidik. Dalam Islam, pendidik memiliki beberapa istilah seperti muallim, muaddib,
murabbi dan ustad.
2. Pendidik adalah bapa Ruhani (Spiritual Father) bagi peserta didik, yang memberikan
santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk.
Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam Islam.
3. Dalam paradigma Jawa, pendidikan diidentikan dengan guru (gu dan ru) yang berarti
“digugu dan ditiru”. Pengertian ini diasumsikan bahwa tugas guru tidak sekadar
mentransformasikan ilmu, tapi juga bagaimana ia mampu mengiternalisasikan ilmunya
pada peserta didiknya.
4. Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang
membedakan dari orang lain yang tidak terlepas dari syarat-syarat sebagai pendidik.
Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas
kepribadiannya. Totalitas tersebut kemudian akan teraktualisasi melalui seluruh perkataan
dan perbuatannya.
5. Untuk menjadi pendidik yang professional sesungguhnya harus memiliki beberapa
kompetensi diantaranya: kompetensi personal-religius, kompetensi sosial-religius, dan
kompetensi professional-religius.
2016
10
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Pendidikan berbasis kompetensi lebih menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimana sesorang memiliki kompetensi tertentu apabila ia bukan hanya
sekedar tahu tentang sesuatu itu, tetapi bagaimana implikasi dan implementasi
pengetahuan itu dalam pola perilaku dalam kegiatan yang ia lakukan.
2016
11
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Athiyah al-Abrasyi, Muhammad.1987. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang
Bukhari, Umar.2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Sinar Grafika Offset
Hasan Fahmi, Asma.1979. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang
Jusuf Mudzakir dan Abdul Majid. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Marno. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran. Ar-ruz Media. Yogyakarta
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam, cet. I. Jakarta: Kencana
Rosyadi, Khoron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Samsul Nizar dan Al-Rasyidin. 2005. Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press
Syar’i, Ahmad. 2005. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Firdaus
Tafsir, Ahmad.1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
2016
12
Pendidikan Agama Islam
Alimudin, S.Pd.I, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download